oleh:
Adriani Japar
NIM: B212500064
PROGRAM DIPLOMA 3
PROGRAM STUDI PENGOLAHAN HASIL HUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
2022
I. PENDAHULUAN
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman minyak tersebut
mudah menguap pada suhu kamar, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air
Minyak atsiri mengandung resin, dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan
hidrogen (H), dan karbon. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri
terutama terdiri dari persenyawaan terpene, selain itu juga parafin, olefin, dan
oxygenated hydrocarbon terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O), yaitu persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester, dan eter
a. Tujuan :
pirolisis
jadikan sebagai minyak atsiri yan dapat di olah menjadi produk yang bisa di
pasarkan
II. Tinjauan pustaka
Tanaman serai yang diusahakan di Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu
mahapengiri mempunyai ciri-ciri daunnya lebih lebar dan pendek Disamping itu
dan geraniol 55-65% (wijoyo, 2009). serai umumnya tumbuh sebagaitanaman liar
di tepi jalan atau kebun! tetapi dapat ditanam dalam berbagaikondisi di daerah
tropis yang lembab cukup sinar matahari dan bercurahhujan relatif tinggi.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Graminae/Poaceae
Genus : Cymbopogon
dikenal sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini
menentukan intensitas bau harum, nilai dan harga minyak sereh. Menurut
masing-masing harus lebih tinggi dari 35% (Wijesekara, 1973). Penelitian lain
pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama yaitu sitronelol,
geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping it terdapat pula geranil butirat,
sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol (Schneider, 1985). Manfaat serai yaitu
dari daunnya mengandung 0,4% minyak atsiri dengan tiga komponen penting
hemat biaya untuk memproduksi minyak atsiri di seluruh dunia. Penguapan dan
kemudian pendinginan campuran uap untuk memisahkan minyak dari air atas
dasar immiscibility (tidak campur) dan densitas antara minyak dan air.
panas tidak dapat didestilasi. Selain itu, minyak atsiri harus mudah menguap
pada destilasi uap. Sebagian besar minyak atsiri dalam perdagangan bersifat
mudah menguap, cukup stabil terhadap panas dan praktis tidak larut dalam air;
merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan
karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah
essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.
Minyak atsiri umumnya tidak berwarna, namun pada penyimpanan lama minyak
atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi
tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini
umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
a. Tempat Praktikum
1. Alat :
Wadah Air
Labu Destilasi
Kondensor
Lubang Udara
2. Bahan :
Air
c. Prosedur Kerja
potong kecil yaitu sereh wangi yang sudah bersih kemudian di keringkan ,
dengan diisi air hingga setengah volume tabung perebusan, setelah bahan
sudah dimasukkan semua tutup kepala tabung dengan erat. Dibiarkan beberapa
saat hingga nanti diperoleh terpisahnya minyak atsiri dari udara yang ada dalam
tersebut.
IV. HASIL PRAKTIKUM
Adapun hasil yang didapatkan dari hasil pembuatan minyak atsiri sebagai
berikut:
Massa Sample 5 Kg
KOSONG
= 0,043
DAFTAR PUSTAKA