GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa organik yang mudah menguap. Pada kromatografi ini, fasa gerak yang digunakan
adalah gas dan fasa diamnya adalah zat cair. Aplikasi dari kromatografi gas misalnya digunakan
untuk menentukan komposisi kimia dari zat-zat yang tidak kita ketahui, seperti misalnya
senyawa berbeda dalam bensin. Waktu analisa menggunakan GLC cenderung lebih lama. GLC
menggunakan instrumen yang lebih kompleks, beberapa instrumen penting dalam GLC adalah
sebagai berikut :
a) Gas pembawa, merupakan gas yang harus inert dengan sampel dan harus murni. Diantara gas
pembawa yang banyak digunakan adalah hidrogen, helium, nitrogen dan argon.
b) Pengontrol aliran
c) Injektor atau tempat untuk menyuntikkan sampel
d) Kolom
e) Detektor, merupakan instrumen yang berfungsi untuk merupakan sinyal analitik menjadi sinyal
listrik.
f) Rekorder, merupakan instrumen yang akan merubah sinyal listrik menjadi sinyal mekanik agar
bisa dibaca dalam bentuk data.
Gambar Instrumen Kromatografi Gas
3) HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Gambar Instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan kromatografi lainnya,
diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih tinggi, sensitivitas detektor
yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat
bermolekul besar dan berionik dan mudah untuk rekoveri sampel. HPLC boleh dibilang sebagai
teknik tercanggih dalam metode kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem instrumen
seperti pada kromatogarfi gas. Di dalam teknik ini juga digunakan tekanan dan kecepatan yang
cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi yang lebih baik
4) Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom, disebut demikian karena penggunaan kolom gelas pada metode ini. Proses
kromatografi kolom yang sering digunakan untuk memisahkan pigmen pada tumbuhan.
Campuran pigmen tersebut dimasukkan pada kolom gelas yang berisi aluminia. Pelarut
kemudian dialirkan agar membawa campuran melewati kolom. Pigmen akan bergerak turun
melewati kolom dengan kecepatan bergantung pada kuat tidaknya adsorpsi pigmen pada
aluminia. Pigmen yang teradsorp lemah pada aluminia akan melewati kolom dengan cepat
daripada pigmen yang teradsorp kuat. Pigmen ini akan terpisah dan terkumpul pada wadah
berbeda saat keluar dari kolom.
5) Kromatografi lapis tipis
Gambar Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin
dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.
Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut gel silika
atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam. Materi lain juga bisa
digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami pendarflour (fluorescence) dalam sinar
ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut
yang digunakan. Aplikasi dari teknik pemisahan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk
mengetahui jenis pada campuran asam amino tertentu. Kromatografi lapis tipis hampir sama
dengan metode kromatografi kertas. Perbedaannya terletak pada penggunaan pelat gelas atau
plastik pada kromatografi lapis tipis, pelat tersebut dilapisi dengan zat penyerap seperti alumina.
Pelarut akan merambat naik memisahkan campuran menjadi zat-zat penyusunnya.
Aplikasi kromatografi lapis tipis (KLT) sangat luas. Senyawa-senyawa yang mudah menguap
serta terlalu labil untuk kromatografi cair dapat dianalisis dengan KLT. Ia dapat pula untuk
memeriksa adanya zat pengotor dalam pelarut. Ahli kimia forsenik menggunakan KLT untuk
bermacam pemisahan. Pemisahan berguna dari plasticiser, antioksidan, tinta dan formulasi zat
perwarna dapat ditentukan dengan KLT. Pemakaiannya juga meluas dalam pemisahan
anorganik.
http://ummuchoridahummah.blogspot.co.id/2016/06/aplikasi-metode-pemisahan.html