Anda di halaman 1dari 8

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

218 ISSN 2085-3548

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR KUMARIN DARI KULIT BATANG MANGGIS (Garcinia cymosa) (Isolation and Structure Elucidation Coumarin from Bark of Manggis (Garcinia cymosa) Antoni Pardede1), Yunazar Manjang2), Mai Efdi2)
1)

Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin 2) Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Andalas antonipardede@ymail.com

ABSTRACT The isolation and structure elucidation coumarin compound from bark Garcinia cymosa, provenance Kebun Raya Bukit Sari Tebo province of Jambi has been done. Powder of bark was extracted by using maceration method with methanol. The solvents fractionation being used sequencely were n-hexane, dicloromethane, and ethyl acetate. The dicloromethane fraction was coloum chromatographed by unity silica gel as stationary phase and SGP method (Step Gradient Polarity) as mobile phase. Purification fraction VI with SGP method (Step Gradient Polarity). The result of isolation is the white crystal is melt in 67-68,5oC with the amount of 0,1 gr show a single spot with some eluen on thin layer chromatography. Thin layer chromatography test and monitoring by UV 254 nm and 365 nm, fluoricence, much brighter with increase NaOH 10%, estimate of result is coumarin compound. Structure elucidation based on spectrum data UV-Vis, IR, 13 C-NMR, 1H-NMR, 2D-NMR (DEPT 45, 90, and 135 MHz, HMQC, COSY and HMBC) and GCMS, showed 2H-chromen-2-one with moleculer mass 146 and molecular formula C9H6O2. Key word : Garcinia cymosa, coumarin, structure elucidation, 2H-chromen-2-one.

PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan sumber daya hayati potensial dari hutan tropis. Keanekaragaman tumbuhan dan sumber daya hayati potensial dimungkinkan terjadi karena geografis kepulauan yang terletak diantara dua benua dan dua samudera, serta memiliki iklim dengan dua keadaan yang berbeda, yaitu curah hujan dan panas yang tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini dapat mendorong tumbuhtumbuhan melakukan rekayasa pembentukan senyawa-senyawa metabolit sekunder, seperti kumarin, flavonoid dan lain-lain. Senyawa-senyawa metabolit sekunder ini merupakan produk khas yang hanya dimiliki oleh tumbuhan tertentu untuk mempertahankan eksistensi dirinya terhadap gangguan ekosistem yang dapat mengancam

kelangsungan hidupnya. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai fungsi sebagai alat pemikat (attractant), alat penolak (reppelant) dan alat pelindung (protectant). Dari berbagai senyawa yang dihasilkan dari tumbuhtumbuhan, maka hutan tropis dipandang sebagai sumber, gudang penghasil senyawa kimia, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia (Chumaidah dan Ersam, 2006). Famili Cluciaseae merupakan salah satu tumbuhan yang menarik dari segi fitokimia, hal ini dikarenakan kandungan metabolit sekundernya serta bioktivitas seperti antioksidan, antimikroba dan lain-lain. Tumbuhan pada famili ini terdiri dari empat genus yaitu Calophyllum, Mesua, Mammea dan Garcinia. Penelitian dari keempat genus

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

219 ISSN 2085-3548 kumarin dari spesies Garcinia cymosa ini, maka perlu dilakukan penelitian isolasi kumarin dari kulit batang Garcinia cymosa yang berasal dari Kebun Raya Bukit Sari Tebo Propinsi Jambi. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah peralatan gelas yang umum dipakai pada penelitian kimia organik bahan alam, seperangkat alat destilasi pelarut, rotari evaporator Heidolp WB 2000, oven, plat KLT (silica gel 60 F 254, merck KGaA Darmstadt Germany), aluminium foil, kromatografi kolom, pipa kapiler, melting point apparatus (fisher Jhon), Spektrofotometer UV-Vis 1700 series, spektrofotometer IR Parkin Elmer 1600 Series, GC-MS QP 2010 plus Shimadzu, Lampu UV untuk pengungkap noda model UV GL 58 UV 254 dan 365 nm, spektrofotometer JEOL 400 MHz JNMECS400 1H-NMR, 13C-NMR dan 2D-NMR (DEPT 45, 90, 135 MHz, HMBC, HMQC, dan COSY). Bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini yaitu pelarut teknis yang didestilasi (metanol, diklorometana, etil asetat, dan n-heksana), natrium hidroksida 10%, akuades, natrium klorida, silika gel 60 (0,0063 0,200 mm, merck KGaA Darmstadt Germany). Isolasi Kumarin dari Kulit Batang Garcinia cymosa Isolasi dilakukan dengan menggunakan metoda maserasi, sebanyak 2 Kg serbuk kering kulit batang Garcinia cymosa direndam dalam maserator dengan metanol diaduk dan dibiarkan selama 5x7 hari pada suhu kamar. Ekstrak metanol hasil maserasi dikumpulkan, kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotari evaporator Heidolp WB 2000, hingga diperoleh 247 gr (12,35%). Selanjutnya difraksinasi dengan n-heksana, diklorometana, dan etil asetat.

