“MINYAK ATSIRI”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ENDAH WAHYU SAPITRI (1801047)
DOSEN PEMBIMBING
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MINYAK ATSIRI .............................................................................. 4
1. Definisi Minyak Atsiri........................................................................ 4
2. Pemerian Minyak Atsiri ..................................................................... 4
3. Cara Penyimpanan Minyak Atsiri ...................................................... 5
4. Sifat Minyak Atsiri ............................................................................. 6
5. Fungsi Minyak Atsiri.......................................................................... 8
6. Penggolongan Minyak Atsiri.............................................................. 8
7. Metode Isolasi Minyak Atsiri ............................................................. 10
8. Komponen Penyusun Minyak Atsiri .................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Minyak Atsiri
Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan
bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah
menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.
2. Bau khas
3. Rasa getir, tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau dingin bila
terasa di kulit
6. Tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik oleh oksigen, matahari atau panas
7. Indeks bias umumnya tinggi dan bersifat optis aktif (memiliki atom C asimetrik)
C. Cara Penyimpanan
Sebelum minyak atsiri disimpan, sebaiknya pertama anda bersihkan terlebih dahulu
dari pengotor – pengotor yang akan mengakibatkan minyak atsiri Anda rusak. Beberapa
pengotor antara lain sersah dan air, untuk membersihkannya pernah saya ulas beberapa
waktu lalu, anda bisa melihat cara membersihkan dan mengeringkan minyak atsiri.
2. Simpan dalam wadah gelap
Minyak atsiri akan lebih lama bila disimpan pada suhu rendah, paling tidak disuhu 18
derajat celcius. Suhu rendah membantu menstabilkan senyawa – senyawa yang reaktif,
sehingga tidak mudah bereaksi pada reaktan yang lain. Anda dapat menggunakan lemari
es untuk penyimpanan minyak atsiri ini,namun bila memungkinkan anda dapat
menyediakan showcase khusus untuk minyak atsiri, agar aromanya tidak mengganggu
bahan makanan yang anda miliki. Selain itu anda dapat memanfaatkan selimut Nitrogen,
CO2 padat (es Kering) atau bahan apapun yang dapat menjaga kondisi minyak atsiri
tetap pada suhu rendah.
Bagi para penyuling, penyimpanan menggunakan botol amber yang gelap, tentunya
akan meningkatkan cost produksi, dan biasanya untuk mengurangi biaya tersebut
penyuling menggunakan jerry can ataupun drum untuk menyimpan minyaknya.
Penyimpanan minyak atsiri dalam wadah plastik tidak bebas dari resiko tercemar dari
plastisizer pada wadah. Beberapa minyak atsiri yang bersifat korosif juga dapat
mengakibatkan rusaknya wadah penyimpanan. Seperti contoh minyak cengkeh dan kayu
manis, apabila disimpan dalam wadah plastik PE maka wadah tersebut akan penyok
dalam beberapa hari.
1. Sifat Fisika
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
b. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara
0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan
mutu dan kemurnian minyak atsiri. Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri
sangat di pengaruhi dari ukuran bahan dan lama penyulingan yang di lakukan.
c. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua
macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan
(perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna
untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian.
d. Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya
ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis
minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter. Besar putaran
optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa penyusunnya.
f. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna
menjadi kuning tua hingga coklat muda.
2. Sifat Kimia
a. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara
alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
b. Bilangan Ester
1) Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam
terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki
2) Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.
3) Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi)
minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama
penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara
fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat
terjadi saat :
a) Penyimpanan bahan
b) Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu tinggi.
c) Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya air,
uap air, dan suhu tinggi.
d) Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak
atsiri berkontak dengan udara.
E. .Fungsi Minyak Atsiri
Contohnya : minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak
terpentin.
Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan
atau diisolasai dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang
sederhana. Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu
dilakukan dalam keadaan vakum. Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri. Contoh : isolasi Eugenol dari
komponen yang lain yang terdapat di dalam minyak daun cengkeh.
Metode isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penyulingan (destilasi)
Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan
pelarut organik yang mudah menguap yang sesuai. Metode penyarian digunakan
untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan. Metode ini banyak
digunakan karena rendahnya kadar minyak dalam tanaman, selain itu cara ini
dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan
pelarut organik nonpolar.
3. Enflurage
Prinsipnya adalah metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan
memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari sejak
bahan minyak atsiri dipanen. Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga
yang setelah dipetik enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan
minyak atsiri sampai beberapa minggu, misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan
khusus secara langsung agar tidak mengubah aktivitas enzim.
4. Pemerasan
Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit buah dari tanaman yang
termasuk keluarga Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan (tidak stabil
dan idak tahan pemanasan). Karena tekanan pada pemerasan, sel-sel yang
mengandung minyak lemak pecah dan minyak atsiri keluar dan mengalir ke
permukaan. Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendamannya relatif
besar.
Fenil propan terdiri dari gabungan inti benzen dan propana. Penyusun minyak atsiri
dari kelompok terpenoid dapat berupa monoterpen dan seskuiterpen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan
bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah
menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini
dengan sebaiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta:
Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.116