Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Farmakologi II

Percobaan II
ANTIPERETIK

Nama : NANANG
Nim : (1900076)
Prodi : D3 – 4B
Hari :
Nama dosen : Apt. Novia Sinata, M. Si
Nama asisten : 1. Jihan Fahiro Sasmito
2. MargarettaFebiola

Program Studi Diploma Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Yayasan Universitas Riau
2020 / 2021
OBJEK III
ANTIPRETIK

I. Tujuan
1. Memahami tekhnik evaluasi obat antiperetik
2. Memahami manifestasi dari demam dan penggunaan obat-obatan
antipretika serta penggunaan secara kimia
II. Prinsip
Antipretik adalah obat yang dapat menurunkan demam, dimana percobaan
ini dilakukan pada mencit
III. Tinjauan Pustaka

Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh


melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada
manusia hidup subur pada suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa
derajat dapat membantu tubuh melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan system
kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak
antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain untuk melawan infeksi (Anonim,
1979,)

Suhu tubuh normal bervariasi tergantung masing-masing orang, usia dan


aktivitas. Rata-rata suhu tubuh normal adalah 37 derajat C. Suhu tubuh kita biasanya
paling tinggi pada sore hari. Suhu tubuh dapat meningkat disebabkan oleh aktivitas
fisik, emosi yang kuat, makan, berpakaian tebal, obat-obatan, suhu kamar yang panas,
dan kelembaban yang tinggi. Ini terutama pada anak-anak. Suhu tubuh orang dewasa
kurang bervariasi. Tetapi pada seorang wanita siklus menstruasi dapat meningkatkan
suhu tubuh satu derajat atau lebih (Anonim, 1995)

Yang mengatur suhu tubuh kita adalah hipotalamus yang terletak di otak.
Hipotalamus ini berperan sebagai thermostat. Thermostat adalah alat untuk menyetel
suhu seperti yang terdapat pada AC. Hipotalamus kita mengetahui berapa suhu tubuh
kita yang seharusnya dan akan mengirim pesan ke tubuh kita untuk menjaga suhu
tersebut tetap stabil (Diphalma, J. R., Digregorio, G. J, 1986).

Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali
menyebabkan beberapa zat kimiawi tertentu beredar dalam darah kita dan mencapai
hipotalamus. Pada saat hipotalamus tahu bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan
mengeset thermostat tubuh kita lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita harusnya 37
derajat C, thermostat akan berkata bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita
harusnya 38,9 derajat C. Ternyatadengan suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara
tubuh kita berperang dalam melawan kuman dan membuat tubuh kita menjadi tempat
yang tidak nyaman bagi kuman (Ganong, William F, 2003).

Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam.
Namun, hal itu tidak mempengaruhi suhu tubuh normal jika ada demam.
Antipiretikbertindak atas hipotalamus untuk mengurangi kenaikan suhu telah
diluncurkan oleh interleukin. Setelah itu, tubuh akan beroperasi pada suhu yang lebih
rendah, yang mengakibatkan pengurangan demam. Antipiretik yang umum digunakan
seperti aspirin, parasetamol, dan lain-lain. Antipiretika adalah obat yang dapat
menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik mempunyai suatu efek pada
termostat hipotalamus yang berlawanan dengan zat pirogen. Penurunan demam oleh
antipiretik seringkali melalui pengurangan pembuangan panas daripada pengurangan
produksi panas. Sintesis PGE 2 tergantung pada peran enzim siklooksigenase. Asam
arakhidonat merupakan substrat siklooksigenase yang dikeluarkan oleh membran sel.
Antipiretik berperan sebagai inhibitor yang poten terhadap siklooksigenase. Potensi
bermacam-macam obat secara langsung berkaitan dengan inhibisi siklooksigenase
otak. Asetominophen merupakan penghambat siklooksigenase yang lemah di jaringan
perifer dan aktivitas antiinflamasinya tidak begitu berarti. Di otak, asetominofen
dioksidasi oleh sistem sitokrom p450 dan bentuk teroksidasinya menghambat enzim
siklooksigenase
Parasetamol sebagai pembanding mampu menurunkan suhu tubuh yang
demam, sesuai dengan mekanisme kerja dari parasetamol yang memiliki zat antipiretik
dan analgesic.Kandungan zat antipiretik akan bekerja keras menurunkan suhu tubuh
langsung dipusat pengatur suhu tubuh, yaitu didaerah otak tepatnya di hipotalamus
caranya dengan menghambat enzim siklooksigenase yang berperan pada sintesis
prostaglandin. Turunnya panas ini akan diikuti respon fisiologi berupa penurunan
produksi panas, peningkatan aliran darah ke kulit, dan mudahnya panas tubuh menguap
lewat kulit (Katzung, G. Bertram, 1998).

