Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal Widya Mandala Catholic University Surabaya / Jurnal-Jurnal yang diterbitkan...

124 Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN


MENGGUNAKAN PELARUT METANOL, ASETON, DAN N-HEKSANA
Fransiska Ariyani1), Laurentia Eka Setiawan2), Felycia Edi Soetaredjo2)
E-mail: felyciae@yahoo.com

ABSTRAK

Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah salah satu tanaman rempah, biasa digunakan sebagai bumbu
masakan, dan obat-obatan. Minyak sereh secara umum digunakan untuk pengusir nyamuk, akan tetapi dewasa ini
minyak sereh juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya: dapat meregangkan otot yang kaku,
dan sebagai penambah nafsu makan. Minyak atsiri dari sereh dapat dihasilkan dengan berbagai metode misalnya
ekstraksi. Keuntungan dari metode ini adalah tidak membutuhkan suhu yang tinggi, sehingga minyak tidak akan
mudah rusak.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap yield
minyak atsiri yang dihasilkan, mengetahui senyawa-senyawa/komponen kimia yang terdapat dalam minyak sereh,
dan selain itu juga untuk mengetahui kadar air, kadar abu yang terdapat dalam tanaman sereh. Mula-mula sereh
dikecilkan ukurannya menjadi sekitar ¼ x ¼ x ¼ cm, ditimbang sebanyak 40 gram, sereh kemudian diekstrak
selama beberapa jam (2, 4, 6 ,8 ,10 jam) menggunakan jenis pelarut yang berbeda (n-heksana, metanol, dan
aseton) sebanyak 400 mL. Untuk proses pemurnian, pelarut dipisahkan dari minyak atsiri menggunakan rotary
evaporator. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metanol menghasilkan yield minyak atsiri lebih besar
(6,73%) dibandingkan dengan aseton (3,15%) dan n-heksana (0,44%), dan mengekstrak lebih banyak komponen
kimia seperti senyawa neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan limonene.

Kata kunci: Sereh, ekstraksi pelarut, minyak atsiri, yield, komponen kimia

PENDAHULUAN
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama 1. Warna : minyak atsiri yang baru dipisahkan
minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, biasanya tidak berwarna. Oleh karena
volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman[1], penguapan, dan mungkin oksidasi, warnanya
minyak tersebut mudah menguap pada suhu dapat bermacam-macam, seperti: hijau,
kamar, berbau wangi sesuai dengan bau coklat, kuning, biru ,dan merah.
tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam 2. Rasa: bermacam-macam (ada yang manis,
pelarut organik, dan tidak larut dalam air[2]. pedas, asam, pahit, dan ada pula yang
Minyak atsiri mengandung resin, dan lilin mempunyai rasa membakar).
dalam jumlah kecil yang merupakan komponen 3. Bau : merangsang dan khas untuk tiap jenis
tidak mudah menguap[1,3]. Komponen kimia minyak atsiri.
minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua 4. Berat jenis: berkisar antara 0,698-1,188
golongan, yaitu hydrocarbon, dan oxygenated (gr/cm3) pada 15oC. Kisaran nilai koreksinya
hydrocarbon[1,3]. Persenyawaan yang termasuk adalah antara 0,00042-0,00084 untuk tiap
golongan hidrokarbon terbentuk dari unsur perubahan 1oC.
hidrogen (H), dan karbon (C). Jenis hidrokarbon 5. Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam
yang terdapat dalam minyak atsiri terutama alkohol, eter, kloroform, asam asetat pekat,
terdiri dari persenyawaan terpene, selain itu juga dan pelarut organik lain; kurang larut dalam
parafin, olefin, dan hidrokarbon aromatik, alkohol encer yang kadarnya kurang dari
sedangkan persenyawaan yang termasuk dalam 70%.
golongan oxygenated hydrocarbon terbentuk 6. Sifat: pelarut yang baik untuk lemak,
dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen minyak, resin, kamfer, sulfur, dan fosfor.
(O), yaitu persenyawaan alkohol, aldehida, 7. Indeks bias: berkisar antara 1,3-1,7 pada
keton, oksida, ester, dan eter. Sifat-sifat fisis suhu 20oC. Kisaran nilai koreksinya adalah
minyak atsiri secara umum adalah sebagai antara 0,00039-0,00049 untuk tiap
o
berikut: perubahan 1 C.
1)
Mahasiswi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2)
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

