Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TANIN DARI EKSTRAK AIR KULIT


BATANG KELAPA GADING (Cocos nucifera var. eburnea)

Tresna Lestari, Yusup Sidik


Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRACT

Isolation and identification of tannin compounds from aqueous extract of bark ivory palm
(Cocos nucifera var. Eburnea) have been done. The bark of ivory palm was extracted by infundasi
techniques. The liquid extract was then dried by freeze drying methods and then analyzed with thin
layer crhomathography (KLT) using n-butanol: acetic acid: water (BAA) (4:1:5)as eluent. Eluent
gave three spots with Rf value of 0.51; 0.67; 078. Based on literature and observation under UV
light 254 nm and 366 nm spot with Rf value 0,67 was suggested as tannin compound. Compound
with Rf value 0,67 was then isolated using preparative TLC.The isolate was then identified by UV-
Vis spectrophotometer and infra red spectrophotometer (FTIR). UV-Vis spectrophotometer
analysis showed that isolate has a maximum wavelength of 333 nm. Identification with FTIR
showed specific absorptions of tannin compounds OH-assymmetric stretch (3424.96 cm-1), CH
stretch (2923.56 cm-1), aromatic and benzene stretches (1635,34 cm-1 and 759.816 cm-1) and CO
bond stretch (1130,08 cm-1).

Keyword : bark ivory palm (Cocos nucifera var.burnea), Tannin, Thin-layer chromatography
(TLC), UV-Vis spectrophotometer, FTIR.

ABSTRAK

Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa tanin dari ekstrak air kulit batang kelapa gading
(Cocos nucifera var. eburnea). Ekstraksi kulit batang kelapa gading dilakukan dengan cara
infundasi. Ekstrak cair selanjutnya dikeringkan dengan metode freeze drying. Terhadap ekstrak
selanjutnya dilakukan KLT analitik dengan eluen n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5). Eluen ini
memisahkan tiga bercak noda dengan nilai Rf yaitu 0,51;0,67;0,78. Berdasarkan studi literatur dan
pengamatan dibawah lampu UV 254 nm dan 366 nm bercak dengan nilai Rf 0,67 adalah senyawa
yang diduga tanin. Senyawa dengan Rf 0,67 selanjutnya diisolasi dengan KLT preparatif. Isolat
selanjutnya diidentifikasi dengan spektrofometer UV-Vis dan FTIR. Hasil analisis
spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa isolat memiliki serapan pada panjang gelombang
maksimum 333 nm. Hasil identifikasi dengan spektrofotometer FTIR menunjukan serapan
serapan spesifik dari senyawa tanin seperti rentangan OH asimetri pada bilangan gelombang
3424,96 cm-1, rentang CH pada 2923,56 cm-1, rentangan C=C cincin aromatik pada 1635,34 cm-1
C-O alkohol sekunder pada 1130,8 cm-1 dan benzene pada 759,816 cm-1.

Kata kunci : Kulit batang kelapa gading (Cocos nucifera Var. eburnea), tanin, kromatografi
lapis tipis (KLT), spektrofotometer UV-Vis, FTIR.

PENDAHULUAN Kelapa merupakan tanaman yang


serbaguna, baik untuk keperluan pangan
Kelapa merupakan tumbuhan asli maupun nonpangan. Setiap bagian dari
daerah tropis, yakni daerah yang terletak tanaman kelapa, dari akar hingga pucuk
di sepanjang garis khatulistiwa. Di daun dapat dimanfaatkan untuk
wilayah Indonesia, tanaman kelapa kepentingan manusia. Dalam bidang
dapat ditemukan hampir diseluruh kesehatan ekstrak kulit batang kelapa
provinsi, dari daerah pantai sampai ke diketahui memiliki khasiat antiseptik
daerah pegunungan yang agak tinggi (Dalimartha, 2008).
(Warisno, 2003).
22
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang Ilmu dan Teknologi Hayati Institut


