Anda di halaman 1dari 34

Minyak Atsiri

Golongan fenol dan


fenol eter

Kelompok III
1.Evi Setyaningsih (201904050)
2.Farida noor rochmah (201904051)
3.Indah febriana (201904052)
4.Leli nur hazijah(201904053)
MINYAK ATSIRI ( VOLATILE OIL)

Minyak atsiri :
adalah bahan berbau yang terdapat dalam
berbagai bagian tanaman, mudah menguap
pada suhu kamar.

Disebut juga :
• minyak menguap (volatile oil),
• minyak eteris (eterial oil)
• minyak esensial (esential oil) karena adanya
komponen tanaman yang mempunyai
“essences” atau berbau (odoriferous)
PERAN MINYAK ATSIRI PADA
TANAMAN

Pengusir serangga (mencegah


daun dan bunga rusak) serta
sebagai pengusir hewan-hewan
pemakan daun lainnya
Penarik serangga untuk
membantu terjadinya
penyerbukan silang dari bunga
SIFAT FISIKA KIMIA MINYAK ATSIRI

 Dapat didestilasi. 
 Tidak meninggalkan noda. 
 Tidak tersabunkan. 
 Tidak tengik. 
 Tidak mengandung asam.
 Bau khas. 
 Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter,
kloroform, dan pelarut organik lain. 
SIFAT FISIKA KIMIA MINYAK ATSIRI

 Sebagian komponen kandungan minyak


mudah menguap. 
 Yang mengandung fenol dapat membentuk
garam 
 Dapat membentuk kristal.
 Tidak berwarna sesuai dengan persyaratan
terutama waktu masih segar.
 Pada penyimpanan lama dapat teroksidasi
dan seperti resin sehingga warnanya  lebih
gelap
KEGUNAAN MINYAK ATSIRI
 Industri makanan  essence lemon, mint untuk
membuat permen dan coklat
 Industri farmasi  pembuatan pasta gigi (mint),
analgesik dan inhaler dekongestan (eucalyptus).
Eucalyptol digunakan dalam pengobatan gigi untuk
menghilangkan rasa tidak enak
 Industri kosmetik  parfum, sabun, make up
 Industri produk veteriner  limonene dan mentol
digunakan untuk membuat insektisida
 Pada industri cat, tekstil menggunakan essential
oil untuk menghilangkan bau pada cat dan tekstil
setelah diproduksi
Cara Pembuatan Minyak Atsiri
A. Cara Destilasi : Caranya tergantung kondisi
tanaman tersebut.
1. Destilasi air (water distilation)
2. Destilasi dengan air dan uap (water &
steam distilation
3. Destilasi dengan uap langsung (steam
distilation)
B. Cara peras (press)
C. Enfleurage
D. Ekstraksi dengan pelarut organik
E. Cara destruksi
PRINSIP DESTILASI

Proses pemisahan komponen


berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Prinsip dasar : cairan dirubah menjadi


uap pada titik didihnya, kemudian uap
tersebut dikondensasikan lagi ke
dalam bentuk cairan dengan proses
pendinginan
1. Destilasi air (water distilation)

- untuk simplisia kering & tahan pemanasan.


- baik untuk serbuk atau yang menggumpal jika
kena panas.
- terbatas untuk bahan yang tidak dapat dengan
cara penyulingan lain.
2. Destilasi dengan air dan uap (water & steam distilation)

Bahan + air

- Bahan bercampur sempurna /sebagian dg air mendidih.


- Senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi..
- Uap berpenetrasi secara merata ke dalam jaringan bahan, suhu dapat
dipertahankan.
- Untuk bahan segar/kering yang dapat rusak bila dipanaskan tinggi.
2. Destilasi dengan air dan uap
(water & steam distilation)
-Waktu relatif lebih singkat, mutu lebih baik
daripada penyulingan dengan air.
-Pembuatan : minyak mawar, kenanga,
selasih, cempaka, cengkeh, nilam dan jahe
3. Destilasi dengan uap langsung (steam
distilation)
 Untuk bahan segar dan tanaman yang dipanen langsung
didestilasi.
 Tekanan uap dinaikkan bertahap (1 atm sampai 3 atm.)
 Suhu harus diawasi spy tidak melampaui ”super heated
steam”  dekomposisi, resinifikasi.
Destilasi dengan uap langsung
(steam distilation) skala industri
B. Cara peras (press)

Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah


atau kulit buah dari tanaman yang termasuk keluarga
Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan
(tidak stabil dan tidak tahan pemanasan)
Prinsip : tekanan pada pemerasan  sel-sel yang
mengandung minyak lemak pecah sehingga minyak
atsiri keluar dan mengalir ke permukaan.
Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang
rendamannya relatif besar.
Untuk Minyak atsiri yang tidak dapat didestilasi
tanpa peruraian.
Contoh : Ol. Citri, Ol. Bergamot
C. Enfleurage
 Prinsipnya : metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan
memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari
sejak bahan minyak atsiri dipanen.
 Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik
enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri
sampai beberapa minggu, misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan
khusus secara langsung agar tidak mengubah aktivitas enzim.

