Anda di halaman 1dari 38

REVISI III

13 JANUARI 2013
PROSES INDUSTRI KIMIA

FRAGRANCE

Disusun oleh:

Ayu Indah Wibowo 115061101111011

Inggit Kresna Maharsih 115061100111005

Teza Nur Firlyansyah 115061102111001

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Januari, 2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2

I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................3

II. KOMPONEN-KOMPONEN PARFUM........................................................................................4

1. Pelarut........................................................................................................................................4

3. Zat Berbau.................................................................................................................................5

a. Minyak Esensial.....................................................................................................................5

b. Isolat....................................................................................................................................15

c. Bahan Kimia Sintetik atau Semisintetik...............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................29

TANYA-JAWAB.................................................................................................................................30

2
I. PENDAHULUAN
Pabrik parfum, cologne, dan toilet water, yang semuanya termasuk produk
wewangian yang membutuhkan fragrance, pabrik tersebut telah berubah pada
seperempat abad terakhir. Sebelumnya, pembuat parfum dilatih di laboratorium,
bekerja dengan materi tradisional dengan pola yang umum dan mereka telah
mendapat ketrampilan dalam mencampur dan memadukan. Terkadang hanya aroma
baru dan original yang berkembang seperti old spice, yang mendapat respon baik dari
konsumen. Tidak banyak orang yang menyadari betapa kompleksnya pembuatan
wewangian agar dapat diterima, ini membutuhkan pengetahuan profesional, skill, dan
pengalaman, bersamaan dengan spesialisasi pada masalah teknikal kimia sintesis,
yang diikuti dengan pengujian konsumen. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu: (1) bertambahnya komposisi materi mentah yang tersedia, baik alami
maupun sintesis, (2) beragamnya produk tipe baru yang membutuhkan wewangian,
inovasi pada packaging khususnya spray aerosol, dan bentuk baru seperti parfum
bubuk, cream sachet, gel, lotion, (3) kejayaan pasca perang, yang mana potensi
konsumen betambah, (4) meluasnya jaringan dan metode distribusi, termasuk
penjualan secara door-to-door, dan berkembangnya men’s toiletries. Perkembangan
ini kontras pada dua perubahan yang terjadi pada era sebelum perang, pengenalan
sintetik dan perbaikan metode untuk mendapatkan minyak sebenarnya (Austin, 1954).
Parfum berasal dari bahasa latin perfumare (mengisi dengan asap), bentuk
originalnya berupa dupa yang dibakar di kuil Mesir. Awalnya dupa adalah campuran
dari bumbu-bumbu dengan myrrh atau storax. Kemajuan berikutnya adalah penemuan
bahwa bumbu-bumbuan dan bunga-bunga direndam di dalam lemak atau minyak, dan
lemak atau minyak tersebut akan mempertahankan aroma bumbu atau bunga. Hal ini
mengakibatkan balsam dan salep aroma dipabrikan. Avicenna, fisikawan Arab,
menemukan distilasi uap minyak volatil. Selama penelitiannya untuk racun medis, dia
menemukan bahwa bunga yang dididihkan dalam alembic dengan air akan
menghasilkan esense untuk didistilasi (Austin, 1954).
Cologne klasik telah dibuat 200 tahun yang lalu di Cologne, Jerman. Hal ini
tidak berlangsung lama hingga industri Amerika Serikat menemukan bahwa penjualan
parfum yang diencerkan dalam alkohol sangat menguntungkan (Austin, 1954).

3
II. KOMPONEN-KOMPONEN PARFUM
Parfum dapat terdiri dari campuran zat beraroma yang tergabung dalam pelarut
yang cocok. Sebelumnya, produk yang digunakan dalam perfumery sebagian besar
berasal dari alam. Manusia juga mulai menyintesis bahan yang digunakan untuk
perfumery, namun tetap mereka berusaha menduplikat bahan yang ada di alam. Ada
kecenderungan yang jelas dalam tahun-tahun terakhir, untuk menempatkan parfum
yang tidak ada dalam kingdom flora tetapi dapat diterima secara luas. Parfum modern
terbaik tidak sepenuhnya hasil sintesis atau natural. Produk terbaik dari seni adalah
perpaduan dua bahan yang dapat terurai agar menambah parfum alami, untuk
mengurangi harga dan untuk mengenalkan wewangian yang mempesona secara
keseluruhan dapat tersedia. Pembuatan produk sintesis cenderung bermutu rendah dan
tidak alami, seperti perkembangan yang diprediksikan. Kimiawan juga sukses
membuat esense bunga yang tidak menghasilkan esense alami, atau esense terlalu
mahal atau terlalu cepat hilang untuk membuat ekstraksinya menguntungkan.
Contohnya adalah lili, lilac, dan violet. Ada tiga unsur parfum, yaitu pelarut, fiksatif,
dan zat berbau (Austin, 1954).

1. Pelarut
Pelarut modern untuk memadukan materi parfum adalah etil alkohol dengan
kemurnian tinggi dicampur dengan banyak atau sedikit air, tergantung pada kelarutan
minyak. Pelarut ini sifat volatilnya, membantu untuk membawa aroma, inert terhadap
zat terlarut, dan tidak mengiritasi kulit manusia. Aroma asli alkohol dapat dihilangkan
dengan deodorizing, atau ‘prefiksasi’ alkohol. Metode ini dilakukan dengan
penambahan sedikit gum benzoin atau resin fiksatif pada alkohol dan membiarkannya
hingga masak selama seminggu atau dua minggu. Hasilnya adalah aroma alkohol akan
hilang, kementahan alami dinetralisasi oleh resin (Austin, 1954).
2. Fiksatif
Pada larutan bahan-bahan parfum dalam alkohol, materi yang lebih volatil
akan menguap terlebih dahulu, dan aroma parfum hanya meninggalkan kesan yang
dikehendaki. Untuk menanggulagi kesulitan ini, maka ada penambahan fiksatif.
Fiksatif dapat didefinisikan sebagai bahan yang memiliki volatilitas rendah daripada
minyak parfum, yang memperlambat penguapan berbagai unsur pewangi. Tipe dari
fiksatif adalah sekresi hewan, produk resin, minyak esensial, dan sintesis kimia.
Beberapa fiksatif di atas dapat atau tidak berkontribusi untuk menambah aroma pada
4
produk, tapi mereka harus dipadukan dan melengkapi wewangian utama (Austin,
1954).

3. Zat Berbau
Kebanyakan zat berbau yang digunakan dalam wewangian (parfum) berasal
dari minyak esensial, isolat, dan bahan kimia sintetik atau semisintetik.

a. Minyak Esensial
Minyak esensial dapat didefinisikan sebagai minyak wangi-wangian dari
bahan nabati yang mudah menguap. Bagaimanapun juga harus dibuat perbedaan
antara minyak bunga alami yang diperoleh dari enfleurage atau ekstraksi pelarut dan
minyak esensial yang diperoleh dengan distilasi. Minyak suling dapat kekurangan
beberapa komponennya yang kurang volatile atau hilang selama proses distilasi. Dua
contoh penting dari minyak suling adalah minyak mawar di mana phenylethyl alkohol
hilang ke bagian berair distilat dan minyak bunga jeruk di mana minyak suling
mengandung alkohol tapi dalam porsi yang sangat kecil dari metil anthranilate,
sedangkan ekstrak minyak bunga dapat mengandung seperenam dari kandungannya
tersebut (Austin, 1954).