telah dilakukan, diketahui bahwa Teknologi Bandung.
infusum kulit batang kelapa gading
dapat menghambat pertumbuhan Bahan kimia
Candida albicans dan Escherichia coli Aseton, akuades, kloroform, etil
pada konsentrasi 37% v/v (Nuraini, A., asetat, gelatin, formaldehid 3%, natrium
2011). Hasil telaah fitokimia, ekstrak air asetat, HCl pekat, FeCl3 1%, FeCl3 5%,
kulit batang kelapa (Cocos nucifera var. toluen, feri sulfat, asam asetat glasial,
eburnea) diketahui memiliki kandungan asam asetat, n-butanol, metanol, NaOH
senyawa flavonoid, tanin dan kuinon 2M, AlCl3 5%, AlCl3 1%, pelet KBr.
(Fitriady, A., 2011), selain itu diketahui
juga bahwa ekstrak air kulit batang METODE
kelapa gading (Cocos nucifera var. Pembuatan Ekstrak
eburnea) mengandung tanin dalam kadar Kulit batang kelapa gading yang
yang cukup tinggi, yaitu 18,65 % telah dikumpulkan dan dibersihkan,
(Fitriadi A,2011). Senyawa tanin dalam dipotong-potong kecil lalu dikeringkan
ekstrak air kulit batang kelapa gading ini dan kemudian dihancurkan sehingga
berpotensi memiliki aktivitas sebagai menjadi serbuk. Serbuk selanjutnya
antimikroba. diekstraksi dengan metode infundasi.
Tanin merupakan senyawa yang Ekstrak cair yang diperoleh selanjutnya
bersifat polar dan tahan terhadap dikeringkan dengan metode freeze
pemanasan sehingga pada penelitian ini drying.
dilakukan ekstraksi dengan cara
infundasi, tanin selanjutnya diisolasi Isolasi senyawa dengan KLT
dengan metode kromatografi lapis tipis Pada pemisahan dengan KLT
preparatif. Isolat yang diperoleh analitik, sebanyak 1 gram ekstrak hasil
diidentifikasi dengan spektrofotometer freeze drying dilarutkan dengan aseton
UV-Vis yang diperkuat dengan pereaksi air (7:3), kemudian ditotolkan pada pelat
geser serta didukung dengan spektrum KLT silika gel G 60 F254 dengan
hasil dari spektrofotometer FTIR. menggunakan mikrokapiler lebih kurang
1 cm dari tepi bawah pelat KLT,
ALAT DAN BAHAN kemudian dibiarkan kering. Pelat KLT
Alat kemudian ditempatkan pada bejana
Terdiri dari seperangkat alat kromatografi yang berisi eluen. Eluen
kromatografi lapis tipis berupa pelat yang digunakan yaitu n-butanol : asam
KLT silika gel, bejana KLT dan lampu asetat : air dengan perbandingan 4:1:5.
UV 254 dan 366 nm, timbangan analitis, Setelah dielusi sampai garis batas pelat
alat ekstraksi berupa bejana infusa, botol KLT dikeluarkan dari bejana dan
timbang, freeze drying, desikator, cawan dikeringkan, bercak diamati dengan
uap, penangas air, kertas saring, dan sinar ultraviolet pada panjang
alat-alat gelas yang digunakan di gelombang 254 nm dan 366 nm serta
laboratorium. Alat untuk identifikasi penampak bercak FeCl3 1%. Jarak
berupa spektrofotometer UV-Vis dan bercak dari titik penotolan diukur dan
Spektrofotometer FTIR (Fourier dicatat sehingga dihasilkan harga Rf
Transform Infra Red). untuk setiap bercak.
Isolasi senyawa dengan cara yang
Sampel sama menggunakan KLT preparatif
Kulit batang kelapa gading dengan ukuran pelat silika gel GF 254
(Cocos nucifera var.eburnea) yang 10x20 cm. Bercak yang diduga tanin
diambil dari Desa Babakan Kecamatan dikerok dan dilarutkan dalam aseton : air
Ciamis Kabupaten Ciamis yang (7:3 kemudian disentrifus. Isolat berupa
dideterminasi di Herbarium Sekolah supernatan kemudian dipekatkan.

23
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

liter ekstrak cair. Ekstrak cair yang


Uji kemurnian diperoleh selanjunya dikeringkan
Uji kemurnian isolat dilakukan dengan metode freeze drying, dari 3 liter
dengan KLT dua dimensi dengan cara ekstrak cair didapat ekstrak keringnya
menotolkan sampel pada lempeng KLT yaitu sebanyak 29,9 gram. Ekstrak
lalu dikembangkan dengan pertama, kering ini mempunyai warna yang lebih
yaitu aseton. Lempeng selanjutnya pudar dibandingkan dengan ekstrak pada
diangkat, dikeringkan, diputar 90, dan saat sebelum dilakukan pengeringan..
diletakkan ke dalam bejana kromatografi
yang berisi pengembang kedua, yaitu Isolasi senyawa dengan KLT
aseton yang mempunyai kepolaran lebih Sebelum dilakukan pemisahan
tinggi dari metanol. Jika hasil dari senyawa tanin dari ekstrak, terlebih
pengujian hanya menghasilkan satu dahulu dilakukan kromatografi lapis
bercak, maka isolat dapat dikatakan tipis analitik dengan menggunakan eluen
murni (Gholib, 2007). yang terdiri dari campuran beberapa
larutan yaitu n-butanol : asam asetat: air
Identifikasi senyawa dengan perbandingan 4:1:5. Setelah
Identifikasi senyawa tanin diamati di bawah sinar UV 254 nm dan
dilakukan dengan menggunakan 366 nm dapat dilihat bahwa pemisahan
Spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. dengan eluen tersebut menghasilkan tiga
Isolat yang dihasilkan dari KLT. Isolat bercak dengan nilai Rf 0,51; 0,67; 0,78.
dimasukan ke dalam kuvet sebanyak 2 Jika dilihat dari komposisinya, eluen
ml kemudian diamati spektrumnya pada yang merupakan campuran larutan yang
panjang gelombang 200-800 nm. terdiri dari n-butanol : asam asetat : air
Identifikasi dilanjutkan dengan dengan perbandingan 4:1:5 merupakan
penambahan pereaksi geser NaOH 2M, pelarut yang bersifat polar sehingga
AlCl3 5%, AlCl3/HCl, NaOAc/H3BO3. mampu mengelusi beberapa senyawa
Kemudian diamati pergeseran puncak yang juga bersifat polar seperti tanin.
serapannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Identifikasi dilanjutkan dengan dilakukan pada isolasi tanin dari ekstrak
Spektrofotometer FTIR untuk daun belimbing wuluh menggunakan
mengetahui gugus fungsi yang ada eluen yang sama diperoleh nilai Rf tanin
dalam isolat. Isolat yang telah sebesar 0,61 (Saadah, 2010). Oleh
dikeringkan ditambah 0,2 g pelet KBr, karena itu diduga bahwa bercak yang
kemudian diidentifikasi dengan memiliki nilai Rf 0,67 adalah senyawa
spektrofotometer FTIR pada bilangan tanin karena mempunyai nilai Rf yang
gelombang 4000-400 cm-1 . hampir sama dengan nilai Rf tanin yang
diisolasi dari daun belimbing wuluh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ilustrasi gambar dari pemisahan
Ekstraksi senyawa dengan kromatografi lapis tipis
Dari 3,6 kg simplisia kering yang analitik menggunakan eluen BAA dapat
diekstraksi dengan 7,5 liter diperoleh 6 dilhat pada gambar 1.

a b c
24
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

Gambar 1. (a) Ilustrasi pelat KLT dengan sinar UV-Vis 254 nm (b) Ilustrasi pelat KLT dengan
sinar UV-Vis 366 nm (c) Ilustrasi pelat KLT dengan penampak bercak FeCl 3 1%.

