Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH FARMAKOGNOSI II

“MINYAK ATSIRI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ENDAH WAHYU SAPITRI (1801047)

2. GHINA MUHARRANI YAHYA (1801067)

3. KRISSA SUNASTI (1801171)

4. TIRSA AMI MANAO (1801189)

5. WULANDARI SAFITRI (1801051)

6. YULIANA EKA SAFITRI (1801014)

DOSEN PEMBIMBING

Aried Eriadi, M.Farm, Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFARM)


PADANG
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MINYAK ATSIRI .............................................................................. 4
1. Definisi Minyak Atsiri........................................................................ 4
2. Pemerian Minyak Atsiri ..................................................................... 4
3. Cara Penyimpanan Minyak Atsiri ...................................................... 5
4. Sifat Minyak Atsiri ............................................................................. 6
5. Fungsi Minyak Atsiri.......................................................................... 8
6. Penggolongan Minyak Atsiri.............................................................. 8
7. Metode Isolasi Minyak Atsiri ............................................................. 10
8. Komponen Penyusun Minyak Atsiri .................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan
bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah
menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.

Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).

Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Minyak Atsiri

Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan
bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah
menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.

Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).

Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.

B. Pemerian Minyak Atsiri

1. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa

2. Bau khas

3. Rasa getir, tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau dingin bila
terasa di kulit

4. Dalam keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar

5. Tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak menjadi tengik

6. Tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik oleh oksigen, matahari atau panas

7. Indeks bias umumnya tinggi dan bersifat optis aktif (memiliki atom C asimetrik)

8. Kelarutannya sangat kecil di dalam air

9. Mudah larut dalam pelarut organic

C. Cara Penyimpanan

1.Bersihkan sebelum disimpan

Sebelum minyak atsiri disimpan, sebaiknya pertama anda bersihkan terlebih dahulu
dari pengotor – pengotor yang akan mengakibatkan minyak atsiri Anda rusak. Beberapa
pengotor antara lain sersah dan air, untuk membersihkannya pernah saya ulas beberapa
waktu lalu, anda bisa melihat cara membersihkan dan mengeringkan minyak atsiri.
2. Simpan dalam wadah gelap

Penyimpanan dalam wadah gelap ini digunakan untuk


mengurangi fotodegradasi minyak atsiri akibat paparan cahaya, baik cahaya matahari
maupun cahaya lampu. Penyimpanan pada wadah yang transapran atau mudah terpapar
sinar matahari akan membuat minyak atsiri lebih cepat berubah. Seperti contoh apabila
memliki minyak yang awalnya jernih seperti air mineral, maka bila terus menerus
diletakkan dalam wadah yang terpapar cahaya, maka minyak atsiri akan menguning.

3. Simpan pada suhu rendah

Minyak atsiri akan lebih lama bila disimpan pada suhu rendah, paling tidak disuhu 18
derajat celcius. Suhu rendah membantu menstabilkan senyawa – senyawa yang reaktif,
sehingga tidak mudah bereaksi pada reaktan yang lain. Anda dapat menggunakan lemari
es untuk penyimpanan minyak atsiri ini,namun bila memungkinkan anda dapat
menyediakan showcase khusus untuk minyak atsiri, agar aromanya tidak mengganggu
bahan makanan yang anda miliki. Selain itu anda dapat memanfaatkan selimut Nitrogen,
CO2 padat (es Kering) atau bahan apapun yang dapat menjaga kondisi minyak atsiri
tetap pada suhu rendah.

4.Penyimpanan pada wadah plastik

Bagi para penyuling, penyimpanan menggunakan botol amber yang gelap, tentunya
akan meningkatkan cost produksi, dan biasanya untuk mengurangi biaya tersebut
penyuling menggunakan jerry can ataupun drum untuk menyimpan minyaknya.
Penyimpanan minyak atsiri dalam wadah plastik tidak bebas dari resiko tercemar dari
plastisizer pada wadah. Beberapa minyak atsiri yang bersifat korosif juga dapat
mengakibatkan rusaknya wadah penyimpanan. Seperti contoh minyak cengkeh dan kayu
manis, apabila disimpan dalam wadah plastik PE maka wadah tersebut akan penyok
dalam beberapa hari.

D. Sifat-sifat Minyak Atsiri

1. Sifat Fisika

Sifat-sifat fisika minyak atsiri yaitu sebagai berikut :

a. Bau yang karakteristik

Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
b. Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara
0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan
mutu dan kemurnian minyak atsiri. Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri
sangat di pengaruhi dari ukuran bahan dan lama penyulingan yang di lakukan.

c. Indeks Bias

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran yang menembus dua
macam media dengan kerapatan yang berbeda, kemudian terjadi pembiasan
(perubahan arah sinar) akibat perbedaan kerapatan media. Indeks bias berguna
untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian.

d. Putaran Optik

Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya
ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis
minyak atsiri, konsentrasi senyawa, suhu, dan panjang gelombang cahaya yang
digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter. Besar putaran
optik minyak merupakan gabungan nilai putaran optik senyawa penyusunnya.

e. Kelarutan Dalam Alkohol

Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri


yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai
kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk
menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri banyak yang mudah
larut dalam etanol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah
diketahui dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat konsentrasi.

f. Warna

Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga
coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna
menjadi kuning tua hingga coklat muda.

