Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETIL PARA METOKSI SINAMAT

DARI RIMPANG KENCUR

Nama : Avita Trista Ningrum

NIM : 1900023047

Kelas/Gol/Kel : 3A/2/5

Hari Praktikum :

Dosen Pengampu : Hardi Witasari, M.Sc., Apt.

Pernyataan Keaslian:

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang saya
buat adalah hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data. Jika
terbukti ada bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lain dan atau
memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.

Yang menyatakan,

(Avita Trista Ningrum)

LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2021
PERCOBAAN II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETIL PARA METOKSI SINAMAT DARI RIMPANG KENCUR

I. TUJUAN
 Mahasiswa memahami tentang isolasi EPMS, sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
 Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi EPMS rimpang kencur.

II. DASAR TEORI


Senyawa-senyawa turunan sinamat ditemukan secara luas di alam, terutama sekali
turunan hidroksisinamat, seperti p-kumarat, kafeat, ferulat dan sinapat. Senyawa-senyawa ini
biasanya ditemukan dalam bentuk ester. Senyawa-senyawa ini mudah dideteksi karena noda-
nodanya di atas kertas saring memberikan fluoresensi berwarna biru atau hijau di bawah sinar
ultraviolet. Intensitas warna ini dapat ditingkatkan bila diperlakukan dengan uap amoniak.
Senyawa-senyawa turunan sinamat dapat diidentifikasi dari spektrum ultraviolet yang
mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 245nm dan 320nk.
Senyawa-senyawa ini, dalam suasana basa memperlihatkan perpindahan serapan maksimum
di daerah UV ke panjang gelombang yang lebih besar. (Achmad, 1996)

Kencur (Kaempferia galanga L.) secara empiris telah diketahui memiliki efek
antiinflamasi. Kendungan utama kencur adalah etil p-metoksisinamat (31,77%) yang di
dalam tubuh mengalami hidrolisis menjadi senyawa aktif biologis, asam p-metoksisinamat
(APMS), senyawa ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga konversi
asam arakidonat menjadi prostaglandi terganggu. Penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) seringkali dapat menyebabkan iritasi saluran cerna. Salah satu upaya untuk
menghindari efek samping tersebut, dikembangkan penggunaan obat secara topikal. Sediaan
OAINS topikal yag telah beredar antara lain natrium diklofenak dosis 1%, sementara dosis
AMPS untuk penggunaan topikal belum diketahui. (Soeratri. et al, 2014)

Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur
(Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung
kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang
mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus
karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat
menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,
metanol, air, dan heksana. (Nurlita, 2004)
Salah satu metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi. Maserasi adalah
metode perendaman. Syarat utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang
cukupantara pelarut dan jaringan yang diekstraksi. Penyaringan zat aktif yang dilakukan
dengan caramerendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperaturkamar terlindungi dari cahara, cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isisel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam dan luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengankonsentrasi lebih rendah. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairanpenyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan. (Kusuma,2015)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara sederhana untuk pemisahan senyawa
berdasarkan perbedaan distribusi fase diam dan fase gerak sehingga akan didapatkan senyawa
aktif. (Latifah, 2015)

Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun
1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan
elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom dimana fase diamnya diisikan atau
dikemas didalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat
alumunium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan
sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (Gandjar, 2007)

Kromatografi lapis tipis (TLC) ialah metode bertujuan untuk memisahkan


komponenkomponen campuran berdasarkan perbedaan kemampuan migrasi pada lapisan
tipis. Adsorbent akan dipertahankan pada permukaan bidang datar. Dengan kata lain,
pemisahan senyawa akan berlangsung berdasarkan perbedaan afinitas komponen dari
campuran dengan fase diam dan fase geraknya. Metode kromatografi ini dapat digunakan
untuk memantau reaksi organik, melakukan pemurnin zat dan identifikasi senyawa-senyawa
satu dan lainnya. (Totoli and Salgado, 2014)

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat:
- Botol bertutup 2 buah (disediakan praktikan).
- Cawan porselin 1 buah.
- Perangkat penangas air 1 buah.
- Perangkat KLT 1 buah.

b. Bahan
- 100 gram serbuk kasar rimpang kencur.
- Ethanol 95% 300 mL.
IV. TABEL DAN CARA KERJA

Tanaman Nama Latin Nama Lokal


Kaempferia Galanga Linn Kencur
Kandungan kimia pada rimpang kencur yaitu etil sinamat, etil p-
metoksisinamat, p-metoksistiren, karen, borneol, dan parafin. Di
Kandungan senyawa antara kandungan kimia ini, etil p-metoksisinamat merupakan
kimia dalam tanaman komponen utama dari kencur. Beberapa peneliti terdahulu
berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur
sebanyak 0,8-1,26%.

Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain


minyak atsiri 2,4 – 2,9 % yang terdiri atas etil para
metoksisinamat , kamfer, borneol, sineol, pentadekana. Adanya
kandungan etil para metoksisinamat dalam kencur merupakan
senyawa turunan sinamat (Fessenden, 1984).
Nama Senyawa utama (Rumus Struktur Kimia (Golongan dan
molekul dan Berat molekul) gugus fungsional)

Nama Senyawa : Etil p- Golongan : Terpen


metoksianat
Gugus Fungsional : Ester dan
Rumus Molekul : C12H23O3 Metoksi

Senyawa utama yang Berat Molekul : 206,24 g/mol


diisolasi

Sifat Fisika Kimia (polaritas, indesbias, bobot jenis, kelarutan, ,


stabilitas dll)

1. Komponen utama rimpang kencur.


Karakteristik senyawa
yang diisolasi 2. Bau yang khas.

3. Tidak larut air.

4. Mudah larut dalam heksan, etanol, kloroform

5. Titik leleh 49 – 50 ℃.
6. Mudah menguap.

Metode dan Prosedur Alasan


Maserasi (Perendaman) Karena EPMS adalah suatu
ester yang mengandung cincin
- Masukkan 100 gr benzene dan gugus metoksi
yang bersifat non polar. Dalam
serbuk rimpang ekstraksinya menggunakan
kencur dalam botol pelarut etanol sehingga mudah
misah dengan dilakukannya
tertutup + 200 mL metode maserasi.
Ekstraksi Etanol 95%.

- Kemudian gojok
selama 2,5 jam.

- Lalu diamkan
maserasi selama 1
minggu dalam suhu
kamar sambil sering
digojok.

- Setelah 1 minggu
didapatkan maserat
(disaring).

- Remaserasi dengan
pelarut etanol 95%
digojok.

Metode dan Prosedur Alasan


- Isolasi Agar diperoleh senyawa murni
dengan konsentrasi besar.
1. Maserasi digabungkan Kertas saring dapat
denngan maserat awal. memasukkan zat yang

wujudnya beda padat dengan


2. Diuapkan dengan
cairan.
evaporator hingga vol
Isolasi dan Pemurnian
kurang lebih 10 mL.

- Pemurnian

1. Kristal dipanaskan
dari cairan penyari
corong yang sudah
diberi kertas saring .
2. Dikeringan pada oven
dengan suhu 50°C.

Parameter dan nilai standar Prosedur


puritas.

 Titik lebur 47-48°C.  Mengukur titik lebur


senyawa alat melting
 Indeks bias. point, bandingkan
dengan standard.
 Berat jenis.
Puritas (Kemurnian)  Masukkan kristal ke
 Indeks.
pipa kapiler.

 Larut dengan heksan,


Tetapkan titik lebur dengan
PE, etanol. alat melting point apparatus.

Tidak larut dalam air.


Metode dan Prosedur Alasan
Metode : KLT Karena KLT dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa
tunggal/campuran hasil isolasi
Fase diam : Silica gel dari tanaman, KLT mudah
digunakan dan selektif.
Fase gerak : Toluen

 Prosedur :

1. Siapkan plat KLT.


Identifikasi
2. Buat jarak penotolan
dari batas bawah
plate.

3. Masukkan pelarut ke
chamber.

4. Dielusi sampai batas


yang diinginkan.

5. Angkat keringkan.

6. Identifikasi sampel
dengan sinar uv 366
nm.

7. Hitung Rf.
DAFTAR PUSTAKA

- Kusuma, Anggia. 2015. The Effect of Ethanol Extract of Soursop Leaves (Annona muricata L.)
to Decreased Levels of Malondialdehyde. J Majority. Vol. 4. No. 3.
- Achmad. 1986. Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karunika.
- Gandjar, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Soeratri W., T. Erawati, D. Rahmatika, N. Rosita. 2014. Penentuan Dosis Asam p-
Metoksisinamat (APMS) Sebagai Antiinflamasi Topikal dan Studi Penetrasi APMS Melalui Kulit
Tikus Dengan dan Tanpa Stratum Korneum. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia.
Vol. 1. No. 1.

Anda mungkin juga menyukai