Anda di halaman 1dari 9

PANDANGAN MAHASISWA TENTANG BODY SHAMING

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS

HASRAT ELFRIKA GULO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui padangan mahasiswa tentang body shaming.
Partisipan yang ikut membantu daam penelitian ini ada 3 orang wanita yang bisa memberi
gambaran atau pandangan tentang body shaming. Jenis penelitian yang dilakukan dengan
wawancara dengan partisipan langsung . Dari hasil yang didapat dari partisipan yaitu
berkurangnya percaya diri ketika tampil didepan umum dan adanya rasa cenderung untuk
menutupi dan menampilkan hal yang tidak sebenarnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hariningsih 2005 mengatakan bahwa perempuan dikatakn menarik jika bertubuh


langsing,berpinggang kecil,dan pantat besar,dada berisi, mata bulat,bibir tipis ,rambut lurus.
Penilaian yang di bentuk oleh media tersebut memicu masyarakat tidak puas dengan
tbuhnya dan membuat individual itu menilai bahwa tubuhnya memaluka. Penilaian tentang
tubuh yang dimakud buakn hanya fisik tetapi dapat berkata dengan kepribadian dan
kemampuan atau hal lain yang dalam tubuh.

Individual akan semakin merasa tidak puas terhaap tubuhnya apabila individual
menginternalisasi penilaian yang disampaika lingkungan tentang tubuh. Ketidakpuas
individu terhadap bagian tbuhnya akan semakin besar jika apabila individu tersebut
menerima penilaian yang disampaikan iklan atau media yang dapat mengakses tentang
tubuh ideal (knanuss ,paxton dan alsaker ,2008). Tidak kepercayaan pada individu tersebut
akan semakin akan meningkat dengan ingin memuaskan atau mendapatkan posisi
dilingkungannya sehigga akan menyebabkan individu akan mengalami penurunan mental
yang akan mengakibatkan pada dirinya sendiri.

Penelitian belum menemukan penelitian yang mendalam menliti tentang body shaming
pada individu yang mengalami. Dengan penelitian ini ,peneliti bisa menjelaskan secara
ringkas pandangan mahaiswa terhadap body shaaming ,dan dampak yang akan terjadi pada
partisipan yang mengalamibody shaming .

Body shaming sering terjadi pada perempuan .Hal ini terjadi karna perempuan lebih
mendengarkan penilaian dariorang lain.

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5053 perempuan merasa tidak bahagia akan
tubuhnya (daily.co.uk) sedangkan 34% pria mengarakan tidak puas dengan bagian tubuhnya
(Galivan 2014). Dari hasil ini menunjukan bahwa yang banyak mengaami body shaming
adalah perempuan yang mudah dipengaruhi oleh penilaian orang lain. Ibid

B. Rumusan masalah

Penelitian ini akan menunjukan pandangan mahasiswa tentang body shaming

C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan mahasiswa tentang body
shaming dan dampakya terhadap mental individu
BAB II
PENGERTIAN
A. Pengertian body shaming

Body shaming merupakan perasaan malu akan salah satu bentuk tubuh
ketika penilaian orang lain dan diri sendiri tidak sesuai dengan ideal yang
diharapkan individu (nol &fredeickson ,1998)

Body shaming merupakan dampak dari self-objectication selain kecemasan.

Body shaming merupakan perasaan yang malu yang timbul akibat


ketidakpuasan individu aan tubuhnya . Dengan kata lain bahwa prempuan
menilai bahwa tubuhnya memalukan.

1.Jens body shaming

Body shaming diagi menadi dua jenis yaitu acute body dan chronic body
shaming yang dikemukan oleh Dolezal

a. Acure body shaming


Acute body shame lebih berhubungan dengan aspek perilaku
dari tubuh seperti pergerakan atau tingkah laku . istilah ini biasa
dikenal dengan emberrassment,tipe body shame yang biasanya
terjadi pada persiapan yang tak di duga atau tidak direcanakan . jenis
body shame ini terjdi pada kasus seperti kejadian yang terjadi dalam
interaksi soaial seperti sebuah presentasi diri yang mengalami
kegagapan ,gagal atau tidak sesuai dengan tingkah lakunyang
diharapkan ,muncul sebagai hasil dari pelanggaran perilaku.
Penampilan atau pertunjukan atau kehiangan kontrol sementara atau
tidak terduga atas suat tubuh atau fungsi tubuh. Body shame acute ini
merupakan rasa malu yang wajar terjadi dalam interaksi sosial
bahkan rasa malu ini dibutuhkan dalam interksi sosial.
b. Chronic body shame

Jenis kedua body shame muncul disebabkan oleh bentuk


permanen dan terus menerus dari sebuah penampilan atau tubuh
,seperti berat badan ,tinggi da warna kulit.selain itu,body shame ini
juga muncul karena stigma atau catatan seperti bekas luka atau
kelumpuhan. Slain penampilan , chronic body shame berhbungn
dengan fungsi tubuh dan kecemasaan yang bisa dialami seperti
tentang jerawat ,penyakit ,hal buang air besar ,penuaan dan
sebagainya. Tambahan body shame dapat muncul pda saat gagap
ataupun cangung yang kronis. Apapun yang diinduksikan ,body shame
jenis ini akan muncul secara menahun dan berulang-ulang suatu
kesadaran bahwa rasa sakit yang berulang dan kontan . body shame
kronis menekan dan meyakiti . body shame ini dapat menutn
pengurangan pengalaman tubuh yang konstan mempengaruhi haga
diri dan nilai diri.

2. Dampak body shame

Proses terjadi body shame terbentuk karena iteraksi dan pegaruh lingkungan
kemudian pengaruh tersebut memberikan dampak pada individu.

a. Gangguan makan

penelitian yang dialkukan Noll dan Fredrickson (1998) menuliskan bahwa teori
objetifikasi memberikan konsekuensi psikologi pertama bahwa peremua secara umum
dipandang an memperlakukan diri mereka sebagai objek erta menjdai sibuk dan
memperhatikan penampilan fisik mereka. Teori objetifikasi mengarahkan individu memiliki
self-objectification yang semakin tinggi juga. Self-objectifiation memiliki variasi emosional
dan perilaku ketika terjadi berlebihan dapat berkontribusi pada resiko gangguan psikologi
perempuan termasuk gangguam makan depresi unipolar dan disfungsi seksual

Body shame dapat menuntut perempuan diet. Penelitian sebelumnya


mengemukakan bahwa mengantisipasi body shame atau ancaman body shame jika suatu
hari tidak berhasil dicapai tubuh ideal maka body shame dapat bekontribusi menyebaban
perempuan diet. Beberapa perempuan yang mengobservasi dirinya lebih puas dengan
penampilan dan berat tubuhnya (walaupun mereka sibuk memperhatikan penampian )dan
tidak merasa tubuh meraka tidak memalukan (Noll dan Fredrickson 1998)

b. Depresi

fredrickson dan Robert 1997 mengatakan hidup dibudaya yang menyobyekan tubuh
perempuan dapat enagcaukan alur kesadaran perempuan itu dengan menggandakan
persepsi mereka,membujuk peremuan ,untuk mengambil perspektif pengamat (orang
ketiga) tentang diri atau tubuh. Pada stuasi yang ekstrem persektif terhadap diri ungkin
sepenuhnya dapat mengantikan persektif sendiri perempuam terhadap tubuhnya. Kondisi
ini memungkinkan individu menglami kondisi kehilangan diri (lost of self). Ketika kondisi
kehilangan lost of self terus menerus berlanjut dapat menyebkan depresi karena akan
semakin mengambil persektif pengamata terhadap diri.

c. Sexual dyfunction

Perempuan lebih banyak melaporkan ktidakpuasaan seksual dan gangguan dalam


hubungan heterosksual dibandingkan laki-laki . Kecemasan dan rasa malu yang dimiliki
perempuan tentang tubuhnya tampaknya akan mempengaruhi kehidupan seks perempuan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh budaya yang berkembang bahwa peran perempuan lebih pada
memberi daripada menerima.
Hal ini menuntun perempuan utuk tidak mementingkan dirinya sendiri dan kurng
fokus pada keinginan sendiri serta sensasi fisik perempuan,tetapi lebih fokus pada keinginan
pasangan. Pertama,memberikan perhatian yang berlebih pada gabar visual diri
menghabiskan banyak energi mental yang sebenarnya dapat digunakan untuk aktivitas yang
lebih bermanfaat dan memuaskan .Kedua, malu dan cemas yang memiliki banyak
perempuan tentang tubuhnya dibawakan bersama pengalam seks. Emosi negatif rasa malu
serta cemas akan tubuh yang dimiliki perempuan yang memungkinkan sangat berkurang
kesenagan seks.Ketiga,perhatian rutin perempuan terhadap penampilan tubuh eksternal
,bersama dengan kebiasaan megendalikan makan dan diet,dapat menuntun ketidakpekaan
terhadap isyrat internal tubuh. Ketidakekaan akan sensasi tubuh akan menjad hambatan
kesengan seksual bagi perempuan.

