Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN 2

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETIL PARA-METOKSI SINAMAT DARI RIMPANG


KENCUR

Nama : Fitria Rahmadina


NIM : 2100023166
Kelas/Golongan/Kelompok : 4C/1/5
Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 08 April 2023
Dosen : Dr. Kintoko, S.F., M.Sc., Apt.

Pernyataan keaslian :
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang saya buat adalah
hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data. Jika terbukti ada bagian yang
merupakan hasil meniru karya orang lain dan tau memanipulasi data, maka saya siap
menerima sanksi yang semestinya.
Yang menyatakan,

(Fitria Rahmadina)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2023
PERCOBAAN II
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETIL PARA METOKSI SINAMAT DARI
RIMPANG KENCUR

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa memahami tentang sifat fisikokimia etil para-metoksi sinamat dan teknik
ekstraksinya.
2. Mahasiswa melakukan isolasi etil para-metoksi sinamat dengan metode maserasi dan
mengidentifikasi dengan KLT.
II. DASAR TEORI
Kencur (Kaempferia galanga) secara empiris telah diketahui memiliki efek
antiinflamasi.Kendungan utama kencur adalah etil p-metoksisinamat (31,77%) yang di dalam
tubuh mengalami hidrolisis menjadi senyawa aktif biologis, asam p-metoksisinamat (APMS),
senyawa ini bekerjadengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga konversi asam
arakidonat menjadi prostaglandi terganggu. Berdasarkan ciri – ciri yang diberikan tanaman
kencur diklasifikasikan sebagai berikut :
• Divisi : Spermatophyta
• Subdivisi : Angiospermae
• Kelas : Monocotyledonae
• Bangsa : Zingiberales
• Suku : Zingiberaceae
• Marga : Kaempferia
• Spesies : Kaempferia galanga Linn.
Tanaman kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah
atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Beberapa manfaat kencur
bagi kehidupan manusia :
• menyembuhkan batuk.
• meningkatkan nafsu makan.
• mengatasi keracunan.
• menghangatkan dan menambah daya tahan tubuh.
• rempah-rempah untuk pembuatan berbagai macam makanan.
Penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) seringkali dapatmenyebabkan
iritasi saluran cerna. Salah satu upaya untuk menghindari efek samping tersebut,dikembangkan
penggunaan obat secara topikal. Sediaan OAINS topikal yag telah beredar antaralain natrium
diklofenak dosis 1%, sementara dosis AMPS untuk penggunaan topikal belumdiketahui
(Soeratri. et al, 2014).
Senyawa-senyawa turunan sinamat ditemukan secara luas di alam, terutama sekali
turunan hidroksisinamat, seperti p-kumarat, kafeat, ferulat dan sinapat. Senyawa-senyawa ini
biasanyaditemukan dalam bentuk ester. Senyawa-senyawa ini mudah dideteksi karena noda-
nodanya diatas kertas saring memberikan fluoresensi berwarna biru atau hijau di bawah sinar
ultraviolet. Intensitas warna ini dapat ditingkatkan bila diperlakukan dengan uap amoniak.
Senyawa-senyawaturunan sinamat dapat diidentifikasi dari spektrum ultraviolet yang
mempunyai serapanmaksimum pada panjang gelombang sekitar 245nm dan 320nm. Senyawa-
senyawa ini, dalamsuasana basa memperlihatkan perpindahan serapan maksimum di daerah
UV ke panjanggelombang yang lebih besar (Achmad, 1996).
Salah satu metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi. Maserasi adalah
metode perendaman. Syarat utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang
cukupantara pelarut dan jaringan yang diekstraksi. Penyaringan zat aktif yang dilakukan
dengan caramerendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindungi dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isisel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dan
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengankonsentrasi lebih rendah. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairanpenyari setiap hari. Endapatn yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan (Kusuma,2015).
Salah satu metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi. Maserasi adalah
metode perendaman. Syarat utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang cukup
antara pelarut dan jaringan yang diekstraksi. Penyaringan zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindungi dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dan luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi lebih rendah. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapatn yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan (Kusuma, 2015).
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun
1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan
elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom dimana fase diamnya diisikan atau
dikemas didalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam
(uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium,
atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk
terbuka dari kromatografi kolom (Gandjar, 2007).
Kromatografi lapis tipis (TLC) ialah metode bertujuan untuk memisahkan komponen-
komponen campuran berdasarkan perbedaan kemampuan migrasi pada lapisan tipis. Adsorbent
akan dipertahankan pada permukaan bidang datar. Dengan kata lain, pemisahan senyawa akan
berlangsung berdasarkan perbedaan afinitas komponen dari campuran dengan fase diam dan
fase geraknya. Metode kromatografi ini dapat digunakan untuk memantau reaksi organik,
melakukan pemurnin zat dan identifikasi senyawasenyawa satu dan lainnya (Totoli and
Salgado, 2014).
PERCOBAAN 2
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETIL PARA METOKSI SINAMAT DARI RIMPANG
KENCUR

Nama latin Nama Lokal

Tanaman
Kaempferia galanga Kencur / Cekur

Kandungan utama dalam rimpang kencur adalah etil parametoksisinamat


Kandungan senyawa (EPMS). Senyawa lain yang terdapat dalam rimpang kencur diantaranya etil
kimia dalam sinamat 65,98% ; ethyl p-methoxycinnamate 23,65% ; 3-carene 3,42% ;
tanaman Beta-pinene 2,09% ; Camphene 1,67% ; hexadecane 1,61% ; alpha-pinene
0,71% ; myrcene 0,50% ; L-limonene 0,37% ( Soleh & megantara, 2019 ).

