Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Destilasi Minyak Atsiri “ meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai metode destilasi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Palembang, Maret
2020
Penyusun
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................3-4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................4
D. Prinsip..................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekstraksi.....................................................................................5
B. Destilasi...............................................................................................5
C. Macam-macam Destilasi.......................................................................6-9
D. Kelebihan dan Kekurangan Destilasi......................................................9
E. Minyak Atsiri.......................................................................................9-10
F. Sinyat Minyak Atsiri................................................................................10
G. Metode Destilasi..................................................................................10-11
H. Rendemen Minyak Cengkeh......................................................................11
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.....................................................................................12
2. SARAN................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar di
Indonesia. Setidaknya ada 80 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan
di pasar internasional, dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia
karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dibudidayakan
(Kurniawan, 2008).
Indonesia memiliki cukup banyak jenis tanaman yang memiliki kandungan
minyak atsiri salah satunya adalah tanaman jerangau (Acorus calamus). Jerangau
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang berpotensi menghasilkan minyak
atsiri. Tanaman ini masih kurang dikenal oleh masyarakat dan belum banyak
orang tahu tentang jerangau akan tetapi tanaman ini memiliki rimpang yang
mengandung minyak atsiri dan berguna sebagai pengusir serangga,
menghilangkan rasa sakit, menambah nafsu makan, dan
tonik. Tanaman ini juga dijadikan sebagai obat-obatan tradisional yang
dapat menyembuhkan berbagai penyakit antara lain menghilangkan rasa sakit,
demam, kudis, mimisan, limpa bengkak pereda radang dan lainnya.
Jerangau (Acorus calamus) telah dikembangkan di luar negeri dan
minyak yang dihasilkan tanaman ini dikenal dengan calamus oil. Negara
penghasil calamus oil adalah Jepang, India, Sri Lanka, Rusia, Rumania, Nepal
dimana tanaman ini telah dikembangkan secara luas dan sudah menjadi produk
ekspor bagi negara-negara tersebut. Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan
spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri, antara lain dalam industri
kosmetik, dalam industri makanan sebagai bahan penyedap atau penambah cita
rasa; dalam industri parfum sebagai pewangi; dalam industri farmasi atau obat-
obatan sebagai antinyeri, antiinfeksi, pembunuh bakteri; dalam industri bahan
pengawet; bahkan digunakan pula sebagai insektisida.
1
Perkembangan industri minyak atsiri Indonesia belum
menggembirakan.Menurut Ketua Dewan Atsiri Indonesia (2015), produksi
minyak atsiri Indonesia yang utama adalah daun/gagang cengkeh (clove leaf/stem
oil), minyak sereh wangi (citronella oil), minyak nilam (patchouli oil), minyak
kayu putih (cajuput oil), dan minyak terpentin (turpentine oil).Nilai perdagangan
minyak atsiri dunia diperkirakan USD 4.000.000.000, total ekspor minyak atsiri
Indonesia USD 120.000.000, sedang jika ditinjau dari jenisnya terdapat 300 jenis
minyak atsiri di perdagangan dunia, sementara jenis minyak atsiri yang sedang
dan berpotensi dikembangkan di Indonesia ada 40 jenis.
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang.
Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatil),
3
mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-
bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan
seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga
sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis
(Wikipedia, 2014)
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak
beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit
Ada beberapa teknik ekstraksi untuk mendapatkan minyak atsiri, yaitu:
destilasi air, destilasi uap dan destilasi air-uap. Dari ketiga metode tersebut,
metode destilasi air menghasilkan yield berkisar antara 0,35-0,37%, metode
destilasi uap menghasilkan yield sebesar 0,6%, dan pada metode destilasi uap-air
menghasilkan yield sebesar 2,38% (Cahyati, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertianEkstraksi
2. Untuk mengetahui pengertian destilasi
3. Untuk mengetahui macam-macam destilasi
4. Untuk mengetahuiKelebihan dan kekurangan destilasi
5. Untuk mengetahui Pengertian Minyak Atsiri
6. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam destilasi minyak
atsiri
D. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah pemisahan berdasarkan titik didih, dimana
analit yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap lebih awal.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical
expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut
pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry
rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F
(1050C-1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan
pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari
ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian
atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau
tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60
pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet
rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kurniawan, 2012)
B. Destilasi (Penyulingan)
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton
(Ketaren, 1985).
5
C. Macam-macam Destilasi
1. Destilasi Air (water destilation)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika
dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang
akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu,
bahan bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air
perebus dan bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan
yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan
dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak
terdapatcelah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang dihasilkan dari
perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi
pengembunan (kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki
pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis
(Lutony, 2000).
6
pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.
Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam
jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama penyulingan
relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika
dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air (Lutony,
2000).
3. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk pemisahan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam
campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing.
Termometer biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung (Iin, 2009).
7
4. Destilasi Bertingkat (Fraksional)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam
bagianbagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya
pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi
bertingkat merupakan proses pemurnian zat/ senyawa cair dimana zat
pencampurannya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak
berbeda jauh dengantitik didih senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi ini
bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponen-komponenya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil (Iin, 2009).
5. Distilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan
senyawasenyawa ini dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan (Iin,
2009).
8
6. Destilasi Vakum
Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede
yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari
1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang
digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Annisa, 2014).
Gambar:
Destilasi Vakum
E. Minyak Atsiri
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan
dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.Minyak atsiri
merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa
sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau
9
khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna
gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang mudah
menguap minyak atsiri sering disebut sebagai minyak menguap atau minyak
eteris. Minyak atsiri dikenal dengan beberapa nama, yaitu : (Ketaren, 1990)
10
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah minyak yang menguap
bersamasama uap air, yaitu : besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul
dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar
dari bahan. Pada penyulingan uap pada tekanan atmosfir, suhu penyulingan
sedikit diatas atau dibawah 100◦C, yaitu tergantung dari apakah tekanan uap
jenuh atau uap lewat panas yang digunakan. Setiap prosespenyulingan dapat
diatur sehingga berlangsung di bawah suhu 100◦C, asalkan tekanan berada
dibawah 1 atmosfir (Guenther, E., 2011).
11
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi L, Saifur Rachman dan Nur hidayati. 2016.Ekstraksi Minyak Atsiri Dari
Bunga Cengkeh dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
13