8. Putaran optik: berkisar antara -100o- TINJAUAN PUSTAKA


+100o pada suhu 20oC. Kisaran nilai Sifat fisis-kimiawi dari minyak sereh
koreksinya hanya dibuat untuk minyak adalah[2,4]:
sitrun yaitu 8,2-13,2 untuk tiap  Berat jenis, 25oC : 0,850-0,892
perubahan 1oC.  Putaran optik : +0,25-+0,2
Tanaman yang biasanya menghasilkan  Indek bias, 25oC : 1,4587-1,4870
minyak atsiri yaitu yang termasuk dalam famili  Titik didih : 150-300ºC
pinaceae, labitae, compositae, myrtaceae, dan
umbelliferaceae. Minyak atsiri terdapat pada Tabel 1 menunjukkan komponen kimia yang
setiap bagian tanaman yaitu dari bunga, buah, terdapat dalam minyak atsiri sereh segar yang
batang, dan akar. Salah satu jenis tanaman ada di Brazil yaitu sebagai berikut:
penghasil minyak atsiri yang mempunyai potensi
cukup besar untuk dikembangkan adalah sereh Tabel 1. Senyawa Penyusun Kimia dalam minyak
(cymbopogon winterianus). Sereh masih belum Sereh
banyak dibudidayakan di Indonesia karena Komponen Kadar (%)
sebagian besar hanya digunakan untuk d-limonene 1,8
kebutuhan sehari-hari sebagai campuran citronellal 35,9
makanan atau rempah-rempah. Namun bila citronellole 5,2
tanaman ini diproses, dan diolah, maka akan geraniole 20,9
mendapatkan potensi ekspor yang cukup besar. geranial 1,5
Selain sebagai bumbu dapur, sereh juga dapat citronellyl acetate 2,9
diambil minyaknya untuk digunakan berbagai geranyl acetate 4,0
beta-elemene 0,5
macam kebutuhan.
germacrene A 0,8
Tanaman sereh merupakan tanaman delta-cadinene 2,1
tahunan yang tumbuh pada daerah yang tidak germacrene B 6,8
tetap atau hidup meliar, hidup lama, dan kuat. 1,10-di-epi-cubenol 2,0
Tanaman ini merupakan semacam rumput, 1-epi-cubenol 1,9
berumpun banyak, dan mengumpul menjadi gama-eudesmol 1,2
gerombol yang besar. Tanaman ini biasanya cubenol 1,0
mempunyai tinggi berkisar antara 40-70cm, alfa-muurolol 2,0
mempunyai daun berwarna hijau muda, batang alfa-cadinol 8,0
tumbuhan tidak berkayu, dan tersusun atas
epidermis batang, jaringan pengangkut, jaringan Cymbopogon winteranius menghasilkan
korteks, dan empulur batang. Pada jaringan 75-85% citral dalam minyak atsiri. Citral adalah
parenkim korteks terdapat sel atau kelenjar gabungan dari dua isomer aldehida monoterpene
minyak, sehingga tumbuhan ini dapat digunakan acylic. Senyawa citral ini membentuk turunan-
untuk membuat minyak atsiri[2]. Tanaman sereh turunan lain yaitu sitronella, sitronelol, dan
disajikan pada Gambar 1. geraniol. Geraniol (C10H18O) Sering disebut
juga sebagai rhodinol adalah salah satu senyawa
monoterpenoid dan alkohol. Senyawa ini tidak
dapat larut dalam air, tetapi larut dalam bahan
pelarut organik. Baunya menyengat, dan sering
digunakan sebagai parfum. Geraniol merupakan
persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul
isoprene dan 1 molekul air, dengan rumus
bangun adalah sebagai berikut[1,4]:

Gambar 1. Tanaman Sereh Gambar 2. Struktur Kimia Geraniol

125
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No.2, 2008 (124-133)

