Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara membuat,
meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, serta menganalisis
obat-obatan dan pengobatannya. Sejalan dengan perkembanagan ilmu
pengetahuan, ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah
menjadi ilmu yang lebih khusus tetapi saling berkaiatan, salah satu cabang ilmu
farmasi adalah farmakologi.
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah, asal usul obat, sifat
fisika serta kimiawi, efek terhadap fungsi biokimia serta faal, cara kerja, absorpsi,
cara mencampur dan juga membuat obat, biotransformasi dan juga eksresi,
penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya. Salah satu penyakit penyakit cukup
serius dan penyebab nmor satu kematian bayi adalah diare.
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari. Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di
masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Penyakit diare adalah penyakit yang
sangat berbahaya dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa
menyerang seluruh kelompok usia baik laki–laki maupun perempuan, tetapi
penyakit diare dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi
banyak terjadi pada bayi dan balita, menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO
—World Healt Organitation) Penyakit mencret atau diare adalah penyebab nomor
satu kematian balita diseluruh dunia. Yang membunuh lebih dari 1,5 juta orang
pertahun.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada bagian perut. Meskipun tidak
membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu mendapatkan perhatian
serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Dehidrasi
dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi
keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok. Untuk
mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit. Karena itu, penderita diare
harus banyak minum air dan diberi obat antidiare.
Antidiare adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala
diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya cairan yang keluar kadang-
kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah. Diare terjadi karena adanya
rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek
mempercepat peristaltik usus.
Obat-obat kimia antidiare dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
yaitu golongan obat antimotilitas, adsorben, obat yang mengubah transpor
elektrolit dan cairan. Kelompok obat yang seringkali digunakan pada diare adalah
kemoterapeutika, obstipansia, dan spasmolitika. Salah satu contohnya adalah
loperamid.
Loperamid adalah opioid yang paling tepat untuk efek lokal pada usus
karena tidak mudah menembus ke dalam otak. Oleh karena itu, Loperamid hanya
mempunyai sedikit efek sentral dan tidak mungkin menyebabkan ketergantungan.
Jika dikombinasi dengan antibiotik, loperamide akan mengurangi frekuensi diare
dan memperpendek durasi diare. Selain itu dapat digunakan adsorben.
Adsorben adalah senyawa-senyawa yang menyerap (adsorb) air. Adsorben
yang diminum secara oral mengikat air dalam usus kecil dan usus besar dan
membuat feces-feces diare kurang berair. Mereka mungkin juga mengikat kimia-
kimia beracun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang menyebabkan usus kecil
mensekresikan cairan. Salah satu absorbenst utama adalah norit.
Norit merupakan tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus
norit membentuk sistem kolid yang dapat mengadsorpsi gas/zat racun. Norit
bersifat netral dan dapat mengadsorpsi molekul netral lebih banyak daripada
elektrolit. Kemampuan norit menyerap zat-zat organik sangat bergantung pada
luas permukaan porinya. Makin besar luas permukaan partikelnya maka makin
besar daya serapnya.
Pengujian antidiare menggunakan metode transit intestinal merupakan
metode yang digunakan untuk mengukur jarak tempat suatu marker dalam waktu
tertentu terhadap panjang usus keseluruhan setelah diberi larutan uji. Parameter
yang diamati pada praktikum kali ini meliputi konsistensi feses, bobot feses,
waktu berlangsungnya diare dan panjang usus yang dilalui norit.
Berdasarkan latar belakang diatas maka maka dilakukan pecobaan “Efek
Obat Diare pada Hewan Uji”. Dengan tujuan untuk menganalisis efek dari obat
loperamid dan norit pada hewan uji mencit serta melihat panjang jalur yang
dilewati oleh marker norit antara pilorus dan sepanjang usus halus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan diare, anastesi dan euthanasia?
2. Apa saja obat yang dapat di golongkan kedalam antidiare?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat antidiare?
4. Bagaimana proses terjadinya diare dalam tubuh?
5. Bagaimana kerja penginduksi diare sehingga dapat menyebabkan diare
pada hewan coba?
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui apa itu diare, anastesi, dan euthanasia
2. Untuk mengetahui obat yang dapat digolongkan kedalam antidiare
3. Untuk mengetahui mekamisme kerja obat antidiare
4. Untuk mengetahui proses terjadinya diare tubuh
5. Untuk mengetahui kerja penginduksi diare sehingga dapat menyebabkan
diare pada hewan coba.
1.4 Prinsip Percobaan
Pada metode transit intestinal efek obat antidiare diamati dengan
membandingkan panjang jalur yang dilewati oleh marker norit antara pilorus dan
sepanjang usus halus.
1.5 Manfaat
Manfaat dari pecobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui mekanisme
dari obat loperamid dan norit sebagai obat antidiare. Mahasiswa juga dapat
mengetahui efek dari pemberian obat loperamid dan norit terhadap diare pada
mencit. Serta mengetahui bagaimana panjang jalur yang dilewati oleh marker
norit antara pilorus dan sepanjang usus halus.

Anda mungkin juga menyukai