Kemudian Soedarmo, 2002 dalam Anonim, 2012,menyatakan bahwa


Parasetamol, yang memiliki kandungan zat antipiretik dan analgesik. Kandungan zat
antipiretik tersebut akan bekerja keras menurunkan suhu tubuh langsung dipusat
pengatur suhu tubuh, yaitu didaerah otak tepatnya di hipotalamus caranya dengan
menghambat enzim siklooksigenase yang berperan pada sintesis prostaglandin.
Turunnya panas ini akan diikuti respon fisiologi berupa penurunan produksi panas,
peningkatan aliran darah ke kulit, dan mudahnya panas tubuh menguap lewat kulit.(
Katzung, G. Bertram, 2002)

Obat yang dapat menurunkan demam disebut obat antipiretik, contohnya


Acetaminofen dan ibuprofen. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu
tubuh atau obat untuk menurunkan panas. Dapat menurunkan panas karena dapat
menghambat prostaglandin pada sistem saraf pusat (Kee, Evelyn R.Hayes, 1994).

Pada usia 0-5 bulan, ditemukan penggunaan obat antipiretik hanya jenis
acetaminophen saja sebesar 20% kasus. Mulai usia 6 bulan sampai >36 bulan mulai
dikonsumsi obat antipiretik jenis ibuprofen saja, acetaminophen saja dan kombinasi
acetaminophen-ibuprofen. Paling banyak penggunaan kombinasi
acetaminophenibuprofen pada usia 6-11 bulan sebesar 5,9%, penggunaan
acetaminophen saja juga pada usia 6-11 bulan sebesar 28% dan ibuprofen saja pada
usia 24- 35 bulan sebesar 8,2% (Kee, Evelyn R.Hayes, 1994)
IV. Alat dan Bahan
Hewan yang digunakan : mencit
Bahan yang digunakan : Ragi 10 % 0,5 ml/kg
bb,asetosal,parasetamol,antalgin,
50 dan 100 mg/kg bb
Alat yang digunakan : thermometer, timbangan,alat
suntik,gelas,stopwatch, dan
Alat gelas lainnya

V. Prosedur
1. Semua hewan yang digunakan ditimbang dan periksa teperatur dasar
tuuh nya
2. Hitung dosisi yang diperlukan untuk hewan
3. Suntikkan suspensi ragi dalam air suling secara intravena brachial
4. 15 menit kemudian hewan disuntikkan secara ip denga suspense obat
untuk kelompok 1 berikan asetosal kelompok 2 berikan parasetmol dan
kelompok 3 berikan berikan antalgin. Untuk kelompok 4 adalah
kelompok control yang hanya diberikan air suling
5. Catat suhu rectum pada menit ke 5,10,15,30,60 dan 120 setelah
penyuntikkan ragi
6. Table hasil saudara dan buat grafik hubungan antara waktu dan
temperature tubuh hewan
7. Bandingkan grafik hasil kelompok saudara dengan kelompok lain
8. Hitung persen proteksi
9. Bahsalah hasil saudara dan ambil kesimpulan percobaan.