Nama Senyawa utama Struktur Kimia


(rumus molekul & (Golongan dan gugus
berat molekul) fungsional)

Nama senyawa utama : Etil Golongan = Ester


Parametoksisinamat (EPMS) Gugus fungsional = Ester, metoksi,
benzene, serta etil.
Senyawa
Rumus molekul : C12H14O3
utama yang
Berat molekul : 206 g/mol
diisolasi
Sifat Fisika Kimia (polaritas, indesbias, bobot jenis, kelarutan, ,
stabilitas dll)

1. Bau aromatis
2. Berbentuk Kristal jarum
Karakteristik
3. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam heksan, etanol, kloroforom
minyak atsiri
4. Bersifat semi polar
5. Warna kuning, jernih
6. Titik leleh 49-50oC
7. Mudah menguap
8. Titik didih monoterpenal 140oC – 160oC
9. Titik didih sesquiterpenoid > 200oC

Metode & Prosedur Alasan

Metode : Maserasi (Perendaman) EPMS merupakan senyawa


Prosedur : golongan ester yang
memiiliki cincin benzen dan
Masukkan 100 g serbuk kencur dalam gugus metoksi yang bersifat
labu/botol, tambah 200 ml etanol 95% non polar, serta
kemudian digojog selama 2,5 jam. mengandung gugus karbonil
yang mengikat etil yang
Ekstraksi memiliki sifat sedikit polar
sehingga EMPS termasuk
Diamkan termaserasi selama 1 minggu dalam semi polar. Oleh
dalam suhu kamar sambil sering sebab itu etanol digunakan
digojog. sebagai pelarutnya karena
sifat dari etanol yang polar,
serta EMPS akan mudah
memisah dengan metode
Setelah 1 minggu dilakukan maserasi.
penyaringan dan didapatkan maserat 1.

Lakukan remaserasi dengan


pelarut etanol 95% digojog.
Metode & Prosedur Alasan

Metode : Metode ini dipilih karena


Isolasi dengan metode pemekatan untuk mendapatkan
Isolasi dan
yang diuapkan pada evaporator senyawa murni dengan
pemurnian
Prosedur : konsentrasi besar dalam
Lakukan penyaringan sehingga bentuk Kristal.
didapat maserat (digabung dengan
maserat awal).

Uapkan dengan evaporator hingga


volume ±10 ml

Tuangkan cairan ke dalam botol


kecil bertutup

Sisa sisa zat yang tertinggal pada


cawan porselin dicuci dengan 5 ml
etanol 95% dan dicampurkan ke
dalam botol.

Kristalisasi
Pemurnian (kristalisasi) Supaya didapatkan

Kristal yang diperoleh dipisahkan dari kristal EPMS yang

cairannya dengan menuangkannya ke murni.

dalam corong yang diberi kertas saring


yang telah ditara

Kristal pada kertas saring dibiarkan


mongering pada lemari asam

Parameter dan nilai standar puritas Prosedur

• Parameter : Titik lebur 1. Pengukuran titik lebur


dilakukan dengan
Puritas (kemurnian) • Nilai standar : 49-50oC menggunakan alat
melting point, yang
dibandingkan dengan
standarnya
2. Masukkan krista ke
dalam pipa kapiler
3. Tetapkan titik lebur
menggunakan alat
melting point
apparatus.
Metode & Prosedur Alasan

Metode : KLT (standar timol) Kromatografi lapisan tipis


Fase diam : silika gel G dapat digunakan untuk
Fase gerak : Toluen memonitor pergerakan
Prosedur : reaksi, mengidentifikasi
1. Siapkan plat KLT senyawa yang terdapat di
2. Larutan isolat dalam etanol dan dalam campuran, dan
larutan pembanding etil para metoksi menentukan kemurnian
Identifikasi
sinamat bahan.
3. Lakukan penotolan dengan pipa
kapiler yang berisi isolat dalam
etanol dan larutan pembanding etil
para metoksi sinamat
4. Silika gel G yang telah ditotol,
dimasukkan ke dalam chamber yang
berisi fase gerak toluen
5. Diamkan sampai fase gerak
mengelusi silika gel G, lalu diangkat
apabila eluen telah sampai batas, lalu
di keringkan
6. Noda totolan dilihat pada sinar UV
366 nm dan disemprot anisaldehid
asam sulfat.
7. Dipanaskan dalam oven 110oC
selama 5 menit
8. Hitung nilai rf nya