B. Teori-teori yang mempengaruhi

1. Teori sensivitas terhadap penolakan

Penolakan dari significant other dapat menjdai prekditor yang kuat bagi individu
menjadi sensitif terhadap penolakan. Sensivitas terhadap penolakan oleh dewney dan
Fedlman 1996 diartikan sebgai kecenfrumgan untuk mengira-ira bahwa akan ditolak oleh
orang lain dan beraksi berlebihan terhadap penolakan .sensivitas terhadap penolakan ini
menyebabkan individu mengkwatirkan adanya penolakan khusunya penolakan karena
penilaian orag lain terhadap tubhnya .

2. Teori budaya (lingkungan)

Lingkungan dalam bentuk budaya membentuk presepsi dalam masyarakat bahwa


tubuh menjdai pusar perhatian . Perhatian ini dapat menyebaban body shame semakin
terjadi. Lingkungan lebih banyak menyoroti tubuh sebagai sarana. Kondisi ini menjadi sangat
ramai karena hampir semua segi hidup manusia diiklanan oleh manusia.Namun, dalam hal
ini lebih banyak ditekankan pada erempuan .Maltin 2012 menuliskan kebanykan perempuan
Amerika Utara disibukakan dengan berat tubuh mereka .Banyak perempuan memiliki tubuh
proprosional tetapi menilai tubhnya mengalami kelebihan berat badan.

Standart tubuh ideal yang dibentuk budaya menyebabkan erempuan membandikan


dirinya .Dan dengan menginternisasi standar tubuh ,secar intensif dapat menjdi sumber
malu.standar ideal dibentuk untuk femimene body sebenarnya mustahil dapat tercapai
karena standarya dirancang jah dari rata-rata tubuh perempuan .Oleh karena it, ketika
perempuan menginternalisasi standar tubuh akan meyebakan mereka malu ketik mereka
tidak dapat mecapai standart(McKinley ,1996)
BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini nantikan akan menampilkan bagaimana perempuan menyadari proses


body shame yang dialami dan apa dampaknya yang dihasilkan dai proses tersebut .
penlitian wajib mengusahkan agar fenomena body shame diphami bedasarkan sudut
pandang perempuan yang mengalami fenomena secara mendalam (Herdiansyah 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pandangan mahasiswa terhadap body shame
dan dampak yang dialami perempuan sebagai akibat dari pengalaman yang dialami

B. Proses pengumpulan data data penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumplan data berupa wawancara . Menurut


Stear dan cash 2008 ,wawncara merupakan sebuah proses tanya jawab yang besifat
intraktif .disebut interaktif karena adanya pertukran atau membagikan peran ,tangggjawab
,perasaan,kepercayaan,motif dan informasi.Wawancara bukan lah kegiatan yang bisa
dilakukan oleh satu pihak saja karena dibutuhkan pihak lain untuk sebagai pihak yang
memberikan jawaban .Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara
semi stuktur.wawancara penelitian ini fenomenologis memiliki pertanyaan-pertanyaan yang
dirumuskan secara terbuka dan bebas sesuai pengalaman yang dialami artiipan tanpa
mengacau pada teori spesifik tertentu. Pertanyaan dibuat sesuai dengan pengalaman dan
konteks feomena yang dialami partisipan.(Maustakes 1994 supratiknya 2015)

C. Analisa

Peneliti melakukan Penelitian fenomenologi dengan analisis tematik yaitu analisis isi
kualitatif (AIK) .AIK adalah penelitian yang bertujuan untuk mengnafsirkan isi data berupa
teks secara subjektif melalui proses mengklarifikasi secara sistematis berup pengoean ata
tema. Tujan analisi ini untuk mengungkap isi atau makna dari sebah teks sesuai konteksnya.
Data teks ini bersifat lisan atau catat .