VI. Data dan Hasil


KLP Perlakuan To T T15 T30 T45 T60
demam
1 Cmc 0,5-1%/Kg BB 37,3 34 - - - -
2 Antalgin 150 mg/Kg 37,6 35,9 36,2 35,5 35,8 36,3
Bb
3 Antalgin 100 mg/Kg 37,5 33,7 34,2 34,7 35,7 34,9
BB
4 Pct 150 mg/Kg Bb 37,8 33,2 33,1 34,0 34,5 34,3
5 Bupefen 150 mg/Kg 36,8 33,4 33,0 33,1 33,4 34.8
Bb

% proteksi = Suhu demam – suhu perlakuan/ suhu demam- suhu normal x 100
%

Pepton 12,5%  0,2 ml/20s

Kosentrasi 10 mg/ml

VAO = BB x Dosis/ kosentrasi

= 0,023kg x 100 mg/Kg BB/10 mg/ml

=0,23 ml

% proteksi menit ke 15= 33,7 – 34,2/33,7 – 37,5 x 100%=13,16%

% proteksi menit ke 30= 33,7- 34,7/33,7 -37,5 x 100%=26,31%

% proteksi menit kee 45= 33,7 – 35,7/33,7-37,5 x 100 %=52,63%

% proteksi menit ke 60 =33,7 – 34,9/33,7- 37,5 x 100%=31,58%


GRAFIK KERJA ANTIPERTIK WAKTU DAN DOSIS
37

36

35

34

33

32

31
Cmc 0,5-1mg/Kg antalgin 150 antalgin 100 Pct 150 mg/kg bb ibuprofen 150
BB mg/Kg Bb mg/kg BB mg/kg bb

T15 T30 T45 T60

Pembahasan

Pada percobaan kali ini melakukan obat antiperetik yang diberikan kepada

hewan mencit, antiperetik adalah obat yang dapat menurun temperatue suhu tubuh.obat

antiperetik banyak digunakan kalang dimasyrakat dari anak anak hingga dewasa. Uji

pengaruh perlakuan terhadap penurunan suhu tubuh kepada mencit terlebih dahulu

dilakukan pada tubuh nya dalam keadaan demam, oleh karena itu diperlukan demam

buatan. Untuk mendemamkan tubuh mencit yaitu dengan memberikan pepton yang

diinjeksi kan secara intramuscular brachial. Mencit yang digunakan pada kali ini

memiliki berat 23 g sehingga dilakukan perhitungan dosis yang dapat diberikan kepada

mencit untuk menurunkan suhu tubuh, dimana obat yang dilakukan pada kelompok

kami antalgin. Antalgin memiliki manfaat untuk meredakan rasa nyeri serta
menurunkan rasa panas. Obat ini digunakan untuk mengatasi sakit kepala,sakit gigi,

dan neri menstruasi dan menurunkan suhu tubuh.

Dosis antalgin dipasaran yaitu 500 mg berbentuk tablet, obat pct dipasaran

memiliki dosis 500 mg dan dosis bufen dipasaran yaitu 400 mg. obat antipretik ini

meiliki khasiat yang sama dan juga memiliki efek yang berbeda, pada percobaan kali

ini kita melihat kerja efek suatu obat dengan dosis yang berbeda. Dimana semakin

tinggi dosis suatu obat maka semakin cepat pula kerja suatu obat sehingga

mengahsilkan efek yang baik, namun obat yang diberikan terlalu besar dosis maka

dapat menyebabkan overdosis atau efek yang tidak di inginkan

Antalgin bekerja dengan cara menghambat produksi hormon prostaglandin,

yaitu hormon yang memicu peradangan, nyeri, dan demam, sedangkan Cara kerja dari

paracetamol adalah dengan menekan kemampuan tubuh untuk memproduksi zat yang

menyebabkan peradangan, yaitu prostaglandin. Saat produksi zat tersebut berhasil

dikurangi, tubuh tidak akan merasakan gejala sakit peradangan seperti nyeri dan juga

demam. Ibuprofen bekerja dengan cara menghalangi tubuh memproduksi

prostaglandin, yaitu senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Sebagai