Setelah dilakukan KLT analitik Identifikasi Senyawa


menggunakan eluen BAA, untuk Identifikasi isolat dilakukan
mendapatkan senyawa dalam jumlah dengan spektrofotometer UV-Vis dan
yang banyak perlu dilakukan isolasi FTIR. Hasil identifikasi menggunakan
dengan menggunakan kromatografi lapis spektrofotometer UV-Vis diketahui
tipis preparatif. Pemisahan bahwa isolat memberikan serapan
menggunakan KLT preparatif ini sama maksimum pada panjang gelombang
dengan KLT analitik yaitu 333 nm. Nilai panjang gelombang ini
menggunakan eluen BAA dengan mendekati panjang gelombang tanin
perbandingan yang sama pula. Setelah yang telah diisolasi dari daun belimbing
dielusi, bercak yang diduga senyawa wuluh yaitu sebesar 331 nm (Saadah,
tanin dikerok. Silika selanjutnya 2010). Dugaan bahwa isolat merupakan
dilarutkan dengan aseton:air (7:3) dan senyawa tanin juga diperkuat dengan
disentrifus. Supernatan yang diperoleh hasil pergeseran panjang gelombang
diambil dan dipekatkan. Isolat kemudian pada saat ditambahkan pereaksi geser.
diuji kemurniannya dengan Pereaksi geser yang digunakan adalah
menggunakan KLT dua dimensi NaOH 2M, NaOH 5 menit, AlCl3 5%,
Hasil dari uji kemunian AlCl3 5% yang ditambah HCl. Hasil
menggunakan KLT dua dimensi dapat analisis dengan seluruh pereaksi geser
diketahui bahwa isolat hasil dari memberikan data yang saling
pemisahan KLT preparatif ini cukup menguatkan bahwa isolat tersubstitusi
murni, hal ini dilihat dari hasil bercak OH pada posisi orto di cincin A. Data
yang dihasilkan dari penggunaan KLT hasil identifikasi dengan penambahan
dua dimensi yang menghasilkan hanya pereaksi geser dapat dilihat di Tabel 1.
satu bercak.

Tabel 1. Hasil identifikasi dengan penambahan pereaksi geser

Panjang Pergeseran
Pereaksi gelombang panjang Petunjuk penafsiran
(nm) gelombang
-- 333 - -
NaOH 2M 332 -1 3,4-OH, o- diOH pada cincin A; pada
cincin B : 3 OH yang berdampingan.
NaOH 2M 332 -1 o- diOH pada cincin A (penurunan
5 menit lambat: o-diOH pada cincin B
isoflavon)
AlCl3 5% 341 +8 Mungkin o- diOH pada cincin A
AlCl3 5% + HCl 335 +2 Mungkin o- diOH pada cincin A
NaOAc 341 +8 7-OH
NaOAc + H3BO3 341 +8 o-diOH pada cincin A (6,7) atau (7,8)
Identifikasi dengan spektrum bilangan gelombang yang
spektrofotometer FTIR dilakukan untuk identik dengan spektrum bilangan
mengetahui gugus fungsi yang terdapat gelombang yang dimiliki tanin.. Data
dalam isolat. Hasil dari identifikasi perbandingan spektrum bilangan
terhadap isolat menggunakan gelombang antara isolat dengan senyawa
spektrofotometer FTIR didapat beberapa tanin dapat dilihat pada Tabel 2.

