PROGRAM STUDI FARMASI (D III) FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM TAHUN 2018/2019 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang membahas mengenai “Metode ekstraksi dengan teknik destilasi”. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.
Mataram, 24 Mei 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Destilasi …………………………………………………….......... 1.2 Sejarah Destilasi ……………………………………………………......... BAB II PRINSIP-PRINSIP DESTILASI 2.1 Prinsip-Prinsip Destilasi ..................................................................... 2.2 Macam-macam Destilasi ..............……………………………………….. BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DESTILASI BAB IV PENGAPLIKASIAN TEKNIK DESTILASI DAFTAR PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Definisi Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dari zat tersebut. Dalam proses destilasi, campuran zat dididihkan sampai menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali menjadi bentuk cairan. Zat dengan titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu begitu juga sebaliknya, zat yang mempu yai titik didih lebih tinggi akan menguap belakangan. Perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan destilasi dapat dilakukan. Model ideal dari proses destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton, yang menyatakan bahwa ; metode destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih dari masing-masing komponen cairan yang akan dipisahkan. Bahan-bahan yang dapat dipisahkan dengan metode ini adalah bahan-bahan yang berbentuk cairan dan tahan terhadap pemanasan serta memiliki titik didih yang jauh berbeda. Titik didih untuk destilasi berkisar antara 40-150 ᵒC, karena jika lebih besar dari 150 ᵒC maka akan banyak substrat yang terurai selama proses destilasi. Sedangkan jika dilakukan pada suhu kurang dari 40 ᵒC maka akan banyak substan yang hilang selama pengerjaan.
1.2 Sejarah Destilasi
Destilasi pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Yunani Sekitar abad ke 1 Masehi. Penemuan ini diawali oleh tingginya permintaan pasar terhadap spritus. Rangakaian alat untuk destilasi pertama kali ditemukan oleh Hypathia dari Alexandria. Gambaran akurat dan lengkap tentang proses destilasi pertama kali diperkenalkan oleh Zosimus pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern dari destilasi untuk skala industri pertama kali dibawa oleh kimiawan muslim pada masa kekhalifahan Abbasiah dalam proses mengisolasi ester untuk pembuatan parfum. Pada abad ke-8, kimiawan muslim juga telah bisa memperoleh komponen kimia yang betul-betul murni dengan cara destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayyan yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir merupakan inspirator pada proses destilasi dalam skala mikro dan Ibnu Jabir juga telah menemukan berbagai peralatan dan proses kimia yang masih banyak dipakai sampai saat kini. Teknik penyulingan atau destilasi pertama kali diuraikan secara lengkap dan jelas oleh Al-Kindi (801-873). Salah satu aplikasi proses destilasi adalah proses pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagiannya untuk penggunaan khusus seperti transportasi, pembangkit listrik, pemanas dan lain-lain. Minyak bumi (Petroleum) pertama kali di destilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9. Al-Razi memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariyyah Ar-Razi atau yang dijuluki Rhazes di dunia Barat merupakan seorang ilmuan yang sangat terampil dalam melakukan prose-proses kimia, seperti destilasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, kalsinasi, sintesa-sintesa dan proses analisi lainnya. Al-Razi juga berhasil memurnikan alkohol melalui alat destilasi alembik. Desain alat yang ditemukan oleh Al-Razi ini menjadi sebuah inspirasi yang memungkinkan terciptanya alat destilasi dalam skala mikro yang digagas oleh The Hickman Stillhead. Pada saat ini, proses destilasi mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam bidang kimia organik. Dengan adanya metode destilasi ini, para ilmuwan dapat mengidentifikasi berbagai senyawa organik dan sekaligus memurnikan senyawa organik yang diperoleh tersebut. BAB 2 PRINSIP DESTILASI
2.1 Prinsip-Prinsip Destilasi
Prinsip dari destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap cairan tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah untuk memurnikan zat cair lain berdasarkan titik didihnya. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang ditempatkan pada alat destilasi merupakan titik didih destilat. Proses destilasi melibatkan pemanasan cairan sampai mendidih sehingga memaksa komponen untuk memisahkan. Senyawa yang berbeda dalam campuran cairan akan memiliki titik didih yang berbeda pula. Tingkatan panas tertentu yang digunakan akan membawa satu senyawa ke titik didihnya sampai berubah menjadi gas.
2.2 Macam-Macam Destilasi
1. Berdasarkan Proses dan Kegunaannya : a. Destilasi Uap Merupakan proses destilasi dari suatu campuran dengan cara menurunkan tekanan sistem sehingga didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awa;. b. Destilasi Vakum Adalah proses destilasi yang bertujuan untuk memurnikan senyawa larutan air pada titik didih tinggi. Proses destilasi seperti ini dilakukan dengan cara menurunkan tekanan lingkungan. Penurunan tekanan lingkungan akan mengakibatkan tekanan pada sistem juga akan ikut turun. c. Destilasi Biasa Destilasi biasa adalah proses destilasi untuk memurnikan campuran senyawa yang memiliki titik didih yang sangat jauh berbeda.
2. Berdasarkan Jenis destilasi :
a) Destilasi sederhana didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat jauh dari masing-masing komponen yang akan dipisahkan atau bisa juga salah satu komponen memiliki sifat sangat mudah menguap. Apabila suatu campuran dipanaskan, maka komponen dengan titik didih terendah akan menguap lebih dulu. Destilasi sederhana ini dilakukan pada tekanan atmosfer dan dilakukan dalam memisahkan kotoran padat dari cairan. Contoh : pemisahan campuran air dengan alkohol. b) Destilasi Fraksional (bertingkat) Destilasi Fraksional (bertingkat) adalah proses pemisahan dua bahan berbentuk cairan yang mempunyai titik didih yang tidak berbeda jauh. Destilasi fraksional berfungsi untuk memisahkan 2 atau lebih komponen- komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran seperti aseton-metanol, karbontetraklorida-toluena dan lain-lain. Antara destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana perbedaannya hanya terletak pada kolom fraksionasi. Kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi bertujuan untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama / tidak begitu berbeda. Adanya pemghalang dalam kolom fraksinasi dapat menyebabkan uap dengan titik didih sama akan sama-sama menguap. Senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan naik terus, kemudian mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa-senyawa dengan titik didih yang lebih tinggi apabila belum mencapai titik didihnya akan menetes kembali ke dalam labu destilasi. Senyawa yang memiliki titik didih lebih tinggi baru akan berubah menjadi destilat ketika pemanasan dilanjutkan terus sampai senyawa tersebut mencapai titik didihnya. c) Destilasi azeotrop Azeotrop merupakan campuran dari dua atau cairan yang memiliki titik didih konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan, akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah, sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih kecampuran yang dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Dalam alat ini, air akan tetap tinggal di dasar alat sedangkan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air kembali. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Roult. d) Destilasi vakum Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin di destilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150oC. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini. e) Destilasi Uap Destilasi uap digunakan untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa dengan titik didih 200oC atau lebih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak, eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. f) Destilasi Destruktif (destilasi kering) Destilasi destruktif merupakan suatu metode pemisahan zat-zat kimia, dimana bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan atau gas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk yang dihasilkan tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Destilasi kering biasayan membutuhkan suhu yang lebuh tinggi dinbandingkan destialsi biasa. Kegunaan dari destilasi kering diantaranya adalah mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara, memecah garam-garam mineral seperti sulfat melalui termolisis. Destilasi kering ini merupakan destilasi yag dilakukan dengan cara memanaskan material padat untuk mendapatkan fase uap dan fase cairnya dengan jalan menghancurkan substansi asli sampai terbentuk zat baru sebagai hasil. Contoh : perubahan kayu menjadi arang. BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DESTILASI
Kelebihan dari destilasi adalah peralatan yang digunakan lebih
sederhana dan penggunaannya lebih mudah. Sedangkan kekurangannya adalah destilasi hanya bisa dilaksanakan untuk komponen yang mempunyai titik didih stabil. BAB IV PENGAPLIKASIAN TEKNIK DESTILASI
Berikut pengaplikasian teknik destilasi diantaranya sebagai berikut :
1. Skala Laboratorium. Untuk destilasi secara skala laboratorium, campuran yang akan dipisahkan diurutkan berdasarkan titik didihnya. Zat yang paling mudah menguap akan dipisahkan terlebih dahulu, sehingga zat dengan titik didih paling tinggi (tidak mudah menguap) akan tersisa pada bagian bawah. Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal. 2. Skala industri Pada destilasi skala industri, campuran akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses destilasi.
Destilasi mempunyai peran yang sangat banyak dalam kehidupan manusia.
Beberapa aplikasi proses destilasi diantaranya : 1. Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu didasarkan pada perbedaan titik didih. 2. Alkohol yang terbentuk dari proses fermentasi juga dimurnikan dengan cara destilasi. 3. Minyak-minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat dipisahkan melalui destilasi. 4. Pemisahan garam dari air laut dilakukan secara destilasi. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Y Hassan. 2005. Alcohol and the Distillation of Wine in Arabic
Sources. Diakses pada 14 November 2005 Anonim. 2010. DestilasiVakum. http//:Wikipedia.com/destilasivakum/2010 Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemsahan Senyawa Organik. Semarang : UNDIP Press Clark J. 2005. Immiscible liquids and steam ditillation.Diakses pada 1 Apr 2010 Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. UI Press. Jakarta Harbone, J.B., (1987). Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung