Percobaan II
ANTIPERETIK
Nama : NANANG
Nim : (1900076)
Prodi : D3 – 4B
Hari :
Nama dosen : Apt. Novia Sinata, M. Si
Nama asisten : 1. Jihan Fahiro Sasmito
2. MargarettaFebiola
I. Tujuan
1. Memahami tekhnik evaluasi obat antiperetik
2. Memahami manifestasi dari demam dan penggunaan obat-obatan
antipretika serta penggunaan secara kimia
II. Prinsip
Antipretik adalah obat yang dapat menurunkan demam, dimana percobaan
ini dilakukan pada mencit
III. Tinjauan Pustaka
Yang mengatur suhu tubuh kita adalah hipotalamus yang terletak di otak.
Hipotalamus ini berperan sebagai thermostat. Thermostat adalah alat untuk menyetel
suhu seperti yang terdapat pada AC. Hipotalamus kita mengetahui berapa suhu tubuh
kita yang seharusnya dan akan mengirim pesan ke tubuh kita untuk menjaga suhu
tersebut tetap stabil (Diphalma, J. R., Digregorio, G. J, 1986).
Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali
menyebabkan beberapa zat kimiawi tertentu beredar dalam darah kita dan mencapai
hipotalamus. Pada saat hipotalamus tahu bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan
mengeset thermostat tubuh kita lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita harusnya 37
derajat C, thermostat akan berkata bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita
harusnya 38,9 derajat C. Ternyatadengan suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara
tubuh kita berperang dalam melawan kuman dan membuat tubuh kita menjadi tempat
yang tidak nyaman bagi kuman (Ganong, William F, 2003).
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam.
Namun, hal itu tidak mempengaruhi suhu tubuh normal jika ada demam.
Antipiretikbertindak atas hipotalamus untuk mengurangi kenaikan suhu telah
diluncurkan oleh interleukin. Setelah itu, tubuh akan beroperasi pada suhu yang lebih
rendah, yang mengakibatkan pengurangan demam. Antipiretik yang umum digunakan
seperti aspirin, parasetamol, dan lain-lain. Antipiretika adalah obat yang dapat
menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik mempunyai suatu efek pada
termostat hipotalamus yang berlawanan dengan zat pirogen. Penurunan demam oleh
antipiretik seringkali melalui pengurangan pembuangan panas daripada pengurangan
produksi panas. Sintesis PGE 2 tergantung pada peran enzim siklooksigenase. Asam
arakhidonat merupakan substrat siklooksigenase yang dikeluarkan oleh membran sel.
Antipiretik berperan sebagai inhibitor yang poten terhadap siklooksigenase. Potensi
bermacam-macam obat secara langsung berkaitan dengan inhibisi siklooksigenase
otak. Asetominophen merupakan penghambat siklooksigenase yang lemah di jaringan
perifer dan aktivitas antiinflamasinya tidak begitu berarti. Di otak, asetominofen
dioksidasi oleh sistem sitokrom p450 dan bentuk teroksidasinya menghambat enzim
siklooksigenase
Parasetamol sebagai pembanding mampu menurunkan suhu tubuh yang
demam, sesuai dengan mekanisme kerja dari parasetamol yang memiliki zat antipiretik
dan analgesic.Kandungan zat antipiretik akan bekerja keras menurunkan suhu tubuh
langsung dipusat pengatur suhu tubuh, yaitu didaerah otak tepatnya di hipotalamus
caranya dengan menghambat enzim siklooksigenase yang berperan pada sintesis
prostaglandin. Turunnya panas ini akan diikuti respon fisiologi berupa penurunan
produksi panas, peningkatan aliran darah ke kulit, dan mudahnya panas tubuh menguap
lewat kulit (Katzung, G. Bertram, 1998).
Pada usia 0-5 bulan, ditemukan penggunaan obat antipiretik hanya jenis
acetaminophen saja sebesar 20% kasus. Mulai usia 6 bulan sampai >36 bulan mulai
dikonsumsi obat antipiretik jenis ibuprofen saja, acetaminophen saja dan kombinasi
acetaminophen-ibuprofen. Paling banyak penggunaan kombinasi
acetaminophenibuprofen pada usia 6-11 bulan sebesar 5,9%, penggunaan
acetaminophen saja juga pada usia 6-11 bulan sebesar 28% dan ibuprofen saja pada
usia 24- 35 bulan sebesar 8,2% (Kee, Evelyn R.Hayes, 1994)
