Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNOLOGI FITOFARMASETIKA

DESTILASI FRAKSIONAL

Disusun Oleh:

1. Dwi Yani Istiqomah (170105019)

2. Ega Angelia Narki (170105020)

3. Mely Nastiti (170105041)

4. Nur Adi Waskito (170105048)

5. Uri Istiani (170105065)

6. Yustisa Dhea Indriana (170105070)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Farmasetika. Di dalam makalah ini berisi tentang “Destilasi
Fraksional”. Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun
segi pengkajian dan pemilihan bahan literatur.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Penulis ucapkan terima kasih bagi mereka yang telah memberikan bantuan
dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Tegur sapa serta kritik membangun
penulis terima dengan senang hati demi perbaikan di masa depan.

Purwokerto, 10 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi minyak atsiri.....................................................................................3
2.2 Definisi Destilasi bertingkat...........................................................................4
2.3 Proses dan Rangkaian alat pada Destilasi Fraksinasi.....................................7
2.4 Prinsip dasar fraksinasi...................................................................................9
2.5 Prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi...............................................9
2.6 Syarat-syarat terjadinya destilasi bertingkat...................................................9
2.7 Kelebihan dan kekurangan Destilasi Fraksinasi...........................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri adalah minyak yang diperoleh dari bagian tanaman dengan cara
destilasi. Pada umumnya, bagian tanaman yang dapat diambil adalah daun,
batang, kulit, biji, akar, dan buah (Sastrohamidjojo, 2008). Beberapa jenis minyak
atsiri yang ada di Indonesia yaitu minyak nilam, minyak jahe, minyak gaharu,
minyak cengkeh, minyak sereh, minyak adas, minyak akar wangi, minyak sirih,
minyak temu mangga, dan minyak kemangi. Pemanfaatan minyak atsiri begitu
besar dalam kehidupan manusia baik untuk obat-oabatan, sebagai pengendali
hama pada tanaman, sebagai pengendali serangga, sebagai parfum atau fragrance,
sebagai bahan flavour, bahkan telah dikembangkan minyak atsiri digunakan untuk
mengendalikan fungi pada benda cagar budaya. Dengan pemanfaatan minyak
atsiri yang luas maka banyak kelompok tani yang menanam tanaman minyak atsiri
sekaligus memiliki unit pengolahan minyak atsiri baik yang sudah memiliki
kapasitas industri dan modern yang mampu mengolah bahan baku besar dengan
teknologi yang mutahir serta disokong para ahli dalam minyak atsiri serta quality
control untuk memenuhi standart minyak atsiri karena mayoritas sudah merambah
pasar internasional dan yang masih berkapasitas semi industri hanya mampu
mengolah bahan baku minyak atsiri tidak sebesar dengan unit pengolahan minyak
atsiri dengan metode tradisional yang masih menggunakan peralatan yang
sederhana dan tidak ada quality control untuk produk minyak yang dihasilkan
serta pangsa pasarnya terbatas (Arief, 2015).

Di dalam minyak cengkeh terdapat kandungan eugenol yang dapat mencapai


kemurnian hingga 99% bila telah beredar di pasaran jauh lebih mahal harganya
dibandingkan dengan harga minyak cengkeh. Pemurnian eugenol dapat dilakukan
melalui beberapa jenis proses pemurnian. Pemurnian dapat dilakukan secara kimia
(ekstraksi) dan fisika (destilasi fraksinasi vakum). Selama ini, telah dilakukan
pengambilan eugenol hanya dengan proses ekstraksi menggunakan NaOH dan

