Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN I

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SEREH/SERAI

Nama : Avita Trista Ningrum


NIM : 1900023047
Kelas/Gol/Kel : 3A/2/
Hari Praktikum :
Dosen Pengampu :

Pernyataan Keaslian:

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang saya
buat adalah hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data. Jika
terbukti ada bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lain dan atau
memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.

Yang menyatakan,

(Avita Trista Ningrum)

LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2021
PERCOBAAN I
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SEREH/SERAI
I. TUJUAN
 Isolasi minyak atsiri dengan destilasi Stahl.
 Identifikasi minyak atsiri dengan KLT.

II. DASAR TEORI


Sereh adalah tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah. Tanaman sereh
banyak dibudidayakan pada ketinggian 200-800 dpl. Tanaman serai yang diusahakan di
Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu Cympogon Nardus (lenabatu) dan Cympogon
winterianus (mahapengiri). Jenis mahapegiri mempunyai ciri-ciri daunnya lebih lebar dan
pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal 30-40% dan
geraniol 65-90%. Sedangkan jenis lenabatu menghasilkan minyak dengan kadar
sitronellal 7-15% dan geraniol 55-65%. (Wijoyo, 2009)
Tanaman sereh (Cymbopogon Ciratus) terdiri atas akar, batang dan daun. Akar
tanaman sereh dimanfaatkan untuk obat tradisional dan batang tanaman sereh paling
banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan aroma pada minuman hangat seperti
serbat, bajigur, dan bandrek, sedangkan daun tanaman sereh dimanfaatkan menjadi
minyak atsiri. Minyak atsiri daun sereh mengandung sitronelal asetat 2-4%, sitral,
kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadenin, vanilin,limonen, kamfen. (Sastrohamidjojo,
2004)
Gabungan ketiga komponen utama minyak sereh dikenal sebagai total senyawa yang
dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan intensitas bau harum, nilai dan harga
minyak sereh. Menurut standar pasar internasional, kandungan sitronelal dan jumlah total
alkohol masing-masing harus lebih tinggi dari 35%. (Wijasekara, 1973)
Kedudukan taksonomi tanaman serai: (Santoso, 2007)

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminae/Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L.Rendle

Penguapan dan isolasi menggunakan destilasi tanaman aromatik dari membran sel
tanaman dengan adanya kelembaban dilakukan dengan cara pemanasan suhu tinggi,
kemudian pendinginan campuran uap untuk memisahkan minyak dari air dan dasar
immiscibility (tidak campur) dan densitas antara minyak dan air. Pemilihan proses
ekstraksi minyak atsiri pada umumnya mempertimbangkan sensitifitas minyak atsiri
terhadap air panas, volatilitas minyak atsiri, dan kelarutan minyak atsiri dalam air.
Minyak atsiri adalah minyak mudah menguap atau minyak terbang, campuran dari
senyawa yang berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang,
daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan. Minyak atsiri dengan
kelarutan tinggi dalam air dan rentan terhadap panas tidak dapat didestilasi.
Terpenoid juga merupakan komponen utama penyusun minyak atsii. Senyawa-
senyawa yang termasuk dalam kelompok terpenoid diklasifikasikan berdasarkan jumlah
atom karbon penyusunnya. Terpenoid tersusun atas karbon-karbon dengan jumlah
kelipatan lima. Diketahui juga bahwa sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka
karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut isoprene. Disebut unit
isopren karenakerangka karbon C-5 ini sama seperti senyawa isopren.
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan
dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri yang awalnya berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan
struktur secara sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon
dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa tersebut adalah golongan golongan terpnoid. (Lenny, 2006)
Sifat Terpenoid:

SIFAT FISIKA SIFAT KIMIA


Dalam keadaan segar merupakan cairan Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral
tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi dan terjad[i dalam dua bentuk enantiomer.
warna akan berubah menjadi gelap.
Mempunyai bau yang khas. Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka
ataupun siklik).
Indeks bias tinggi.
Kebanyakan optik aktif.
Kerapatan lebih kecil dari air.
Larut dalam pelarut organik: eter dan
alkohol.

Kromatografi adalah teknik laboratorium dalam memisahkan komponen atau molekul


larutan berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase diam dan fase gerak. Fase
gerak dapat berupa cairan (pada umumnya) dan gas sedangkan fase diam dapat berupa
padat atau cairan. Komponen campuran pada fase gerak bergerak pada fase diam dengan
kecepatan berbeda, sehingga menyebabkab campuran tersebut terpisah antara satu dengan
yang lainnya. Sifat alami dari fase gerak dan fase diam yang akan menentukan komponen
yang terpisah disebut bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Perbedaan waktu ini disebut
waktu retensi.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap
yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara
tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan. Zat cair dikenal kromatografi partisi.
Karena fase gerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem
kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan
kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-
cair serta kromatografi kolom kapiler. (Hostettmann, K., dkk., 1995)
III. ALAT DAN BAHAN
- Alat: Perangkat alat destilasi Stahl dan Perangkat KLT.
- Bahan: 50 gram daun sirih.

IV. CARA KERJA

1. Pasang alat destilasi Stahl


sesuai petunjuk.

2. Masukkan 50 g simplisia,
dan diisi aquades hingga 3. Destilasi selama 2 jam.
setengah labu.

4. Ukur minyak yang diperoleh


untuk mengetahui rendemen.

5. Pisahkan minyak atsiri dari


air, simpan pada flakon tertutup
dan terlindung dari cahaya.