Sitronellol (C10H20O) disebut juga penggunaan sistem penyulingan ini adalah


dihydrogeraniol adalah suatu monoterpenoid karena sistem ini baik digunakan untuk
alami. Rumus bangunnya adalah sebagai menyuling bahan yang berbentuk tepung, dan
berikut[1,4]: bunga-bungaan yang mudah membentuk
gumpalan jika kena panas. Untuk bahan-bahan
yang berupa cairan, perlu ditambah air secara
berkala dengan tujuan supaya sisa penyulingan
jangan sampai hangus. Akan tetapi cara
penyulingan ini memiliki kelemahan yaitu tidak
Gambar 3. Struktur Kimia Sitronellol baik digunakan untuk bahan yang larut dalam air
dan bahan yang sedang disuling dapat hangus
Sitronellal (C10H16O) rumus bangunnya adalah jika suhu tidak diawasi. Metode water
sebagai berikut[1,4]: distillation digunakan karena minyak atsiri
umumnya akan terdekomposisi pada suhu tinggi
(lebih tinggi dari titik didih senyawa penyusun
minyak atsiri tersebut, biasanya ≥100ºC).
Penambahan air atau uap air dapat menurunkan
titik didih, sehingga minyak atsiri menguap pada
Gambar 4. Struktur Kimiawi Sitronellal suhu lebih rendah daripada titik didihnya pada
tekanan atmosfer. Metode ini seringkali
Karena karakteristik dari senyawa citral digunakan untuk memisahkan komponen dengan
ini adalah berbau lemon, maka citral sangat titik didih tinggi dari sejumlah pengotor yang
penting dalam industri makanan, dan penyedap non volatil.
rasa. Citral juga dapat digunakan sebagai bahan Selama ada 2 fasa cair, campuran akan
dasar pembuatan obat-obatan, parfum, dan mendidih pada suhu di bawah suhu didih
industri kosmetik. Komponen kimia dalam komponen yang memiliki titik didih terendah.
minyak sereh salah satunya adalah sitronellal Dengan menggunakan water distillation, selama
dan geraniol yang merupakan bahan dasar untuk ada air, komponen dengan titik didih tinggi (B)
pembuatan parfum, selain itu minyak sereh juga akan menguap pada suhu di bawah titik didih
digunakan secara meluas untuk detergen, normalnya tanpa perlu menggunakan vakum.
pembersih lantai, aerosol, obat sakit kepala, sakit Uap air (A) dan komponen yang bertitik didih
gigi, ramuan air mandi, anti inflamasi, stomokik tinggi (B) akan dikondensasi dalam sebuah
(penambah nafsu makan), antipiretik (penurun condenser, dan membentuk 2 fasa cair yang
panas), dan analgesik[2]. Karena manfaat, dan tidak saling larut.
keuntungan yang dapat dihasilkan oleh tanaman Keuntungan proses ini adalah sederhana
sereh maka dibuat penelitiaan untuk dan ekonomis, sehingga dapat dilakukan oleh
mendapatkan yield minyak atsiri optimum. industri rumah tangga. Untuk meningkatkan
Berbagai macam metode yang dapat digunakan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan, distilasi
yaitu destilasi uap, pressing (pengepresan), dilakukan pada kondisi vakum sehingga
supercritical fluid extraction, dan solvent komponen yang terdekomposisi semakin sedikit,
extraction[5]. akan tetapi biaya operasionalnya jauh lebih
Macam-macam sistem penyulingan uap: mahal.
1. Penyulingan dengan air (water distillation) 2. Penyulingan dengan air dan uap air
2. Penyulingan dengan air dan uap (steam and Pada sistem penyulingan ini, memiliki
water distillation) keuntungan yaitu uap dapat berpenetrasi secara
3. Penyulingan dengan uap (steam distillation) merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat
dipertahankan sampai 100ºC. Lama penyulingan
Penjelasan ketiga metode tersebut adalah relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih
sebegai berikut. besar, dan mutunya lebih baik jika dibandingkan
1. Penyulingan dengan air dengan minyak hasil dari sistem penyulingan
Pada sistem penyulingan dengan air, dengan air.
bahan yang akan disuling langsung berkontak 3. Penyulingan dengan uap
dengan air mendidih. Keuntungan dari

126
Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

Distilasi uap adalah suatu cara yang keadaan vakum, sehingga dapat meminimalkan
digunakan untuk memisahkan dan memurnikan komponen yang terdekomposisi, tetapi biaya
senyawa-senyawa organik. Distilasi uap hanya operasionalnya akan jauh lebih mahal. Agar
dapat dilakukan pada senyawa organik yang diperoleh minyak yang bermutu tinggi, maka
tidak larut dalam air dan mempunyai tekanan perlu diusahakan proses penyulingan
uap yang tinggi. Campuran zat organic cair dan berlangsung pada suhu yang rendah, atau dapat
air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah juga pada suhu yang tinggi namun dengan waktu
dibandingkan dengan titik didih kedua zat cair yang singkat.
dalam keadaan murni. Pada sistem ini, Lama penyulingan tergantung dari tekanan
penyulingan lebih baik digunakan untuk uap yang dipergunakan dan faktor kondisi
mengekstraksi minyak dari biji-bijian, akar, dan terutama kadar air daun sereh. Pada prinsipnya,
kayu-kayuan yang umumnya mengandung tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu
komponen minyak bertitik didih lebih tinggi, tinggi untuk menghindarkan pengeringan bahan
tetapi tidak baik dilakukan terhadap bahan yang yang disuling. Penyulingan pada tekanan dan
mengandung minyak atsiri yang mudah rusak suhu yang terlalu tinggi akan menguraikan
oleh pemanasan dan air. komponen kimia minyak, dan dapat
Proses pengambilan minyak atsiri dengan mengakibatkan proses resinifikasi minyak.
cara penyulingan mempunyai beberapa Sistem penyulingan ini baik digunakan untuk
kelemahan, yaitu: mengekstraksi minyak yang komponennya
a. tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis memiliki titik didih tinggi, karena pada tekanan
minyak yang mudah rusak oleh adanya air yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi,
dan panas; terutama pada waktu penyulingan yang terlalu
b. minyak atsiri yang mengandung fraksi ester lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan
akan terhidrolisis karena adanya air dan minyak sereh adalah agar suhu, dan tekanan
panas; tetap seragam.
c. komponen minyak yang larut dalam air tidak Ekstraksi minyak atsiri dengan cara
dapat diekstraksi; pengepresan umumnya dilakukan terhadap
d. bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit bahan berupa biji, buah yang dihasilkan dari
berubah dari bau wangi alamiah; tanaman yang termasuk citrus. Cara ini hanya
e. komponen minyak yang bertitik didih tinggi dilakukan apabila kandungan minyak atsiri
yang menentukan bau wangi sebagian tidak dalam bahan cukup banyak (30-70%), sehingga
ikut tersuling, dan tetap tertinggal dalam dapat dilihat tetes-tetes minyaknya dengan mata
bahan. telanjang, atau dapat ditekan[3]. Supercritical
Ciri paling mendasar dari distilasi uap fluid extraction adalah suatu metode untuk
adalah bahwa distilasi uap ini memungkinkan mendapatkan minyak atsiri menggunakan suhu,
suatu senyawa atau suatu campuran senyawa dan tekanan kritis yaitu di atas suhu 31ºC dan
didistilasi pada suhu yang lebih rendah daripada tekanan di atas 74 bar.
suhu didih konstituen individual. Dengan adanya Pada proses ekstraksi padat-cair, ada
uap air, senyawa-senyawa kimia ini menguap beberapa langkah yang terjadi dalam
pada suhu lebih rendah daripada 100°C pada keseluruhan prosesnya. Pelarut berpindah dari
tekanan atmosfer (1 atm). Campuran uap panas badan larutan pelarut menuju ke permukaan
tersebut setelah melewati suatu sistem padatan, selanjutnya pelarut berdifusi ke dalam
pendinginan akan terkondensasi membentuk padatan, sehingga solut larut dalam pelarut,
cairan dengan dua lapisan yang jelas antara air kemudian solut berdifusi melalui campuran
dan senyawa organik (minyak essential). padatan-pelarut menuju ke permukaan partikel,
Kebanyakan (tapi tidak semua) minyak-minyak dan akhirnya solut berpindah menuju ke badan
essential lebih ringan daripada air, dan akan larutan. Dalam proses ektraksi padat-cair, terjadi
menempati lapisan bagian atas. kontak antara dua fase yang menyebabkan solut
Kelebihan dari proses ini adalah berdifusi dari fase padatan ke fase cairan. Pada
sederhana, dan ekonomis, sehingga dapat proses ini, zat yang diekstrak harus memiliki
diaplikasikan dalam industri rumah tangga. kelarutan yang tinggi dalam pelarut, sedangkan
Untuk meningkatkan kualitas minyak atsiri yang padatan inert tidak boleh larut dalam pelarut.
dihasilkan, proses distilasi ini dilakukan dalam