dampaknya, nyeri dan peradangan menjadi berkurang. Selain mengatasi nyeri dan

peradangan, ibuprofen juga digunakan sebagai obat penurun panas.obat antipretik

banyak diguanakan dalam sehari untuk menurun kan pana suhu tubuh,dimana kondisi

suhu yang mengalmi tinggi atau mengalami demam dimana tubuh terdapat benda yang

berbahaya atau suatu disebut penyakit. Demam bukan merupakan suatu disebut
penyakit tetapi dibilang dikata kan respon dalam tubuh menyatakan ada benda yang

berbahaya yang dapat menyebabkan terjadi penyakit dalam tubuh. Mencit yang

digunakan pada kali ini adalah mencit jenis kelamin jantan yang sering digunakan

dalam pratikum dengan berat 23 g

Hal yang dilakukan dalam perlakuan pertama dimana berat mencit untuk

semua kelompok memiliki berat yang berbeda dan juga memiliki suhu awal pada tubuh

mencit berbeda, pengukuran suhu dapat di lakukan dengan menggunakan alat

thermometer suhu yang diberikan kepada mencit melalui dubur. Dari hasil pengamatan

yang diporoleh suhu awala untuk semua kelompok berbeda. Setalah itu dilakukan

pemberian pepton kepada mencit melalui dua rute yaitu subkutan dan intarmuskular

dan dibirakan selama 30 menit dan diukur kembali suhu tubuh mencit maka hasi yang

diporoleh untuk semua kelompok berbeda mengalami penurunan dari suhu awal. Hal

ini tidak sesuai yang diarapkan dimana pemberain pepton dapat menyebabkan suhu

tubuh mencit mengalami kenaikan namun kali ini tidak terjasi penaikan suhu. Hal yang

dapat terjadi kesalahan kali ini dimana pemberian obat pepton tidak benar, dan yang

kedua dosis yang diberikan kepada mencit juga salah dan yang terakhir adalah factor

fisiologi pada mencit.

Setelah melakukan pemberian pepton selanjutnya pemberian obat kepada

mencit secara oral dan obata yang diberikan kepada mencit tiap kelompok berbeda dan

dosis juga yang diberikan kepada mencit juga berbeda. Setelah itu dilakukan

pengamatan selama satu jam tiap 15 menit untuk melihat atau mengamati suhu tubuh
mencit apakah mengalami penurunan atau mengalami kenaikan suhu tubuh. Dari hasil

pengamata dalam waktu 15 menit mula dimana tiap kelompok memiliki hasil yang

berbeda dimana hal yang terjadi pada kelompok satu dimana tidak ada hasil tersebut

Karen hal ini obat yang diberikan kepada mencit mengalami overdosis dan juga 4

kelompok lainnya memiliki hasil yang berbeda kelompok 5 mengaalmi penurunan

suhu tubuh darai suhu demam. Pada menit ke 30 dimana juga mengalami hasil yang

berbda dimana hal tidak sesuai ddengan teori bahwasan hasil yang dilakukan pada

pratikum kali ini suhu mencit mengalami kenaikkan dari suhu demam. Dan juga pada

menit 45 dan menit ke 60 setelah mengamati hasil suhu tiap 15 menit kemudian

menghitung % protrksi,

Persentase proteksi antipretik merupakan kemampuan suatu bahan uji dalam

mengurangi penurunan suhu mencit yang disebabkan karena induksi oleh suatu obat

antiperetik. Dimana persen proteksi bertujuan untuk melihat persen tiap 15 meniti. Dari hasil

yang diperoleh persen proteksi ini dapat dilihat pada menit ke 15 – 45 persen proteksi

memiliki peningkatan sedangkan pada menit ke 60 persen proteksi memiliki penurunan.Hal

ini dapat disimpulkan bahwa tidak sesuai dengan literature teori tesrebut karena persen

proteksi memiliki peningkatan tiap 15 menit.

Dimana dapat dilihat semua kelompok bahwasan obat antipretik yang dapat

ekerja dengan baik adalah ibupropen walaupun ibuprofen tidak memiliki kerja efek

yang begitu besar pada saat melakukan dan juga pada obat lain dimana juga terjadi

kesalahan dalam menagamati pratikum kali ini, seharus nya obat yang diberikan
kepada mencit mengalami penurunan dari suhu demam hal ini meunjukkan terjadi

kesalahan dalam melakukan pratikum kali ini.

