NINA MURSYIDAH
16160013
Nina Mursyidah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Destilasi............................................................................................................
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Ukuran partikel
2. Titik didih
4. Pengendapan
5. Difusi.
6. Adsorbsi.
2.2 Destilasi
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Distilasi sederhana.
pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.
Distilasi fraksionisasi.
Distilasi uap.
Suatu evaporator putar mampu mendistilasi pelarut lebih cepat pada suhu
rendah melalui penggunaan vakum. Distilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau
lebih.Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang
tidak larut dalam air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air.
Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eukaliptus dari eukaliptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk,
dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Distilasi vakum.
KROMATOGRAFI
Kertas yang bertindak sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel
(senyawa) atau pelarut, setelah itu sampel dan pelarut berdasarkan gaya
kapilaritas akan terserap dan bergerak keatas. Perbandingan jarak antara sampel
dan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf.
Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan
penggunaan utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini.
Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies dengan
berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain
dariresolusi dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat,
kromatografi gel dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul
dari polimer sintetis. Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara
mudah dengan kromatografi gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki
berat molekul yang sangat berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah
besar. Ketiga, kromatografi gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan
eksplorasi dari cuplikan yang tak diketahui. Pemisahan ini memberikan
gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah cuplikan
itu memiliki berat molekul rendah atau berat molekul tinggi.
Metode ini didasarkan pada teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran
molekul polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel
berpori berjari – jari sekitar 50 – 1060 A.
PENUTUP
KESIMPULAN
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Svehla, G. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semi Mikro Jilid 1 Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.