2. Sifat Kimia

a. Bilangan Asam

Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara
alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
b. Bilangan Ester

Bilangan ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk


penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa
minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Minyak atsiri juga dapat
mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri
yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.

1) Oksidasi

Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam
terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki

2) Hidrolisis

Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses
hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester
sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator.

3) Resinifikasi

Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan
senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi)
minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama
penyimpanan. Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah
menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara
fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat
terjadi saat :

a) Penyimpanan bahan

b) Proses ekstraksi

Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu tinggi.

c) Proses distilasi

Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya air,
uap air, dan suhu tinggi.

d) Proses pengepresan

Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak
atsiri berkontak dengan udara.
E. .Fungsi Minyak Atsiri

Dalam industri farmasi minyak atsiri digunakan sebagai antibakteri, antifungi,


antiseptik, pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik,
khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri,
antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo dan lotion) dalam industri
makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa dalam industri
parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industri bahan
pengawet bahkan digunakan pula sebagai insektisida.

F. Penggolongan Minyak Atsiri

1. Berdasarkan Mudah atau Tidaknya Dipisahkan

a. Minyak atsiri yang dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau


penyusun murninya. Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk
diproses menjadi produk-produk lain.

Contohnya : minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak
terpentin.

Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan
atau diisolasai dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang
sederhana. Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu
dilakukan dalam keadaan vakum. Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri. Contoh : isolasi Eugenol dari
komponen yang lain yang terdapat di dalam minyak daun cengkeh.

b. Minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya. Contoh :


minyak akar wangi, minyak nilam, dan minyak kenanga. Lazimnya minyak atsiri
tersebut langsung dapat digunakan sebagai pewangi berbagai produk, tanpa
diisolasi komponen-komponenya.

2. Berdasarkan Komponen Kimianya


a. Minyak atsiri hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan
Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian
besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren),
diterpen (4 unit isopren) dan politerpen.
Misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus
(famili Pinaceae). Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin
(hingga 90%), ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral
disebut resena. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan
pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat.

b. Minyak atsiri hidrokarbon teroksigenasi


Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol.
Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal.

c. Minyak atsiri alkohol


Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita Linn.
Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin
dan tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak
permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi
digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat.
Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi.

d. Minyak atsiri fenol


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari
tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia
caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Bagian yang
dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan
karena mengandung minyak atsiri sampai 20%.
Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri
keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-eugenol, beberapa
senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah
menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan minyak cengkeh
antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah.

e. Minyak atsiri eter fenol


Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil
penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili
Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh
komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena.
Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen
odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum.

f. Minyak atsiri oksida


Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi
daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak
atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).

g. Minyak atsiri ester


Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi
daun dan batang Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen
penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak
ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan farfum, dalam industri permen, dan
minuman tidak beralkohol

G. Metode Isolasi Minyak Atsiri

Metode isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penyulingan (destilasi)

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen berdasarkan perbedaan titik


didihnya. Prinsip dasar penyulingan adalah cairan dirubah menjadi uap pada titik
didihnya, kemudian uap tersebut dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan dengan
proses pendinginan

Penyulingan dapat dilakukan dengan bebagai cara, yaitu :

a. Penyulingan dengan air

b. Penyulingan dengan air dan uap

c. Penyulingan dengan uap

2. Ekstraksi/ penyarian dengan pelarut organik (mudah menguap) yang sesuai

Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan
pelarut organik yang mudah menguap yang sesuai. Metode penyarian digunakan
untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan. Metode ini banyak
digunakan karena rendahnya kadar minyak dalam tanaman, selain itu cara ini
dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan
pelarut organik nonpolar.

3. Enflurage

Prinsipnya adalah metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan
memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari sejak
bahan minyak atsiri dipanen. Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga
yang setelah dipetik enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan
minyak atsiri sampai beberapa minggu, misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan
khusus secara langsung agar tidak mengubah aktivitas enzim.

4. Pemerasan

Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit buah dari tanaman yang
termasuk keluarga Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan (tidak stabil
dan idak tahan pemanasan). Karena tekanan pada pemerasan, sel-sel yang
mengandung minyak lemak pecah dan minyak atsiri keluar dan mengalir ke
permukaan. Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendamannya relatif
besar.

H. Komponen Utama Minyak Atsiri


Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam
tanaman.
1. Kelompok Terpenoid
Terpenoid berasal dari suatu unit sederhana yang disebut sebagai isoprena.
2. Kelompok Fenil Propan

Fenil propan terdiri dari gabungan inti benzen dan propana. Penyusun minyak atsiri
dari kelompok terpenoid dapat berupa monoterpen dan seskuiterpen
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Minyak atsiri di definisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan
bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah
menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya.

Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau
perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma
atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah, daun-
daunan dan bunga).

Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk
mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah
berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya
dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak
yang terdapat di dalam bahan bakunya.

3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini

dengan sebaiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta:
Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.116

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1987, Analisis Kandungan Obat, Jakarta,


Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun cara modern menganalisa


tumbuhan, Bandung ITB.

Anda mungkin juga menyukai