IV. Alat dan Bahan
Hewan yang digunakan : mencit
Bahan yang digunakan : Ragi 10 % 0,5 ml/kg
bb,asetosal,parasetamol,antalgin,
50 dan 100 mg/kg bb
Alat yang digunakan : thermometer, timbangan,alat
suntik,gelas,stopwatch, dan
Alat gelas lainnya
V. Prosedur
1. Semua hewan yang digunakan ditimbang dan periksa teperatur dasar
tuuh nya
2. Hitung dosisi yang diperlukan untuk hewan
3. Suntikkan suspensi ragi dalam air suling secara intravena brachial
4. 15 menit kemudian hewan disuntikkan secara ip denga suspense obat
untuk kelompok 1 berikan asetosal kelompok 2 berikan parasetmol dan
kelompok 3 berikan berikan antalgin. Untuk kelompok 4 adalah
kelompok control yang hanya diberikan air suling
5. Catat suhu rectum pada menit ke 5,10,15,30,60 dan 120 setelah
penyuntikkan ragi
6. Table hasil saudara dan buat grafik hubungan antara waktu dan
temperature tubuh hewan
7. Bandingkan grafik hasil kelompok saudara dengan kelompok lain
8. Hitung persen proteksi
9. Bahsalah hasil saudara dan ambil kesimpulan percobaan.
% proteksi = Suhu demam – suhu perlakuan/ suhu demam- suhu normal x 100
%
Kosentrasi 10 mg/ml
=0,23 ml
36
35
34
33
32
31
Cmc 0,5-1mg/Kg antalgin 150 antalgin 100 Pct 150 mg/kg bb ibuprofen 150
BB mg/Kg Bb mg/kg BB mg/kg bb
Pembahasan
Pada percobaan kali ini melakukan obat antiperetik yang diberikan kepada
hewan mencit, antiperetik adalah obat yang dapat menurun temperatue suhu tubuh.obat
antiperetik banyak digunakan kalang dimasyrakat dari anak anak hingga dewasa. Uji
pengaruh perlakuan terhadap penurunan suhu tubuh kepada mencit terlebih dahulu
dilakukan pada tubuh nya dalam keadaan demam, oleh karena itu diperlukan demam
buatan. Untuk mendemamkan tubuh mencit yaitu dengan memberikan pepton yang
diinjeksi kan secara intramuscular brachial. Mencit yang digunakan pada kali ini
memiliki berat 23 g sehingga dilakukan perhitungan dosis yang dapat diberikan kepada
mencit untuk menurunkan suhu tubuh, dimana obat yang dilakukan pada kelompok
kami antalgin. Antalgin memiliki manfaat untuk meredakan rasa nyeri serta
menurunkan rasa panas. Obat ini digunakan untuk mengatasi sakit kepala,sakit gigi,
Dosis antalgin dipasaran yaitu 500 mg berbentuk tablet, obat pct dipasaran
memiliki dosis 500 mg dan dosis bufen dipasaran yaitu 400 mg. obat antipretik ini
meiliki khasiat yang sama dan juga memiliki efek yang berbeda, pada percobaan kali
ini kita melihat kerja efek suatu obat dengan dosis yang berbeda. Dimana semakin
tinggi dosis suatu obat maka semakin cepat pula kerja suatu obat sehingga
mengahsilkan efek yang baik, namun obat yang diberikan terlalu besar dosis maka
yaitu hormon yang memicu peradangan, nyeri, dan demam, sedangkan Cara kerja dari
paracetamol adalah dengan menekan kemampuan tubuh untuk memproduksi zat yang
dikurangi, tubuh tidak akan merasakan gejala sakit peradangan seperti nyeri dan juga
prostaglandin, yaitu senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Sebagai
dampaknya, nyeri dan peradangan menjadi berkurang. Selain mengatasi nyeri dan
banyak diguanakan dalam sehari untuk menurun kan pana suhu tubuh,dimana kondisi
suhu yang mengalmi tinggi atau mengalami demam dimana tubuh terdapat benda yang
berbahaya atau suatu disebut penyakit. Demam bukan merupakan suatu disebut
penyakit tetapi dibilang dikata kan respon dalam tubuh menyatakan ada benda yang
berbahaya yang dapat menyebabkan terjadi penyakit dalam tubuh. Mencit yang
digunakan pada kali ini adalah mencit jenis kelamin jantan yang sering digunakan
Hal yang dilakukan dalam perlakuan pertama dimana berat mencit untuk
semua kelompok memiliki berat yang berbeda dan juga memiliki suhu awal pada tubuh
thermometer suhu yang diberikan kepada mencit melalui dubur. Dari hasil pengamatan
yang diporoleh suhu awala untuk semua kelompok berbeda. Setalah itu dilakukan
pemberian pepton kepada mencit melalui dua rute yaitu subkutan dan intarmuskular
dan dibirakan selama 30 menit dan diukur kembali suhu tubuh mencit maka hasi yang
diporoleh untuk semua kelompok berbeda mengalami penurunan dari suhu awal. Hal
ini tidak sesuai yang diarapkan dimana pemberain pepton dapat menyebabkan suhu
tubuh mencit mengalami kenaikan namun kali ini tidak terjasi penaikan suhu. Hal yang
dapat terjadi kesalahan kali ini dimana pemberian obat pepton tidak benar, dan yang
kedua dosis yang diberikan kepada mencit juga salah dan yang terakhir adalah factor
mencit secara oral dan obata yang diberikan kepada mencit tiap kelompok berbeda dan
dosis juga yang diberikan kepada mencit juga berbeda. Setelah itu dilakukan
