IV. Uraian
Kebanyakan zat padat terdapat dalam bentuk kristalen tunggal. Namun ada
beberapa zat, seperti karbon atau belerang, terdapat dalam lebih dari satu
modifikasi zat atau mengalami perubahan bentuk kristalen jika dipanaskan
atau diberi tekanan. Eksitensi suatu zat dalam lebih dari satu modifikasi
dikenal sebagai polimorfisme.
Tiap bentuk polimorfik suatu zat adalah stabil dalam jarak temperatur dan
tekanan tertentu dan transformasi dari bentu polimorfik satu ke bentuk yang
lain pada temperatur dan tekanan tertentu dikenal sebagai temperatur transisi
atau titik trasisi. Sulfur rombik stapil sampai pada temperatur 95,6℃ tekanan
atsmofir. Pada temperatur tersebut ia ditransformasikan menjadi sulfur
monoklinik. Sebaliknya pada pendingimam pelan-pelan pada sulfur
monoklinik, tidak akan terjadi transformasi sampai tercapai temperatur
95,6℃. Pada temperatur ini terjadi kesetimbangan antara sulfur monoklinik
dan sulfur rombik. Temperature tetap konstan sampai semua sulfur
monoklinik ditransformasikan seluruhnya menjadi sulfur rombik. Dalam hal
ini temperatur transisi tersebut mempunyai persamaan besar dengan titik
lebur atau dengan temperature peleburan dan kadang-kadang dipakai sebagai
titik yang pasti dalam termometri.
Dalam hal ini perubahan zat hampir seluruhnya bersifat reversibel dan
temperature transisinya pasti dan konstan. Seperti telah disebutkan dimuka
zat padat kristalen yang demikian sifatnya disebut enantiotropik. Namun
demikian ada pula zat padat kristalen yang bersifat monotropik. Suatu
kenyataan menunjukan bahwa jika suatu zat padat kristalen terdapat dalam
lebih dari satu bentuk dalam jarak temperatur dan tekanan yang sama, maka
hanya ada satu diantaranya yang lebih stabil. Lainya tidak stabil dan
cenderung untuk berubah secara kontinyu dan irenvesibel menjadi bentuk
stabil. Meskipun demikian sering kali kecepatan perubahannya sangat lambat
sehingga bentuk tidakstabil tersebut terlihat stabil karena menunjukan semua
ciri-ciri stabilitas. Sebagai contohnya adalah CaCO3 (aragonit). Meskipun
kelihatannya ia stabil tapi sebetulnya secara perlahan-lahan sekali
ditransformasikan menjadi CaCO3 kalsit yang stabil.
1. pengendapan (precipitation)
2. Granulasi Basah
pada proses granulasi basah, cairan pengikat (atau dengan cara lain,
dibahas kemudian) ditambahkan ke dalam massa serbuk dan diaduk dengan
alat yang sesuai untuk menghasilkan aglomerat atau granul, disebut
granulator
3. Spray Drying
4. Solid Dispersion
Dispersi padat adalah campuran yang homogen dari satu atau lebih
bahan aktif dalam matriks yang inert dengan tujuan untuk meningkatkan
bioavalibilitas oral dari bahan obat yang sukar
larut (Serajuddin,1999).Teknologi ini dapat memperkecil ukuran partikel
bahan obat dengan membentuk suatu campuran eutektik dari bahan obat
yang sukar larut dengan pembawa yang mudah larut dalam air, sehingga
dapat meningkatkan kelarutan serta absorpsi bahan obat.
Dispersi padat merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif
dalam pembawa inert atau matriks pada keadaan padat.