25
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

Tabel 2. Data perbandingan antara isolat dengan senyawa tanin (Hayati dkk, 2010)
Bilangan gelombang(cm-1)
Puncak Jenis vibrasi
Isolat sampel Senyawa tanin Pustaka
1 3424,96 3392,7 3500-3000 Rentangan asimetri OH
2 2923,56 2932,1 3000-2900 Rentangan CH sp3
3 1635,34 1515,4; 1645-1615 Rentangan cincin aromatic
1448,1;
1404,0
4 - 1263,7 1280-1220 R-O-Ar (eter aromatik)
5 1130,08 1058,7 1120-1080 C-O alkohol sekunder
6 - 833,8; 900-420 C-H out of plane, p-substitusi
668,8; benzene
553,3
7 759,816 768,7; 900-650 OH out of plane;o-substitusi
606,4 benzene

Dari tabel 3, bilangan gelombang isolat gelombang 333 nm. Dengan


yang identik dengan bilangan penambahan pereaksi geser menguatkan
gelombang tanin diantaranya yaitu pada dugaan bahwa isolat yang diperoleh
bilangan gelombang 3424,96 cm-1 yang adalah tanin yang tersubstitusi OH pada
menyatakan adanya rentang asimetri posisi orto di cincin A. Sedangkan hasil
OH, bilangan gelombang 2923,56 cm-1 identifikasi terhadap isolat
yang menyatakan adanya rentang CH menggunakan spektrofotometer FTIR
sp3, bilangan gelombang 1635,34 cm-1 didapat spektrum yang spesifik untuk
yang menyatakan rentang cincin senyawa tanin yaitu pada bilangan
aromatik, bilangan gelombang 1130,08 gelombang 3424,96 cm-1; 2923,56 cm-1;
cm-1 yang menyatakan adanya gugus C- 1635,34 cm-1; 1130,08 cm-1, 759,816
O alkohol sekunder dan bilangan cm-1.
gelombang 759,816 cm-1 yang
menyatakan adanya cincin aromatik PUSTAKA
yang tersubstitusi pada posisi orto. Creswell, Clifford J, Runquist, Olaf A,
Puncak-puncak spesifik tersebut Campbel, Malcolm. 2005. Analisis
merupakan puncak spesifik dari Spektrum Senyawa Organik.
senyawa tanin, sehingga memperkuat Penerjemah: Kosasih Padmawinata.
dugaan bahwa isolat hasil pemisahan Bandung : Penerbit ITB.
dengan KLT preparatif adalah senyawa Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas
tanin. Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5.
Jakarta : Pustaka Bunda : 75
KESIMPULAN Departemen Kesehatan Republik
Berdasarkan data hasil penelitian Indonesia. 2000. Parameter
dapat disimpulkan bahwa tanin dari Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
ekstrak air kulit batang kelapa (Cocos Obat. Jakarta : Direktorat Jendral
nucifera var. eburnea) dapat diisolasi Pengawasan Obat dan Makanan.
dengan metode kromatografi lapis tipis Fitriady, Ari. 2011. Skrining Fitokimia
menggunakan eluen n-butanol : asam Ekstrak Air Kulit Batang Kelapa
asetat : air (BAA) dengan perbandingan dan Pemanfaatanya Sebagai Serbuk
(4:5:1). Bercak yang diduga tanin Minuman Kesehatan [Skripsi].
mempunyai nilai Rf 0,67. Berdasarkan Tasikmalaya: Program Studi
hasil identifikasi dengan menggunakan Farmasi STIKes Bakti Tunas
spektrofotometer UV-Vis dapat Husada.
disimpulkan bahwa isolat memiliki Ganjar, I.G dan Rohman, A. 2007.
serapan maksimum pada panjang Kimia Farmasi Analisis.

26
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

Yogyakarta: Pustaka Pelajar : 353- Saadah, Lailis. 2010. Isolasi dan


372 Identifikasi Senyawa Tanin dari
Markham, K,R. 1998. Cara Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Mengidentifikasi Flavonoid. bilimbi L.) [Skripsi]. Malang :
Bandung : Penerbit ITB : 44-47 Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
Nuraini, Ani. 2011. Uji Aktivitas Teknologi UIN Maulana Malik
Antimikroba Infusum Ekstrak Kulit Ibrahim
Batang Kelapa (Cocos Nucifera Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa
var.eburnea) [Skripsi]. Tasikmalaya Genjah. Yogyakarta: Kanisius: 9
: Program Studi Farmasi STIKes
Bakti Tunas Husada

27

Anda mungkin juga menyukai