256 : `qwq1
Data percobaan :
1. Kelarutan sulfonamida :
1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air panas.
Elkosin biasanya larut dalam air panas dandingin.
2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter.
3. Larut baik dalam aseton.
4. Sulfa-sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebasakan mudah larut
dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidaklariut dalam HCl encer.
5. Sulfa- sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalamHCl, misalnya
septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalamHCl, akan tetapi larut dalam NaOH.
6. Sulfa dengan gugusan SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasakdengan asam kuat
HCl atau HNO3.
2. A
DISKUSI
Metode pemisahan pada kromatografi sangat tergantung dari jenis fase diam
yang digunakan. Jenis fase diam yang digunakan menentukan interaksi yang terjadi
antara analit dengan fase diam dan fase gerak. Metode pemisahan pada kromatografi
terbagi menjadi :
Identifikasi senyawa.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan dalam pemurnian, isolasi dan
identifikasi produk alami seperti minyak atsiri, lilin, alkaloid, glikosida, steroid,
alkohol, protein, amina, antibiotik, dan lain sebagainya.
Analisis biokimia.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan dalam isolasi atau pemisahan metabolit
biokimia atau konstituen dari cairan tubuh, plasma darah, serum, urin dan lain-
lain.
1. FASE DIAM
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang
keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi
lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour
dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida.
Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan
tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
2. FASE GERAK
Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses
elusi bagi larutan umpan (feed) dalam sampel untuk melewati fasa diam (adsorbent).
Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan
komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen gula dalam tetes secara
kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat
digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran
pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah
jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal
sebagai deret eluotropik pelarut. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar,
dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (jel
silika). (Kantasubrata, 1993).
3. FASA PENDUKUNG
5. STRUKTUR