127
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No.2, 2008 (124-133)

Pada umumnya, sebelum melakukan 4. Pengadukan


proses ekstraksi padat-cair, dilakukan perlakuan Pengadukan larutan juga penting karena
pendahuluan berupa pengecilan ukuran partikel akan meningkatkan difusi eddy dan perpindahan
padatan yang akan diekstrak. Hal ini disebabkan solut dari permukaan padatan ke badan larutan.
karena partikel padatan memiliki dinding sel Selain itu, pengadukan juga mencegah terjadinya
yang memberikan tahanan terhadap proses pengendapan.
difusi. Dengan adanya proses pengecilan ukuran, Prinsip ekstraksi adalah melarutkan
maka dinding sel akan pecah, sehingga solut minyak atsiri dalam bahan dengan menggunakan
akan mudah diekstrak. Selain itu, proses ini pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut
dapat memperkecil jarak yang dibutuhkan oleh yang biasanya digunakan adalah etanol, n-
pelarut untuk berdifusi mencapai sel padatan, heksan, aseton, dan lain-lain. Ekstraksi padat-
yang berarti mempercepat proses ektraksi padat- cair umumnya digunakan untuk mengisolasi
cair. Dalam proses ekstaksi minyak atsiri dari minyak atsiri yang mudah rusak pada suhu
sereh ini, ada empat faktor yang mempengaruhi tinggi. Prinsip dari ekstraksi adalah proses untuk
laju ekstraksi, yaitu: memisahkan salah satu atau lebih komponen
1. Ukuran partikel yang terkandung di dalam fase padatan dengan
Makin kecil ukuran partikel, makin besar menggunakan fase pelarut yang sesuai.
luas permukaan padatan yang akan diekstrak, Keuntungan dari metode ekstraksi ini yaitu tidak
sehingga dapat memperbesar luas permukaan membutuhkan suhu yang terlalu tinggi, dan
transfer massa pelarut ke dalam padatan. Dengan hanya membutuhkan pelarut saja. Minyak atsiri
demikian, laju difusi pelarut ke dalam padatan dengan suhu yang terlalu tinggi akan
menjadi lebih besar. Pengecilan ukuran juga terdekomposisi.
bertujuan untuk memecahkan struktur dinding Mutu minyak sereh dapat ditentukan
sel yang menjadi penghalang bagi terjadinya berdasarkan kriteria fisis yaitu warna, bobot
difusi pelarut ke dalam padatan inert. Namun jenis, dan indeks bias. Ataupun secara kimia
demikian, ukuran partikel juga tidak boleh yaitu geraniol total dan sitronellal total. Tabel 2
terlalu kecil karena apabila ukurannya teramat menunjukkan kriteria fisis dan kimia minyak
kecil (terlalu halus), maka akan menyebabkan sereh berdasarkan Standar Nasional Indonesia
sulitnya proses pemisahan ampas dari ekstrak nomer 06-3953-1995. Dari Tabel 2 dapat dilihat
yang didapat. bagaimana standar mutu yang baik untuk
2. Pelarut diekspor ke luar baik dari segi senyawa kimia
Pelarut yang baik adalah pelarut yang total yang diperbolehkan di dalam minyak sereh
tidak merusak solut atau residu, harganya relatif tersebut, dan dari nilai indeks bias, serta massa
murah, memiliki titik didih rendah, murni, dan jenis yang baik dari minyak atsiri yang diperoleh
tidak berbahaya. Suatu zat dapat larut dalam dari tanaman sereh.
pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang Tabel 2. Standar mutu minyak sereh berdasarkan
sama, yaitu zat polar seperti (seperti garam meja sifat fisika dan sifat kimiawi menurut SNI 06-3953-
dan gula/sukrosa) larut dalam pelarut bersifat 1995
polar (seperti air), dan tidak larut dalam pelarut Karakteristik Syarat
nonpolar (seperti n-heksana). Begitu pula Warna Kuning-coklat
sebaliknya, zat nonpolar (seperti minyak dan Massa jenis, 25oC 0,850 – 0,892
lilin) larut dalam pelarut nonpolar, dan tidak Indeks bias, 25oC 1,454 – 1,473
Geraniol total, min 75%
larut dalam pelarut polar[3]. Perbandingan antara
Sitronellal total, min 25%
massa pelarut, dan massa padatan yang akan
diekstrak juga harus tertentu untuk mendapatkan Apabila zat atau senyawa yang akan
hasil ekstraksi yang terbaik. dimurnikan tidak dikenal secara pasti, maka
3. Suhu setidak-tidaknya harus dikenal komponen
Biasanya kelarutan dari bahan yang penting dari senyawa tersebut. Jika senyawa
diekstraksi akan bertambah dengan tersebut adalah senyawa organik, maka yang
meningkatnya suhu sehingga laju ekstraksinya diketahui sebaiknya adalah gugus-gugus
juga tinggi. Selain itu, koefisien difusivitas juga fungsional senyawa tersebut. Apakah gugus-
akan semakin meningkat dengan naiknya suhu gugus tersebut bersifat hidrofobik atau
sehingga dapat mempercepat laju ekstraksi. hidrofilik. Dengan kata lain minimal harus