pengamatan selama satu jam tiap 15 menit untuk melihat atau mengamati suhu tubuh
mencit apakah mengalami penurunan atau mengalami kenaikan suhu tubuh. Dari hasil
pengamata dalam waktu 15 menit mula dimana tiap kelompok memiliki hasil yang
berbeda dimana hal yang terjadi pada kelompok satu dimana tidak ada hasil tersebut
Karen hal ini obat yang diberikan kepada mencit mengalami overdosis dan juga 4
suhu tubuh darai suhu demam. Pada menit ke 30 dimana juga mengalami hasil yang
berbda dimana hal tidak sesuai ddengan teori bahwasan hasil yang dilakukan pada
pratikum kali ini suhu mencit mengalami kenaikkan dari suhu demam. Dan juga pada
menit 45 dan menit ke 60 setelah mengamati hasil suhu tiap 15 menit kemudian
menghitung % protrksi,
mengurangi penurunan suhu mencit yang disebabkan karena induksi oleh suatu obat
antiperetik. Dimana persen proteksi bertujuan untuk melihat persen tiap 15 meniti. Dari hasil
yang diperoleh persen proteksi ini dapat dilihat pada menit ke 15 – 45 persen proteksi
ini dapat disimpulkan bahwa tidak sesuai dengan literature teori tesrebut karena persen
Dimana dapat dilihat semua kelompok bahwasan obat antipretik yang dapat
ekerja dengan baik adalah ibupropen walaupun ibuprofen tidak memiliki kerja efek
yang begitu besar pada saat melakukan dan juga pada obat lain dimana juga terjadi
kesalahan dalam menagamati pratikum kali ini, seharus nya obat yang diberikan
kepada mencit mengalami penurunan dari suhu demam hal ini meunjukkan terjadi
Adapun kesalahan yang dilakukan dalam pratikum kali ini dimana larutan
pepton yang dibuat mencit demam tidak bekerja, larutan yang dapat embuat mencit
demam adalah vaksin dpc-Ht yang dapat melakukan terjadi mencit demam. Namun
pada kali ini vaksin tersebut tidak ada maka digunakan pepton. Dan pada saat pratikum
terjadi kesalah rute pemberian obat dan cara melakukan pemberian obat kepada mencit.
Kesimpulan
1) Obat yang digunakan pada kali ini yaitu obat antipretikyang bekrja
menurun temperature suhu tubu
2) Dari hasil pengamatan bahwasan semua kelompok tidak memiliki hasil
yang diharap kan karena terjadi terjadi kesalahan dalam pemberian pepton
3) Pemberian pepton dapat menyebab kan mencit demam namun kali ini
mencit tidak mengalami demam hal ini karena terjadi factor fisiologis
pada mencit
4) obat yang diberikan antara lai ibuprofen,antalgin,parasetamol dimana obat
ini bekerja sebagai penurun suhu tubuh yang diberikan kepada mencit
5) Dari hasil semua kelompok dimana kelompok yang sedikit pendekatan
berhasil adalah kelompok 5 dengan kandungan obat ibuprofrn adapun
kelompok satu mengalami overdose pemberian obat kepda
mencit.sehingga menyebabkan mencit menjasi lemas.
Daftar Pustaka
Lampiran
Pemberian pepton pengecekan suhu pemberian obat secara
oral
Hasil perhitungan hasil laporan sementara
Pertanyaan
1) Jelaskan tempat pengaturam temperature tubuh di otak
2) Bagaimana mekanisme kerja obat antiperetik? Temukan efek samping
yang dapat muncul akibat penggunaan
Jawab
1) Pengaturan temperatur atau regulasi termal ialah suatu pengaturan
secara kompleks dari suatu fisiologi dimana terjadi keseimbangan antara
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan, Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus
melalui system umpan balik .Hipotalamus menerima seluruh impuls
dari eferen. Saraf eferen hypotalamus terdiri atas sarafsimpatik dan saraf
otonom, karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar
keringat, peredaran darah dan ventilasi paru. Keterangan suhu bagian
dalamtubuh diterima oleh reseptor panas di kulit yang diteruskan
melalui sistem aferen ke hipotalamus.Keadaan suhu tubuh diolah oleh
thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus.
Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila
terdapat kenaikan suhu tubuh, hipotalamus anterior akan mengeluarkan
impuls eferen sehingga akan terjadi vasodilatasi di kulit dan keringat
akan dikeluarkan. Selanjutnya panas akan dikeluarkan dari tubuh.
2) Di dalam tubuh manusia obat antipiretik akan bekerja dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin E1, yaitu suatu zat kimia dalam
tubuh yang berperan dalam proses terjadinya demam. Dengan cara kerjanya
tersebut obat antipiretik dapat menurunkan standar suhu tubuh ke nilai
normal, sehingga terjadi penurunan demam. Adapun efek samping
antiperetik adalah lergi pada kulit, gatal - gatal pada kulit, kepala terasa
pusing, mual, muntah, nyeri ulu hati, buang air besar berdarah warna hitam,
gangguan fungsi hati dan gangguan penyembuhan luka