famili Cluciaseae ini telah dilaporkan mengandung senyawa metabolit sekunder golongan kumarin. Penelitian untuk mendapatkan kumarin dari genus Calophyllum telah dilakukan oleh Zhang (2007), yang menggunakan Calophyllum biflorum. Dari hasil penelitian tersebut dilaporkan bahwa terdapat senyawa kumarin yaitu Herpetolide. Dari genus Mesua dilaporkan Chan (2008), yang telah mengisolasi senyawa kumarin dari Mesua kunstleri King, dan mendapatkan senyawa kumarin yaitu 6-[(E)3,7 dimetilokta-2,6-dienil]-5,7-dihidroksi-8(2-metilbutanoil)-4-phenil 2H-kromen-2-on. Selanjutnya genus Mammea juga dilaporkan terdapat senyawa kumarin. Laphookhie (2007), telah melakukan penelitian menggunakan Mammea siamensis dan mendapatkan 4 senyawa kumarin yaitu Mammea E/BB cyclo D, Mammea E/BA cyclo D, Surangin C, dan Terapin B. Dari genus Garcinia telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan kumarin. Hartati dan Ersam (2006), mengisolasi senyawa kumarin dari kulit batang Mundu Alas (Garcinia balica Miq). Hasilnya pada fraksi nonpolar ekstrak etilasetat didapatkan dua senyawa kumarin yaitu 5-hidroksi-4fenilkumarin dan 7-hidroksi-4-fenilkumarin. Chumaidah dan Ersam (2006), juga mendapatkan dua senyawa kumarin pada fraksi polar ekstrak etilasetat, struktur senyawa kumarin yang telah diisolasi yaitu 8-(1 hidroksi-1-etilenil)-4-fenil-8,9-dihidro-5,9dihidroksifuro-benzopiran 2-on dan 8-(1,2,3trihidroksi-3-butenil)-4-fenil-5,7-dihidroksi benzopiran-2-on. Mudjirahmini dan Ersam (2006), juga mendapatkan kembali satu senyawa kumarin baru turunan 4-fenilkumarin dari fraksi yang sama yaitu fraksi polar dari ekstrak etilasetat yaitu 5,7-dihidroksi-8-(1,2dihidroksi-3-metilbutenil-3)-4-fenilkumarin. Salah satu spesies dari genus Garcinia adalah Garcinia cymosa berdasarkan penelusuran literatur yang telah dilakukan, sejauh ini belum ada laporan publikasi ilmiah kandungan metabolit sekunder golongan