Ada pun lagkah yang dipilih peneliti dalam melakukan pendekatan induktif ini menurut
Graneheim dan Lundham 2004 antara lain

1. Hasil wwancara akan ditranskipsikan dalam betuk teks


2. Teks wawancara dibaca berulang kali untuk memperoleh kesan secar keseluruhan
.pada tahap ini mulai menemukan satuan makna dan aneka kawasan isi
3. Teks wawacara dipadatkan hingga menjadi kode-kode sesuai kategori
4. Memilah-milah kode sesuai dan menggabungkan dengan kategorinya masing-masig
yang seuai
5. Teks wawancara yang sudah memiliki kategori-kategori yang sama dikelompokkan
lagi hingga menemukan ema-tema terntu
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari wawancara ketiga partisipan yang


memiliki pengalaman body shame. Body shame merupakn penilaian yang dilakukan individu
bahwa tubuhnya yang memunculkan rasa malu karena penilaiannya tidak sesuai standar
lingkungan untuk segala aspek dalam tubuhnya. Data ketiga partisipan menunjukan bahwa
proses dialami terkaitbody shame memang mempengaruh dipengaruhi lingkngan dan
melalui tahap yang hampir sama . Pada walnya ketiga partisipan mengalami olokan atau
ejekan dari lingkungan . Berdasarkan cerita partisipa ada yang mencoba biasa aja dengan
komentar baik bercanda atau serius dari lingkungan. Namun kemudian patisipan mulai
memikirkan penilaian yang diberikan lingkungan terhadap dirinya.Selain itu,ada pula yang
memang merasa tidak nyaman ketika mendapatkan komentar yang dianggap negatif oleh
partisipan .

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga partisipan mengalami body shame, ketiga
partisipan memiliki penilaian bahwa tubuhnya memalukan.Hal ini disebabkan karena ketiga
partisipan mendapatkan penilaian dari diri sendiri lingkungan akan tubuhnya.Hasil
penelitian menunjukan bahwa ketiga partisipan melalui tubuhnya memalukan dipengaruhi
oleh penilaian lingungan. Penilaian lingkungan yang didaptakan partisipan kemudian
diinternalisasi dan menjadi standart tbuh idea menurut partisipan. Ketiga partisipan
menjelaskan bgaiman apenilaian mereka akan tubuhnya.Hal ini sesuai dengan pemahaman
body shame yang menjelaskan bahw adanya penilaian diri dan lingkungan mengenai tubuh
individu yang mengaami

Penglaman body shame semakin meningkat karena atisipan menerima


peolokan.Kondisi ini menyebabkan partisipan menghindai penolakan dan lingkungam,
tindakan ang dilakukan menghindari tidak mampu untuk menutupi body shame
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan

Penelitian memaparkan pandangan mahasiswa terhadap body shame yang


mengalaminya dan dampak yang dialami. Ketiga partisipan mengalami penilaian lingkungan
mengenai tubhnya .Ketiga partisipan menginternalisasi penilaian lingkungan terhadap
tubuhnya. Internaisasi yang dilakukan menyebabkan partisipan memperhatikan tubuh dan
menjadikan tubuh sebagai objek (self objectification). Meningkatnya self-objectification
menyebabkan individ menjdai ceas dan merasa malu pada tubuhnya . Partisipan melakukan
usaha untuk menguraangi rasa malu yang sebenarnya tidak mengurangi boy shame ,justru
menyebabkan partisipan mengalami body shame .

Ketiga patisipan mengalami penlakan dari lingkungan dan menyebabkan patisipan


lebih sensitif terhadap penolakan dan menghindari penolakan ,Partisipan melakukan diet
,menghindari orang lain,menutupi bagian tubuh yang dianggap memalukan

B. saran

1. Berdasarkan hasil penelitian perlakuan orang lain di lingkungan partisipan sangat


mempengaruhi semakin tinggi atau rendah body shame yang dialami partisipan .Oleh
karena, masyarkat diharapkan memahami resiko yang dapat ditimbulkan jika mengalami
body shame dan diharapkan dukungan masyarakat agar partisipan tidak meningkakan
peluang terjadinya body shame

2. Berdasarkan dampak yang dialami partisipan dalam penelitian ini .perlu diakan terapi
bagi perempuam yang mengalami body shame agar pengalaman body shame tidak semakin
buruk dan berakhir pada gangguan mental.
Daftar pustaka

Damanik ,fiona.2014. rasa bangga sebagai mediator hubungan antara kelekatan dengan ibu
dan sensivtas penolakan pada remaja.Universitas samata dharma,Yogyakarta .Indonesia

Dolezal, 2015.The body and shame .phenomenologi,feminims and the socially shape body .
The united states of american :lexington book

Frefrickson dan Robert 1997. Objectification theory toward understanding woman’s lived
experienced and mental heath ricks. United statses of american : psychology woman
quarterly

Anda mungkin juga menyukai