IV.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan yaitu isolasi dan identifikasi senyawa etil
p-metoksisinamat dari rimpang kencur. Etil para metoksi sinamat adalah komponen utama
rimpang kencur yang memiliki titik leleh 49-50 C, mudah larut dalam heksan, etanol dan
kloroform, tetapi tidak larut dalam air.
Metode isolasi EPMS dapat dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 95%
(kristalisasi). Etanol 95% digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan etil p-
metoksisinamat dimana etil p-metoksisinamat bersifat non polar sehingga diperlukan
pelarut yang bersifat non polar. Maserasi merupakan teknik ekstraksi simplisia dengan
menggunakan pelarut yang sesuaidengan beberapa kali penggojogan dimana ekstraksi
dilakukan pada suhu kamar. Tujuan dilakukannya ekstraksi dengan maserasi ialah untuk
menarik seluruh komponen zat aktif pada rimpang kencur menggunakan pelarut yang
sesuai. Selain itu digunakan metode maserasi karena etil p metoksi sinamat ini mudah
menguap dan mudah rusak dengan pemanasan. Jadi maserasi dipilih karena baik untuk
senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan memiliki beberapa keuntungan
diantaranya peralatan yang dibutuhkan sederhana dan proses pengerjaannya mudah (Tiwari
et al., 2011).
Pertama, rimpang kencur di iris-iris terlebih dahulu hingga berukuran kecil, pengirisan
bertujuan untuk memperluas bidang permukaan dari kencur itu sehingga diperoleh senyawa
etil p-metoksisinamat yang lebih banyak, dan pengeringan bertujuan agar kadar air dalam
rimpang kencur menurun. Setelah proses maserasi, dilakukan proses penyaringan dimana
proses ini bertujuan untuk memisahkan filtrat hasil maserasi dari rimpang kencur dan
pengotornya. Ekstrak kemudian di simpan dalam lemari pendingin dengan tujuan untuk
mengkristalkan senyawa yang didapat dan memisahkannya dari sisa pelarut yang belum
menguap maupun pengotor yang masih terdapat dalam ekstrak.
Rekristalisasi merupakan salah satu metode pemurnian zat padat dengan berdasarkan
pada perbedaan daya larut antara yang dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu perlarut
tertentu. Tahap rekristalisasi dilakukan dengan dua tahapan yaitu proses pemisahan kristal
dan pencucian kristal. Pemisahan kristal dilakukan dengan menambahkan pelarut kemudian
disaring. Lalu, dilakukan proses pencucian kristal EPMS yang bertujuan untuk memisahkan
pengotor yang menempel pada kristal sehingga didapatkan kristal yang murni dengan
menggunakan pelarut etanol dingin, kristal yang didapatkan pada praktikum ini yaitu
berwarna coklat. Penggunaan etanol pada tahap ini bertujuan untuk memisahkan senyawa
semi polar yang sulit terpisah dari kristal EPMS (Mufidah,2015 dengan modifikasi). Kristal
EPMS secara teoritis berwarna putih dan berbentuk jarum, hal ini sedikit tidak sesuai dengan
kristal yang diperoleh. Percobaan ini didapatkan berat simpilisa yaitu 300 gram, berat kristal
EPMS yaitu 0,91 gram dan rendemen 0,63 % dengan rumus rendemen:

Lalu melakukan identifikasi EPMS dengan KLT, digunakan fase diam silika gel dan fase
gerak berupa Toluen (karena merupakan senyawa bersifat nonpolar dimana dapat menarik
senyawa etilparametoksi sinamat karena merupakan senyawa yang semipolar), serta
dilakukan pada sinar UV 254 nm. Didapatkan Rf pada sampel yaitu 0.425 dan Rf pada
pembanding yaitu 0,412 dengan rumus:
Rf=𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑐𝑎𝑘 ∶ 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑙𝑢𝑠𝑖
Diidentifikasi sampel dan pembanding mengalami fluororesensi ungu, dan rx isolat
EPMS yang didapat adalah 1,031.
V. KESIMPULAN
1. Metode isolasi EPMS dapat dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 95%
(kristalisasi)
2. Didapatkan berat simpilisa yaitu 300 gram, berat kristal EPMS yaitu 0,91 gram dan
rendemen 0,63 %
3. Rx isolat EPMS yang didapat 1,031
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma. (2016). Potensi Antibakteri Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat Terhadap Bakteri
Jerawat. Saintech Farma vol 9 no 1 , 35-40.
Soleh, S. M. (2019). KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN KENCUR (Kaempferia
galanga L.) DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI. Jurnal Farmaka vol 17 no 2 , 256-
262.

Zainab, d. (2022). Buku Petunjuk Praktikum Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Ahmad


Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai