DISUSUN OLEH :
NAMA : ALFIAN HARIADI
NIM :482011805005
KELAS : 4A
DOSEN PEMBIMBING :SAIFUL BAHRI Ssi., S.Farm., M.Si., Apt
S1 FARMASI
STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
ABSTRAK
Syzygium jambos (jambu mawar) merupakan salah satu tumbuhan tropis khas
Indonesia. Tumbuhan ini secara empiris telah digunakan sebagai tumbuhan obat dari
Indonesia masih terbatas.Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi
senyawa fenolik dari bagian daun S. jambos asal Purwokerto. Proses ektraksi daun S. jambos
dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Fraksinasi dan pemurnian ektrak
menggunakan metode kromatografi vakum cair dan kromatografi gravitasi. Identifikasi isolat
dilakukan menggunakan metode spektroskopi H-NMR dan C-NMR. Berdasarkan hasil
isolasi yang dilakukan telah diperoleh satu senyawa fenolik yaitu asam anakardat dengan
rantai samping alkil diena. Kata Kunci: Syzygium jambos, senyawa aktif, asam anakardat
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan yang jumlahnya mencapai 28.000 jenis
dan diketahui 7.000 jenis bermanfaat sebagai obat. Suatu tumbuhan dapat berfungsi
sebagai obat karena adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki
aktivitas farmakologi tertentu. Salah satu tanaman tropis khas Indonesia yang telah
digunakan sebagai obat tradisional adalah jambu mawar (Syzygiumjambos L. (Alston))
dari suku Myrtaceae (Pramono, 2002; Saifudin, 2014).
S. jambos secara empiris digunakan sebagai agen diuretik pada pengobatan
reumatoid, penurun panas, sakit gigi, rematik dan penyakit saluran cerna (Sharma et al.,
2013; Morton et al., 1987). Isolasi S. jambos asal Mesir yang dilakukan oleh Ghareeb et al.
(2017) menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Sharma et al. (2013) telah melakukan
isolasi S. jambos asal Afrika Selatan dan menguji efek antiinflamasi dan antibakteri
terhadap Propionibacterium acnes. Isolasi yang dilakukan menunjukkan adanya senyawa
skualen, asam ursolat, asam anardat, mirsetin, mirisitrin, dan asam galat.
Penelitian S. jambos asal Indonesia belum banyak dilakukan dan hanya terbatas
pada ekstrak (Ramadhania et al., 2017). Sedangkan perbedaan wilayah tumbuh
mengakibatkan kandungan senyawa serta aktivitas farmakologi yang dimiliki tanaman
berbeda-beda (Widyastuti, 2000). Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi senyawa aktif dari daun S.jambos yang berasal dari Purwokerto.
METODOLOGI PENELITIAN
B. Prosedur Kerja
1. Pengambilan sampel
Daun Syzygium jambos diperoleh dari koleksi kebun Botani Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, dan
diidentifikasi sebagai tanaman Syzygium jambos
2. Pembuatan simplisia
Daun tanaman S. jambos sebanyak 2,5 kg dilakukan sortasi basah untuk
dipisahkan dari pengotornya. Daun dicuci, ditiriskan, kemudian dipotong menjadi bagian
yang lebih kecil. Selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari.
Daun S. jambos yang sudah kering diblender dan diayak dengan ayakan 40 mesh sehingga
didapatkan serbuk simplisia kering.
3. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 1,2 kg serbuk kering
dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 1x24 jam dan dilakukan remaserasi
sebanyak dua kali. Filtrat dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator pada
temperatur 60°C sehingga dihasilkan 270 gram ekstrak kental.
5. Identifikasi senyawa
Isolat murni yang diperoleh dikarakterisasi struktur senyawa menggunakan
1
HNMR (500 MHz, Agilent DD2) dan 13C-NMR (125 MHz, Agilent DD2)
dengan pelarut CDC13.
1. Ekstraksi
Serbuk simplisia S. jambos sebanyak 1,2 kg diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 96% selama 1x24 jam. Setelah itu filtrat diambil dan dilakukan
remaserasi sebanyak 2 kali agar senyawa dapat terekstraksi secara sempurna. Metode ini
sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena murah dan mudah
dilakukan serta dapat menghindari kerusakan senyawa yang bersifat termolabil. Etanol
digunakan sebagai pelarut karena merupakan pelarut yang bersifat universal yang mampu
mengikat senyawa baik yang bersifat non polar, semi polar, dan polar yang terkandung dalam
S. jambos (Mukhriani, 2014: Koirewoa et al., 2008). Hasil maserasi dievaporasi
menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 270 g
dengan nilai rendemen 22,5 %.
geseran kimia 90-160 ppm merupakan sinyal karbon dari alkena dan aromatik. Sehingga
sinyal pada 110,7-135,2 ppm diduga merupakan sinyal gugus =CH-alkena atau =CH-
aromatik. Sinyal pada 147,7 ppm dapat berupa gugus karbon kuarterner karena pada rentang
140-160 ppm merupakan daerah khas untuk sinyal-sinyal karbon kuarterner turunan C-
sp2 (gugus alkena, aromatik, turunan gugus karbonil (aldehida, keton, asam karboksilat,
ester), dan imina). Daerah geseran kimia 160-180 ppm merupakan sinyal untuk gugus
karbonil amida, ester dan asam karboksilat. Spektra yang muncul pada daerah tersebut yaitu
pada 163,6 ppm, 171,7 ppm dan 175,6 ppm (Syah, 2016).
Intepretasi hasil spektra 1H dan 13C-NMR senyawa isolat dimungkinkan
merupakan senyawa asam anakardat yang merupakan benzen trisubstitussi dan memiliki
rantai samping berupa gugus alifatik. Rantai samping senyawa anakardat memiliki
beberapa tipe ikatan rangkap dua yaitu monoena (satu ikatan rangkap), diene (dua ikatan
rangkap), dan triena (tiga ikatan rangkap).
Berdasarkan jumlah ikatan rangkap alkil tak jenuh diketahui bahwa senyawa
isolat memiliki kemiripan dominan terhadap rantai alkil tak jenuh dengan dua gugus
alkena (diena), sehingga dimungkinkan senyawa isolat merupakan asam anakardat
diena. Sebagai pembanding, beberapa data 1.H-NMR senyawa alkil tidak jenuh dapat
dilihat pada Tabel 1. Selain itu, isolat memiliki sinyal gugus karbonil pada geseran kimia
175,52 ppm seperti pada senyawa anakardat (Morais et a., 2017). Berdasarkan interpretasi
data spektrum 1H-NMR dan spektrum 13C-NMR dimungkinkan bahwa isolat merupakan
senyawa asam anakardat dengan rantai samping alkil tak jenuh yang memiliki dua
gugus alkena (asam anakardat diena) dengan jumlah atom karbon 15. Namun, dari
spektrum 1H-NMR isolat fraksi juga menunjukkan adanya senyawa asam lemak, yaitu pada
geseran kimia 0,96 ppm, 1,3 ppm dan 4,1 ppm. Menurut literatur senyawa asam lemak
berada pada geseran kimia 0,8-5 ppm (Saifudin, 2014). Penelitian isolasi senyawa asam
anakardat dari S. jambos di Indonesia belum ada yang melaporkan. Namun, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al. (2013) yang melakukan isolasi terhadap S.
Jambos asal Afrika Selatan menunjukkan adanya senyawa asam anakardat yang memiliki
aktivitas penghambatan terhadap bakteri P. acne. Asam anakardat merupakan komponen
utama dari cashew nut shell liquid (cairan kulit kacang mete) yang memiliki alkil fenol
pada strukturnya (Morais et al., 2017). Secara kimia, asam anakardat merupakan
campuran dari beberapa senyawa organik yaitu asam salisilat yang tersubstitusi dengan
rantai alkil baik jenuh maupun tidak jenuh (monoena, diena, dan triena) yang memiliki
15-17 karbon. Rantai alkil panjang asam anakardat berasal dari kondensasi asam lemak
jenuh atau tidak jenuh dan senyawa fenolik yang dihasilkan melalui jalur yang
diturunkan dari asetat-malonat (Dewick, 2004). Asam anakardat telah dilaporkan
memiliki aktivitas farmakologis seperti antibkteri, antioksidan, antiinflamasi dan
antikanker (Hemshekhar et al., 2012).
Tabel 1.Pergeseran kimia (ppm) dari rantai samping senyawa asam anakardat (Morais
et al.,2017)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi, senyawa kimia dari daun S. Jambos
yang berasal dari Purwokerto merupakan senyawa asam anakardat yang memiliki rantai
alkil tak jenuh dengan rantai samping alkil diena.