1
menghasilkan kadar eugenol sebesar 82,6% (Luthfy dkk, 2013). Selain itu juga
telah peningkatan euenol dapat dilakukan dengan penambahan asam sitrat atau
zeolit, dimana proses hanya mencapai kadar eugenol sekitar 86% (Silviana, 2007,
Widayat dkk, 2012, Widayat dkk 2014). Pemurnian minyak cengkeh dengan
destilasi fraksinasi dapat meningkatkan eugenol dari 93% menjadi 97%
(Nurhasanah, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi minyak atsiri?
2. Apa definisi destilasi fraksional (destilasi bertingkat)?
3. Bagaimana proses dan rangkaian alat pada destilasi fraksinasi?
4. Bagaimaana prinsip dasar fraksinasi?
5. Bagaimana prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi (destilasi
bertingkat)?
6. Apa saja syarat–syarat terjadinya destilasi fraksional (destilasi bertingkat)?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan destilasi fraksional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi minyak atsiri.
2. Mengetahui definisi destilasi fraksional (destilasi bertingkat).
3. Mengetahui proses dan rangkaian alat pada destilasi fraksinasi.
4. Mengetahui prinsip dasar fraksinasi.
5. Mengetahui prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi (destilasi
bertingkat).
6. Mengetahui syarat–syarat terjadinya destilasi fraksional (destilasi
bertingkat).
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan destilasi fraksional.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi minyak atsiri
Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau
minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam
tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari
minyak atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau
wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian
tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh
bagian tanaman. Minyak arsiri mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol,
eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air (Sandler, 1952).

Pengolahan minyak atsiri:

 Penyulingan (distillation)

Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran


dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara
memdidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didih rendah
terpisah dari campuran.penyulingan merupakan metode ekstrasi yang tertua
dalam pengolahan minyak atsiri. Metode ini cocok untuk munyak atsiri yang
tidak mudah rusak oleh panas, misalnya minyak cengkeh, nilam, sereh wangi,
pala, akar wangi, dan jahe (Widiastuti, 2012).

3
2.2 Definisi Destilasi bertingkat
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan komponen-komponen minyak
kedalam bagian-bagian destilasi dengan titik didih makin lama makin tinggi yang
selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang.
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair di mana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan.

Destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu


campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil. Destilasi inidigunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetraklorida-toluen, dan lain sebagainya. Pada proses destilasi bertingkat

4
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. (Laurence &
Christopher, 1989)

Pada dasarnya, pengertian destilasi bertingkat secara singkat menurut GG.


Brown (1987) merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair, di mana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi bertingkat atau
destilasi fraksionasi ini dilakukan karena metode destilasi ini merupakan metode
pemisahan kimia yang mampu memisahkan dua komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini didapatkan substan kimia
yang lebih murni, karena melewati kondesnor yang banyak. (Laurence &
Christopher, 1989).

Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab,
dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik
didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah
akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya, maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat. (Laurence & Christopher, 1989).

Proses ini digunakan untuk komponen yang memilikil titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi ksederhana, hanya saja
memilikikondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua
komponen yangmemliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini
akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor
yang banyak.

Fungsi destilasi fraksionasi adalah proses destilasi yang dilakukan untuk


memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya (Syukri, 1999). Destilasi ini juga dapat

5
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi
jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah (Chang, 2007).

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom


fraksionasi (Syukri, 1999). Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-
beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di
bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya (Maron & Lando,
1974)

Gambar aparatus destilasi fraksinasi

6
Keterangan gambar :

 Labu destilasi/flask. Labu distilasi berfungsi sebagai wadah atau tempat


sampel yang akan didestilasi.
 Steel Head, berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke
alat pendingin (kondensor), dan biasanya labu destilasinya sudah
dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head.
 Thermometer, berfungsi untuk mengamati suhu dalam proses destilasi
sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan.
 Kondensor atau pendingin, kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap
destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi air.
 Kolom distilasi / fraksinasi,kolom fraksinasi bertujuan untuk memisahkan
uap campuran senyawa air yang titik didihnya sama / tidak begitu berbeda.
 Adaptor / pipa penghubung, berfungsi untuk menghubungkan antara
kondensor dan wadah penampung destilat.
 Pemanas berfungsi untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu
alas bulat atau labu destilat.
 Batu didih berfungsi untuk mempercepat proses pendidihan sampel
dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel
serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel.
 Statif dan klem, berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan
destilasi sehingga tidak jatuh atau goyang (Rusli, 2013)

Perbedaan antara destilasi sederhana dengan destilasi fraksinasi yaitu adanya


kolom fraksionasi. Pada kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu
yang berbeda-beda pada setiap alat. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurni destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya (Rusli, 2013).

2.3 Proses dan Rangkaian alat pada Destilasi Fraksinasi


Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan
lain,destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu

7
campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetraklorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi bertingkat
digunakankolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari
penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair
yang titik didihnya hampirsama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya
penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama
akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik
terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa
yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalamlabu destilasi, yang akhirnya jika
pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa
tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat. Cara
melakukan destilasi bertingkat yaitu :

 Susun/set alat destilasi bertingkat.


 Masukan zat sampel dan batu didih ke dalam labu dasar bulat, panaskan
labudengan melalui penangas sampai campuran mendidih.
 Atur pemanasan sehingga destilat yang keluar mendekati 2 mL (60 tetes)
permenit.
 Pasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom fraksinasi Vigreux atau
kolomlain yang sesuai.
 Tutup ujung atas kolom dengan termometer sedemikian rupa sehingga
ujungtermometer berada 5-10 mm di bawah pipa pengalir pada kolom
fraksinasi.
 Hubungkan pipa pengalir pada kolom dengan pendingin (panjangnya 60-
70cm) dan pasang seperti untuk melakukan destilasi sederhana. Siapkan 5
labuerlenmeyer yang bersih dan kering untuk menampung destilat.

8
2.4 Prinsip dasar fraksinasi
Prinsip dasar pemisahan destilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih
diantara fraksi-fraksi minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh
maka penyulingan tidak dapat diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih
paling rendah akan terpisah lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki
titik didih lebih tinggi.

2.5 Prinsip kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi


Skala Laboratorium

 Pada skala laboratorium destilasi dilakukan sekali (komposisi campuran


dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan berdasarkan
volatilitasnya).
 Zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu (zat yang paling
tidak volatil akan tersisa di bagian bawah). Proses ini dapat diulang ketika
campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal.
Conntohnya:, minyak atsiri(sereh,cengkeh, jahe, dll)

Skala Industri

 Pada skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam
komposisi konstan.
 Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati dan
ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan
proses destilasi. Contoh: pengilangan minyak, pemekatan alkohol
(fermentasi), dan desalinasi air laut. (Rusli, 2013).

2.6 Syarat-syarat terjadinya destilasi bertingkat


Syarat destilasi bertingkat agar destilasi berjalan dengan sempurna adalah:

 Adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap.


 Harus homogen.
 Zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas,
warna, ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena destilasi ini
merupakan pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara
proses kimia.

9
 Destilasi dilakukan dengan paling banyak sebagai pelarutnya.
 Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang
lebih banyak/baik dari pada fraksi pada fase cair,ataupun sebaliknya.
(Rusli, 2013).

2.7 Kelebihan dan kekurangan Destilasi Fraksinasi


Kelebihan :

 Waktu penguapan dan pengembunan berjalan cepat, sehingga hasil lebih


mudah didapat.
 Bisa dilakukan distilasi bertingkat atau distilasi fraksional, sehingga
didapat aneka bahan dikarenakan titik didih masing-masing komponen
berbeda.
 Bisa diatur suhu sepanjang distilasi berlangsung agar hanya produk
tersebut yang didapat.

Kekurangan :

 Distilasi fraksional membutuhkan energi panas yang besar untuk


menguapkan seluruh komponen berdasarkan titik didihnya.
 Hasil distilasi bisa bercampur dengan solvennya dikarenakan merupakan
campuran azeotrop, seperti alkohol dan air yang pada suhu lebih dari titik
didih alkohol tidak bisa lagi dipisahkan.
 Hanya bisa memisahkan campuran berfase cair yang berbeda titik
didihnya.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau
minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
di mana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan
tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Prinsip
kerja dan aplikasi destilasi fraksionasi dibedakan menjadi dua yaitu Skala
Laboratorium dan skala industri. Syarat destilasi bertingkat agar destilasi berjalan
dengan sempurna yaitu adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap,
Harus homogen, dan zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh
menghasilkan panas, warna, ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena
destilasi ini merupakan pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara
proses kimia.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi

pembaca dan apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu

penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chang R. 2007. Chemistry Ed ke-9. New York: McGraw-Hill.

Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York:
Macmillan Publishing.

Laurence M. Harwood, Christopher J. Moody (13 Jun 1989). Experimental


organic chemistry: Principles and Practice (Illustrated ed.). pp. 145–
147. ISBN 978-0-632-02017-1.

Rusli, Meika Syahbana. 2013. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta: PT.
Argo Media Pustaka

Syukri S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.

12

Anda mungkin juga menyukai