Anda di halaman 1dari 5

I.

Pokok Bahasan : Kristalografi Farmasi

II. Materi Bahasan : Aplikasi Polimorfisme

III. Deskripsi Singkat Materi Bahasan :

Polimorfisme adalah kristalisasi dari senyawa yang sama di lebih dari


satu arsitektur kristal yang berbeda dan berhubungan dengan pengaturan
kemasan kristal yang berbeda, fenomena ini sangat umum di bidang farmasi.
Karena memiliki struktur kristal yang berbeda, maka polimorf memiliki sifat
fisikokimia, titik leleh reaktivitas kimia, laju pelarutan dan bioavailabilitas
yang berbeda. Polimorfisme obat dapat memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap khasiat terapeutik terutama ketika laju disolusi adalah tahap penentu
laju penyerapan dalam saluran pencernaan. Setiap variasi dalam kelarutan,
disolusi, kerapatan, sifat alir dan bentuk kristal dapat mempengaruhi
penyerapan dan pada akhirnya bioavailabilitas obat. Beberapa metode atau
aplikasi yang dapat dipergunakan untuk pembentukan polimorf suatu padatan
obat adalah dengan menggunakan teknik kristalisasi dengan pelarut,
desolvasi, , beku kering (freeze drying),, pemanasan (heating), sublimasi,
penggilingan (milling), pengendapan (precipitation), pendinginan cepat
(quenching cooling), granulasi basah (wet granulation), spray drying, solid
dispersion.

IV. Uraian

Kebanyakan zat padat terdapat dalam bentuk kristalen tunggal. Namun ada
beberapa zat, seperti karbon atau belerang, terdapat dalam lebih dari satu
modifikasi zat atau mengalami perubahan bentuk kristalen jika dipanaskan
atau diberi tekanan. Eksitensi suatu zat dalam lebih dari satu modifikasi
dikenal sebagai polimorfisme.

Bentuk-bentuk polimorfik suatu zat biasanya, tapi tidak selalu merupakan


sistem-sistem kirtal yang berbeda. Misalnya belerang terdapat dalam bentuk
sulfur rombik dan sulfur monoklinik, kalsium karbonat terdapat sebagai kalsit
(trigonal) dan aragonik (sistem lain).
Polimorfisme yang terjadi pada unsur-unsur, seperti sulfur, lebih umum
dinamakan alotropi. Bilamana perubahan dari satu bentuk polimorfik
kebentuk polimorfik yang lain bersifat reversibel dikatakan perubahan
tersebut bersifat enantiotropik, tetapi bilamana transisinya terjadi hanya
dalam satu arah saja, misalnya dari bentuk menstabil ke bentuk stabil,
perubahan tersebut dikatakan monotropik. Air dan merkuri iodida adalah
senyawa polimorfik yang dapat terjadi dalam bentuk-bentuk enantiotropik.

Tiap bentuk polimorfik suatu zat adalah stabil dalam jarak temperatur dan
tekanan tertentu dan transformasi dari bentu polimorfik satu ke bentuk yang
lain pada temperatur dan tekanan tertentu dikenal sebagai temperatur transisi
atau titik trasisi. Sulfur rombik stapil sampai pada temperatur 95,6℃ tekanan
atsmofir. Pada temperatur tersebut ia ditransformasikan menjadi sulfur
monoklinik. Sebaliknya pada pendingimam pelan-pelan pada sulfur
monoklinik, tidak akan terjadi transformasi sampai tercapai temperatur
95,6℃. Pada temperatur ini terjadi kesetimbangan antara sulfur monoklinik
dan sulfur rombik. Temperature tetap konstan sampai semua sulfur
monoklinik ditransformasikan seluruhnya menjadi sulfur rombik. Dalam hal
ini temperatur transisi tersebut mempunyai persamaan besar dengan titik
lebur atau dengan temperature peleburan dan kadang-kadang dipakai sebagai
titik yang pasti dalam termometri.

Dalam hal ini perubahan zat hampir seluruhnya bersifat reversibel dan
temperature transisinya pasti dan konstan. Seperti telah disebutkan dimuka
zat padat kristalen yang demikian sifatnya disebut enantiotropik. Namun
demikian ada pula zat padat kristalen yang bersifat monotropik. Suatu
kenyataan menunjukan bahwa jika suatu zat padat kristalen terdapat dalam
lebih dari satu bentuk dalam jarak temperatur dan tekanan yang sama, maka
hanya ada satu diantaranya yang lebih stabil. Lainya tidak stabil dan
cenderung untuk berubah secara kontinyu dan irenvesibel menjadi bentuk
stabil. Meskipun demikian sering kali kecepatan perubahannya sangat lambat
sehingga bentuk tidakstabil tersebut terlihat stabil karena menunjukan semua
ciri-ciri stabilitas. Sebagai contohnya adalah CaCO3 (aragonit). Meskipun
kelihatannya ia stabil tapi sebetulnya secara perlahan-lahan sekali
ditransformasikan menjadi CaCO3 kalsit yang stabil.

