1. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobat
a n demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan
parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini
derivat dari aspirin
m a k a o b a t i n i t i d a k b o l e h d i g u n a k a n u n t u k a n a k ya n g m e n g i d a p
Sindrom Reye. (Siswandono, 2008).
2. Fentanyl
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit.
Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf
pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering
terjadi bila pemakaiannya sesusai aturan. Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan
dihentikana secara mendadak sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu
dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan
dihentikan. (Schunak, 1990)
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin.
O b a t i n i a m a t m a n j u r s e b a g a i p e n u r u n p a n a s d a n p e n g h i l a n g r a s a n ye
r i . Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis
(berkuranngnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgetik yang mengandung
piralozon perlu disertai resep dokter. (Mutschler, 1991)
Suhu (℃)
Kelompok Replikasi
T0 T1 T2 T4
1 33,5 36,3 34,6 32,8
2 35,6 35,8 35,3 33,2
3 33,6 36 36,1 36,1
CMC 4 32,1 34,6 34,2 34,1
5 34,2 36,6 36,3 36,9
𝑋̅ 33,8 35,86 35,3 34,62
SD 1,26 0,76 0,91 1,80
1 33,7 34,6 34,6 34,3
2 35,7 36,2 34,1 32,2
3 35,5 36,7 36,6 34,9
4 34,2 34,9 32,8 33,6
5 35,3 36,1 34,8 35,4
IBUPROFEN
𝑋̅ 34,88 35,7 34,58 34,08
SD 0,87 0,902 1,37 1,25
1 33,1 33,3 32,7 32,1
2 35,2 35,1 34 32,6
3 35,5 36 37,4 35,2
4 32,9 33,4 34,2 33,9
5 34,2 37 35,8 35,6
PCT
𝑋̅ 34,18 34,96 34,82 33,88
SD 1,18 1,61 1,81 1,54
1 34 35,9 34,4 34,4
2 34,6 35,1 35,9 32,3
3 36,3 36,2 36,9 33,3
4 34,6 33,5 35,1 32,7
5 36,7 36,9 35,1 35,7
DOSIS I 𝑋̅ 35,24 35,71 35,48 33,68
1,38
SD 1,18 0,801 0,95
1 33,2 35,6 33,6 33,9
DOSIS II 2 36 37,2 35,7 34,5
3 35,1 36,6 36,5 34,7
4 33,3 34 35,1 35,2
5 36,2 36,5 36,4 35,3
𝑋̅ 34,76 35,86 35,46 34,72
SD 1,43 1,31 1,18 0,57
Data SPSS
Descriptives
95% Confidence
Interval for
Mean
Descriptives
T0 CMCNa 35,37 32 36
IBUPROFEN 37,26 34 38
PARASETAMOL 35,65 33 36
BAHAN.UJI.DOSIS1 36,71 34 37
BAHAN,UJI,DOSIS2 36,55 33 36
Total 35,30 32 38
T1 CMCNa 36,46 35 36
IBUPROFEN 36,66 34 37
PARASETAMOL 36,97 33 37
BAHAN.UJI.DOSIS1 37,14 34 37
BAHAN,UJI,DOSIS2 37,53 34 37
Total 35,93 33 37
T2 CMCNa 36,43 34 36
IBUPROFEN 36,28 33 37
PARASETAMOL 37,07 33 37
BAHAN.UJI.DOSIS1 36,67 34 37
BAHAN,UJI,DOSIS2 36,93 34 37
Total 35,64 33 37
T3 CMCNa 36,86 33 37
IBUPROFEN 35,63 32 35
PARASETAMOL 35,79 32 36
BAHAN.UJI.DOSIS1 35,39 32 36
BAHAN,UJI,DOSIS2 35,42 34 35
Total 34,74 32 37
T0 ,310 4 20 ,868
T1 ,684 4 20 ,611
T2 ,835 4 20 ,519
T3 2,148 4 20 ,112
ANOVA
Total 44,182 24
Total 33,516 24
Total 36,590 24
Total 41,790 24
Multiple Comparisons
Tukey HSD
95% Confidence