 Cara pembuatan minyak atsiri dengan menggunakan penyerap lemak


atau minyak lemak tidak berbau yang dibuat lapisan tipis pada plat kaca.
1.Helaian bunga ditempatkan di atas lapisan lemak kemudian ditutup
beberapa jam, diganti berulang-ulang dengan bahan segar.
2.Minyak yang diserap oleh lapisan lemak diekstraksi dengan alkohol.

a.Digunakan untuk minyak atsiri dari bahan segar yang sangat sedikit
jumlahnya (mahkota bunga
b.Digunakan untuk parfum.
PRINSIP EKSTRAKSI
 Melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam
simplisia dengan pelarut organik mudah menguap
yang sesuai.
 Metode penyarian digunakan untuk minyak-minyak
atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan.
 Metode ini banyak digunakan karena rendahnya
kadar minyak dalam tanaman, selain itu cara ini
dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri
yang larut sempurna di dalam bahan pelarut
organik nonpolar.
D. Ekstraksi dengan pelarut organik

1. Digunakan pelarut organik eter minyak bumi atau


benzena.
- Keuntungan : temperatur dapat diatur
minyak berbau alamiah
- Digunakan di industri parfum.

2. Ekstraksi dengan CO2


- Semua tanaman kering dpt langsung diekstraksi
menggunakan CO2 pada tekanan tertentu.
- CO2 bekerja spt pelarut lain,
- Banyak digunakan di industri parfum.
E. Cara destruksi

 Mendestilasi tanpa air  oleum


empyrematicum kayu /resin dari suku
Pinaceae atau Cupresacae dipanaskan tanpa
air  terurai  terbentuk zat menguap.

 Hasil destilasi terpisah 2 lapis y.i :


Lap. 1  Lap. air mengandung metil alkohol
(wood nafta) dan asam pirolignat.
Lap. 2  cairan seperti ter.
Komponen Kimia Minyak atsiri
 Minyak atsiri umumnya sebagian besar mengandung
senyawa hidrokarbon yang merupakan isomer terpena.

 Secara kimia, terpen minyak atsiri dipilah menjadi


2 golongan, yaitu berupa isoprenoid :
monoterpen (C10), dengan titik didih 140o-180o
seskuiterpen (C15), dengan titik didih > 200oC

 Berdasarkan teori polimerisasi dua atau tiga molekul dari


hidrokarbon tak jenuh isoprena (C5H8), menghasilkan
monoterpena C10H16 atau seskuiterpena C15H24.
Formula dari isoprena adalah sbb:
H 3C

C CH CH 2 isoprena
H2 C

Bila dua molekul isoprena bergabung maka akan


terbentuk suatu terpena monosiklik (monoterpen).
CH3 CH3

H 2C

H 2C CH 2

H 3C CH 2 H3 C CH 2

Isoprena Limonena
( 2 mol.) (monoterpen)
Komponen kimia ini dapat dipisahkan dengan
beberapa cara :

a) Kristalisasi pada suhu rendah.


b) Fraksinasi destilasi
c) Fraksinasi kristalisasi berdasarkan kelarutan
dalam suatu pelarut.
d) Pemisahan dengan reaksi kimia.
- Komponen dengan asam bebas dapat dipisahkan
dari minyak  natrium karbonat;
- Komponen basa dapat dipisahkan  asam
klorida;
- Fenol dengan natrium hidroksida, dan aldehida
dengan natrium bisulfit.
Penggolongan Minyak atsiri
berdasarkan Komponen Kimia

(1) hidrokarbon (5) fenol


(2) alkohol (6) eter fenolik
(3) aldehida (7) oksida
(4) keton (8) ester, dll.
Minyak atsiri golongan fenol
 Golongan fenol dalam minyak atsiri merupakan golongan
yang paling antseptik dalam tanaman.Golongan ini dapat
merangsang tubuh dan dapat bermanfaat dalam dosis
kecil ,tetapi dosis yang besar dapat menjadi racun pada
system syaraf dan iritasi pada kulit serta ketidaknyamanan
dalam pencernaa . Minyak atsiri fenol dibagi dalam dua
jenis senyawa fenol, yaitu:
 Yang terdapat di alam
 Yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destruktif dari bagian
tanaman, contoh : thymol (dalam thymus ) dan eugenol
(dalam cengkeh ) .
1. Minyak cengkeh atau oleum caryophyli
didapatkan dari destilasi cengkeh dengan air .
Karakteristik dari minyak cengkeh ini setelah melalui
proses destilasi tidak berwarna , namun setelah disimpan
dengan waktu tertentu dengan terkena udara akan berubah
menjadi kuning kecoklatan . Kandungan kimia dalam minyak
cengkeh antara 70 – 95 %eugenol ,2-3%eugenol asetat
sesquiterpene caryophylline dan metal amin keton
.Kegunaan minyak cengkeh antara lain analgesik , obat
mulas ,sebagai penyegar nafas ,sebagai korrigen pada
obat-obatan lainnya .
.

Tanaman Cengkeh
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium aromaticum L.
2. Oleum Thyme (Minyak Thymi)
Oleum thyme atau minyak thyme adalah minyak menguap
yang dihasilkan dari proses destilasi tanaman Thymus Vulgaris
Linne dan mengandung tidak kurang dari 20% volume fenol .
Tanaman ini sering digunakam pada campuran obat
batuk. Minyak thyme diambil dengan cara destilasi bunga dan
tanaman Vulgaris L. Hasil destilasi pertama tanaman ini adalah
berwarna kuning kehijauan hingga merah . Tetapi dengan destilasi
berulang warnanya hilang sehingga menjadi tidak berwarna .
Taksonomi tanaman Thymus Vulgaris
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiiacae
Genus : Thymus
Spesies : Thymus Vulgaris
Minyak atsiri golongan
fenol - eter
 Di alam , minyak menguap yang termasuk eter fenolik
mengandung senyawa – senyawa seperti anetol dan safrol
dapat juga ditemukan turunan safrol dalam minyak
menguap seperti miristin dan apriol . Tanaman yang
mengandung eter fenolik, contohnya adalah tanaman
adas (Foeniculum vulgare Mill) .
a. Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak
adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum
atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau
Umbelliferae). Minyak adas dikenal sebagai salah satu
penyedap yang cukup penting, digunakan sebagai obat,
bumbu masak, pewangi sabun, detergen, krim dan pafim
 Komposisi kimia minyak adas bervariasi ,tergantung
pada varietas dan tempat tumbuhnya ,dengan
komponen utama adalah anetol, sineol, pinena dan
felandrena. Minyak adas digunakan dalam pelengkap
sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk
menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan
bahan farfum.Adanya anetol menimbulkan rasa khas dan
menyegarkan ,sehingga kadar anetol merupakan penentu
kualitas minyak adas . Di bidang farmasi minyak atsiri
adas dimanfaatkan sebagai bahan baku industry minyak
telon .
 Contoh : Pimpinella anisum,Foeniculum vulgare
Klasifikasi Tanaman Adas
Kingdom : Plantae
Divisi : Magniliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiacae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill
 Kadar Bahan Aktif :
Kandungan atsiri adas bervariasi minyak atsiri (Oleum
Foeniculi) 1 -6%. Buah yang terletak di tengah – tengah
payung umumnya mengandung minyak atsiri yang lebih
tinggi dan baunya lebih tajam dibandingkan dengan buah
yang terletak di bagian lain. Iklim dan Waktu panen sangat
menentukan kandungan minyak atsiri .
Kandungan anetol di dalam minyak adas mulai dari 28,3%
sampai dengan 82,8%
 Sifat Kimia Dan Efek Farmakologis :
Buah adas : buah masak mengadung bau aromatik , rasa
sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal,
limpa, dan lambung .
Daun : berbau aromatik
Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil )
 Kandungan Kimia :
Adas mengandung anetol tinggi 50 – 60% , lebih kurang
20% fenkon, pinen, lemonen, dipenten, felandren ,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12%
minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan
adas menegluarkan aroma yang khas dan berkhasiat
karminatif . Akar mengandung bergapten. Akar dan biji
mengandung stigmasterin (Serposterin)
 

Anda mungkin juga menyukai