Pada tahun-tahun belakangan ini polimorfisme telah mendapat perhatian,


disebabkan adanya fakta-fakta bahwa zat yang mempunyai bentuk-bentuk
polimorf menunjukan kelarutan berbeda untuk setiap polimorfnya. Untuk
obat-obat yang sukar larut, polimorfisme dapat mempengaruhi kecepatan
pelarutnya (disolusi). Sebagai hasilnya, satu polimorf dapat menunjukan efek
terapetik lebih aktif dari pada polimorf yang lain dari obat yang sama.

Contoh dari aplikasi polimorfisme adalah Sebagian besar obat merupakan


senyawa yang berbentuk kristal. Kristalinitas dari bahan tersebut sangat besar
pengaruhnya terhadap sifat fisiknya. Perubahan habit yang signifikan secara
farmesetik dapat menyebabkan perubahan kecepatan disolusi, aliran serbuk
dan kompresibilitas, dapat mempengaruhi proses produksi sediaan (contoh
aliran dan kompresibilitas selama proses pebuatan tablet) dan mempengaruhi
kegunaan sediaan. Kecepatan disolusi dipengaruhi oleh kondisi permukaan
dan rasio volume kristal, sebagai contoh bentuk jarum mengindikasikan
bahwa kristal tersebut mempunyai sifat alir yang buruk. Proses kristalisasi
mempengaruhi sifat obat secara fisik, stabilitas kimia, proses produksi dan
kemampuan biofarmasetik

Beberapa metode atau aplikasi yang dapat digunakan untuk pembentukan


polimorf suatu padatan obat

1. pengendapan (precipitation)

pengendapan adalah pembentukan zat padat yang terpisah dari suatu


larutan sehingga akan terbentuk fasa yang berbeda dengan larutan. Hal itu
dapat terjadi baik dengan mengubah yang sudah ada menjadi bentuk yang
tidak larut atau dengan mengubah komposisi pelarut untuk mengurangi
kelarutan zat terlarut di dalamnya. Kebalikan dari proses pengendapan ini
adalah proses pelarutan dimana suatu zat padat akan larut menjadi bentuk cair
yang homogen.

reaksi pengendapan banyak digunakan dalam bidang kimia analitik untuk


mengidentifikasi keberadaan kation dan anion sebagai bagian dari garam
dalam analisa kuantitatif.

Contoh aplikasi reaksi pengendapan ini adalah untuk menghilangkan ion


logam berat dalam suatu larutan berair. Sebagai contoh ion perak yang berada
dalam bentuk larutan garam yang larut dalam air seperti perak nitrat dapat
diendapkan dengan menggunakan agen pengendap yang mengandung ion
klorida seperti natrium klorida ataupun kalium klorida.

2. Granulasi Basah

granulasi merupakan perlakuan awal terhadap serbuk yang sukar untuk


dicetak menjadi massa yang dapat ditabletasi. granulasi adalah proses
peningkatan ukuran dimana partikel-partikel kecil digabungkan menjadi
partikel dengan ukuran lebih besar, membentuk aglomerat stabil sehingga
lebih mudah mengalir. sebagian besar serbuk tidak dapat dibentuk menjadi
tablet secara langsung karena kohesivitasnya rendah, tidak memiliki sifat
lubrikasi dan disintegrasi yang diperlukan dalam proses tabletasi.

pada proses granulasi basah, cairan pengikat (atau dengan cara lain,
dibahas kemudian) ditambahkan ke dalam massa serbuk dan diaduk dengan
alat yang sesuai untuk menghasilkan aglomerat atau granul, disebut
granulator

3. Spray Drying

Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi


kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubukatau kristal
melalui penguapan cairan. Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk
membentuk droplet, selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan
menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan
yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi,
dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat
berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan
yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil akhir produk yang
diinginkan.

4. Solid Dispersion

Dispersi padat adalah campuran yang homogen dari satu atau lebih
bahan aktif dalam matriks yang inert dengan tujuan untuk meningkatkan
bioavalibilitas oral dari bahan obat yang sukar
larut (Serajuddin,1999).Teknologi ini dapat memperkecil ukuran partikel
bahan obat dengan membentuk suatu campuran eutektik dari bahan obat
yang sukar larut dengan pembawa yang mudah larut dalam air, sehingga
dapat meningkatkan kelarutan serta absorpsi bahan obat.

Dispersi padat merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif
dalam pembawa inert atau matriks pada keadaan padat.

V. Pentingnya Materi Bahasan dalam Peekuliahan Farfis II


Mengetahui aplikasi pengkristalan dari suatu senyawa, agar dapat memilih
suatu bahan obat yang cocok. Hal-hal tersebut tergantung pada struktur fisik
dari zat aktif. Oleh karena itu diperlukan untuk memahami sifat-sifat fisik
dari setiap bentuk padat potensi dan hubungan antara bentuk-bentuk yang
berbeda untuk mengidentifikasi calon zat aktif dengan kemungkinan terbesar
keberhasilan terapinya.
VI. Referensi
Pharmaceutical Technology, Volume 40, Issue 3,pg 32-35
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 15, No. 2, Januari 2014,hal 88-94.

Anda mungkin juga menyukai