6. Identifikasi
menggunakan metode KLT
dengan pembanding
eugenol.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis dengan sistem sebagai berikut:

Fase Diam : Silika Gel GF 254


Fase Gerak : Heksan-etil asetat (3:2)
Cuplikan : Larutan minyak atsiri dalam etanol dan larutan
pembanding etanol.

Deteksi : Sinar ultraviolet 254,366nm dan disemprot FeCl3.

V. TABEL

Tanaman Nama Latin Nama Lokal


Cymbopogon Citratus Sereh
Tanaman sereh (cyimbopogon citratus) yaitu tanaman yang
menghasilkan minyak atsiri dengan kadar sitronellal 30-
Kandungan senyawa 45% dan geraniol 65-90%.Pada tanaman sereh dapur
kimia dalam tanaman sendiri terbagi atas beberapa bagian yang menghasilkan
minyak atrisi yaitu pada daun, batang dan akar tanaman
sereh dapur. (Backer, 1965).
Nama Senyawa utama Struktur Kimia (Golongan
(Rumus molekul dan Berat dan gugus fungsional)
molekul)
Nama Senyawa : Citral Golongan : Terpen

Gugus Fungsional :
isoprene
Rumus Molekul : C10H16O

Senyawa utama yang


diisolasi Berat Molekul : 152,24
g/mol

Sifat Fisika Kimia (polaritas, indesbias, bobot jenis,


kelarutan, , stabilitas dll)

Identifikasi : zat kristal putih dengan bau aromatik yang


Karakteristik minyak menyenangkan dan antiseptik yang kuat properti
atsiri Kelarutan dalam air : 0,9 kg/m3
Molaritas : 150,22 g/ mol
Kepadatan : 960 kg/m3
Sifat fisika :
B M : 150,22 g/mol
Titik didih :232,9 C
Indeks bias : 1,5012

Metode dan Prosedur Alasan


Metode destilasi uap Karena Destilasi uap stahl
dengan menggunakan alat adalah menetapkan kadar
destilasi stahl. minyak atsiri yang diperoleh
secara langsung dengan
Prosedur: mengukur volume minyak
atsiri yang terukur pada alat.
- Pasang alat destilasi Dan citral tidak rusak ketika
stahl sesuai dipanaskan dengan adanya
Ekstraksi petunjuk. air dan pemanasan.

- Masukkan 50g
simplisia, dan diisi
aquades hingga
setengah labu .

- Destilasi selama 2
jam.

Ukur minyak yang


diperoleh untuk mengetahui
rendemen.

Metode dan Prosedur Alasan


1. Isolasi Karena agar bisa
mendapatkan minyak atsiri
Metode: pemisahan yang didapatkan itu murni
dan bebas dari kontaminan
Prosedur: zat pengkotor.

- Pisahkan minyak
atsiri dari air.

- Lalu simpan pada


flakon tertutup dan
Isolasi dan Pemurnian terlindung dari
cahaya.
2. Pemurnian

Metode: pemurnian dengan


perangkat KLT

Prosedur:

Identifikasi senyawa tymol


dengan memakai metode
KLT dengan pembanding
larutan timol

- Masukkan 50g serai


yang telah dipotong-
potong ke dalam
labu destilasi.

- Tambahkan 1/3
hingga ½ lalu
destilasi hingga
bahan terendam.

- Pasang labu destilasi


pada alat destilasi
stahl.

- Lakukan destilasi
selama 4-6 jam.

- Baca volume
minyak atsiri pada
skala penampung.

Pisahkan minyak atsiri dan


simpan di botol gelap.

Parameter dan nilai standar Prosedur


puritas.

Menggunakan Parameter Prosedur


indeks bias.
- Menggunakan alat
Nilai standarL kurang lebih melting point.
1,5012.
- Sampel dimasukkan
Puritas (Kemurnian) dalam pipa kapiler .

- Pipa kapiler
dimasukkan kedalam
melting point.

- Nyalakan alat.

- Amati sampel.

Catat suhu sampel pada


monitor melting point saat
sampel mulai meleleh
sampai semua meleleh.

Metode dan Prosedur Alasan


Lakukan penotolan dengan Karena menggunakan KLT
pipa kapiler yang berisi analisis yang cepat/mudah
cuplikan minyak atsiri dan membutuhkan sedikit
dalam etanol dan larutan pelarut.

pembanding timol.

Silica gel GF 254 yang


telah ditotol dimasukkan
Identifikasi chamber yang berisi fase
heksan-etil asetat ( 3:2 )
yang telah
dijenuhkan .

Diamkan sampai fase gerak


mengefusi silica gel GF 254
dan diangkat apabila eluen
telah sampai batas dan

dikeringkan .

Noda totolan dilihat pada


sinar UV 254 nm, dan 366
nm dan disemprol FeCl3,
kemudian hitung nilai Rf.
DAFTAR PUSTAKA
- Lenny, S, 2006. Senyawa Terpenoid dan Steroid. Karya Ilmiah. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
- Agusta, 2002. Aromaterapi Cara Sehat dengan Wewangian alami. Jakarta: Penebar
Swadaya.
- Gunther, E. 1990. The Essensial Oil (Minyak Atsiri), Diterjemahkan Oleh S.Ketaren.
jakarta: UI Press.
- Sastrohamidjoyo, 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity
Presss.
- Hardjono, S. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada Univercity Press. Yogyakarta.
- Hoatetman, K., Dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai