DESTILASI FRAKSIONAL
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Farmasetika. Di dalam makalah ini berisi tentang “Destilasi
Fraksional”. Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun
segi pengkajian dan pemilihan bahan literatur.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Penulis ucapkan terima kasih bagi mereka yang telah memberikan bantuan
dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Tegur sapa serta kritik membangun
penulis terima dengan senang hati demi perbaikan di masa depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi minyak atsiri.....................................................................................3
2.2 Definisi Destilasi bertingkat...........................................................................4
2.3 Proses dan Rangkaian alat pada Destilasi Fraksinasi.....................................7
2.4 Prinsip dasar fraksinasi...................................................................................9
2.5 Prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi...............................................9
2.6 Syarat-syarat terjadinya destilasi bertingkat...................................................9
2.7 Kelebihan dan kekurangan Destilasi Fraksinasi...........................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri adalah minyak yang diperoleh dari bagian tanaman dengan cara
destilasi. Pada umumnya, bagian tanaman yang dapat diambil adalah daun,
batang, kulit, biji, akar, dan buah (Sastrohamidjojo, 2008). Beberapa jenis minyak
atsiri yang ada di Indonesia yaitu minyak nilam, minyak jahe, minyak gaharu,
minyak cengkeh, minyak sereh, minyak adas, minyak akar wangi, minyak sirih,
minyak temu mangga, dan minyak kemangi. Pemanfaatan minyak atsiri begitu
besar dalam kehidupan manusia baik untuk obat-oabatan, sebagai pengendali
hama pada tanaman, sebagai pengendali serangga, sebagai parfum atau fragrance,
sebagai bahan flavour, bahkan telah dikembangkan minyak atsiri digunakan untuk
mengendalikan fungi pada benda cagar budaya. Dengan pemanfaatan minyak
atsiri yang luas maka banyak kelompok tani yang menanam tanaman minyak atsiri
sekaligus memiliki unit pengolahan minyak atsiri baik yang sudah memiliki
kapasitas industri dan modern yang mampu mengolah bahan baku besar dengan
teknologi yang mutahir serta disokong para ahli dalam minyak atsiri serta quality
control untuk memenuhi standart minyak atsiri karena mayoritas sudah merambah
pasar internasional dan yang masih berkapasitas semi industri hanya mampu
mengolah bahan baku minyak atsiri tidak sebesar dengan unit pengolahan minyak
atsiri dengan metode tradisional yang masih menggunakan peralatan yang
sederhana dan tidak ada quality control untuk produk minyak yang dihasilkan
serta pangsa pasarnya terbatas (Arief, 2015).
1
menghasilkan kadar eugenol sebesar 82,6% (Luthfy dkk, 2013). Selain itu juga
telah peningkatan euenol dapat dilakukan dengan penambahan asam sitrat atau
zeolit, dimana proses hanya mencapai kadar eugenol sekitar 86% (Silviana, 2007,
Widayat dkk, 2012, Widayat dkk 2014). Pemurnian minyak cengkeh dengan
destilasi fraksinasi dapat meningkatkan eugenol dari 93% menjadi 97%
(Nurhasanah, 2009).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi minyak atsiri.
2. Mengetahui definisi destilasi fraksional (destilasi bertingkat).
3. Mengetahui proses dan rangkaian alat pada destilasi fraksinasi.
4. Mengetahui prinsip dasar fraksinasi.
5. Mengetahui prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi (destilasi
bertingkat).
6. Mengetahui syarat–syarat terjadinya destilasi fraksional (destilasi
bertingkat).
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan destilasi fraksional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi minyak atsiri
Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau
minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam
tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari
minyak atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau
wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian
tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh
bagian tanaman. Minyak arsiri mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol,
eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air (Sandler, 1952).
Penyulingan (distillation)
3
2.2 Definisi Destilasi bertingkat
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan komponen-komponen minyak
kedalam bagian-bagian destilasi dengan titik didih makin lama makin tinggi yang
selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang.
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair di mana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan.
4
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. (Laurence &
Christopher, 1989)
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab,
dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik
didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah
akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya, maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat. (Laurence & Christopher, 1989).
Proses ini digunakan untuk komponen yang memilikil titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi ksederhana, hanya saja
memilikikondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua
komponen yangmemliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini
akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor
yang banyak.
5
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi
jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah (Chang, 2007).
6
Keterangan gambar :
7
campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetraklorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi bertingkat
digunakankolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari
penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair
yang titik didihnya hampirsama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya
penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama
akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik
terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa
yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalamlabu destilasi, yang akhirnya jika
pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa
tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat. Cara
melakukan destilasi bertingkat yaitu :
8
2.4 Prinsip dasar fraksinasi
Prinsip dasar pemisahan destilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih
diantara fraksi-fraksi minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh
maka penyulingan tidak dapat diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih
paling rendah akan terpisah lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki
titik didih lebih tinggi.
Skala Industri
Pada skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam
komposisi konstan.
Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati dan
ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan
proses destilasi. Contoh: pengilangan minyak, pemekatan alkohol
(fermentasi), dan desalinasi air laut. (Rusli, 2013).
9
Destilasi dilakukan dengan paling banyak sebagai pelarutnya.
Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang
lebih banyak/baik dari pada fraksi pada fase cair,ataupun sebaliknya.
(Rusli, 2013).
Kekurangan :
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau
minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
di mana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan
tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Prinsip
kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi dibedakan menjadi dua yaitu Skala
Laboratorium dan skala industri. Syarat destilasi bertingkat agar destilasi berjalan
dengan sempurna yaitu adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap,
Harus homogen, dan zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh
menghasilkan panas, warna, ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena
destilasi ini merupakan pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara
proses kimia.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi
pembaca dan apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu
11
DAFTAR PUSTAKA
Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York:
Macmillan Publishing.
Rusli, Meika Syahbana. 2013. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta: PT.
Argo Media Pustaka
12