3. Aldehida
Minyak atsiri dari golongan ini dicirikan dengan adanya gugus C-H-O yang sifatnya
reaktif. Beberapa minyak atsiri golongan aldehida memiliki efek menenangkan (sedative
effect) yang bekerja pada sistem saraf pusat. Contoh dari golongan ini adalah citral dan
citronellal yang memiliki aroma seperti lemon
4. Ketone
Contoh minyak atsiri dari golongan ketone adalah jasmone yang ditemukan pada minyak atsiri
bunga melati yang secara komersial digunakan sebagai parfum dan fragance pada berbagai
produk kosmetik. Contoh lain adalah thujone. Thujone memiliki aroma seperti mentol. Thujone
merupakan anggota yang paling toksik dari kelompok ketone, yang bersifat iritant yang
mempengaruhi kerja saraf pusat. Contoh minyak atsiri kelompok ketone lainnya antara lain:
camphor, menthone, carvone, dan pinacamphone.
5. Alkohol
Contoh minyak atsiri golongan alkohol antara lain menthol, citronellol, linalol, geraniol, farnesol, borneol,
terpineol, vetiverol, nerol, dll. Menthol diekstrak dari tumbuhan mint, yang berbentuk kristal bening.
Menthol dimanfaatkan pada berbagai produk dengan berbagai fungsi. Sebagai topical analgesic, menthol
digunakan untuk meredakan rasa sakit dan pegal dengan dikombinasikan dengan minyak atsiri lain seperti
camphor, minyak kayu putih, atau capsaicin untuk menghasilkan sensasi lebih pedas. Selain itu juga dipakai
pada luka bakar untuk memberikan efek dingin. Menthol juga bersifat decongestant (meredakan
tenggorokan dan dada), sehingga digunakan untuk beberapa produk pelega dada dan tenggorokan seperti
Vicks Vaporub. Pada produk makanan, seperti permen, menthol banyak diaplikasikan untuk memberikan
sensasi segar, selain diaplikasikan juga untuk beberapa produk pasta gigi dan mouthwash.
6. Fenol
Minyak atsiri kelompok fenol banyak dimanfaatkan untuk produkproduk pengharum
(fragrance) selain memiliki efek farmakologi sebagai antiseptik dan anti bakteria. Contoh
terkenal dari kelompok ini adalah eugenol, yang menjadi penyusun utama minyak cengkeh (80-
90%). Eugenol bukan berasal dari golongan terpene, tetapi phenylpropanoid karena merupakan
senyawa berfenol. Selain dimanfaatkan dalam pembuatan parfum dan sebagai bahan flavor
untuk berbagai makanan, eugenol juga dimanfaatkan sebagai senyawa penting dalam bidang
kedokteran gigi. Contoh senyawa lain yang termasuk minyak atsiri fenol antara lain: thymol,
carvacrol, safrole, apiol, dll.
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari kerusakan minyak
yang mengakibatkan penurunan mutu. Beberapa proses yang dapat
mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah:
1. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam
terpene. Proses oksidasi minyak atsiri mengakibatkan perubahan bau dan dapat
menurunkan jumlah persenyawaan kimia tertentu dalam minyak atsiri. Untuk
menghambat atau menghindari proses oksidasi maka minyak atsiri harus dihindarkan
dari pengaruh sinar matahari, panas, oksigen, atau udara.
Oksidasi juga dapat menurunkan nilai gizi, karena kerusakan vitamin (karoten dan
tokoferol) dan asam lemak essensial dalam lemak.
2. Hidrolisa
Proses hidrolisa terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester.
Dengan adanya air dan asam sebagai katalisator, ester akan
terhidrolisa secara sempurna. Asam organik yang terdapat secara
alamiah dan yang dihasilkan dari proses hidrolisa ester, dapat
bereaksi dengan ion logam sehingga membentuk garam. Hal ini
mengakibatkan minyak atsiri berubah menjadi berwarna gelap.
3. Resinifikasi
Resin dapat terbentuk dari hasil polimerisasi aldehida atau persenyawaan tidak jenuh. Resin ini dapat terbentuk
selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi serta selama
penyimpanan.
4. Polimerisasi/Penyabunan
Minyak atsiri yang mengandung senyawa ester dan asam-asam organik dapat bereaksi
dengan basa (NaOH atau KOH) membentuk sabun.