Adapun kesalahan yang dilakukan dalam pratikum kali ini dimana larutan

pepton yang dibuat mencit demam tidak bekerja, larutan yang dapat embuat mencit

demam adalah vaksin dpc-Ht yang dapat melakukan terjadi mencit demam. Namun

pada kali ini vaksin tersebut tidak ada maka digunakan pepton. Dan pada saat pratikum

terjadi kesalah rute pemberian obat dan cara melakukan pemberian obat kepada mencit.

Kesimpulan
1) Obat yang digunakan pada kali ini yaitu obat antipretikyang bekrja
menurun temperature suhu tubu
2) Dari hasil pengamatan bahwasan semua kelompok tidak memiliki hasil
yang diharap kan karena terjadi terjadi kesalahan dalam pemberian pepton
3) Pemberian pepton dapat menyebab kan mencit demam namun kali ini
mencit tidak mengalami demam hal ini karena terjadi factor fisiologis
pada mencit
4) obat yang diberikan antara lai ibuprofen,antalgin,parasetamol dimana obat
ini bekerja sebagai penurun suhu tubuh yang diberikan kepada mencit
5) Dari hasil semua kelompok dimana kelompok yang sedikit pendekatan
berhasil adalah kelompok 5 dengan kandungan obat ibuprofrn adapun
kelompok satu mengalami overdose pemberian obat kepda
mencit.sehingga menyebabkan mencit menjasi lemas.
Daftar Pustaka

Anonim, 1979, Farmakope Indonesi Edisi 3, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesi Edisi 4, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Diphalma, J. R., Digregorio, G. J, 1986. Basic Pharmacology in Medicine. 3th ed.
Mcgraw-hill Publishing Company: 319-20, New York
Katzung, G. Bertram, 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi keenam,
EGC,Jakarta
Katzung, G. Bertram, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi kedelapan,
EGC,Jakarta
Kee, Evelyn R.Hayes, 1994, Farmakologi, EGC, Jakarta.

Lampiran
Pemberian pepton pengecekan suhu pemberian obat secara
oral
Hasil perhitungan hasil laporan sementara

Pertanyaan
1) Jelaskan tempat pengaturam temperature tubuh di otak
2) Bagaimana mekanisme kerja obat antiperetik? Temukan efek samping
yang dapat muncul akibat penggunaan

Jawab
1) Pengaturan temperatur atau regulasi termal ialah suatu pengaturan
secara kompleks dari suatu fisiologi dimana terjadi keseimbangan antara
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan, Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus
melalui system umpan balik .Hipotalamus menerima seluruh impuls
dari eferen. Saraf eferen hypotalamus terdiri atas sarafsimpatik dan saraf
otonom, karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar
keringat, peredaran darah dan ventilasi paru. Keterangan suhu bagian
dalamtubuh diterima oleh reseptor panas di kulit yang diteruskan
melalui sistem aferen ke hipotalamus.Keadaan suhu tubuh diolah oleh
thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus.
Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila
terdapat kenaikan suhu tubuh, hipotalamus anterior akan mengeluarkan
impuls eferen sehingga akan terjadi vasodilatasi di kulit dan keringat
akan dikeluarkan. Selanjutnya panas akan dikeluarkan dari tubuh.
2) Di dalam tubuh manusia obat antipiretik akan bekerja dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin E1, yaitu suatu zat kimia dalam
tubuh yang berperan dalam proses terjadinya demam. Dengan cara kerjanya
tersebut obat antipiretik dapat menurunkan standar suhu tubuh ke nilai
normal, sehingga terjadi penurunan demam. Adapun efek samping
antiperetik adalah lergi pada kulit, gatal - gatal pada kulit, kepala terasa
pusing, mual, muntah, nyeri ulu hati, buang air besar berdarah warna hitam,
gangguan fungsi hati dan gangguan penyembuhan luka

Anda mungkin juga menyukai