Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PRAKTIKUM

ISOLASI BAHAN ALAM FARMASI


(IBAF)

Disusun oleh :
Tim IBAF

Sekolah Tinggi Farmasi YPIB


(Yayasan Pendidikan Imam Bonjol)
CIREBON
2021
PRAKTIKUM 1
INFUNDASI

1. TUJUAN
Mampu memahami dan mampu melakukan penyarian bahan alam dengan metode Infundasi.

2. DASAR TEORI
Merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90O C
selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini
menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Timbangan
2) Waterbath/Penangas air
3) Beaker Glass
4) Gelas Ukur
5) Batang Pengaduk
6) Termometer
7) Corong Kaca
8) Kain Flanel
9) Botol Kaca

3.2 Bahan yang digunakan


1) Jahe
2) Temulawak
3) Temu Putih
4) Temu Ireng
5) Kunyit
6) Cairan Penyari (Aquadest)
4. CARA KERJA
1) Menimbang simplisia 10 gram
2) Masukan simplisia ke dalam Beaker Glass
3) Tambahkan aquadest 90 ml, aduk
4) Panaskan campuran tersebut dalam waterbath/penangas air
5) Ketika suhu mencapai 90O C, aduk campuran dengan konstan selama 15 menit.
6) Angkat campuran dari waterbath/penangas air
7) Serkai campuran dengan kain flannel
1) Jika campuran mengandung minyak atsiri serkai setelah dingin
2) Jika campuran tidak mengandung minyak atsiri serkai sewaktu panas
8) Tampung fitratnya, kemudian masukan kedalam botol 100 ml yang sebelumnya telah
dikalibrasi
9) Tambahkan aquadest sampai tanda batas.
10) Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa
PRAKTIKUM 2
MASERASI

1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1) Melakukan isolasi metabolit sekunder dari simplisia dengan metode maserasi
2) Mengetahui cara kerja dari metode maserasi

2. DASAR TEORI
Maserasi adalah proses pengekstrakkan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokkan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus).
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Timbangan
2) Maserator
3) Gelas Ukur
4) Batang Pengaduk
5) Corong Kaca
6) Kain Flanel
7) Botol Kaca
8) Lakban Hitam
3.2 Bahan
1) Jahe
2) Temulawak
3) Temu Putih
4) Temu Ireng
5) Kunyit
6) Cairan Penyari (Alkohol 70 %)
4. CARA KERJA
1) Menimbang simplisia 10 gram.
2) Masukan simplisia ke dalam Maserator.
3) Tambahkan alkohol sebanyak 90 bagian.
4) Tutup rapat maserator dan diamkan selama 7 hari (harus terlindung dari cahaya), sambil
diaduk sesering mungkin.
5) Setelah 7 hari serkai campuran dengan kain flanel.
6) Ukur volume yang didapat.
7) Masukan kedalam botol kaca.
8) Hasil maserasi kemudian diuapkan sampai dengan 1/3 bagian.
9) Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa
PRAKTIKUM 3
PERKOLASI

1. TUJUAN
1) Mahasiswa dapat melakukan penyarian bahan alam dengan metode Perkolasi
2) Mahasiswa dapat mengetahui cara mengekstraksi bahan simplisia

2. DASAR TEORI
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya
dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Timbangan
2) Perkolator
3) Beaker Glass
4) Gelas Ukur
5) Batang Pengaduk
6) Corong Kaca
7) Kain Flanel
8) Botol Kaca
3.2 Bahan
1) Kopi
2) Teh
3) Coklat
4) Cairan Penyari (Alkohol 70 %)

4. CARA KERJA
1) Menimbang simplisia 10 gram.
2) Masukan simplisia ke dalam Beaker Glass
3) Tambahkan alkohol sebanyak 50 bagian, aduk selama 30 menit.
4) Pindahkan campuran kedalam Perkolator
5) Tutup rapat Perkolator, diamkan selama 24 jam
6) Setelah 24 jam tampung fitrat kedalam botol kaca, kemudian tambahkan cairan penyari
baru kedalam Perkolator sebanyak fitrat yang didapat, diamkan kembali selama 24 jam.
7) Setelah 24 jam tampung kembali fitrat yang didapat kedalam botol kaca.
8) Hasil perkolasi kemudian diuapkan sampai dengan 1/3 bagian.
9) Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa
PRAKTIKUM 4
DESTILASI