128
Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

diketahui polaritas senyawa tersebut. Setelah Rotary evaporator atau rotavapor adalah
polaritas senyawa tersebut diketahui kemudian alat yang digunakan dalam laboratorium kimia,
dipilihlah pelarut yang sesuai dengan polaritas dan biokimia untuk menguapkan pelarut.
senyawa tersebut. Komponen utama dalam rotary evaporator
Jenis-jenis pelarut yang biasa digunakan adalah vacuum system, yang terdiri dari vacuum
untuk mengekstraksi minyak atsiri adalah etanol, pump dan controller, labu evaporasi yang
heksana, propilen glikol, air, dan petroleum eter. berputar dapat dipanaskan dalam pemanas fluid
Yang cenderung lebih larut dalam air disebut bath dan kondenser dengan labu penampung
memiliki sifat yang polar, dan sebaliknya yang kondensat. Sistem dapat bekerja karena tekanan
cenderung larut dalam pelarut organik disebut rendah, dan titik didih dari pelarut yang rendah,
non-polar. Kelarutan senyawa dalam pelarut termasuk pelarut. Alat ini membuat pelarut dapat
tergantung pada sifat polaritas senyawa, dan dipisahkan tanpa pemanasan berlebih. Rotary
pelarut tersebut. Bahan-bahan dari senyawa evaporator sangat efektif untuk memisahkan
kimia akan mudah larut dalam bahan pelarut sebagian pelarut organik selama proses
yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan ekstraksi. Gambar rotary evaporator disajikan
dilarutkan. Tingkat polaritas suatu senyawa pada Gambar 5 sebegai berikut:
dapat ditunjukkan dengan lebih pasti melalui
pengukuran konstanta dielektrikum suatu bahan
solvent. Semakin besar konstanta dielektrikum
suatu bahan pelarut disebut semakin polar. Nilai
konstanta dielektrikum untuk beberapa pelarut
disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Sifat kelarutan pelarutdalam air
Pelarut Konstanta
Dielektrikum (D)
n-heksana 1,89
aseton 20,70
metanol 33,60
Dalam penelitian ini pelarut yang akan
digunakan dalam ekstraksi adalah aseton, Keterangan Gambar:
metanol, dan n-heksana yang mempunyai sifat- 1. Condenser
sifat fisis dan kimiawi sebagaimana disajikan 2. Tombol pemutar
pada Tabel 4 sebagai berikut: 3. Labu evaporasi
4. Controller
Tabel 4. Sifat-sifat fisis dan kimiawi dari pelarut
5. Air masuk
n-heksana, metanol, dan aseton
6. Air keluar
Sifat-sifat fisis n- Metanol Aseton
7. Labu penampung kondensat
dan kimiawi heksana (CH4O) ((CH3)2CO)
8. Water bath
(C6H14)
9. Pengatur suhu
Titik didih(0C) 68,5 64,7 57
10. Tombol pemanas
Titik leleh (0C) -95,30 -98 -95
11. Vacuum pump
Densitas(g/cm3) 0,66 0,786 0,79
Warna bening bening bening Gambar 5. Rotary Evaporator
Kelarutan -tidak -dapat -dapat larut
larut larut dalam air Tujuan dari penelitian ekstraksi minyak
dalam dalam atsiri dari sereh ini adalah untuk mempelajari
air air pengaruh jenis pelarut (metanol, aseton, dan n-
-larut heksana) terhadap yield minyak atsiri yang
dalam
dihasilkan oleh tanaman sereh serta mempelajari
pelarut
organik komponen-komponen kimiawi yang terdapat
-sangat minyak atsiri sereh.
larut
dalam
alkohol

129
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No.2, 2008 (124-133)

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tanaman sereh Jawa yang digunakan Pengaruh jenis pelarut terhadap Yield
sebagai bahan baku pada penelitian ini. Pada minyak atsiri
awal penelitian sereh dicuci bersih kemudian Untuk mendapatkan minyak atsiri sereh
dipotong-potong berukuran sekitar dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tiga
1/4x1/4x1/4cm. Ekstraksi dilakukan dengan jenis solvent, yaitu n-heksana, aseton, dan
menggunakan tiga macam pelarut yaitu: metanol. Dari ketiga jenis pelarut yang
metanol, aseton, dan n-heksana. Untuk semua digunakan warna minyak atsiri yang dihasilkan
jenis pelarut digunakan perbandingan padatan oleh masing-masing pelarut pun berbeda
/pelarut yaitu 1:10, dan waktu ekstraksi adalah 2, sebagaimana disajikan pada Gambar 6 (a, b dan
4, 6, 8, 10 jam. Dari masing-masing kondisi c). Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa yield
proses dengan variasi pelarut dan waktu minyak atsiri hasil ekstraksi dengan pelarut
ekstraksi, ditentukan yield, indeks bias, dan metanol (6,73%) lebih tinggi jika dibandingkan
massa jenis. Untuk analisis bahan baku meliputi dengan yield minyak atsiri hasil ekstraksi dengan
kadar air, dan kadar abu. Senyawa/komponen pelarut n-heksana (0,44%) dan pelarut aseton
kimia total yang terdapat minyak atsiri sereh (3,15%).
meliputi sitronella, sitronellol, geraniol, neral,
geranial, dan β-myrcene dianalisis dengan
menggunakan Chromatogram Shimadzu GC
GC-2014, dengan kolom agilent dengan
spesifikasi: 30mmx0,25mm ID, dan ketebalan
film 0,25µm. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung yield minyak atsiri adalah:
B
Yield minyak atsiri =  100% (1)
A
 Massa sereh = A
 Massa minyak atsiri sereh = B (a) (b)

Prosedur Analisis Komponen Kimiawi dalam


Minyak Atsiri:
 Alat yang dipakai adalah Chromatogram
Shimadzu GC-2014.
 Program yang digunakan adalah HP
Chemstation software. (c)
 Column flow rate adalah 1 mL/min (Helium Gambar 6. Minyak atsiri yang dihasilkan dengan
carrier gas), dan split ratio adalah 1:100. pelarut: (a) Aseton, (b) Metanol, dan (c) N-heksana
 Column dari Agilent adalah 30 m x 0,25 mm
ID, ketebalan film 0,25 µm. Warna minyak atsiri dari sereh yang
 Program dimulai pada suhu 90ºC selama 4,5 diperoleh dari ekstraksi dengan menggunakan
menit. Suhu dinaikkan pada 5 ºC /min sampai pelarut metanol lebih kuning kecoklatan bila
110ºC kemudian pada suhu 30 ºC/min sampai dibandingkan dengan pelarut aseton dan n-
200ºC. Dilakukan selama 5 menit. heksana. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
 Setelah suhu naik mejadi 50 ºC/min ke 300ºC komponen kimia yaitu senyawa neral, geranial,
jaga selama 2 menit. β-myrcene, sitronellal terekstrak oleh pelarut
metanol, karena senyawa tersebut mempunyai
 Injektor dan suhu detektor dijaga agar tetap
ciri berwarna kuning hingga kecoklatan[6].
konstan pada 250 dan 300 ºC, total waktu
Hubungan antara waktu terhadap yield minyak
untuk analisa adalah 20,5 menit, volume
atsiri untuk berbagai jenis pelarut disajikan pada
sampel yang diinjeksikan adalah 2 µL.
Tabel 5 sebagai berikut.

130
Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

Tabel 5. Hubungan waktu dan yield minyak atsiri terhadap minyak atsiri sereh yang didapat dari
untuk berbagai jenis pelarut ekstraksi disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut.
Minyak atsiri dari sereh
Jenis Waktu Yield Tabel 6. Komposisi senyawa-senyawa kimia dalam
Keterangan
pelarut (jam) (%) minyak atsiri sereh
2 0,0062 Cairan Jenis pelarut
4 0,1204 berwarna Senyawa-
6 0,3540 n-heksana aseton metanol
Heksana kuning jernih senyawa *) **)
8 0,4397 B E B E B E
kimia
10 0,4363 (%) (%) (%) (%) (%) (%)