5
6
(Austin, 1954)
Sebagian besar minyak esensial pada dasarnya tidak larut dalam air dan larut
dalam pelarut organik, meskipun cukup ada minyak dapat larut dalam air untuk
memberikan bau yang kuat dalam larutan, seperti dalam kasus air mawar dan air
bunga jeruk. Minyak ini mudah menguap dengan uap. Minyak tersebut bervariasi dari
berwarna kuning sampai coklat. Minyak esensial biasanya merupakan campuran
senyawa-senyawa, meskipun minyak wintergreen mengandung metil salisilat yang
hampir murni. Indeks bias dari minyak-minyak tersebut tinggi, rata-rata sekitar 1,5.
Minyak-minyak tersebut menunjukkan aktivitas optik yang cakupannya luas, berputar
di kedua arah (Austin, 1954).
Senyawa-senyawa yang terdapat pada minyak esensial dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
7
a. Ester: terutama dari benzoat, asam asetat, asam salisilat, dan asam sinamat.
b. Alkohol: linalool, geraniol, citronellol, terpinol, mentol, borneol.
c. Aldehida: citral, citronellal, benzaldehida, cinnamaldehyde, cuminic aldehyde,
vanili.
d. Asam: benzoat, cinnamic, myristic, isovaleric dalam keadaan bebas.
e. Fenol: eugenol, timol, carvacrol.
f. Keton: carvone, menthone, pulegone, irone, fenchone, thujone, kamper, metil
nonyl ketone, metil heptenon.
g. Eter: cineole, internal ether (eucalyptole), anethole, safrole.
h. Lakton: coumarin.
i. Terpene: camphene, pinene, limonene, phellandrene, cedrene.
j. Hidrokarbon: cymena, styrene (phenylethylene). (Austin, 1954)
Minyak esensial pada tanaman hidup dapat berhubungan dengan metabolisme,
fertilisasi, atau perlindungan dari musuh. Beberapa atau semua bagian tanaman dapat
mengandung minyak. Minyak esensial yang ditemukan di tunas, bunga, daun, kulit
kayu, batang, buah, biji, kayu, akar, rimpang dan oleoresinous exudates (getah
terpentin) pada beberapa pohon (Austin, 1954).
Minyak volatile dapat diperoleh dari tanaman dengan berbagai metode:
expression, distilasi, ekstraksi dengan pelarut volatile, enfleurage, dan maceration.
Mayoritas minyak diperoleh dengan metode distilasi, biasanya menggunakan uap,
tetapi ada minyak tertentu yang dipengaruhi oleh suhu. Minyak jeruk suling
berkualitas rendah, sehingga minyak ini didapatkan dengan metode expression. Untuk
bunga tertentu yang tidak menghasilkan minyak pada metode distilasi atau minyaknya
berkualitas buruk, maka tiga metode terakhir yang digunakan. Meskipun demikian,
ekstraksi dengan pelarut volatile telah digantikan dengan maceration (ekstraksi
dengan minyak panas) untuk tujuan yang praktis dan menggantikan enfluerage.
Ekstraksi pelarut adalah proses yang paling maju secara teknis dan menghasilkan bau
yang benar-benar representatif, tetapi lebih mahal daripada distilasi (Austin, 1954).
 Distilasi
Distilasi, biasanya dengan menggunakan uap. Bunga dan rumput biasanya
dimasukkan ke dalam still tanpa persiapan. Daun, akar dan ranting yang masih basah
dipotong kecil-kecil. Bahan yang kering dibuat dalam bentuk bubuk. Kayu dan akar
yang keras digergaji menjadi potongan-potongan kecil atau dikupas dengan mesin.
Biji dan kacang dimasukkan melewati tempat putaran penghancur untuk
memecahkannya. Berry dimasukkan dalam keadaan normal karena panas distilasi
akan segera menghasilkan tekanan yang cukup untuk menghancurkan lapisan atasnya
(Austin, 1954).

8
Still yang dioperasikan di pabrik-pabrik terbuat dari tembaga, timah berlapis
tembaga, atau stainless dan mempunyai kapasitas sekitar 600-gal. Still tersebut
dilengkapi kondensor dengan berbagai macam (jenis tubular lebih efisien) dan
separator untuk membagi lapisan minyak dari larutan. Meskipun keranjang dapat
dipindahkan untuk membawa bahan yang akan didistilasi, prosedur yang lebih baik
seharusnya untuk membangun still dengan pelat tiruan berlubang yang diletakkan
tepat di atas permukaan still bagian bawah. Di bagian bawah pelat terdapat kumparan
uap yang keduanya tertutup dan berlubang. Dalam operasi still tersebut, muatan
dipanaskan oleh uap di kedua penutup dan pipa terbuka, sehingga mempengaruhi
distilasi uap secara ekonomis. Lapisan berair dalam kondensat pada larutan seringkali
membawa komponen penting, seperti dalam kasus minyak bunga mawar dan jeruk,
sehingga perlu dipompa kembali ke dalam still untuk memenuhi sebagian air yang
diperlukan. Distilasi uap biasanya dilakukan pada tekanan atmosfer dan suhunya
sesuai dengan bahan tanaman yang digunakan (biasanya pada suhu kurang dari 70oC),
karena setiap jenis minyak memiliki titik didih yang berbeda. Jika komponen minyak
cenderung mengalami hidrolisis, proses ini dilakukan dalam ruang hampa (Austin,
1954).

(Union Nature, 2009)


Banyak distilasi untuk minyak esensial dilakukan di tempat memanennya
menggunakan still yang sangat sederhana. Still ini menggunakan drum minyak atau
pot tembaga lengkap dengan pipa kondensor yang mengalir melalui bak air. Bahan
dan air dimasukkan ke dalam still, dan api langsung berada di bawahnya,
mengeringkan material yang dipakai dalam distilasi sebelumnya. Efisiensinya rendah,
9
dan minyak terkontaminasi dengan produk pyrolysis seperti acrolein, trimethylamine,
dan zat creosotelike. Minyak mentah yang diperoleh dari still kadang-kadang diolah
lebih lanjut sebelum menggunakan vacuum-rectification, yaitu dengan fractional
freezing (contohnya mentol dari minyak peppermint Jepang), dengan pencucian
menggunakan kalium hidroksida untuk menghilangkan senyawa bebas asam dan
fenolik, dengan penghapusan aldehida dan keton yang diinginkan atau tidak
diinginkan melalui pembentukan senyawa bisulfit tambahan, atau dengan
pembentukan produk larut tertentu, seperti dalam reaksi kalsium klorida dengan
geraniol (Austin, 1954).

10
 Expression
Expression menggunakan mesin yang dapat menghasilkan minyak yang
hampir identik dengan produk hand-pressed. Dalam proses hand-pressed, proses
sponge adalah proses yang paling penting karena menghasilkan minyak dengan
kualitas paling tinggi. Buah dibelah dua dan kulit dikupas kemudian direndam dalam
air selama beberapa jam. Setiap kulit ditekan spons dan minyak dikeluarkan ke dalam
spons yang diperas sampai kering secara berkala. Satu orang dapat mempersiapkan
hanya 24 oz minyak lemon setiap harinya dengan metode ini, tetapi metode ini masih
dipraktekkan terutama di Sicily (Austin, 1954).

(Pytosolution Nutraceutical, 2007)


 Enfleurage
Proses enfleurage adalah proses ekstraksi lemak dingin yang digunakan pada
beberapa jenis bunga yang tidak menyolok (melati, sedap malam, violet, dll) yang
tidak menghasilkan minyak pada proses distilasi. Terutama dalam kasus bunga melati
dan sedap malam, bunga yang dipetik langsung diproduksi menjadi parfum selama
bunga-bunga itu masih hidup (sekitar 24 jam), yang dimanfaatkan oleh proses ini.
Lemak atau basa terdiri dari campuran murni dari 1 sampai 2 bagian lemak dengan
benzoin 0,6% yang ditambahkan sebagai pengawet. Proses ini dilakukan pada chassis,
yang merupakan bingkai kayu persegi panjang yang memiliki tinggi 2 inchi, panjang

11
20 inchi, dan lebar 16 inchi, mendukung pelat yang dilapisi kaca di kedua sisinya
dengan campuran lemak (Advameg, 2012).
Bunga-bunga segar disebar pada chassis setiap 24 jam, bunga yang lebih lama
dihilangkan dengan tangan. Bingkai ditumpuk secara vertikal membentuk ruang-
ruang terpisah yang kedap udara. Pada akhir minggu ke-8 sampai 10 dari masa panen,
lemak yang tidak diperbarui selama proses telah menjadi jenuh dengan minyak bunga.
Lemak jenuh ini disebut pomade. Lemaknya dibuang dari bingkai dan diekstrak pada
suhu sesuai titik didih minyak dengan menggunakan pelarut alkohol untuk
mendapatkan fragrance. Larutan alkohol didinginkan pada suhu 15oC (kalau mungkin)
dan disaring untuk menghilangkan lemak yang larut dalam jumlah sedikit. Larutan
alkohol merupakan ekstrak, dan sisa setelah evaporasi pelarut merupakan enfleurage
yang sebenarnya, mirip dengan produk dalam proses maceration yang dulu. Hasil
yang didapatkan tergantung pada minyak dan metode yang digunakan. Berdasarkan 5
ton bahan mentah, hasil bervariasi dari 5 oz minyak violet sampai 1.800 lb minyak
cengkeh (Advameg, 2012).

12
(Advameg, 2012)
 Maceration
Lemak yang akan digunakan dipanaskan pada suhu lebih kurang 80oC. Bunga
direndam dalam lemak panas selama 1,5 jam agar sel membran pecah dan lemak
tersebut mengabsorb minyak esensial dalam bunga. Minyak kemudian dibersihkan
dari ampas bunga dengan diekstraksi menggunakan alkohol, seperti pada metode
enfleurage. Teknik ini sama dengan teknik yang digunakan pada ekstraksi pelarut,
dimana pelarut digunakan untuk menggantikan minyak panas (Advameg, 2012).
 Ekstraksi dengan pelarut volatile.
Faktor yang paling penting dalam keberhasilan ekstraksi ini adalah pada
pemilihan pelarutnya. Pelarut harus selektif yaitu melarutkan komponen yang berbau
dengan cepat dan sempurna tetapi hanya mengandung sedikit bahan inert; memiliki
titik didih rendah; secara kimia inert ke minyaknya; menguap sepenuhnya tanpa
meninggalkan residu bau; biayanya murah dan jika mungkin tidak mudah terbakar.
Banyak pelarut yang telah digunakan tetapi petroleum eter yang sangat murni adalah
13
yang paling bagus, dengan tingkatan benzena selanjutnya. Pembentukan secara
khusus disiapkan dengan rectification berulang kali dan memiliki titik didih tidak
lebih dari 75°C. Ketika menggunakan benzena, perlu dilakukan pemurnian secara
khusus dengan kristalisasi berulang kali. Peralatan ekstraksi sangat rumit dan relatif
mahal yang terdiri dari still untuk fraksionasi pelarut, battery untuk mengekstraksi
bunga dan still untuk mengonsentrasikan larutan minyak bunga. Dua jenis ekstraktor
yang digunakan adalah jenis stasionary dan rotary (Austin, 1954).
Dalam proses rotary, minyak diekstrak dengan prinsip countercurrent. Drum
jaket uap dengan kapasitas 350-gal berputar pada sumbu horizontal dan dibagi ke
dalam ruang-ruang dengan pelat berlubang pada sudut kanan ke poros. Sekitar 300 lb
bunga dimasukkan ke dalam drum pertama bersama dengan 150 gal petroleum eter
yang mengalir melalui dua drum lainnya. Drum dan isinya diputar selama satu jam
dalam kondisi dingin dan setengah jam tambahan dengan uap dalam jaket. Pelarut
jenuh dipompa ke recovery still dan bunga-bunga dalam drum diolah dua kali lagi, \
dengan pelarut yang digunakan pertama tadi dan dengan pelarut baru dari recovery
still. Bunga-bunga tersebut ditiup dengan uap untuk menghilangkan pelarut yang
menempel. Sekitar 90% dari pelarut diuapkan pada tekanan atmosfer dan sisanya
dihilangkan dalam kondisi vakum. Setelah pelarut dihilangkan dalam tiap proses,
didapatkan residu semipadat yang mengandung minyak esensial bersama dengan
sejumlah lilin, resin dan bahan pewarna dari bunga. Dan residu semipadat yang
seperti bubur ini dikenal sebagai concrete. Pada gilirannya diberi perlakuan dengan
alkohol dingin karena sebagian besar lilin dan resin tidak larut dalam air. Bahan dalam
jumlah kecil yang tidak diinginkan yang larut dihilangkan dengan larutan pendinginan
sampai -20°C dan kemudian disaring. Cairan yang dihasilkan mengandung minyak
esensial dan beberapa warna eter yang larut dari bunga dan dikenal sebagai ekstrak.
Ketika alkohol telah dihilangkan, yang tersisa adalah absolute (Austin, 1954).
Dalam beberapa minyak ada terpena dalam jumlah besar. Itu berlaku terutama
pada minyak lemon dan jeruk yang memiliki 90% d-limonene dalam komposisi
normalnya. Terpena dan seskuiterpena tidak hanya berfungsi untuk menguatkan dan
memberikan karakter pada minyak tetapi juga mengoksidasi dan membentuk
polimerisasi dengan cepat untuk membentuk senyawa terpentin yang kuat seperti
perasa (flavour). Selain itu, terpena tidak larut dalam alkohol dengan kadar rendah
yang digunakan sebagai pelarut dan membuat larutan keruh yang sulit dibersihkan.
Oleh karena itu perlu dilakukan penghilangan terpena dan seskuiterpena dari minyak-

14
minyak. Seperti minyak jeruk misalnya, 40 kali sama kuat seperti aslinya dan
membuat larutan yang bersih dalam alkohol encer. Minyak memiliki sangat sedikit
kecenderungan untuk rancidify (menjadi tengik), meskipun tidak cukup segar dari
aslinya. Olahan minyak ini diberi label "tsf" (terpena- and seskuiterpena- free).
Karena masing-masing minyak memiliki komposisi yang berbeda, deterpenation
(penghilangan senyawa terpena) membutuhkan proses khusus. Dua metode yang
terlibat dalam penghilangan terpena, seskuiterpena, dan parafin yaitu dengan distilasi
fraksional dalam keadaan vakum atau dengan ekstraksi senyawa oksigen yang lebih
mudah larut (terutama membawa bau) dengan alkohol encer atau pelarut lainnya
(Austin, 1954).
Karena sifat kompleks dan harga yang tinggi dari banyak minyak esensial,
banyak dilakukan pemalsuan atau tiruan. Pemalsuan ini sangat sulit untuk dideteksi
dalam banyak kasus, walaupun mungkin campuran adulterants yang digunakan tidak
mengubah sifat fisik minyak. Agen yang umum digunakan adalah alkohol, minyak
cedar, terpentin, terpena, seskuiterpena, dan cairan petroleum dengan gravitasi rendah.
Munculnya begitu banyak ester glikol dan gliserol di pasaran, meningkatkan kesulitan
pendeteksian karena senyawa ini tidak berwarna dan pada kenyataannya tidak berbau
dan dalam kombinasi yang tepat dapat dibuat untuk mensimulasikan hampir semua
berat jenis dan spesifikasi indeks bias minyak yang dimaksudkan untuk dipalsukan.
Minyak mawar dengan geraniol atau campuran geraniol dan sitronelol, wintergreen
dan minyak birch manis dicampur dengan metil salisilat sintetik dalam jumlah besar
dan minyak lemon sering berjauhan dengan citral dari minyak serai (Austin, 1954).