1. TUJUAN
1) Memisahkan dan memurnikan zat cair.
2) Menentukan titik didih zat cair.
3) Mengetahui prinsip dasar dari Metode Destilasi

2. DASAR TEORI
Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat
volalitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi
merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangung.
Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses
pendinginan dan pengembunan.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Timbangan
2) 1 Set Alat Destilasi
3) Klem dan Statif
4) Erlenmeyer
5) Beaker Glass
6) Gelas Ukur
7) Termometer
8) Kaki Tiga
9) Kasa Asbes
10) Pembakar spiritus
11) Botol Kaca
3.2 Bahan
1) Sereh
2) Kulit Jeruk Manis
3) Daun Jeruk Bali
4) Kapas
5) Alumunium foil
6) Cairan Penyari (Aquadest)
4. CARA KERJA
1) Menyiapkan alat destilasi dan memastikan alat dalam kondisi bersih dan terpasang dengan
baik.
2) Memotong kecil bahan yang akan digunakan.
3) Menimbang bahan sebanyak 100 gram.
4) Masukan kedalam labu destilasi.
5) Tambahkan aquadest kedalam labu destilasi sampai dengan volume 1000 ml.
6) Panaskan labu destilasi sampai dengan suhu 90o C dan tampung fitrat yang keluar.
7) Amati temperatur, apabila terjadi perubahan temperatur yang drastic hentikan pemanasan.
8) Fitrat destilasi yang diperoleh dimasukan kedalam corong pisah.
9) Diamankan selama 30 menit.
10) Pisahkan campuran minyak atsiri dan air.
11) Ukur volume minyak atsiri yang diperoleh.
12) Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa.
PRAKTIKUM 5
SOXHLETASI

1. TUJUAN
1) Mengetahui apa itu metode soxhletasi.
2) Mengetahui keuntungan dan kerugian metode soxhletasi.
3) Memisahkan minyak atau lemak dari bahan yang digunakan.

2. DASAR TEORI
Ekstraksi yang merupakan campuran yang dipisahkan menjadi suatu zat dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat yang
terlarut tersebut sering digunakan adalah metode maserasi. Metode tersebut sering digunakan
karena prosedur dan peralatannya sederhana. Sedangkan metode ekstraksi secara sokletasi
adalah metode lebih lanjut yang dapat menyempurnakan kelemahan dari metode ekstrak
maserasi dan perlokasi. Keunggulan ekstraksi sokletasi yaitu menggunakan pelarut yang
selalu baru, menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Metode ekstraksi sokletasi merupakan
suatu metode dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami sirkulasi
dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih
tinggi. Proses ekstraksi dipengaruhi oleh suhu, ukuran partikel, jenis pelarut, waktu retensi
dan metode dari ekstraksi.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Timbangan
2) 1 Set Alat Soxhletasi
3) Klem dan Statif
4) Gelas Ukur
5) Kaki Tiga
6) Kasa Asbes
7) Pembakar spiritus
8) Botol Kaca
3.2 Bahan
1) Kapulaga
2) Kelapa
3) Jinten hitam
4) Kertas saring
5) Cairan penyari (Alkohol 70 %)

4. CARA KERJA
1) Haluskan bahan yang akan digunakan.
2) Menimbang bahan 100 gram.
3) Bahan dibungkus mengunakan kertas saring.
4) Masukan kedalam timbal.
5) Kemudian timbal dimasukan kedalam lubang labu alas bulat.
6) Masukan pelarut kedalam timbal.
7) Rangkai alat soxhletasi dengan benar.
8) Lakukan pemanasan selama 4 jam
9) Pisahkan hasil soxhletasi, kemudian uapkan sampai 1/3 bagian.
10) Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa
IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

1. TUJUAN
1) Mengidentifikasi senyawa yang terdapat dalam tanaman
2) Mengetahui teknik dan cara melakukan kromatografi lapis tipis.
3) Menentukan angka Rf dan HRf yang didapat dari sampel tanaman.

2. DASAR TEORI
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen
menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan absorben inert. KLT merupakan
salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena
banyak keuntungan menggunakan KLT, diantaranya adalah sederhana dan murah. KLT
termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.
Dasar dalam kromatografi lapis tipis adalah larutan sampel diaplikasikan ke dalam pelat, dan
pelat dikembangkan dengan memasukkannya ke dalam bejana tertutup dan bagian dasar dari
bejana diisi dengan fase geraknya (eluen) yang biasanya terdiri dari campuran dari beberapa
pelarut. Setelah pengembangan, pelat di angkat dari bejana dan ditandai untuk dihitung nilai
Rf-nya (jarak pita yang terpisah dan jarak eluennya).

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1) Chamber
2) Plat Silica Gel GF254
3) Pipa Kaliper
4) Lampu UV
5) Gelas Ukur
6) Kaca Arloji
3.2 Bahan
1) Sampel
2) Fase Gerak (eluen)

4. CARA KERJA
1) Buat fase gerak (eluen), masukan masing-masing larutan kedalam chamber dan
campurkan.
2) Tutup rapat chamber dan biarkan eluen jenuh.
3) Potong plat sesuai ukuran.
4) Buat garis dasar (base line) di bagian bawah mengunakan pensil, sekitar 0,5 cm dari
ujung bawah plat, dan garis akhir bagian atas.
5) Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat
diatas base line sebanyak 10 totolan. Jika sampel padat, larutkan dengan pelarut tertentu.
Keringkan totolan.
6) Tempatkan plat pada chamber berisi eluen, base line jangan sampai tercelup oleh eluen.
Tutup rapat chamber.
7) Tunggu eluen mengelusi sampel mencapai garis akhir, disana pemisahan akan terlihat.
8) Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan.
9) Ukur jarak spot, jika spot tidak kelihatan amati pada lampu UV.
10) Hitung Rf dan HRf.
SKRINNING FITOKIMIA

1. ALAT

- Mortir & Stampler

- Beaker glass

- Tabung reaksi

- Gelas ukur

- Alat timbangan

- Pipet

- Corong & kertas saring

- Cawan penguap

- Stopwatch

2. BAHAN

- Sampel

- Eter

- Aquadest

- Reagen vanillin-H2SO4

- ReagenLiebermann Burchard

- HCl 2N

- NH4OH

- Kloroform

- Reagen Mayer

- Serbuk Mg

- Amil Alkohol

- FeCl3

- Lar. Gelatin 1%

- NaOH
3. CARA KERJA
3.1 Monoterpen dan Seskuiterpen
5 gram sampel simplisia di gerus dengan eter 5 ml kemudian di saring. Filtrat di
uapkan dalam cawan hingga kering. Kedalam hasil pengeringan di tetesi 10 tetes
vanilin-H2SO4, terjadi warna menunjukan adanya senyawa mono seskuiterpen.

3.2 Triterfenoid dan Steroid


5 gram serbuk simplisia di gerus dengan 5 ml eter kemudian di saring. Filtrat di
uapkan dalam cawan penguap hingga kering. Kedalam hasil pengeringan di tetesi 10
tetes pereaksi Liebermann-Burchard, terjadi warna unu menunjukan adanya senyawa
triterfenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukan adanya senyawa steroid.

3.3 Saponin
Masukan 1 gram serbuk simplisia dan 20 ml air kedalam beaker glass, di panaskan 10
menit kemuadian disaring. Setelah dingin kocok Filtrat kuat kuat dalam tabung reaksi
selama 30 detik , terdapat busa tinggi 1cm selama beberapa menit dan tidak hilang
dengan penambahan 1 tetes HCL encer menunjukan adanya senyawa saponin.

3.4 Alkaloid
5gram serbuk simplisia di tambah 10 ml NH4OH digerus dalam mortar kemudian di
tambah 10 ml kloroform kemudian di saring filtrat di tambahkan 2 ml HCL 2N, ambil
sedikit campuran tambahkan 1 ml peraksi mayer terjadinya endapan putih
menunjukan adanya senyawa alkaloid.

3.5 Flavonoid
Kedalam tabung reaksi masukan 1 gram serbuk simplisisa, tambahkan 10 ml Etanol
70 – 96% , lalu di saring. Ambil filtrat tambahkan 10 tetes HCl pekat dan kocok lalu
tambahkan 1,5 gr Mg, terbentuknya warna pink / merah magenta dalam 3 menit
menunjukan adanya senyawa flavonoid.

3.6 Tanin dan Polifenol


Kedalam tabung reaksi masukan 1gram serbuk simplisia dan 10 ml air, dipanaskan di
atas penangas air selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat dibagi dua. Ke dalam filtrat I
tambahkan 5 tetes FeCl3 terbentuknya warna biru hitam menunjukan adanya senyawa
polofenolat. Kedalam filtrat II tambahkan larutan glatin 1% terbentuknya endapan
kuning adanya Tanin.

15
3.7 Kuinon
Ke dalam tabung reaksi masukan 1 gram serbuk simplisisa dan 10 ml aquades,
dipaskan di atas penangas air selama 5 menit, lalu saring.
Ke dalam filtrat tambahkan 2ml larutan NaOH terbentuknya warna kuning
menunjukan adanya senyawa kuinon.

16
LIPID

1. ALAT-ALAT
- 1 rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Kaca arloji
- Bunsen
- Kaki tiga + kassa asbes
- Beaker glass

2. BAHAN
- Miyak kelapa
- Mentega
- Alkohol
- Eter
- NaOH
- Kloroform
- Na-karbonat
- Iodium
- CCl4
- KMnO4

3. CARA KERJA
3.1 Daya Larut Lemak
Sediakan 5 tabung reaksi, Tabung I masukkan 2 mL air, tabung II masukkan 2 mL
Alkohol panas, tabung III masukkan 2 mL alkohol dingin, tabung IV masukkan
kloroform dan tabung V masukkan eter, kedalam tiap-tiap tabung tambahkan 0,2 mL
minyak kelapa kocok hati-hati, Ambil 3 tetes dari tiap-tiap tabung tersebut, teteskan
pada kertas saring dan biarkan kertas mengering, setelah kering amati apakah ada
noda lemak, noda pada kertas saring menunjukkan lipid yang larut dalam pelarut.

17
3.2 Safonifikasi minyak
Kedalam tabung reaksi 1 mL minyak kelapa tambahkan 5 mL NaOH dalam alkohol
lalu dipanaskan setelah mendidih tambahkan 2 mL air kemudian panaskan kembali.
Amati apakah terjadi busa?

3.3 Daya Pengemulsian Sabun


Sediakan 2 tabung reaksi, Tabung I masukkan 5 mL air sabun tambahkan 1 mL
minyak kelapa, tabung II masukkan 5 mL air tambahkan 1 mL minyak kelapa, kocok
kedua tabung dan amati yang terjadi

3.4 Menyatakan Ikatan Jenuh


- Sediakan 2 tabung reaksi kering, tabung I masukkan 0,5 mL minyak kelapa dan
tabung II masukkan mentega sebanyak bagian bulat tabung reaksi, kedalam tiap-
tiap tabung masukkan 2 mL kloroform kemudian tambahkan 5 tetes iodium.
Amati yang terjadi
- Lakukan langkah kerja a, tetapi iodium diganti dengan CCl4
- Lakukan langkah kerja a, tetapi iodium diganti dengan KMnO4 yang dibasakan
dengan Na-karbonat

18

Anda mungkin juga menyukai