Disusun Oleh :
Kelompok 3 S1 A
Nasrintan 170101031
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ‘’Metode Pemisahan Destilasi Pada Tumbuhan
Minyak Kayu Putih’’.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari itu semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 2
Tujuan................................................................................................................... 2
BAB II ISI............................................................................................................ 2
Pengertian Destilasi............................................................................................... 2
Tujuan Destilasi..................................................................................................... 4
Macam-Macam Destilasi....................................................................................... 4
Kesimpulan ...........................................................................................................13
Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada mulanya istilah “minyak atsiri atau “minyak eyeris” adalah istilah
yang digunakan untuk minyak mudah menguap dan diperoleh dari tanaman
dengan cara penyulingan uap. Definisi ini, dimaksudkan untuk membedakan
minyak/lemak dengan minyak atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya.
Definisi ini akan lebih lengkap jika ke dalam kelompok ini dicantumkan pula
minyak yang mudah meguap dengan metode ektraksi yaitu dengan cara
menggunakan penyulingan uap (Thomas.1932).
1
Minyak atsiri merupakan senyawa cair yang memiliki titik didih dan
spesifikasi yang beragam, serta memiliki karakterisitik yang mudah ter-
evaporasi. Minyak atsiri memiliki berbagai fungsi pada tanaman diantaranya
sebagai pencegah kerusakan pada tanaman, cadangan makanan, dan
membantu dalam proses penyerbukan (Widiyanto dan Siarudin 2013).
Salah satu jenis minyak atsiri yang paling banyak dikonsumsi dalam
negeri dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah minyak kayu putih.
Minyak kayu putih memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai obat gatal,
pusing, mual, serta sebagai penghangat badan (Kartikasari, 2007). Minyak
atsiri kayu putih memiliki kandungan kimia dengan 7 komponen penyusun
utama minyak kayu putih dari daun segar, yaitu : a-pinene, sineol, a-terpineol,
kariofilen, a-karyofilen, iedol dan elemol (Siregar dan Nopelena,2010).
Metode penyulingan minyak atsiri yang paling sering digunakan adalah
destilasi, karena metode ini memiliki kecenderungan untuk menghasilkan
rendeman yang paling banyak jika dibandingkan dengan ekstraksi dan
penyulingan. Metode destilasi terdiri dari tiga macam, yaitu steam
distillation, hydrohistillation dan steam hydrodistillation. Stem distillation
dapat me-nghasilkan rendemen lebih banyak dibandingkan hydrodistillation
(Anshory Dan Hidayat,2006).
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa definisi dari destilasi
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja macam-macam destilasi
1.3.3 Dapat mengetahui definisi dari minyak atsiri
1.3.4 Untuk mengetahui destilasi apa yang digunakan pada pembuatan
2
minyak kayu putih.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan zat yang mudah menguap
seperti minyak atsiri, proses destilasi dapat dilakukan dengan cara destilasi
baik destilasi normal pada suhu dan tekanan udara normal maupun dibantu
tekanan direduksi (in vacuo). Meingisolasi minyak atsiri dengan cara
distalasi atau menyuling dapat dibedakan atas beberapa tipe tergantung
cara kontak evapor dengan uap air.
o Destilasi uap adalah penyulingan dengan mengalirkan uap pada
evapor atau dikenal dengan uap pada evapor atau dikenal dengan
metoda destilasi uap. Sampel dengan air penyuling berada pada
tempat terpisah.
3
o Destilasi Uap-Air adalah penyulingan dengan merendam langsung
evapor dengan air (Sampel dan air Penyuling).
Prinsip kerja destilasi : “jika suautu zat pada larutan tidak sama- sama
menguap, itu artinya uap larutan akan memiliki komponen yang tidak
sama dengan larutan yang aslinya”. Apabila salah satu dari zat menguap,
itu artinya pemisahannya terjadi secara sempurna. Namun jika kedunaya
menguap, proses pemisahannya terjadi secara sebagian tapi destilat
maupun produk akan memiliki kaya dapat dari komponen dibanding
larutan aslinya.
Adapun tahapan-tahapan destilasi sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan
komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap
komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang
lebih volatil.
4
Destilasi mempunyai tujuan yakni untuk memurnikan zat cair
terhadap titik didihnya seta memisahkan cairan dari zat padat. Uap ynag
dikeluarkan dari campuran sebagai uap bebas. Adapun konsentrat yang
jatuh sebagai destilat bagian cair yang tidak menguap sebagai residu.
Apabila yang diinginkan yaitu bagian campurannya yang tidak teruapkan
maka proses itu dikatakan sebagai pengentalan dengan evaporasi.
5
2.4.2 Destilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen
cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap
dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat ini juga
sering disebut dengan destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada
kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada
tiap terjadi pengembunan. Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi lebih
banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan
cairan yang kurang atsiri lebih banyak kondesat.
Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah.
6
Prinsip penggunaan kolom fraksionasi adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu
berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau
senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik
didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang
akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik
didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
7
destilasi ini menggunakan pompa vakum atau aspirator yang memiliki
prinsip kerja untuk mengurangi tekanan yang ada terjadi pada destilasi ini.
8
Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang
berbeda, komposisi azeotrop suatu campuran akan berbeda pula.
Berdasarkan prinsip tersebut, distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2
kolom distilasi yang beroperasi pada tekanan yang berbeda. Kolom distilasi
pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom distilasi
kedua.
9
le-mon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari
campuran akan naik keatas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke
labu distilat.
10
Rangkaian Alat pada Jurnal 1 :
11
JURNAL 3 : Pengaruh Kondisi Daun dan Waktu
Penyulingan terhadap Rendemen Minyak
Kayu Putih
Destilasi yang digunakan : Steam Destillation
Prinsip kerjanya : Menggunakan uap dengan tekanan 1 atm
dan suhu 1000C, dengan variabel waktu penyulingan 3,4,5,6, dan 7 jam.
Distilat campuran yang diperoleh dipasahkan berdasarkan massa jenais
dengan menggunakan corong pisah dan dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Rangkaian Alat pada Jurnal 3 :
12
pelarut.
o Steam Distillation : Menggunakan uap barupa uap jenuh atau
uap yang kelewat panas dengan tekanan
lebih dari 1 atmosfer.
Rangkaian Alat pada Jurnal 4 :
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode penyulingan minyak atsiri yang paling sering digunakan
adalah destilasi, karena metode ini memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan rendeman yang paling banyak jika dibandingkan dengan
ekstraksi dan penyulingan.
Metode destilasi terdiri dari tiga macam, yaitu steam distillation,
hydrohistillation dan steam hydrodistillation. Stem distillation dapat
me-nghasilkan rendemen lebih banyak dibandingkan hydrodistillation.
Destilasi ini juga merupakan cara ektraksi untuk menarik atau menyari
senyawa yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut.
Adapun tahapan-tahapan destilasi sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan
komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap
komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang
lebih volatil.
3.1 Saran
Meskipun penyusun menginginkan kesempurnaan dalam penyu-
sunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penyusun perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan ynag penyusun miliki. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penyusun harapkan untuk
perbaikan kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16