15
b. Isolat
Isolat adalah senyawa kimia murni yang merupakan sumber dari minyak
esensial atau bahan alami lainnya. Contohnya adalah eugenol dari minyak cengkeh,
pinene dari terpentin, anethole dari minyak adas, linalool dari minyak linaloa (bois de
rose) (Austin, 1954).
c. Bahan Kimia Sintetik atau Semisintetik
Unsur-unsur penting dari parfum dan perasa dibuat dengan prosedur sintetik
kimia yang umum. Komposisi yang mengandung dominasi sintetis yang murah
sekarang mencapai lebih dari 50% dari wewangian yang digunakan dalam parfum.
Beberapa unsur secara kimiawi disintesis dari isolat atau bahan alami lainnya dan
digolongkan sebagai semisintetik. Contohnya adalah vanili dibuat dari eugenol pada
minyak cengkeh, ionone dibuat dari citral pada minyak serai dan terpineols dari
terpentin dan minyak pinus. Beberapa sintetis penting dibahas di bawah ini. Contoh
yang ada berikut dikelompokkan berdasarkan konversi kimia yang paling penting
(Austin, 1954).

 Condensation Processes

Proses kondensasi dilakukan pada pembuatan atau sintesis aroma esensial,


seperti coumarin, difenil oksida, ionone, dan cinnamic aldehyd.

1. Coumarin terdapat pada biji tonka dan 65 tanaman lainnya, namun sumber
ekonominya adalah sintetis. Coumarin tadinya digunakan untuk memperkuat rasa
vanili, sebagai agen fixative dan agen peningkat minyak esensial dan produk
tembakau, dan sebagai agen penyembunyi bau yang tidak enak dalam produk industri.
(Austin, 1954).

Produk sintetis dapat dibuat dalam beberapa cara yang berbeda. Salah satu metode
memanfaatkan reaksi Perkin:

(Austin, 1954)

16
Salicylaldehyde, acetic anhydride, dan natrium asetat direfluks pada temperature 135-
155°C. Campuran dari reaksi tersebut didinginkan dan dicuci. Coumarin ini
didapatkan melalui ekstraksi pelarut atau distilasi. Metode penting lainnya dari
persiapan coumarin adalah dengan memanfaatkan o-cresol sebagai bahan awal, atau
sintesis Hassmann-Reimer di mana coumarin-3-carboxylic diproduksi sebagai
perantara (intermediet). Coumarin diproduksi lebih dari 1 juta lb per tahun (Austin,
1954).

(Austin, 1954)

2. Selain pembentukan coumarin, difenil oksida juga dibentuk dari proses kondensasi.
Difenil oksida atau eter digunakan sebagian besar dalam industri sabun dan parfum
karena stabilitasnya yang besar dan bau geranium yang kuat. Difenil oksida diperoleh
sebagai produk sampingan dalam pembuatan fenol dari klorobenzena dan caustic
soda (Austin, 1954).

17
(Austin, 1954).

3. Ionone dan homolognya memiliki jenis bau violet, sehingga digunakan sebagai
penyusun dasar parfum violet. Bagaimanapun juga senyawa-senyawa tersebut sangat
diperlukan untuk parfum yang bagus, dan ada beberapa yang tidak mengandung
ionone setidaknya dalam presentase yang kecil. Setiap tahun, sekitar 500.000 lb
ionone diproduksi. Karena tingginya harga minyak violet alami, ini adalah salah satu
minyak esensial yang pertama kali disintesis, meskipun sejak saat itu telah ditemukan
tumbuhan tertentu yang tidak kenal. Sifat bau dari ionone disebabkan adanya dl-α-
ionone dan β-ionone. Pembuatannya melibatkan dua langkah: Pertama, pseudo-
ionone dibuat dengan kondensasi citral yang diperoleh dari minyak serai. Ini diikuti
oleh pembentukan cincin asam, dan ionone yang komersial dimurnikan dengan
distilasi. Ionone komersial biasanya merupakan campuran dengan satu bentuk yang
mendominasi, meskipun pemisahan dilakukan melalui senyawa bisulfit (Austin,
1954).

(Austin, 1954)

18
4. Cinnamic aldehyde memiliki bau kayu manis. Seperti oksidasi pada udara menjadi
asam sinamat, itu harus dilindungi dari oksidasi. Meskipun aldehid ini diperoleh dari
minyak kayu manis Ceylon dan Cina, aldehid disintesis oleh aksi alkali pada
campuran benzaldehid dan asetaldehid. Produksi ini sekitar 800.000 per tahun
(Austin, 1954).

(Austin, 1954)

(Austin, 1954)

Cinnamic aldehyde dan sebagian besar produk lain untuk wewangian harus dimurnikan,
misalnya dengan fraksinasi vakum (Austin, 1954).

19
 Esterification Processes

Benzyl benzoate, ester asam salisilat, dan benzil asetat disentesis dengan
proses esterifikasi.

1. Benzyl benzoate memiliki bau aromatik yang samar, mendidih pada suhu 323-324
°C, dan merupakan fixative dan bahan penyedap. Hal ini terjadi secara alami
dalam minyak balsam (Peru, Tolu) tetapi dipersiapkan secara komersil dengan
esterifikasi asam benzoat dengan alkohol benzil atau dengan reaksi Cannizzaro
menggunakan benzaldehid (Austin, 1954).

2. Dua ester dari asam salisilat (o-hidroksi asam benzoat) sangat penting secara
komersial dalam industri parfum dan penyedap. Sekitar 350.000 lb amyl
salicylate digunakan setiap tahun di berbagai parfum, karena kualitas yang tetap
dan harga rendah. Sekitar 4 juta lb metil salisilat (sintetis minyak wintergreen)
yang dikonsumsi setiap tahun sebagai bahan penyedap. Ester ini dipersiapkan
sebagai berikut: Karbon dioksida dan natrium fenat bereaksi di bawah tekanan
untuk mendapatkan garam dari asam phenylcarbonic. Garam ini diisomerisasi ke
natrium salisilat dengan pemanasan 120 sampai 140 °C. Ester dibuat dari asam
dan alkohol yang tepat (Austin, 1954).

3. Benzil asetat (C₆H₅CH₂OCOCH₃) merupakan ester yang banyak digunakan


karena biaya rendah dan bau bunganya. Sekitar 1 juta lb dijual setiap tahunnya
untuk industri sabun dan parfum. Senyawa tersebut diperoleh dengan esterifikasi
benzil alkohol dengan pemanasan menggunakan kelebihan asam asetat dengan
asam mineral. Produk ini dimurnikan dengan perlakuan menggunakan asam borat
dan distilasi, memberikan kemurnian lebih dari 98%. Sejumlah besar benzil
alkohol digunakan di farmasi, lak, dll (sekitar 4 juta per tahun). Alkohol ini
memiliki bau yang jauh lebih lemah daripada esternya. Hal ini dilakukan dengan
hidrolisis benzil klorida (Austin, 1954).

20
 Grignard Processes

Phenylethyl alkohol memiliki bau seperti mawar dan terdapat dalam minyak
esensial dari mawar, bunga jeruk, dan lain-lain. Ini merupakan cairan berminyak dan
banyak digunakan dalam formulasi parfum, lebih dari 1.000.000 lb dijual setiap
tahun. Phenylethyl alkohol dapat dibuat dengan sejumlah prosedur, secara umum
digunakan reaksi Grignard:

(Austin, 1954)

Dan juga reaksi Friedel-Crafts diuraikan dalam diagram alur pada di bawah
serta reaksi yang terjadi:

(Austin, 1954)

(Austin, 1954)

21
Pada washtank, pemberian air dimaksudkan untuk menghilangkan partikel-
partikel yang mengganggu. Fungsi pemberian dilute HCl adalah untuk membebaskan
katalis AlCl3 dari proses. Katalis ini merupakan senyawa kompleks yang
keberadaannya dapat mengganggu jumlah produk. Oleh sebab itu, AlCl3 harus
dihilangkan dengan menambahkan asam kuat yang berlebih. AlCl 3 akan keluar dari
proses sebagai HCl (Austin, 1954).

22
 Hidrogenasi

Secara sederhana, hidrogenasi adalah penambahan hidrogen


pada komponen kimia. Umumnya, proses ini melibatkan kenaikan
tempeatur dan tekanan tinggi yang membutuhkan katalis.
Hidrogenasi berguna untuk banyak reaksi kimia, dan
penggunaannya bertambah secara fenomenal, khususnya pada
industri pemurnian petroleum. Selain menjenuhkan ikatan rangkap,
hidrogenasi dapat digunakan untuk menghilangkan elemen lain dari
sebuah molekul. Elemen ini termasuk oksigen, nitrogen, halogen,
dan khususnya sulfur. Katalis nikel dialirkan dengan gas hidrogen
bertemperatur 300°C. Katalis ini akan bereaksi dengan senyawa

(Austin, 1954)

organik tak jenuh (citronellal) pada temperatur 175°C (Speight, 2002).

23
(Austin, 1954)

 Proses Nitrasi

Artificial musk mencakup banyak produk yang tidak identik dengan musk
alami, yang aromanya berasal dari komponen makrosiklik. Musk nitro adalah bahan
ekonomis dan praktis untuk fiksatif alami yang mahal, dan lebih dari 200.000 lb
xylene musk dipabrikasi per tahun. Reaksi untuk tiga artificial musk yang penting
adalah:

(Austin, 1954)

(Austin,1954)

24
 Proses Oksidasi
Proses oksidasi dipakai dalam pembuatan sintesis vanilin, heliotropin,
anisaldehid, benzaldehyd, dan saccharin USP.
1. Vanillin adalah salah satu perasa yang sering digunakan, lebih dari 1,5 million
lb/tahun telah dipabrikasi. Vanillin digunakan sebagai perasa dalam perfumery dan
untuk deodorizing bahan pabrik. Banyak proses yang dikerjakan dalam
pabrikasinya, seperti prosedur yang sering digunakan berikut:
a. Vanillin dari eugenol
Eugenol yang berasal dari minyak cengkeh, menjadi isoeugenol dengan
bantuan KOH, diikuti dengan oksidasi menjadi vanillin, menggunakan
nitrobenzena sebagai agen oksidasi. Eugenol dipanaskan pada suhu 254 ˚C
(Austin, 1954).
(Austin, 1954)

b. Vanillin dari lignin


Lignin menjadi alkaline dengan tekanan masak 130-200 lb untuk 0,5
hingga 1 asam kalsium lignin sulfonik. Vanillin dimurnikan menjadi komponen
sodium bisulfit dan ekstraksi dengan benzen atau isopropanol. Produksi vanillin
secara optimum terjadi saat proses memiliki temperatur 130°C, tekanan parsial
oksigen 3 barr, tekanan total 9 barr, konsentrasi lignin 60gr/l pada alkalin
medium, dan 80gr/l NaOH. Vanillin dapat diproduksi maksimum 35 menit reaksi
terjadi, dengan 10% rendemen dari total massa lignin yang dibutuhkan.
Dibutuhkan lebih banyak purifikasi daripada metode pembuatan lignin dari fenol
(Austin, 1954).
c. Vanillin dari fenol
Fenol atau o-kloronitrobenzen menjadi guaiacol, mengikuti prosedur
sintetik biasanya. Target konsentrasi vanillin yang diperoleh adalah 4-4,2 gr/l
(Austin, 1954).

25
(Austin, 1954)
2. Heliotropin atau piperonal, memiliki aroma aromatik wangi yang sama dengan
heliotrope. Heliotropin diproduksi dari safrole dengan reaksi berikut:
(Austin,1954)

3. Anisaldehid adalah liquid berminyak tak berwarna yang memiliki aroma mirip
coumarin, yang dikembangkan hanya setelah pengenceran dan pada campuran.
Anisaldehid dibuat oleh oksidasi anethole (unsur utama dari anise, star anise, dan
minyak fennel). Anethole telah didapatkan dengan murah melalui pendidihan pada
suhu tinggi dari fraksi minyak pine (Austin, 1954).

4. Benzaldehyde digunakan sebagai agen perasa, seperti komposisi dalam obat-


obatan, dan memiliki intermediet dalam sintesis kimia. Secara komersial,
benzaldehid diproduksi dengan beberapa metode dan dalam dua tahap, teknikal

(Austin,1954)

26
dan penyaringan. Tahap teknikal digunakan secara luas sebagai intermediet dalam
sintesis bahan-bahan kimia, seperti benzil benzoat, cinnamic aldehid, dan dyes.
Sebagian besar tahap teknikal dibuat dengan oksidasi fase uap toluen secara
langsung, meskipun beberapa ada yang dibuat dengan klorinasi toluen menjadi
benzal klorida, diikuti oleh alkalin atau hidrolisis asam. Untuk penggunaan
parfum dan perasa, tahap penyaringan merupakan tahap bebas klorin, yang secara
ekonomi diproduksi oleh oksidasi fase uap toluen secara langsung. Oksidasi ini
biasanya berfase liquid (Austin, 1954).

(Austin,1954)
Hal ini menyatakan bahwa campuran katalis yang terdiri dari 93% oksida
uranim dan 7% oksida molybdenum dan menghasilkan rendemen yang tinggi.

5.
6.
7.
(Austin,1954)

27
5. Saccharin USP (o-benzosulfimida). Unsur ini 500 kali lebih manis daripada gula.
Saccharin banyak digunakan sebagai makanan dan minuman maupun diabetik.
Bagaimanapun, pada 1972 FDA mengganti saccharin dari daftar Generally
Recognize as Safe (GRAS) dan melarang kegunaannya pada level 4,2 million lb.
Studi yang dilakukan oleh National Academy of Science menegaskan keselamatan
penggunaan saccharin pada manusia yang mengkonsumsinya tetapi tidak
dibuktikan dengan kesimpulan yang jelas. Pada 1977 FDA membatasi penggunaan
saccharin berdasarkan terbatasnya data tes dari laboratorium hewan. Saccharin

dipabrikasi, dengan reaksi berikut, dengan rendemen 90% pada tahap terakhir.
(Austin,1954)

 Proses Miscellaneous
Sucaryl. Kalsium siklamat USP [(C6H11NHSO3)2Ca], garam sodium, juga sangat manis. Ia
disiapkan dari sulfonasi sikloheksilamin, menggunakan asam kloro sulfonik. Untuk
pemurnian, sucaryl dikonversi menjadi garam barium yang kemudian ditambah asam sulfat,
dan penambahan larutan dengan deodorizing karbon. Larutan asam dinetralisasi dengan
kalsium hidroksida atau sodium karbonat, dan garam terpisah melalui evaporasi, atau salting
out (Austin, 1954).

Penggunaan sucaryl pada makanan dilarang oleh FDA sejak 1969, karena
sucaryl mengandung unsur karsinogenik. Namun, pada Maret 1975, FDA (Food and

28
Drug Admission) meminta National Cancer Institute untuk mengevaluasi data.
Tuntutan akan pemanis rendah kalori oleh konsumen A.S. menemukan beberapa
komponen pemanis, baik sintesis maupun berasal dari tanaman. Seperti
dihidrochalcones, monellin, dan glikoprotein. Semua bahan ini masih diteliti secara
intensif agar penggunaannya dapat diterima oleh FDA (Austin, 1954).
Terpineol merupakan sintesis termurah dan banyak digunakan dalam sabun
karena beraroma bunga. Sebelumnya, terpineol dibuat dari minyak terpentin, yang
mengandung α-pinene, tapi sekarang minyak pine merupakan sumber yang penting.
Terpineol dipabrikasi secara langsung dengan proses satu tahap dari pinene dengan
mereaksikannya dengan asam sulfat dan aseton selama 6 jam pada 35-40°C.
Kemudian produk dimurnikan dengan distilasi fraksional. Metode dua tahap memiliki
keuntungan yaitu purifikasi intermediet, terpin hidrat, lebih mudah daripada terpineol.
Terpin hidrat dibuat dari reaksi pinene dengan asam sulfat encer dan agen emulsi.
Hidrat terpurifikasi dengan didehidrasi menjadi terpineol oleh asam karboksilik
teroksigenasi. Terpineol dipisahkan dari minyak pine melalui distilasi fraksional
(Austin, 1954).
Menthol telah lama diekstrak sebagai bentuk levo dari minyak peppermint
Jepang dan digunakan dalam rokok dan banyak produk sebagai antiseptik pendingin.
Bentuk murninya dibuat oleh Glidden Co dari β-pinene (dari terpentin). Komponen
ini dihidrogenasi, diisomerasi, dan didehidrogenasi untuk membentuk β-citronellal.
Konversi katalitik menghasilkan isopulegol, dan hidrogenasi rendemen ι-menthol,
setelah distilasi fraksional dan kristalisasi (Austin, 1954).
Asetal aldehid memiliki sedikit aroma aldehyd, tetapi memiliki resistensi
alkali yang tinggi. Oleh sebab itu asetal digunakan dalam sabun, dan sullit dipakai
dalam pembuatan parfum (Austin, 1954).

29
DAFTAR PUSTAKA

Advameg, Inc. copyright 2012. Perfume.


Austin, T George, 1954, Shreeves Chemical Process Industries, fifth edition, Mc-Graw Hill
Phytosolution Nutraceutical. 2007. Classical European Formulas (tincture and herbal
formulas created by herbalist center of Paris).
Speight, James, 2002, Chemical and Process Design Handbook, Mc-Graw Hill
Union Nature. Copyright 2009.

30
TANYA-JAWAB

1. Alfonsina A. A. Torintubun (115061100111027)


Pertanyaan : Pada flowseet 1.2 (Aldol condensation) kenapa diberi asam? Pada
flowsheet 1.4 (Friedel-Crafts reaction), apa fungsi dari air garam (brine)?
Jawaban : Penambahan asam pada proses Aldol condensation bertujuan untuk
menetralisasi larutan, karena katalis yang digunakan pada proses ini adalah basa
(NaOH).
Dan untuk air garam di reaktor pada pembentukan phenylethyl alcohol berfungsi
untuk menjaga suhu reaktor agar tidak naik terus sehingga suhunya sesuai dengan
kondisi yang diinginkan pada proses ini.
2. Lilis Triyowati (115061101111009)
Pertanyaan : Bagaimana handling bunga yang akan didistilasi? Sponge apa yang
digunakan dalam proses sponge di metode expression?
Jawaban : Bunga yang akan didistilasi dipisahkan dari kelopaknya, sehingga
menjadi bagian-bagian kecil yaitu dalam bentuk lembaran-lembaran bunga.
Dan sponge yang digunakan dalam metode expression ditunjukkan dalam gambar
berikut:

(Esoteric Oil, 2011)


3. Renanto Pandu (115061107111009)
Pertanyaan : Pada flowsheet 1.4 (Friedel-Crafts reaction), apa fungsi dilute HCl?
Pada sisa proses terdapat bunga kering, apa bunga kering tersebut dipakai lagi atau
tidak?
Jawaban : Fungsi dilute HCl dalam proses pembentukan phenylethyl alcohol
dengan reaksi Friedel-Crafts yaitu untuk menghilangkan sisa kontaminan dari korosi,
dengan menggantikan semua kation yang menyebabkan korosi dengan ion-ion H+.
Bunga kering dari sisa proses tidak dapat dipakai lagi, dikarenakan kandungan
minyaknya yang sudah keluar pada proses yang telah digunakan.
4. Afida Khofsoh (115061100111031)

31
Pertanyaan : Pada proses ekstraksi minyak, apa tujuan pemutaran pada suhu dingin
dan pada suhu panas? Bagaimana bisa keluarnya dalam bentuk semi padat?
Jawaban : Pemutaran pada suhu dingin bertujuan agar larutan menjadi homogen
kemudian pemutaran dilakukan pada suhu tinggi dan terjadi proses penguapan
pelarut.
Bentuk semi padat yang keluar merupakan residu dari proses ekstraksi tersebut.
Residu tersebut merupakan concrete. Concrete merupakan ampas tanaman yang sudah
diekstrak kandungan minyak esensialnya. Setelah itu tanaman tersebut keluar dalam
bentuk semi padat seperti bubur.
5. Dian Nita Citra (115061101111013)
Pertanyaan : Bagaimana kondisi bahan yang sebaiknya digunakan untuk
mengoptimalisasi hasil distilasi uap? Apakah bahan harus dalam keadaan kering
(mengandung sedikit air)?
Jawaban : Kondisi bahan untuk proses distilasi uap sebaiknya dalam keadaan
kering. Hal ini bertujuan agar tidak terlalu banyak air yang ikut terdistilasi,
menghindari pertumbuhan mikroba dalam kondisi yang lembab dan menghambat
pembusukkan bahan saat akan disimpan.
6. Dobita Amanda Feliciana (115061100111021)
Pertanyaan : Pada flowsheet cinnamic aldehyde, pada reaktor ketiga terdapat waste
yang keluar dan water yang masuk. Proses manakah yang terjadi dahulu? Apabila
bersamaan, bagaimana proses yang terjadi, dan apa tujuan penambahan water dengan
waste yang keluar?
Jawaban : Air masuk terlebih dahulu, kemudian air digunakan sebagai pencuci.
Air akan melarutkan pengotor anorganik dalam sistem, yang kemudian langsung
dibuang sebagai waste. Hal tersebut dilakukan secara terus menerus, ada air masuk
dan diimbangi dengan pembuangan air hasil pencucian beserta kontaminannya.

7. Albertus Ardika (115061101111005)


Pertanyaan : Pada proses enfleurage mengapa bunga yang dipakai tidak
mencolok? Apa pengaruh di dalam proses? Dan berapakah suhu dan tekanan yang
digunakan pada proses ini?
Jawaban : Bunga yang tidak mencolok tidak tahan dengan temperature tinggi.
Dan dalam metode enfleurage dilakukan pada temperatur rendah dengan
menggunakan lemak dingin. Proses pada chassis dilakukan pada suhu kamar,
sedangkan untuk proses ekstrasi yang merupakan lanjutan dari chassis dilakukan pada
suhu dan tekanan yang sesuai dengan titik didih minyak pada bunga. Tetapi proses

32
pendinginan yang merupakan pemisahan lemak setelah diekstraksi dilakukan pada
suhu -20 ̊C.
8. Rizka Dwi Octaria (115061101111017)
Pada flowsheet phenylethyl alcohol disebutkan bahwa menghasilkan efek samping
alumunium yang susah diuraikan. Lalu bagaimana perlakuan pada hasil samping
tersebut?
Jawaban : Aluminium dialiri HCl encer sehingga aluminium akan larut dalam
asam tersebut dan akan dipisahkan dalam larutan di column distillation sebagai
residue yang mengalir ke bawah.
9. Dewi Nugrahani (115061100111001)
Pertanyaan : Pada proses pembuatan parfum dengan bahan baku bunga mawar,
metode apa yang paling efektif untuk digunakan? (distilasi, enfleurage, atau apa?)
Mengapa? Lalu, dengan banyaknya jenis mawar (dari yang berwarna cerah hingga
gelap) apakah metode yang digunakan tetap sama atau berbeda? Mengapa?
Jawaban : Masing-masing metode dapat digunakan untuk mendapatkan minyak
dari bunga mawar, tetapi setiap metode memiliki hasil minyak yang berbeda. Dengan
metode expression didapatkan hasil minyak dengan kualitas yang paling bagus.
Sedangkan untuk bunga dengan warna cerah sampai gelap tetap menggunakan metode
yang sama. Tetapi pada suhu tinggi, bunga mawar dapat rusak sehingga minyak yang
dihasilkan memiliki kualitas yang buruk.
10. Ridhani Rida Ramadhan (115061100111009)
Pertanyaan : Tadi disebutkan bahwa ada tujuh proses, apakah tujuh proses tersebut
menjadi satu kesatuan atau terpisah?
Jawaban : Setiap proses yang dijelaskan bertujuan untuk mendapatkan satu jenis
minyak dari sintesis kimia. Sehingga setiap proses terpisah, bukan merupakan satu
kesatuan.
11. Winda Fauzi Istiqomah (115061101111003)
Pertanyaan : Pada plant material terdapat perlakuan pretreatment yakni crushing,
grinding, chopping. Apa tujuan perlakuan tersebut? Kemudian apa ketentuan
pemilihan seleksi metode pretreatment?
Jawaban : Tujuan dilakukannya pretreatment pada bahan tanaman adalah untuk
memudahkan mengeluarkan minyak yang terkandung dalam tanaman, sehingga bahan
tanaman dipotong-potong dahulu dengan ukuran yang kecil. Pretreatment yang
dilakukan untuk setiap bagian tanaman berbeda-beda tetapi tujuannya sama yaitu
memotong bahan menjadi potongan-potongan kecil. Daun, akar dan ranting yang
masih basah dipotong kecil-kecil. Bahan yang kering dibuat dalam bentuk bubuk.
Kayu dan akar yang keras digergaji menjadi potongan-potongan kecil atau dikupas

33
dengan mesin. Biji dan kacang dimasukkan melewati tempat putaran penghancur
untuk memecahkannya. Berry dimasukkan dalam keadaan normal karena panas
distilasi akan segera menghasilkan tekanan yang cukup untuk menghancurkan lapisan
atasnya.
12. Freshsya Zatalini (115061100111003)
Pertanyaan : Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan ketika menggunakan
pelarut bahan organik dengan pelarut minyak panas?
Jawaban : Kalau menggunakan pelarut organik akan didapatkan hasil minyak
yang kualitasnya lebih buruk daripada menggunakan pelarut minyak panas. Hal ini
dikarenakan pada penggunaan pelarut organik, bahan tanaman dipanaskan langsung
dengan pelarutnya sehingga besar kemungkinan komponen minyak rusak dan
kualitasnya menjadi jelek. Sedangkan pada penggunaan pelarut minyak panas, bahan
tanaman tidak dipanaskan secara langsung, hanya pelarut lemaknya yang dalam
kondisi panas sehingga kecil kemungkinan komponen minyak mejadi rusak dan
kualitas minyak dengan metode pelarut minyak panas ini lebih bagus daripada
menggunakan pelarut organik.
13. Rahma Yullia Rusmo (115061100111029)
Pertanyaan : Pada penyaring enfleurage, apakah bunga diperbaharui? Bila
dilakukan penggantian bunga, apakah essential oil sudah dihasilkan sebelumnya?
Jelaskan prosesnya! Apa karakteristik lemak yang biasanya digunakan?
Jawaban : Pada proses enfleurage bunga diganti setiap 24 jam, hal itu
dikarenakan selama 24 jam itu diasumsikan bahwa kandungan minyak dalam bunga
sudah diabsorbsi oleh lemak dingin. Lemak dingin masih digunakan untuk
mengabsorbsi minyak dalam bunga sampai minyak menjadi jenuh, yang disebut
pomade. Proses enfleurage yaitu bunga segar hasil pemetikan ditaburkan diatas
permukaan lemak pada chassis yang telah disediakan dan dibiarkan selama 24 jam,
kemudian diganti dengan bunga yang masih segar. Pada akhir proses, lemak akan
menjadi jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut
diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol
dipisahkan. Lemak yang digunakan biasanya merupakan lemak sapi, lemak domba,
lemak babi, dan lemak hewani lainnya. Selain menggunakan lemak, enfleurasi juga
bisa dicampur dengan beberapa minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak canola,
dan minyak kacang – kacangan. Lemak yang digunakan memenuhi syarat yaitu lemak
harus bersih dari kontaminan, tidak berbau dan bebas air serta tidak terlalu lunak atau
tidak terlalu keras, karena lemak yang terlalu keras akan memiliki daya absorbsi yang