2 2,6763 neral 0,049 - 0,076 - 0,079 0,013


4 2,7859 geranial 0,076 0,002 0,097 - 0,092 0,038
Aseton Cairan
d-limonene 0,188 - 0,256 - 0,281 0,015
6 2,9763 berwarna sitronellal 0,056 - 0,071 - 0,079 0,019
8 3,1301 kuning muda β-myrcene 0,129 - 0,162 - 0,177 0,019
10 3,1498 geraniol 0,027 - 0,033 - 0,037 -
*) B=Brataco, **)E=Ekstraksi
2 5,0278 Cairan
4 5,4866 berwarna
6 6,7332 Dari hasil analisis didapat bahwa geraniol
kuning agak
Metanol 8 6,7343 tidak terekstrak dalam semua pelarut, sedangkan
kecoklatan
10 6,7348 sitronellal hanya dapat terekstrak oleh pelarut
metanol dengan kadar sitronellal sebesar
Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut 0,019%.
bergantung pada sifat polaritas senyawa, dan
pelarut tersebut. Minyak atsiri yang terkandung Pengaruh waktu ekstraksi terhadap yield
dalam sereh (Cymbopogon winterianus) dikenal minyak atsiri sereh
dengan nama citral, sifat dari senyawa citral itu Dari data hasil penelitian, hubungan antara
sendiri adalah cenderung mempunyai sifat yang waktu ekstraksi terhadap yield minyak atsiri
lebih polar, karena keberadaan oksigen dalam dengan menggunakan variasi pelarut disajikan
stuktur kimianya (C10H16O). Selain itu sebagian pada Gambar 7. Dari Gambar 7 terlihat bahwa
besar senyawa yang berada dalam sereh semakin lamanya waktu ekstraksi yield minyak
tergolong dalam oxygenated compounds, yaitu: atsiri yang dihasilkan akan semakin meningkat.
geraniol, sitronellal, dan sitronellol. Senyawa- Hal ini disebabkan waktu kontak antara pelarut
senyawa oxygenated adalah senyawa yang dengan bahan yang akan diekstrak semakin
mempunyai molekul organik yang mengandung lama, dan laju difusi pelarut ke dalam padatan
oksigen[6]. Senyawa-senyawa dalam sereh menjadi lebih besar menyebabkan yield minyak
mudah terekstrak oleh pelarut yang bersifat polar atsiri yang dihasilkan juga semakin besar. Akan
karena senyawa tersebut mengandung atom tetapi setelah 6 jam yield minyak atsiri akan
polarising oxygen (atom-atom yang sifatnya mulai konstan. Hal tersebut terjadi karena
kurang hydrophobic), maka minyak atsiri sereh larutan sudah mencapai titik jenuh. Semakin
tergolong bersifat polar[7]. Sudarmadji dan lama waktu ekstraksi juga dapat menurunkan
kawan-kawan juga menuliskan bahwa bahan- kadar senyawa kimia dalam minyak sereh karena
bahan dan senyawa kimia mudah larut dalam dengan lamanya waktu ekstraksi dapat
bahan pelarut yang sama polaritasnya dengan memungkinkan senyawa-senyawa yang ada
bahan yang akan dilarutkan, sehingga suatu dapat terpolimerasi menjadi zat-zat yang tidak
senyawa akan mudah larut dalam pelarut yang diinginkan atau terbentuknya zat yang lain,
memiliki beda polaritas yang tidak terlalu misalnya seperti terbentuknya resin[1,7].
besar[8]. Pelarut metanol lebih polar (33,60 D)
dibandingkan dengan pelarut aseton (20,70 D),
dan n- heksana (1,89 D)[8]. Oleh karena itu,
citral lebih mudah terekstrak (lebih mudah larut)
dalam metanol karena memiliki kepolaran yang
sama.
Perbandingan komposisi kimia dari
minyak atsiri sereh yang didapat dari Brataco

131
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No.2, 2008 (124-133)

Tabel 7. Mutu minyak sereh hasil esktraksi


dibandingkan dengan standar mutu berdasarkan sifat
fisis dan kimiawi menurut SNI 06-3953-1995
Minyak Atsiri Hasil Minyak Atsiri
Ekstraksi menurut SNI 06-
3953-1995

