Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE PEMISAHAN

NINA MURSYIDAH

16160013

UNIERSITAS DHARMA ANDALAS


20166/2017
KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah emberikan


rahmat serta hidayah nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Dan
khususnya, saya (penyusun) bisa menyelesaikan makalah ini dan semoga
makalah ini bisa bermamfaat.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah ilmu


pengetahuan dan pengalaman bagi siapa saja yang membacanya, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar lebih baik lagi.

Karena ketebatasan pengetahuan maupun pengaalaman saya, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mohon maaf
yang sebesarnya atas kesalah pada makalah ini.

Padang, 23 oktober 2017

Nina Mursyidah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengantar metode pemisahan............................................................................

2.2 Destilasi............................................................................................................

BAB III KROMATOGRAFI

3.1 Kromatografi kertas..........................................................................................

3.2 Kromatografi lapis tipis ...................................................................................

3.3 Kromatografi kolom konensional.....................................................................

3.4 Kromatografi penukar ion.................................................................................

3.5 Kromatografi permease gel...............................................................................

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk


mendapatkan dua atau lebih produk yang murni dari suatu campuran senyawa
kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan dalam keadaan yang tidak
murni atau tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keprluan seperti
sintesa senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.

Ada beberapa metode pemisahan campuran. Destilasi adalah cara


pemisahan zat dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau
berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Prisip dari destilasi adalah
penguapan dan pengembunan kembali uap nya dari tekanan dan suhu tertentu.
Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair pada titiknya dan memisahkan
cairan dari zat padat.

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untu bermacam


macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel antara suatu rasa
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga berupa cairan
ataupun suatu padatan

B. Tujuan

1. Memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah metode pemisahan


2. Untuk mempermudah proses belajar metode pemisahan
3. Untuk mengetahui macam-macam metode pemisahan
4. Untuk mengetahui pengertian destilasi dan kromatografi
5. Untuk mengetahui macam-macam kromatografi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar Metode Pemisahan

Metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairnya dengan


menggunakan alat berpori (penyaring.dasar metode pemisahan sendiri adalah
perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya hasil penyaringan
disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu.

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan


menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode
pemisahan kompleks.

1. Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara


satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.

2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,


diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua
atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan
memerlukan proses pemisahan kompleks.

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus


diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang
akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan zat yang diinginkan
terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan
terikat secara kimia, dan sebagainya.

Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil


atau besar. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya
zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik
didih, dan sebagainya. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100%
memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. zat pencemar dan campurannya
yang mengotori beserta sifatnya. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan
biaya proses pemisahan.

Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan


sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran
antara lain sebagai berikut :

1. Ukuran partikel

2. Titik didih

4. Pengendapan

5. Difusi.

6. Adsorbsi.

2.2 Destilasi

Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang


menggunakan prinsip perbedaan titik didih untuk pemisahannya. Destilasi
memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah satu
komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang
paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap.
Uap tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses
pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut
juga destilat.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap


ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.

Distilasi sederhana.

pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.

Distilasi fraksionisasi.

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua


atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom


fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.

Distilasi uap.

Suatu evaporator putar mampu mendistilasi pelarut lebih cepat pada suhu
rendah melalui penggunaan vakum. Distilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau
lebih.Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang
tidak larut dalam air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air.
Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eukaliptus dari eukaliptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk,
dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Distilasi vakum.

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi


tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati
titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode
distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
BAB II

KROMATOGRAFI

3.1 Kromatografi Kertas

Kromatograsi kertas adalah kromatografi yang menggunakan fase diam


kertas yaitu kandungan selulosa didalamnya, sedangkan yang digunakan
sebagai fase geraknya yaitu pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Kertas yang bertindak sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel
(senyawa) atau pelarut, setelah itu sampel dan pelarut berdasarkan gaya
kapilaritas akan terserap dan bergerak keatas. Perbandingan jarak antara sampel
dan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf.

Kromatografi kertas ini digunakan untuk memisahkan tinta, zat pewarna,


senyawa pada tumbuhan seperti klorofil, make up dan zat lainnya.

3.2 Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis ini merupakan teknik analisis kualitatif dari


sampel yang ingin diperiksa dengan memisahkan komponen sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran. Seperti yang telah dijelaskan tadi, prinsip
kerja kromatografi lapis tipis yaitu memisahkan sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran anatara sampel dengan pelarut yang digunakan. Biasanya teknik
kromatografi ini menggunakan plat silika sebagai fase diam dan fase gerak yang
digunakan disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau
campuran yang digunakan disebut eluen. Semakin dekat kepolaran antara
sampel dan eluen maka sampel akan semakin terbawa fase gerak.

jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif, untuk itu diperlukan


perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk berjarak sama
meski ukuran jarak plat berbeda. Nilai perhitungan tersebuu yakni nilai Rf.
Nilai Rf ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.Selain itu,
nilai Rf juga digunakan sebagai derajat resisten sebuah komponen dalam fase
diam sehingga nilai Rf juga sering disebut dengan faktor retensi. Rumus
menghitung nilai Rf yaitu:
Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh pelarut
Semakin besar nilai Rf sampel maka semakin besar jarak gerak senyawa
pada plat kromatografi lapis tipis. Ketika membandingkan dua sampel berbeda
di kondisi kromatografi yang sama , nilai Rf akan besar jika senayaea kurang
polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi tersebut.
Nilai Rf bisa dijadikan buktiuntuk mengidentifikasi senyawa. Jika identifikasi
nilai Rf bernilai sama maka senyawa tersebut dikatakan mempunyai
karakteristik yng sama/mirip. Dan sebaliknya, jika nilai Rf berbeda berarti
senayaa tersenyawa yang berbeda.
3.3 Kromatografi Kolom Konensional.

Kromatografi kolom konensional suatu metode pemisahan yang yang


didasarkan pada pemisahan daya absorbi suatu absorben terhadap Kromatografi
kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal yang pertamakali di
lakukan oleh D.T.Davy yaitu untuk membedakan komposisi minyak bumi.
Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi
serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan kedalam kromatografi
cair – padat (KCP) kolom terbuka.

` Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi


komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap
permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara
pemisahan cair-padat. Substrat padat (adsorben) bertindak sebagai fase diam
yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase bergeraknya adalah cairan
(pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen –
komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang
berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan
( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah
diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan
elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen –
komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap
adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen – komponen tersebut.

3.4 Kromatografi Penukar Ion.

Kromatografi pertukaran ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa


spesifik di dalam larutan campuran. Prinsip utama dalam metode ini didasarkan
pada interaksi muatan positif dan negatif antara molekul spesifik dengan
matriks yang barada di dalam kolom kromatografi.
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan bernama
Thompson pada tahun 1850. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi
pertukaran ion, yaitu:

Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan


bermuatan positif dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan
negatifKolom yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran yang
mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-CH2SO3- dan -O-CH2COO-).Larutan
penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah asam sitrat, asam
laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.

kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan


bermuatan negatif dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif
Kolom yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung
gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3. Larutan penyangga
(buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris,
Tris, dan etanolamin.

Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama


enzim). Molekul lain yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan
kromatografi pertukaran ion ini antara lain senyawa alkohol, alkaloid, asam
amino, dan nikotin.

3.5 Kromatografi permease Gel.

Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputi


kromatografi eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi permeasi
gel. Kromatografi ini paling mudah dimengerti dan paling mudah dikerjakan
dan sederhana. Diantara aplikasinya dapat digunakan untuk menentukan bobot
molekul polimer

Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan
penggunaan utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini.
Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies dengan
berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain
dariresolusi dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat,
kromatografi gel dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul
dari polimer sintetis. Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara
mudah dengan kromatografi gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki
berat molekul yang sangat berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah
besar. Ketiga, kromatografi gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan
eksplorasi dari cuplikan yang tak diketahui. Pemisahan ini memberikan
gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah cuplikan
itu memiliki berat molekul rendah atau berat molekul tinggi.

Metode ini didasarkan pada teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran
molekul polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel
berpori berjari – jari sekitar 50 – 1060 A.

Kolom dapat melewatkan molekul pelarut yang merupakan fasa bergerak,


sedangkan molekul polimer yang lebih kecil dapat memasuki pori – pori gel,
karena itu bergerak lebih lambat disepanjang kolom dibanding molekul besar.
Elemen yang keluar dideteksi dengan cara spektroskopi atau cara – cara fisik
lainnya dan dikalibrasi dengan larutan polimer standar untuk menghasilkan
kurva distribusi bobot molekul.
BAB 1

PENUTUP

KESIMPULAN

 Metode pemisahan adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan


atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berikatan dari suatu bahan.
 Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campuran nya berdasarkan
perbedaab titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk menguap.
 Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen
akan dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satu nya yang
merupakan fase stasioner (diam) dan yang lainnya berupa fase mobil
(fase gerak).
 Jenis-jenis kromatografi
1. Kromatografi kertas
2. Kromatografi lapis tipis
3. Kromatografi kolom konensional
4. Kromatografi penukar ion
5. Kromatografi permease gel
 Faktor retensi adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan
jarak yang ditempuh oleh eluen.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat.


Erlangga. Jakarta.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas


Indonesia. Jakarta.

Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semi Mikro Jilid 1 Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai