Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Destilasi
Minyak Atsiri”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Fitokimia Program Studi D3 Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, 28 Februari 2018

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................2
Bab I Pendahuluan..............................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................4
1.3 Manfaat penulisan................................................................................4
1.4 Rumusan masalah.................................................................................4
Bab II Pembahasan.............................................................................................5
2.1 Defenisi Destilasi.................................................................................5
2.2 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri.......................................................
2.3 Sumber Minyak Atsiri.........................................................................
2.4 Macam-Macam Destilasi......................................................................
2.5 Prinsip Kerja Destilasi..........................................................................5
2.6 Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri...............................................6
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Metode Destilasi......................................
2.8 Uji dan Standard Mutu Minyak Atsiri..................................................

Bab III Penutup...................................................................................................15


Kesimpulan.................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak beberapa abad lalu, peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia
telah mulai dikenal. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari buah, bunga, biji, batang, kulit
buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah cengkeh dan sereh (Ketaren,
1986).

Minyak atsiri bukan senyawa murni, akan tetapi merupakan campuran


senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam komponen yang berlainan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian komponen minyak atsiri adalah
senyawa yang mengadung atom C dan atom H atau atom C, H, dan O yang tidak
bersifat aromatik dan secara umum disebut terpenoid (Anonim, 1990).

Industri minyak atsiri merupakan suatu sektor yang dapat menunjang


ekonomi suatu negara. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai
bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat
digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan
analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedatif, stimulatis, untuk
obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius,
merangsang, atau memuakkan. Dalam setahun, sirkulasi penjualan minyak atsiri
dapat mencapai hasil beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang
menggunakan minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa milyar per tahun
(Guenther, 1987).

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata


kuliah Fitokimia. Selain itu, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan
3
dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman Fitokimia mengenai Destilasi Minyak
Atsiri.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Mengetahui Defenisi Destilasi.


2. Mengetahui Prinsip Kerja Destilasi.
3. Mengetahui Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri.
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Metode Destilasi.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Destilasi ?


2. Apa Prinsip Kerja Destilasi ?
3. Bagaimana Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Metode Destilasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Destilasi

Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya dengan


berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu
campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya tersebut mempunyai
perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian
kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak
komponen yang sukar menguap.

2.2 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri

Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang


dihasilkan oleh tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan
tanaman penghasilnya, Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air dan biasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga tanaman dengan
cara mengekstraksi.

Berikut merupakan fungsi dari minyak atsiri :

1. Membantu proses penyerbukan

2. kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan

3. Sebagai cadangan makanan dalam tanaman

5
4. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme
dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai
persenyawaan kimia dengan adanya air.

5. Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada
juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak
terpentin dari pohon pinus.

Beberapa manfaat minyak atsiri adalah :

1. Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman

2. Antiseptik obat-obatan

3. Pembuatan kosmetik, parfum

4. Sebagai pencampur rokok kretek.

5. Sebagai aroma terapi

6. Obat gosok

2.3 Sumber Minyak Atsiri

Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies


tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak  atsiri dapat bersumber pada setiap
bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau
rhizome.

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun tanaman

Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Citronela (Sereh) Cymboopogo Nardus R Ceylon

6
Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal

Patchouly (Nilam) Pogostemon cablin benth Malaysia

Cajuput (kayu putih) Melaleuca Leudendron L Indonesia

2.4 Macam-Macam Destilasi

1. Destilasi Sederhana

Destilasi biasa atau Destilasi sederhana ini umumnya dengan menaikan suhu,
tekanan uapnya berada diluar cairan atau tekanan atmosfer atau titik didih normal.

Pada destilasi biasa atau destilasi sederhana, dasar pemisahannya yaitu perbedaan
titik didih yang jauh atau salah satu komponen bersifat volatil. Apabila campuran
dipanaskan maka komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguapa terlebuh dulu. Selain perbedaan titik didih, namun juga perbedaan
kevolatilan yaitu kecendrungan sebuah substansi menjadi gas. Destilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.

Berikut ini susunan rangkaian alat destilasi biasa atau sederhana yaitu:

7
2. Destilasi Bertingkat

Fungsi destilasi fraksionasi atau destilasi bertingkat atau destilasi berfraksi ini
yaitu memisahkan komponen cair, dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Destilasi juga bisa digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah. Pengaplikasian teknik destilasi ini yaitu di industri
minyak mentah yaitu untuk memisahkan komponen yang ada dalam minyak
mentah.

8
Perbedaan antara destilasi fraksionasi dan destilasi biasa yaitu adanya kolom
fraksionasi. Pada kolom tersebut terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu
yang berbeda pada setiap platnya, Pemanasan yang berbeda bertujuan untuk
memurnikan distilat yang lebih dari plat dibawahnya.

3. Destilasi Uap

Destilasi ini digunakan pada campuran senyawa dengan titik didih 200°C atau
lebih.Destilasi ini bisa menguapkan senyawa dengan suhu mendekati 100°C
dalam tekanan atmosfer dengan uap atau air mendidih.

Sifat fundamental destilasi ini yaitu dapat mendistilasi campuran senyawa di


bawah titih didih di tiap-tiap senyawa campuran. Selain itu, distilasi ini juga bisa
digunakan untuk campuran yang tida terlarut dalam air di semua temperatur,
namun bisa didistilasi dengan air. Pengaplikasian distilasi uap yaitu untuk
mengekstrak beberapa produk alami seperti minyak sitrus dari jeruk atau lemon,
minyak ecalyptus dari ecaluyptus dan minyak parfum dari tumbuhan.

campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambahkan dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

9
4. Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan apabila senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil dengan pengertian bisa terdekomposisi sebelum dan mendekati titik
didihnya atau campuran bertitik didih diatas 150°C. Metode inidigunakan tidak
bisa digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah apabila kondensornya
menggunakan air dingin karena komponen yang menguap tidak bisa dikondensasi
air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

2.5 Prinsip Kerja Destilasi

Prinsip ini merupakan prinsip distilasi uap, yang dilakukan untuk


memisahkan suatu campuran zat pada temperatur yang lebih rendah dari titik
didih normal komponen penyusunnya. Metode ini sering digunakan untuk
memisahkan senyawa volatil dari senyawa non volatile pada sampel bahan alam
bahkan memisahkan senyawa terdekomposisi pada titik didihnya. Jenis
penyulingan yang digunakan yaitu hidrodestilasi. Hidrodestilasi adalah
penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur,
hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan
bantuan air maupun uap air.

10
2.6 Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri

Prosedur pertama adalah melakukan persiapan sampel. Dihaluskan sampel


(ex:Kayu Manis) yang sudah bersih dan kering (dengan jumlah air minimum).
Kemudian disiapkan set alat distilasi sesuai gambar pada buku petunjuk
praktikum. Dimasukkan 10 g sampel ke dalam labu alas bulat 250 mL. Dipenuhi
labu dengan akuades hingga setengah volume total labu, ditambahkan batu didih.
Dipasang kembali labu pada set up alat distilasi. Dipanaskan labu pada mantel
pemanas secara perlahan-lahan. Dihentikan distilasi jika sudah diperoleh distilat
sebanyak 100 mL atau telah dipanaskan selama 1-1,5 jam. Dicatat volume distilat
yang diperoleh, dibiarkan distilat beberapa saat hingga nantinya diperoleh 2 fasa,
aqueous phase dan organic phase. Dipisahkan minyak atsiri dari air yang ada
dalam campuran distilat lalu ditambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat
minyak atsiri dengan cara dekantasi. Dicatat volume minyak atsiri yang diperoleh.
Dihitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh. Diamati bau dan warna dari
minyak atsiri tersebut.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Metode Destilasi

A. Kelebihan :
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar Murni.
B. Kekurangan :
1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

2.8 Uji dan Standard Mutu Minyak Atsiri

Persyaratan standar mutu minyak atsiri menggunakan batasan atau kriteria-kriteria


tertentu. Untuk menunjukkan keaslian serta untuk menghindari pemalsuan dari
minyak atsiri tersebut,standard mutu minyak atsiri diantaranya dapat ditentukan
11
dari berat jenis, indeks bias, putaran optic, bilangan asam dan kelarutan dalam
alcohol.

1. Berat Jenis (densitas)


Berat jenis atau densitas merupakan perbandingan antara berat minyak dengan
berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak. Berat jenis sering
dihubungkan dengan berat komponen yang terkandung di dalamnya. Semakin
besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, semakin besar pula nilai
densitasnya.

2. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara
dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias
minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis di mana
komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi indeks biasnya. Semakin
banyak komponen berantai panjang seperti sesqueterpen atau komponen bergugus
oksigen ikut tersuling maka kerapatan medium minyak atsiri akan bertambah
sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks bias
juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak
tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, semakin kecil nilai indeks biasnya.
Hal ini karena sifat air yang mudah membiaskan cahaya yang datang. Jadi,
minyak atsiri dengan nilai indeks bias besar lebih bagus dibandingkan minyak
atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil.

3. Putaran Optik
Sifat optic minyak atsiri ditentukan dengan menggunakan alat polarimeter.
Nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri memiliki
sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan (dextrorotary) atau kea rah kiri
(levorotary) jika ditempatkan dalam cahaya yang dipolarisasikan. Pengukuran
parameter ini sangat menentukan criteria kemurnian suatu minyak atsiri.

12
4. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan
asam yang semakin besar dapat mempengaruhi kualitas, diantaranya mengubah
bau khas minyak atsiri.Adanya sebagian komposisi minyak atsiri yang kontak
dengan udara atau berada pada kondisi lembab mengakibatkan munculnya reaksi
oksidasi dengan udara (oksigen) yang dikatalisasi oleh cahaya. Akibatnya,
terbentuklah senyawa asam. Semakin banyak bidang kontak minyak atsiri dengan
udara, semakin banyak pula senyawa asam yang terbentuk. Oksidasi komponen-
komponen minyak atsiri, terutama golongan aldehid, dapat membentuk gugus
asam karboksilat sehingga menambah nilai bilangan asam minyak atsiri. Selain
kontak langsung dengan udara, proses oksidasi juga dapat disebabkan oleh
tekanan dan temperature yang tinggi saat proses menghasilkan minyak.

5. Kelarutan Dalam Alkohol


Telah diketahui bahwa alcohol merupakan gugus OH–. Karena alcohol dapat larut
dengan minyak atsiri maka pada komposisi minyak atsiri yang dihasilkan tersebut
terdapat komponen-komponen terpen teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Guenther yang menyatakan bahwa kelarutan minyakk dalam alcohol
ditentukan oleh jenis komponen kimia yang terkandung di dalamnya. Pada
umumnya, minyak atsiri yang mengandung persenyawaan terpen teroksigenasi
lebih mudah larut dibandingkan minyak atsiri yan mengandung terpen. Semakin
tinggi kandungan terpen, semakin rendah pula daya larutnya atau semakin sukar
larut. Hal tersebut disebabkan senyawa terpen tak teroksigenasi merupakan
senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil kelarutan minyak atsiri dalam alcohol (biasanya
alcohol 90%) maka kualitas minyak atsirinya semakin baik. 

13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Distilasi  merupakan  pemisahan komponen-komponen  dalam  satu 


larutan berdasarkan  distribusi  substansi-substansi pada  fase  gas  dan  fase  cair 
dengan menggunakan  perbedaan  volatilitas  dari komponen-komponennya  yang 
cukup  besar. Transfer  massa  minyak  dari  dalam  butiran padatan  ke  solvent 
meliputi  dua  proses  seri, yakni difusi dari dalam padatan ke permukaan butiran 
dan  transfer  massa  dari  permukaan padatan  ke  solven.  Jika  salah  satu  proses
berlangsung  lebih  cepat,  maka  kecepatan perpindahan  massa  dikontrol  oleh 
proses yang  lebih  lambat
Bahan yang digunakan untuk distilasi ini adalah bahan yang memiliki
kandungan minyak atsiri di dalamnya. Penelitian menyebutkan bahwa dalam
minyak atsiri terdapat kandungan senyawa organik yang biasanya tersusun dari C,
H dan O yang bersifat non aromatik dan mengandung terpenoid, yang dapat
menghasilkan bau harum pada minyak yang dihasilkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen


Pendidikan Universitas Terbuka.

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI Press.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.

Raditya, C, dkk. 2008. Destilasi Reaktif Metanol - Asam Asetat – Metil Asetat –
Air. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol.07 No. 02.

Sutijan, dkk. 2009. Pengaruh Perlakuan Daun dan Suhu Terhadap Waktu
Distilasi pada Isolasi Minyak Cengkeh Menggunakan Super Steam
Distillation. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol.08 No. 02.

Wasilah, S. 1978. Penuntun Percobaan Pengantar Kimia Organik. Bandung: P.T


Karya Nusantara.

15

Anda mungkin juga menyukai