34
rendah, sedangkan bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat pada bunga
dan susah untuk dipisahkan.
14. Febrika Larasati (115061101111001)
Pertanyaan : Bagaimana cara memperoleh oleoresinous exudates untuk pembuatan
fragrance? Apa perbedaan pencucian menggunakan air dan HCl pada proses Friedel-
Crafts?
Jawaban : Oleoresinous exudates merupakan getah terpentin yang didapatkan
dari pohon hidup. Getah tersebut didapatkan dengan cara disadap pada pohonnya.
Pada proses Friedel-Crafts dilakukan pencucian menggunakan air yang bertujuan
untuk melarutkan kontaminan anorganik dalam larutan sedangkan fungsi pencucian
menggunakan HCl adalah untuk menghilangkan sisa kontaminan korosi dengan
menggantikan semua kation yang menyebabkan korosi dengan ion-ion H+.
15. Intan Nurroniyah (115061113111001)
Pertanyaan : Apakah pada setiap proses untuk mendapatkan essential oil
menghasilkan rendemen yang berbeda? Proses mana yang menghasilkan rendemen
paling banyak? Tolong jelaskan!
Jawaban :
 Rendemen yang dihasilkan berbeda tergantung bahan tanaman yang
digunakan dan dari metode yang digunakan:
- Distilasi: mengunakan metode uap yang kemudian dikondensasikan
menjadi cairan. Sehingga essential oil yang dihasilkan masih ada
kandungan uap-uap air yang ikut terkondensasi
- Expression : mengunakan metode pressing, yaitu dengan mempressing
sampai mengeluarkan minyak. Sehingga essential oil yang dihasilkan
murni minyak.
- Enfleurage: menggunakan metode absorbsi dimana lemak sebagai
absorben tanpa dipanaskan kemudian diekstraksi. Karena menggunakan
dua proses yaitu absorbsi menggunakan lemak dan kemudian diekstraksi
menggunakan alkohol. Hasil minyaknya masih terdapat pengotor dari
absorben dan pelarut.
- Maceration: menggunakan metode adsorbsi dimana lemak sebagai
absorben dipanaskan agar sel membran pecah dan lemak mengabsorb
esensial. Dan menggunakan proses ekstraksi. Karena menggunakan dua
proses yaitu absorbsi menggunakan lemak dan kemudian diekstraksi
menggunakan alkohol. Hasil minyaknya masih terdapat pengotor dari
absorben dan pelarut.
- Ekstraksi dengan pelarut volatile: menggunakan metode ekstraksi dimana
pelarut yang digunakan tertentu dan tidak sembarangan. Namun
35
kekurangannya yaitu pemurnian di butuhkan berkali-kali untuk
mendapatkan minyak dengan kualitas yang tinggi.
 Proses yang menghasilkan rendemen paling tinggi yaitu menggunakan proses
expression, sebab bahan langsung dipressing tanpa tambahan zat-zat apapun.
Sehingga rendemen essential oil yang dihasilkan tinggi.
16. Faridatul Hasanah (115061100111023)
Pertanyaan : Bagaimana proses enfleurage yang menggunakan pelarut minyak?
Minyak jenis apa yang digunakan?
Jawaban : Proses enfleurage yaitu bunga segar hasil pemetikan ditaburkan
diatas permukaan lemak pada chassis yang telah disediakan dan dibiarkan selama 24
jam, kemudian diganti dengan bunga yang masih segar. Pada akhir proses, lemak
akan menjadi jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut
diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol
dipisahkan. Lemak yang digunakan biasanya merupakan lemak sapi, lemak domba,
lemak babi, dan lemak hewani lainnya. Selain menggunakan lemak, enfleurasi juga
bisa dicampur dengan beberapa minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak canola,
dan minyak kacang – kacangan.
17. Mutia Dhana (115061100111007)
Pertanyaan : Pada proses hidrogenasi, terdapat penambahan katalis nikel. Mengapa
menggunakan katalis nikel? Pada proses oksidasi vanillin apakah terdapat limbah?
Bila ada, bagaimana cara menanganinya?
Jawaban : Katalis nikel digunakan karena biaya yang dibutuhkan lebih murah
dalam menjalankan reaksi tersebut dan dapat beroperasi pada suhu tinggi yaitu sekitar
175 ̊C.
Residu yang dihasilkan dalam proses oksida vanillin nitrobenzene, DMSO, garam dan
asam vanilat. DMSO bersifat toksik yang dapat merusak lever. Nitrobenzene dapat
merusak syaraf pusat, pencernaan dan sumsum tulang belakang. Dan untuk
penganggulangannya dengan disimpan pada tempat yang aman, yang sebelumnya
dibilas dengan alat pembilas.
18. Vivi Anita Aprilia (115061107111005)
Pertanyaan : Pada maceration dijelaskan bahwa pelarut yang digunakan adalah
minyak panas. Mengapa harus menggunakan minyak panas? Minyak jenis apa yang
digunakan sebagai solvent? Pada proses distilasi, tidak menutup kemungkinan bahwa
uap dari bunga-bunga pada distilator berubah menjadi tetes-tetes air dan kembali
turun ke bawah sehingga uap tersebut tidak terkondensasi di kondensor. Bagaimana
cara mengantisipasi hal tersebut?

36
Jawaban : Minyak panas yang digunakan pada metode maceration berlaku untuk
bahan tanaman yang mudah rusak saat pemanasan langsung (seperti daun yang
lunak). Dengan pemanasan langsung, komponen-komponen minyak dapat rusak
sehingga kualitas minyak menjadi buruk. Sedangkan pada maceration, minyak
diabsorb oleh lemak yang telah dipanaskan terlebih dahulu (lemak panas) yang
bertujuan untuk dapat memecah sel dan mengabsorb kandungan minyak dalam bahan.
Antisipasi uap yang mengandung minyak tidak terkondensasikan yaitu dengan
pembuatan tangki distilator yang mengerucut sehingga sedikit sekali minyak yang
tidak terkondensasikan, tetapi pada dasarnya uap yang menetes lagi ke bahan akan
menguap kembali.
19. Mar’atus Sholihah (115061100111019)
Pertanyaan : Dari semua metode yang dijelaskan, metode mana yang paling
efektif, ekonomis, dan aman untuk mendapatkan minyak essensial?
Pada produksi parfum, perlu ditambahkan fiksatif, salah satunya fiksatif dari hewan.
Bagian hewan apa yang digunakan sebagai fiksatif? Apa kelebihan dan kekurangan
fiksatif tersebut?
Jawaban : Metode yang paling efektif tergantung dari bahan yang akan diambil
minyaknya karena tidak semua bahan dapat diambil pada metode yang sama, ada
yang tidak tahan panas. Sedangkan metode yang paling ekonomis dan aman adalah
metode distilasi uap, karena alatnya yang termasuk sederhana dan sudah termasuk
dalam proses pemurnian.
Semua hewan memproduksi castor atau castoreum, exudate oranye kecoklatan
dari kelenjar perineal berang-berang, yang digunakan dalam jumlah yang banyak.
Komponen pewangi minyak volatil castor adalah benzyl alkohol, acetophenone, l-
borneol, dan castorin (komponen resin volatil yang strukturnya tidak diketahui).
Civet adalah komponen yang lembut, sekresi lemak kelenjar perineal kucing
civet, yang berasal dari banyak negara, dan dikembangkan di Ethiopia. Sekresi
dikumpulkan setiap 4 hari dengan menyendokkan dan menyimpan untuk
mengeluarkan di lubang tanduk. Civet mentah tidak sesuai dengan pewangi karena
kenampakan skatole. Pada pengenceran dan pemeraman, aroma skatole akan hilang,
aroma floral dan manis dari civetone, keton siklik, akan muncul.
Musk adalah sekresi kering dari kelenjar preputial dari musk rusa jantan,
terdapat di Himalaya. Aroma tersebut berwujud keton siklik yang disebut muskone,
yang muncul dengan jangkauan 0,5 hingga 2%. Musk digunakan untuk parfum
oriental.

37
Ambergis digunakan dengan jumlah sedikit, tapi mungkin fiksatif hewan yang
paling terkenal. Ambergis adalah sekresi yang dihasilkan oleh paus tertentu. Ambergis
didapat dengan memotong paus, atau paus yang terdampar di pantai. Ambergis lunak,
melunak pada suhu 60°C, dapat berwarna putih, kuning, coklat, hitam, atau kombinasi
seperti kelereng. Zat ini terdiri dari 80-85% ambrein (triterpenic trisiklik alkohol),
mirip dengan kolesterol dan berperan sebagai pengikat, dan 12-15% minyak ambergis
merupakan unsur aktif. Ini dipakai sebagai larutan (tincture), yang harus masak/siap
sebelum digunakan. Aroma larutan (tincture) basi, dan memiliki kekuatan fiksatif
yang kuat.
Musc zibata adalah fiksatif hewan terbaru, turunan dari kelenjar tikus kesturi
Lousiana. Fiksatif ini hanya dikomersialkan selama perang dunia kedua. Sekitar 90%
material yang tidak tersaponifikasi pada kelenjar tikus terdiri dari siklik alkohol besar
yang tidak beraroma, yang dikonversi menjadi keton, menambah karakteristik aroma
musk menjadi 50 kali lipat. Musc zibata adalah pengganti atau penambah untuk musk
asia.
20. Dewi Ariesi Rachmadianty (115061105111007)
Pertanyaan : Pada proses Aldol condensation menghasilkan waste H2SO4 dan
NaOH. Apakah H2SO4 yang dihasilkan kualitasnya sama dengan H2SO4 yang
dihasilkan oleh industri asam sulfat? Jika iya, bagaimana bisa? Jika berbeda, apa yang
membedakan H2SO4 waste pada industri fragrance dengan H2SO4 di industri asam
sulfat?
Jawaban : H2SO4 yang dihasilkan tentunya tidak memiliki kualitas yang sama
dengan yang dihasilkan di industri asam sulfat. Hal ini dikarenakan waste yang
dihasilkan pada proses Aldol condensation tidak murni, kemungkinan besar terdapat
kontaminan yang terlarut di dalamnya dan masih harus dimurnikan dahulu.

38

Anda mungkin juga menyukai