Indeks bias : Indeks 1,454 –


bias, 1,473
Minyak atsiri 25oC
dengan
pelarut 1,4553
heksana
(1:7)
Gambar 7. Hubungan waktu ekstraksi terhadap yield
minyak atsiri untuk beerbagai jenis pelarut Minyak atsiri
dengan
Dari hasil penelitian, komponen- 1,4500
pelarut aseton
komponen kimia dalam minyak atsiri yang (1:7)
didapat dengan ekstraksi menggunakan pelarut
metanol terekstrak lebih banyak dibandingkan Minyak atsiri
dengan menggunakan pelarut aseton, dan dengan
heksana. Pelarut aseton kurang mampu pelarut 1,4612
mengekstrak senyawa-senyawa kimia yang metanol (1:7)
terdapat dalam sereh, seperti: geraniol, Massa Jenis Massa 0,850 –
sitronellal, dan sebagainya. Pelarut n-heksana (gr/cm3) jenis 0,892
hanya dapat mengekstrak senyawa geranial, (gr/cm3),
sedangkan pelarut metanol dapat mengekstrak Minyak atsiri 25oC
dengan 0,8613
komponen kimia lebih banyak yaitu senyawa
pelarut
neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan heksana, 29ºC
limonene.
Minyak atsiri
Karakteristik minyak atsiri dari sereh dengan 0,8526
ditinjau dari indeks bias dan massa jenis pelarut
Minyak atsiri hasil ekstraksi dianalisis aseton, 29ºC
karakteristiknya, dan dibandingkan dengan
standar mutu minyak sereh berdasarkan SNI 06- Minyak atsiri
3953-1995 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel dengan 0,8873
pelarut
7.
metanol, 29ºC
Massa jenis merupakan salah satu kriteria
penting dalam menentukan mutu dan kemurnian
minyak atsiri. Nilai berat jenis minyak atsiri (0,8873 gr/cm3) lebih besar dibandingkan
didefinisikan sebagai perbandingan antara berat dengan massa jenis dengan pelarut heksana
minyak dengan berat air pada volume air yang (0,8613 gr/cm3) dan pelarut aseton (0,8526
sama dengan volume minyak pada yang sama gr/cm3), hal ini mengidentifikasikan bahwa
pula. Berat jenis sering dihubungkan dengan minyak atsiri dengan menggunakan pelarut
fraksi berat komponen-komponen yang metanol lebih banyak mengekstrak komponen
terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi kimia sereh dibandingkan dengan kedua jenis
berat yang terkandung dalam minyak, maka pelarut tersebut, karena senyawa teroksigenasi
semakin besar pula nilai densitasnya. Biasanya (neral, geranial, β-myrcene, sitronellal, dan
berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih limonene) lebih banyak terkandung dalam
besar dibandingkan dengan terpen tak minyak atsiri yang terekstrak dengan pelarut
teroksigenasi[9]. metanol sehingga massa jenis nya menjadi besar.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa massa Indeks bias minyak atsiri berhubungan
jenis minyak atsiri dengan pelarut metanol erat dengan komponen-komponen yang tersusun

132
Ariyani: EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SEREH DENGAN MENGGUNAKAN …

dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Semakin 3. Kondisi optimum diperoleh pada saat
banyak komponen berantai panjang seperti ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
sequiterpen atau komponen bergugus oksigen 10 jam waktu ekstraksi. Yield minyak atsiri
ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak yang diperoleh pada kondisi ini adalah 6,73
atsiri akan bertambah sehingga cahaya yang %.
datang akan lebih sukar dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias minyak menjadi lebih DAFTAR PUSTAKA
besar. Semakin banyak kandungan airnya, maka [1] Ketaren, S., Pengantar Teknologi Minyak
semakin kecil nilai indeks biasnya. Ini karena dan Lemak Pangan, Hlm. 4-16, 19, 22-34,
sifat dari air yang mudah untuk membiaskan Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1985
cahaya yang datang[7]. [2] Anonim, Parameter Kualitas Minyak Atsiri,
Indeks bias minyak atsiri dengan pelarut http://ferry-atsiri.com/2007/11/parameter-
metanol mempunyai nilai indeks bias lebih besar kualitas-minyak-atsiri.html, 2007
dibandingkan dengan nilai indeks bias minyak [3] Anonim, Cymbopogon winterianus,
atsiri dengan pelarut n-heksana, dan aseton, hal http://toiusd.multiply.com/journal/item/6
ini disebabkan oleh komponen bergugus oksigen 6/Cymbopogon_winterianus, 2007
dalam minyak atsiri yang terekstrak oleh [4] Guenther, E., Minyak Atsiri, Edisi Pertama,
metanol tersuling lebih banyak sehingga Universitas Indonesia, Jakarta, 1987
kerapatan minyak akan bertambah dan cahaya [5] Santosa, H.B., Bertanam Nilam, Bahan
yang datang akan sulit dibiaskan menyebabkan Industri wewangian, Hlm. 65-73, Kanisius,
nilai indek biasnya menjadi lebih besar[7]. Jadi Yogyakarta
minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang lebih [6] Onawunmi, G.O., Evaluation of the
besar lebih mendekati kemurnian minyak atsiri antimicrobial activity of citral, Lett. Appl.
sereh dibandingkan dengan minyak atsiri dengan Microbial, Vol. 9, Hlm.105-108, 1989
nilai indeks bias yang kecil. [7] Anonim, Essential Oil of Lemongrass,
http://ferry-atsiri.com/2006/10/minyak-
KESIMPULAN
sereh-dapur-lemongrass-oil.html, 2006
Dari hasil penelitian dan pembahasan,
[8] Phuong Ha, H., Hunynh., Extraction of
dapat disimpulkan bahwa:
Essential Oil From Lemongrass using
1. Ekstraksi sereh dengan menggunakan pelarut
Supercritical Carbondioxidem, Chemical
metanol menghasilkan yield minyak atsiri
Engineering Departement De La Salle
yang lebih besar dan dapat mengekstrak
University, Manila, March 2008
komponen kimia yang lebih banyak
[9] Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi,
dibandingkan dengan ekstraksi
Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
menggunakan pelarut aseton dan n-heksana.
Liberty, Yogyakarta, 1996
2. Untuk semua jenis pelarut yang digunakan
dalam ekstraksi, semakin lama waktu
ekstraksi, maka minyak atsiri yang terekstrak
semakin banyak.

133

Anda mungkin juga menyukai