Interval
Mean
Dependent Difference Std. Lower Upper
Variable (I) kel.uji (J) kel.uji (I-J) Error Sig. Bound Bound
Homogeneous Subsets
T0
Tukey HSDa
kel.uji N 1
CMCNa 5 33,80
PARASETAMOL 5 34,18
BAHAN,UJI,DOSIS2 5 34,76
BAHAN.UJI.DOSIS1 5 35,24
IBUPROFEN 5 35,74
Sig. ,149
T1
Tukey HSDa
kel.uji N 1
PARASETAMOL 5 34,96
IBUPROFEN 5 35,31
CMCNa 5 35,46
BAHAN.UJI.DOSIS1 5 35,52
BAHAN,UJI,DOSIS2 5 35,98
Sig. ,694
T2
Tukey HSDa
kel.uji N 1
IBUPROFEN 5 34,58
PARASETAMOL 5 34,82
CMCNa 5 35,30
BAHAN,UJI,DOSIS2 5 35,46
BAHAN.UJI.DOSIS1 5 35,48
Sig. ,803
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
T3
Tukey HSDa
kel.uji N 1
BAHAN.UJI.DOSIS1 5 33,68
PARASETAMOL 5 33,88
IBUPROFEN 5 34,08
CMCNa 5 34,62
BAHAN,UJI,DOSIS2 5 34,72
Sig. ,752
VII. Pembahasan
Pada percobaan efek antipiretik kami menggunakan hewan uji tikus dengan berat badan
berbeda-beda. Pada tikus 1 memiliki berat badan 70 gram, tikus 2 memiliki berat badan 100
gram, tikus 3 memiliki berat badan 110 gram, tikus 4 memiliki berat badan 100 gram, tikus
ke 5 memiliki berat badan 100 gram. Percobaan tersebut dilakukan untuk membandingkan
efek antipiretik dari tanaman dengan efek antipiretik pada obat paracetamol dan ibuprofen.
Paracetamol dan Ibuprofen adalah obat yang sudah dikenal semua orang dimana didalam obat
tersebut memiliki efek antipiretik atau dapat menurunkan suhu tubuh keadaan semula. Suhu
tubuh normal adalah 36-370C. Jika suhu tubuh di atas 370C maka disebut demam. Langkah
awal pada praktikum ini dengan menyuntikan larutan pepton pada masing-masing tikus,
larutan pepton disuntikan secara intrasubcutan yang berfungsi sebagai perangsang atau
menginduksi panas pada tikus. T0 adalah suhu awal tikus sebelum diinduksi, pengukuran
suhu pada tikus dilakukan di bagian rektal. Dan setiap tikus setelah diberi larutan pepton
ditunggu 30 menit kemudian diukur lagi suhu tubuhnya apakah mengalami kenaikan.
Kemudian diberi larutan uji lagi seperti CMC, Paracetamol, Ibuprofen, Infusa bunga sepatu
dosis 1 dan Infusa bunga sepatu dosis 2. Dan diukur T2 setelah 30 menit pemberian bahan uji.
Dan T3 setelah 45 menit pemberian bahan uji.
Secara teori pada saat tikus diinduksi dengan pepton suhu nya akan naik dan setelah di
beri bahan uji paracetamol, ibuprofen, dosis 1 daan 2 suhunya akan mengalami penurunan.
Tetapi pada CMC suhunya seharusnya tidak mengalami penurunan. Karena CMC tidak
memiliki efek antipiretik. Dari data diatas nilai SD paling besar setelah diberi bahan uji
adalah paracetamol yaitu 1,81 perbandingan antara dosis 1 dan 2 nilai SD pada T2 yang bagus
adalah 1,18 (dosis 2). Semakin besar nilai SD maka semakin besar juga efek antipiretik nya
begitupun sebaliknya semakin kecil nilai SD nya maka efek antipiretiknya sedikit.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan alam memiliki
efek antipiretik yaitu pada dosis II 400 mg/200 g BB tikus.