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

220 ISSN 2085-3548 kemurnian senyawa dinyatakan dengan persentase luas area puncak, dengan demikian senyawa hasil isolasi telah cukup murni. Spektrum UV-Vis senyawa hasil isolasi memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 210, 273, dan 310 nm. Berdasarkan pita serapan yang diperoleh dari spektrum UV mengindikasikan adanya ikatan rangkap berkonjugasi, karena sistem konjugasi ini menyerap cahaya pada mak > 200 nm dan mengindikasikan adanya kromofor yang memberikan transisi dari ke , yang merupakan kromofor yang khas untuk sistem ikatan rangkap terkonjugasi (-C=C-C=C-) atau pada cincin aromatik, serta terdapat kromofor yang memberikan transisi dari n ke yang dapat diketahui dari adanya pita serapan pada mak > 300 nm, memperlihatkan adanya konjugasi sistem heteroatom dengan suatu ikatan rangkap terkonjugasi (-C=C-C=O-) atau pada cincin pyron. Interpretasi spektrum inframerah memperlihatkan pita serapan penting yaitu pada vibrasi regangan di daerah 3423 cm-1 mengindikasikan adanya gugus OH, dengan pita serapan yang tidak melebar dapat dimungkinkan senyawa hasil isolasi belum begitu kering akibat adanya molekul air pada senyawa hasil isolasi sehingga terjadi ikatan hidrogen, hal ini juga diperkuat senyawa hasil isolasi negatif fenolik. Selanjutnya di daerah 3049 cm-1 merupakan vibrasi regangan dari CH cincin pyron dan cincin benzene. Pita serapan tajam pada 1710 cm-1 merupakan regangan untuk C=O yang karakteristik untuk kumarin pada (1700-1750 cm-1) serta puncak serapan pada 2363,37 cm1 merupakan serapan C(O)-O. Pada pita serapan 1171 cm1 dan 1111 cm-1 merupakan regangan untuk C-O tunggal. Senyawa hasil isolasi memberikan serapan pada 1596 cm-1 dan 1444 cm-1 yang merupakan regangan C=C aromatis dan didukung oleh pita serapan pada 824 cm-1 dan 752 cm-1 yang karakterisasi untuk sistem aromatis. Berdasarkan analisis data diatas dapat diusulkan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa dari golongan kumarin.

Pemisahan dan Pemurnian Fraksi Diklorometana Pemisahan fraksi diklorometana dengan metoda kromatografi kolom. Pemilihan eluen yang cocok untuk pemisahan menggunakan kromatografi kolom berdasarkan pada pola pemisahan noda hasil KLT. Selanjutnya dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, hasil kromatografi ditampung dengan vial-vial yang telah diberi nomor. Dari vialvial yang didapat dari kromatografi kolom dimonitor dengan KLT, vial-vial yang memberikan noda dan harga Rf yang sama digabungkan pada satu fraksi, sehingga diperoleh 17 fraksi selanjutnya untuk mengungkapkan noda senyawa kumarin disemprot dengan NaOH 10% dalam metanol dan dilihat di bawah sinar lampu Ultraviolet. Fraksi VI yang mengandung kumarin, selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi kolom. Hasil kromatografi kolom dimonitor kembali dengan KLT dan lampu UV, untuk melihat senyawa kumarin yang didapatkan sudah murni, ditandai dengan satu noda. Uji noda tunggal dilakukan dengan KLT menggunakan berbagai eluen. Kristal murni yang didapatkan dikeringkan dalam oven vakum dan disimpan dalam desikator, dan diuji titik lelehnya, selanjutnya dielusidasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, GC-MS, dan spekstrofotometer 1H-NMR, 13C-NMR dan 2D-NMR (DEPT 45, 90, 135 MHz, HMBC, HMQC, dan COSY). HASIL DAN PEMBAHASAN Senyawa hasil isolasi berupa kristal putih 0,1 gr (0,01%) dengan titik leleh sebesar 67-68,50C. Hasil pengukuran gas kromatografi didapatkan adanya satu puncak dominan pada waktu retensi 7,212 menit dengan luas area puncak 93,35% yang merupakan puncak dari senyawa hasil isolasi, sedangkan pada waktu retensi (10,004 menit), (15,798 menit), dan (19,045 menit) dengan luas area puncak masing-masing yaitu (4,57%), (1,22%), dan (0,85%) merupakan senyawa-senyawa lain yang dianggap sebagai penganggu. Persentase

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

221 ISSN 2085-3548 dimana kesembilan karbon tersebut adalah 6 buah karbon metin dan 3 karbon kuarterner. 1 Karakterisasi spektrum H-NMR senyawa hasil isolasi memperlihatkan adanya 2 kelompok proton yaitu kelompok proton pada cincin aromatik dan cincin pyron, pada cincin pyron terdiri dari 2 buah proton yaitu pada pergeseran kimia 6,42388-6,4136 ppm puncak doublet, integrasi satu dengan J=9,828 Hz merupakan puncak H-3 yang dikopling oleh H-4. Pergeseran kimia pada 7,74817,7229 ppm puncak doublet, integrasi satu dengan J=9,828 Hz merupakan puncak H-4 yang dikopling oleh H-3. Empat buah proton lagi terdapat pada cincin benzene (aromatik), pada rentang pergeseran kimia 7,3277 7,2693 ppm integrasi dua, proton tersebut yaitu H-8 dan H6. Dimana H-8 puncak dd, terkopling oleh H-7 (J=7,137 Hz) dan terkopling H-6 (J=1,326 Hz). H-6 puncak ddd, terkopling oleh H-5 (J=8,034 Hz), terkopling H-7 (J=7,605 Hz) dan terkopling oleh H-8 (J=1,326 Hz). Pada rentang pergeseran kimia 7,5524 7,4915 ppm integrasi dua, proton tersebut yaitu H-5 dan H-7. Dimana H-5 puncak dd terkopling oleh H-6 (J=8,463 Hz) dan terkopling H-7 (J=1,326 Hz). H-7 puncak ddd, terkopling oleh H-8 (J=7,176 Hz), terkopling H-6 (J=7,176 Hz), dan terkopling oleh H-5 (J= 1,326 Hz). Dari spektrum HMQC dapat diketahui proton H-3 terikat pada C-3, H-4 terikat pada C-4, H-5 terikat pada C-5, H-6 terikat pada C6, H-7 terikat pada C-7 dan proton H-8 terikat pada C-8. sedangkan C-2, C-4a, dan C-8a tidak terikat dengan proton, berdasarkan DEPT-45 ada tiga karbon yang tidak muncul pada spektrum hal ini menandakan bahwa karbon C-2, C-4a, dan C-8a merupakan karbon kuarterner, serta didukung oleh 13CNMR C-2 merupakan karbon karbonil dari gugus karboksilat, Korelasi HMQC senyawa hasil isolasi yaitu :

Dari spektrum 13C-NMR menunjukkan adanya 9 sinyal pada pergeseran kimia antara 116,4374 - 160,6721 ppm, sehingga diketahui bahwa senyawa hasil isolasi terdiri dari 9 atom karbon, hal ini kembali mendukung bahwa senyawa hasil isolasi merupakan kumarin, dimana kerangka dasar kumarin terdiri dari 9 atom karbon. Sinyal karbon masing-masing berada pergeseran kimia (116,4374 ppm C-3), (116,6472 ppm C-8), (118,6405 ppm C-4a), (124,3153 ppm C-6), (127,7774 ppm C-5), (131,6973 ppm C7), (143,4188 ppm C-4) dan (153,8051 ppm C-8a). Sementara sinyal yang diberikan pada pergeseran kimia 160,6721 ppm (C-2) merupakan sinyal untuk karbon karbonil. Posisi karbon ditentukan berdasarkan perbandingan pergeseran kimia antara hasil pengukuran dan literatur. Dari spektrum DEPT-45 terdapat 6 sinyal yang mengindikasikan adanya 6 atom karbon yang mengikat proton sementara 3 atom karbon lainnya yang tidak muncul pada spektrum DEPT merupakan karbon kuarterner. Spektrum DEPT-90 memberikan 6 sinyal yang menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi mengandung 6 atom karbon metin yaitu pada pergeseran kimia 116,6810 ppm 116,8908 ppm, 124,5494 ppm, 128,0210 ppm, 131,9409 ppm, 143,6529 ppm, data dari DEPT-45 dan DEPT-90 kembali mendukung untuk senyawa kumarin. Sementara dari spektrum DEPT-135 menunjukkan adanya 6 sinyal yang mengarah ke atas yang merupakan sinyal dari atom karbon metin CH, hal ini dapat diketahui karena sinyal antara DEPT-90 dan DEPT-135 sama jumlahnya berarti senyawa hasil isolasi tidak memiliki atom karbon metil (CH3), serta juga tidak ada sinyal yang mengarah ke bawah yang mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi juga tidak memiliki atom karbon metilen (CH2). Dengan demikian dari 13C-NMR dan DEPT kembali memperkuat bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa golongan kumarin yang memiliki 9 atom karbon dan gugus fungsi karbonil dari gugus karboksilat,

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

222 ISSN 2085-3548 Spektrum HMBC senyawa hasil isolasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara proton H-3 dan H-4 dengan C-2, sementara korelasi juga terjadi pada proton H-6, H-8, H5 dengan C-7, serta korelasi antara proton H-7 dengan C-8a. Dari data spektrum 1H-NMR, 13 C-NMR, DEPT, HMQC, dan COSY, serta dibuktikan strukturnya secara 2D-NMR dengan HMBC kembali menguatkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah kumarin, karena korelasi yang ditunjukkan pada spektrum HMBC sesuai dengan struktur yang kumarin yang diusulkan. Korelasi HMBC senyawa hasil isolasi yaitu :

H H
6 7 8 8a

H
4a
4

H
3 2

1 Spektrum H-H COSY pada pergeseran kimia 6,3-7,7 ppm menunjukkan adanya korelasi yang terjadi antara proton H-3 dengan H-4, hal ini menjelaskan proton H-3 bertetangga dengan proton H-4, dengan demikian dapat diketahui C-2 tidak terdapat proton. Selanjutnya pada pergeseran kimia 7,18-7,3 ppm adanya korelasi antara proton H6 dengan H-5, kedua proton tersebut juga saling bertetangga, serta dapat diketahui bahwa C-4a tidak terdapat proton. Korelasi antara proton H-8 dengan H-7, serta dapat diketahui bahwa C-8a tidak terdapat proton. Pada pergeseran kimia 7,4-7,5 ppm kembali memperlihatkan adanya korelasi antara proton H-7 dengan H-8 dan korelasi antara H-5 dengan H-6, Berdasarkan analisa spektrum COSY tersebut, kembali mempertegas bahwa senyawa hasil isolasi merupakan kumarin. Korelasi 1H-H-COSY senyawa hasil isolasi :

H H
6 7 8 8a

H
4a
4

H
3

H
Dari spektrum massa senyawa hasil isolasi, diketahui bahwa senyawa hasil isolasi memiliki berat molekul 146, hal ini diketahui dari harga ion molekul m/z 146 sesuai dengan rumus molekul C9H6O2. Fragmentasi utama yang muncul yaitu pada m/z 118 yaitu pengurangan molekul CO (m/z=28) dari ion molekul, serta puncak pada m/z 90 dihasilkan dari pengurangan molekul CO. Pola fragmentasinya sebagai berikut :

H H
6 7 8 8a

H
4a
4

H
3 2

H
H H H H O H H O H H H H H H H O H H

-CO
O H O H

H H H H
1

H H H O H H H H H

H H O H H

-CO

. Dari data H-NMR diketahui ada enam proton, DEPT-90 memberikan 6 sinyal yang

. menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi mengandung 6 atom karbon metin (CH), data

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

223 ISSN 2085-3548 MHz, HMQC, COSY, dan HMBC) serta MS. Memperlihatkan data-data yang saling mendukung bahwa senyawa hasil isolasi adalah 2H-chromen-2-one dengan struktur sebagai berikut :

HMQC diketahui adanya korelasi enam karbon tertentu mengikat enam proton tertentu, dan dari 1H-H COSY diketahui proton-proton yang berdekatan atau bertetangga pada senyawa hasil isolasi. Dari data MS senyawa hasil isolasi memiliki berat molekul 146, hal ini diketahui dari harga ion molekul m/z 146 sesuai dengan rumus molekul C9H6O2. Semua data ini mendukung bahwa tidak adanya gugus hidroksi pada senyawa hasil isolasi, sehingga adanya gugus hidroksil pada spektrum IR tersebut merupakan pengaruh dari udara, adanya molekul air yang masih terkandung pada senyawa hasil isolasi menyebabkan terjadinya ikatan hidrogen. Berdasarkan pengujian KLT yang dimonitor dengan lampu UV 365 nm, berfluorisensi dan bertambah terang dengan penambahan NaOH 10%, senyawa hasil isolasi dari fraksi diklorometana kulit batang Garcinia cymosa adalah senyawa kumarin, dari data-data analisa spektroskopi UV, IR, GC-MS, 13C-NMR, 1H-NMR, 2D-NMR (DEPT 45, 90, 135 MHz, HMQC, COSY dan HMBC) semuanya mendukung dan saling menguatkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah 2H-chromen-2-one dengan berat molekul 146 dan rumus molekul C9H6O2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh maka disimpulkan bahwa : 1. Senyawa hasil isolasi dari fraksi diklorometana kulit batang Garcinia cymosa diidentifikasi dengan KLT yang dimonitor lampu UV 254 dan 365 nm, berfluorisensi dan bertambah terang dengan penambahan NaOH 10% adalah senyawa kumarin, berbentuk kristal putih 0,1 gr (0,01%) dengan titik leleh (67-68,50C), dari Gas Kromatografi didapatkan waktu retensi pada 7,212 menit dengan luas area puncak 93,35%. 2. Elusidasi struktur menggunakan 13 Spektroskopi UV-Vis, IR, C-NMR, 1HNMR, 2D-NMR (DEPT 45, 90, dan 135

H H H

H H O O

H 2H-chromen-2-one
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bioaktivitas dari senyawa kumarin hasil isolasi seperti antioksidan, dan antimikroba, serta isolasi senyawa kumarin pada spesies lain dari Genus Garcinia.

DAFTAR PUSTAKA Chan, G. 6-[(E)-3,7-Dimethylocta-2,6-dienyl]5,7- dihydroxy-8-(2-methylbutanoyl)-4phenyl-2H-chromen-2-one from Mesua kunstleri King (Kosterm). organic compounds Acta Crystallographica Section E Structure Reports Online ISSN 1600-5368. University of Malaya: Malaysia. 2009 . Chumaidah, N.F dan Ersam, T. Isolasi dan Senyawa Kumarin dari Fraksi Polar pada Ekstrak Etil Asetat Garcinia balica Miq. (Mundu Alas). ITS. Surabaya. 2006. Dighe, N. S., Pattan, S. R., Dengale, S. S., Musmade, D. S., Shelar, M., Tambe, V., dan Hole, M. B. Synthetic and Pharmacological Profiles of Coumarins: A Review. Scholars Research Library Archives of Applied Science Research. 2. 65-71. 2010. Dinas Pertanian. Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

224 ISSN 2085-3548 siamensis. Chem. Pharm Bull 54(6)884886 Vol 54, No.6. Mahidol University . Thailand. 2006. Rashamuse, T. J. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin-based HIV-1 Protease Inhibitors. Department of chemistry Rhodes University. Grahamstown. 2008. Reyes, R. Trypanocidal constituents in plants 7 Mammea-type coumarins Mem Inst Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro, Vol. 103(5): 431-436. Universidad Autnoma Metropolitana: mexico. 2008. Santoni, A. Elusidasi Struktur Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Batang Surian (Toona sinensis) Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang. 2009. Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu. Yogyakarta. Supratman, U. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Widya Padjadjaran. Bandung. Yang, H. Antioxidant and cytotoxic isoprenylated coumarin from Mamae Americana ISSN 0032-0943. Coulombia University : USA. 2006. Yap, T. Mucigerin, A new coumarin from Calophyllum mucigerum (guttiferae). Universitas Putra Malaysia : Serdang Selangor Malaysia. 2006. Zhang, M. Herpetolide the new coumarin from Colophyllum biflorum Chem.farm.Bull 56(2)192-193. Chengdu University : China. 2007.

Teknologi Manggis. Ristek. Jakarta. 2010. Hartati, S dan Ersam, T. Dua senyawa 4fenilkumarin pada fraksi nonpolar dari ekstrak etil asetat batang Garcinia Balica Miq. (Mundu Alas). ITS. Surabaya. 2006. Laphookhieo . Phenolic compound from the Seeds of Mammea siamensis Chem Soc Vol. 18, No. 5, 1077-1080. Sociedade Brasileira de Qumica : Brazil. 2007. Mitchell, T.N., dan Costisella, B. 2007. NMR From Spectra to Structures, an Experimental Approach. 2nd edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Germany. Mudjirahmini. D dan Ersam T. 4Fenilkumarin pada Fraksi Polar Ekstrak Etil Asetat dari Batang Garcinia Balica Miq. ITS. Surabaya. 2006. Mansyah, E. Analisis variabilitas genetik manggis (Garcinia Mangostana L) di jawa dan Sumatera Barat Menggunakan teknik RAPD. UNPAD. Bandung. 2007. Murray, R.D.H. and Brown J. Mendez. 1982. The Natural Coumarine, Jhon Willey and Son Ltd, New`York. Ouahoua, BMW. Cytotoxic and antimicrobial coumarins from Mammea africana. Department of Organic Chemistry, Faculty of Science, University of Yaound I,Yaound. Cameroon. 2006. Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy. Sauders College. Philadelphia. Prachyawarakorn, V. Siamenols A-D, Four new coumarins from Mammea

Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012

ccxxv ISSN 2085-3548

Anda mungkin juga menyukai