Anda di halaman 1dari 15

1.

1 Metode Pemisahan
A. Definisi metode pemisahan

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industry.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara
mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena
biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan.

metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :


1. Metode Pemisahan Sederhana
adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas
untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan


bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia
yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih
metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan
memerlukan proses pemisahan kompleks.

B. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemisahan antara


lain

1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di


dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan
sebagainya
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil
atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak
tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik
didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap
yang berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

C. Jenis-Jenis Metode Pemisahan

 FILTRASI
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini
adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut.
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air
suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada
gula.

 Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa
melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.
bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim,
seperti kamfer dan iod.

 Kristalisasi
merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik
beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur
dari air laut.

 Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud
cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang
berbeda. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak
kayu putih, dan memurnikan air minum.

 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam
pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut
tertentu. Prinsip pemisahan metode ini adalah memisahkan campuran senyawa organic
menjadi senyawa tunggal berdasarkan perbedaan kelarutan dalam beberapa pelrut.

 Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel
pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan
air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat
karena terdapat kotoran.

 Evaporasi (Penguapan)
Penguapan adalah pemisahan camparan dengan cara menguapkan pelarut (air) dalam
campuran tersebut. Misalnya air garam diletakkan dalam suatu wadah lalu dipanaskan.
Air akan menguap sementara garam akan tertinggal. Proses pemisahan dengan cara
penguapan ini dapat terjadi karena zat terlarut (garam) memiliki titik didih yang lebih
tinggi daripada zat pelarut.

 Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan distribusi senyawa/ komponen tersebut antara 2 fase yaitu fase diam(adsorben)
dan fase gerak(eluen).Dasar pemisahan metode ini adalah berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu.
Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908), seorang
ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani (chromato = penulisan
dan grafe = warna). Kromatografi berarti penulisan dengan warna. Kromatografi adalah
cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen
campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fasa bergerak
(mobile). Fasa diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fasa bergerak dapat
berupa zat cair atau gas. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif
pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.

Jenis-Jenis Kromatografi
 Berdasarkan prinsip/mekanisme pemisahan
 kromatografi adsorpsi; kromatografi partisi; kromatografi penukar ion;
kromatografi eksklusi ukuran,kromatografi afinitas.
 Berdasarkan fase yang digunakan
kromatografiPadat cair; kromatografi Padat cair; kromatografi Cair cair
(k.partisi); kromatografi Gas cair.
 Berdasarkan alat yang digunakan
kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, Kromatografi kolom
Kromatografi penukarion,Kromatografi cair kinerja tinggi dan kromatografi gas.

Keuntungan dari kromatografi yaitu merupakan metode pemisahan yang cepat dan
mudah serta menggunakan peralatan yang murah dan sederhana. (Kecuali untuk
kromatografi gas) hingga campuran yang kompleks dapat dipisahkan dengan mudah.
Keuntungan lebih lanjut ialah hanya membutuhkan campuran cuplikan yang sangat
sedikit sekali, bahkan justru tak mungkin menggunakan jumlah yang besar dalam
kromatografi. Disamping itu pekerjaan dapat diulang.

D. Pemanfaatan Metode Pemisahan

1) Pemurnian Garam Dapur


2) Pemurnian Air Minum
3) memisahkan tinta.
4) penyulingan minyak bumi,
5) pembuatan minyak kayu putih,
6) dan memurnikan air minum
7) pembuatan gula putih dari tebu.dll

E. Dasar-Dasar Metode Pemisahan

1. Ukuran partikel,
bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan
(zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel
zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau
media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat
hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.

2. Titik didih,
 bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda
dapat dipishkan dengan metode destilasi.
3. Kelarutan,
suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda artinya suatu zat
mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya.
Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan
pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol,
petrolium eter, kloroform, dan eter.
4. Pengendapan,
 suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar daripada
pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu
atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya
menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau
sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan
kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya
dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi,
 dua maacm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak
mengalir dan bercampur) satu sama lain..
6. Adsorbsi,
 merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

1.2 Destilasi

A. Definisi Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari campuran
senyawa atau komponen yang dipisahkan.perbedaan titik didih tersebut harus cukup besar dan
jika perbedaannya kecil,maka tidak dapat dipisahkan dengan metode destilasiDistilasi atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Zat yang memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini
termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
pipa penyalur aliran keuar air dingin

Aliran masuk air dingin


B.Komponen Alat Destilasi

 Tabung Reaktor
sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas). Tabung reaktor
berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang di rekatkan dengan menggunakan baut
sehingga dapat dibuka dan ditutup.
 Kondensor (Pendingin)
untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air disirkulasikan kedalam tabung
condensor sebagai media pendingin.
 Pipa Penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan
menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser
 Burner
sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku didalam tangki pemanas yang
bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku menggunakan batu
bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan
kompor gas yang menggunakan bahan bakar LPG.
 Labu destilat
 Untuk menampung hasil destilasi/ tempat larutan yang akan didestilasi.

C. Macam-Macam Destilasi

 Destilasi Sederhana
Dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih,dan perbedaan kevolatilan yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alcohol.
Distilasi sederhana yang dilakukan hanya sekali biasanya tidak akan dapat memisahkan dua
cairan secara sempurna. Cairan yang berasal dari uap terkondensasi (distilat) akan mengandung
komponen dengan titik didih lebih rendah dengan proporsi yang lebih besar, akan tetapi masih
mengandung komponen yang memiliki titik didih lebih tinggi di dalamnya.

 Destilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah.
Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih
dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
 Destilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Selain
itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur,
tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum dari tumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

 Destilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran
yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada system distilasi ini.

D. kelebihan dan kelemahan destilasi


 Kelebihan
- dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih
- Produk yang dihasilkan murni
 Kelemhan
- berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas
- hanya dapat memishkan zat yang memilikiperbedaan titik didih yang besar
- biaya penggunaan alat ini relative mahal
1.3 Kromatografi Kertas

A.Defenisi
Kromatografi kertas adalah suatu metode pemisahan campuran dari substansinya
menjadi komponen- komponennya berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fase,
yaitu fase diam dan fase gerak.kromatografi ini menggunakan kertas whatman NO 1 dan
digunakan untuk menganalisis zat yang berwarna.kromatografi ini biasanya digunakan
untuk memisahkan senyawa seperti : asam amina,nukleotida,karbohidrat dll.

B. Prinsip kromatografi kertas

 adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam
campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen berpengaruh
karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta
kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. Sedangkan prinsip kerja kromatografi kertas
adalah pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

C. Cara Kerja

1) Potong kertas saring menjadi berbentuk persegi panjang (ukuran terserah kalian
yang penting bisa masuk ke dalam bejana, jangan terlalu besar dan jangan terlalu
kecil).

2) Garis ujung kertas bagian bawah (minimal jarak dari ujung kertas 1 cm untuk
mencegah kontak langsung dengan pelarut).

3) Tetesi noda pada garis pembatas pada kertas.

4) Masukkan kertas yang sudah ditetesi noda tadi kedalam bejana yang sebelumnya
sudah diberi pelarut.

5) Tunggu hingga beberapa menit sampai proses penyerapan selesai.

6) Setelah itu kertas dikeringkan.

7) Ukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen noda yang dipisahkan dan
hitung nilai Rf noda tersebut.
D. Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:

 Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan – perubahan


yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan
perubahan – perubahan harga Rf.

 Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.

 Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer
jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen – komponen pelarut dari
kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti
perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan
berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.

 Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan
serapan, yang berbeda untuk macam -macam kertas. Kertas mempengaruhi
kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.

 Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-


volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap
harga Rf mereka.

Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal
dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.

Rf = jarak senyawa dari titik awal / jarak tepi muka pelarut dari titik awal

E. Fungsi Kromatografi kertas

1. Penguraian tinta.
2. Pemguraian klorofil.
3. Identifikasi pewarna makanan dan minuman.
4. Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses
besar.

Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar.
Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan
tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi).

F. Kelemahan dan Kekurangan Kromatografi kertas

Kelebihan:
a. Alat dan bahan yang digunakan sederhana
b. Lebih terjangkau

Kekurangan
Hasil dari analisis kurang begitu akurat
 tidah dapat memisahkan senyawa hidrofobik

1.4 kromatografi lapis tipis

A. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau
alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina(logam), silika gel(non logam), atau bahan
serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada
pemisahan dengan kromatografi.campuran yang biasa dipisahkan berupa asam amino,vitamin

Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan
menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan serta rata pada lempeng kaca.
Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai “kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan
dapat didasarkan pada penyerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis zat
penyerap dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut. Kromatografi lapis tipis
dengan penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang
diperoleh pada kromatografi lapis tipis tidak tetap, jika dibandingkan dengan yang diperoleh
pada kromatografi kertas. Oleh karena itu pada lempeng yang sama di samping kromatogram zat
yang di uji perlu dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang
berbeda-beda (Dirjen POM, 1979, hal. 782).

B. Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis


Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari
bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.
Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen Semakin dekat kepolaran antara
sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.

Nilai RF

Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai
Rf sering juga disebut faktorretensi.]Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa
tersebut pada platkromatografi lapis tipis. nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut
kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis.
nilai Rf yang baik adalah : 0,2 – 0,8 atau di bawah 1.mengamati bercak/noda pada lampu UV.
Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin.

C. Hal yang dapat mempengaruhi suatu senyawa dapat dilihat di sinar UV


- Senyawa harus memiliki gugus kromofor
- Senyawa dapat berpendaflour dengan UV
- Jika tidak terlihat,bisa menggunakan zat kimia tambahan seperti ; cairan ninhidrin
(protein),Kristal iodium,vanillin(terpen- merah /biru),asam fosfomolibdat (terpen
biru-kukung), reagen dragengorff (senyawa alkaloidorange- merah)

D. Kelebihan dan kekurangan KLT


 Kelebihan
- klt banyak digunkan untuk analisa
-hanya membutuh kan sebikit pelarut
-biaya yang dibutuhkan terjangkau
-preparasi sampel mudah
-dapat memisahkan senyawa hidrofobik
 Kekurangan
-butuh ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan bercak / noda
-butuh system trial and eror untuk menentukan eluen yang cocok
-memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun.

1.5 kromatografi kolom konvensional

A. Definisi

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak


digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi.kromatografi ini adalah proses
pemisahan yang didasarkan pada pemisahan daya aadsorbsi suatu adsorben terhadap suatu
senyawa,baik pengotornya maupun hasil isolasinya.(kasirman.2006).
Adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion.

B.prinsip kerjanya
 senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari
senyawa non polar,dan begitu sebaliknya.
pelarut lebih lanjut/ dengan tanpa tekanan udara masing masing zat akan bergerak turun
dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan dalam kolom( seno,1997)

C. Cara pembuatannya ada dua macam :

 Cara kering
yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi kapas kemudian ditambahkan
cairan pengelusi.

 Cara basah
 yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan pengelusi yang akan digunakan
kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi
sedikit hingga masuk semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,
setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben kemudian kran ditutup
dan sampel dimasukkan yang terlebih dahulu dilarutkan dalam eluen sampai diperoleh kelarutan
yang spesifik.Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom
sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka dan diatur tetesannya, serta cairan
pengelusi ditambahkan. Tetesan yang keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi.
Pada kromatografi kolom,campuran yan akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada bagian
atas kolom,penjerap yang berada dalam tabung kaca,tabung logam,atau tabung
plastic.pelarut(fase gerak),dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh
gaya berat atau didorong dengan adanya tekanan. Pita senyawa linarut bergarak melalui kolom
dengan laju yang berbeda, memisahkan dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari kolom.
(sudjadi,1986).
Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap seperti:
selulosa,silica gel,poliamida.
fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut( Gritter,1991).

D. Cara kerja

- Disiapkan alat dan bahan;


- Pasang kolom,Kolom yang telah dipasang dimasukkankapas pada ujung kolom (dasar
kolom);
- dimasukkan kertas saring:
- Dimasukkan suspensi silika yang telahdisiapkan secara perlahan-lahan;
- Ditunggu beberapa saat sehingga mampat;
- Dimasukkan kertas saring; Dimasukkan sampel perlahan-lahan;
- Dimasukkan perbandingan eluen satu-satu mulaidari non-polar hingga polar,
- Masing-masing eluen dibuat 50 mL;
- Ditampung dalam vialhinggamencapai volume 5 mL dan dipisahkan berdasarkan
warna.

E. Factor yang mempengaruhi pemisahan


- Fase diam yang digunakan
- Kepolaran pelarut(fase diam)
- Ukuran kolom
- Kecepatan aliran elusi( Gritter,1991)

F. Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka klasik :


- a. Pemisahan lambat
- b. Penjerapan linarut yang tidak bolak-balik
- c. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

1.6 kromatografi permease gel

 Kromatografi Permiasi Gel (KPG) adalah satu tipe kromatografi ekslusi.

 KPG digunakan dalam salah satu hal berikut:


1.spesies dengan BM tinggi(BM>2000) terutama yang tak terionkan
2.Campuran yang terdiri dari komponen yg sangat berbeda berat molekulnya
3.Pemisahan awal, eksplorasi cuplikan yang tak diketahui

 KPG bekerja berdasarkan perbedaan ukuran komponen atau BM komponen dalam


cuplikan
 Analit yg lebih kecil akan memasuki pori lebih mudah, waktu retensinya akan lebih lama.
Sebaliknya, analit yg lebih besar sedikit memasuki pori sehingga lebih cepat terelusi.
 Ada batas range ukuran molekul yg dapat dipisahkan pada kolom tertentu, karena itu
ukuran pori kemasan harus dipilih sesuai dengan range BM analit yg dipisahkan.
 Misalkan biogel 0 – 10 digunakan untuk zat-zat dengan berat molekul berkisar antara
500-17000
 Fasa diam yang digunakan untuk KPG dibedakan menjadi:

 Semi rigid : Styragel Poragel, TSK gel


Keuntungan : dapat memisahkan sampel polimer yang rumit, Kelemahan : waktu
analisis lebih panjang, pembuatan kolom agak rumit
Lunak : Spharose, Sphadex
Mudah menggembung dalam air. Keuntungan : dapat memisahkan polimer dengan

rentang bobot yang lebar 102-2,5.107 dalton. Kelemahan : sangat rapuh dan tidak
dapat menahan tekanan lebih dari 150 psi.
 Fasa gerak harus melarutkan sampel dengan baik sehingga dapat direspon oleh detektor,
viskositas rendah, serta dapat membasahi permukaan kolom.
 Eluen yg umum digunakan untuk polimer yg larut pada suhu ruang adalah
tetrahydrofuran (THF); o-dichlorobenzene dan trichlorobenzene pada130–150 °C untuk
kristalin polyalkynes; dan m-cresol & o-chlorophenol pada 90° C untuk polimer
terkondensasi seperti polyamides and polyesters.
 Kromatografi ekslusi gel juga memiliki kelemahan:

1. kapasitas terbatas

2.tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir sama.

3.prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.

Anda mungkin juga menyukai