Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Destilasi
Minyak Atsiri”.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................2
Bab I Pendahuluan..............................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................4
1.3 Manfaat penulisan................................................................................4
1.4 Rumusan masalah.................................................................................4
Bab II Pembahasan.............................................................................................5
2.1 Defenisi Destilasi.................................................................................5
2.2 Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri.......................................................
2.3 Sumber Minyak Atsiri.........................................................................
2.4 Macam-Macam Destilasi......................................................................
2.5 Prinsip Kerja Destilasi..........................................................................5
2.6 Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri...............................................6
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Metode Destilasi......................................
2.8 Uji dan Standard Mutu Minyak Atsiri..................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak beberapa abad lalu, peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia
telah mulai dikenal. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari buah, bunga, biji, batang, kulit
buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah cengkeh dan sereh (Ketaren,
1986).
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme
dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai
persenyawaan kimia dengan adanya air.
5. Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada
juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak
terpentin dari pohon pinus.
2. Antiseptik obat-obatan
6. Obat gosok
6
Nama Minyak Tanaman Penghasil Negara Asal
1. Destilasi Sederhana
Destilasi biasa atau Destilasi sederhana ini umumnya dengan menaikan suhu,
tekanan uapnya berada diluar cairan atau tekanan atmosfer atau titik didih normal.
Pada destilasi biasa atau destilasi sederhana, dasar pemisahannya yaitu perbedaan
titik didih yang jauh atau salah satu komponen bersifat volatil. Apabila campuran
dipanaskan maka komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguapa terlebuh dulu. Selain perbedaan titik didih, namun juga perbedaan
kevolatilan yaitu kecendrungan sebuah substansi menjadi gas. Destilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
Berikut ini susunan rangkaian alat destilasi biasa atau sederhana yaitu:
7
2. Destilasi Bertingkat
Fungsi destilasi fraksionasi atau destilasi bertingkat atau destilasi berfraksi ini
yaitu memisahkan komponen cair, dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Destilasi juga bisa digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah. Pengaplikasian teknik destilasi ini yaitu di industri
minyak mentah yaitu untuk memisahkan komponen yang ada dalam minyak
mentah.
8
Perbedaan antara destilasi fraksionasi dan destilasi biasa yaitu adanya kolom
fraksionasi. Pada kolom tersebut terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu
yang berbeda pada setiap platnya, Pemanasan yang berbeda bertujuan untuk
memurnikan distilat yang lebih dari plat dibawahnya.
3. Destilasi Uap
Destilasi ini digunakan pada campuran senyawa dengan titik didih 200°C atau
lebih.Destilasi ini bisa menguapkan senyawa dengan suhu mendekati 100°C
dalam tekanan atmosfer dengan uap atau air mendidih.
campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambahkan dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
9
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan apabila senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil dengan pengertian bisa terdekomposisi sebelum dan mendekati titik
didihnya atau campuran bertitik didih diatas 150°C. Metode inidigunakan tidak
bisa digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah apabila kondensornya
menggunakan air dingin karena komponen yang menguap tidak bisa dikondensasi
air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
10
2.6 Prosedur Kerja Destilasi Minyak Atsiri
A. Kelebihan :
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar Murni.
B. Kekurangan :
1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
2. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara
dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias
minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis di mana
komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi indeks biasnya. Semakin
banyak komponen berantai panjang seperti sesqueterpen atau komponen bergugus
oksigen ikut tersuling maka kerapatan medium minyak atsiri akan bertambah
sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks bias
juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak
tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, semakin kecil nilai indeks biasnya.
Hal ini karena sifat air yang mudah membiaskan cahaya yang datang. Jadi,
minyak atsiri dengan nilai indeks bias besar lebih bagus dibandingkan minyak
atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil.
3. Putaran Optik
Sifat optic minyak atsiri ditentukan dengan menggunakan alat polarimeter.
Nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri memiliki
sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan (dextrorotary) atau kea rah kiri
(levorotary) jika ditempatkan dalam cahaya yang dipolarisasikan. Pengukuran
parameter ini sangat menentukan criteria kemurnian suatu minyak atsiri.
12
4. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan
asam yang semakin besar dapat mempengaruhi kualitas, diantaranya mengubah
bau khas minyak atsiri.Adanya sebagian komposisi minyak atsiri yang kontak
dengan udara atau berada pada kondisi lembab mengakibatkan munculnya reaksi
oksidasi dengan udara (oksigen) yang dikatalisasi oleh cahaya. Akibatnya,
terbentuklah senyawa asam. Semakin banyak bidang kontak minyak atsiri dengan
udara, semakin banyak pula senyawa asam yang terbentuk. Oksidasi komponen-
komponen minyak atsiri, terutama golongan aldehid, dapat membentuk gugus
asam karboksilat sehingga menambah nilai bilangan asam minyak atsiri. Selain
kontak langsung dengan udara, proses oksidasi juga dapat disebabkan oleh
tekanan dan temperature yang tinggi saat proses menghasilkan minyak.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Raditya, C, dkk. 2008. Destilasi Reaktif Metanol - Asam Asetat – Metil Asetat –
Air. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol.07 No. 02.
Sutijan, dkk. 2009. Pengaruh Perlakuan Daun dan Suhu Terhadap Waktu
Distilasi pada Isolasi Minyak Cengkeh Menggunakan Super Steam
Distillation. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol.08 No. 02.
15