Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“Obat stimulan”

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Farmakologi)


Dosen Pembimbing : apt. H. Ahmad Azrul Zuniarto, M. Farm.

Disusun Oleh :

Sutisna alif faturrahman


01022113
Kelompok 2

Semester 2D

PROGRAM SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS YPIB CIREBON
TAHUN 2023 M/1444 H

1. Judul
Obat stimulan
2. Tujuan
 Memahami efek berbagai dosis dari coffein sebagai stimulan.
 Mengenai macam-macam alat yang di gunakan digunakan untuk menguji efek
stimulan.
3. Tinjauan pustaka
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
berkesinambunganserta terutama terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme
sistem saraf,lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Susunan
sarafterdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiridari
otak (ensevalon) dan medula spinalis (sumsum tulang belakang).

Neuron transmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impulsdari
neuron pre-sinapsis menuju neuron post-sinapsis. Neurontransmitter adabermacam-
macam, misalnya asetilkolinyang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin sertaserotonin yangterdapa di otak. Synaps dimana
respon postsynaptic terhadapneurotransmitter berbentuk polarisasi, walau pun
depolarisasinya tidak mencapaibatas threshold (ambang), sehingga tidak terjadi potensial
aksi. Neurotransmitter yang mengakibatkan eksitasi : asetilkolin, noradrenalin, serotonin,
dopamine danhistamine, asam glutamat dan asam aspartat. Inhibisi : potesial inhibisi
postsinaps (Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) Berlawanan dengan eksitasi.
Padainhibisi yang terjadi adalah hyperpolarisasi karena K+ menjadi permeable
dankeluar dari sel sehingga potensial membran berubah sehingga lebih
sulitdirangsang. Neurotransmitter yang menimbulkan inhibisi antara lain GABA
(Gamma Amno Butiric acid).

Obat-obatan stimulant susunan saraf pusat adalah obat-obatan yang dapat bereaksi
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap susunan saraf pusat. Efek perangsangan
susunan saraf pusat baik oleh obat yang berasal dari alam ataupun sintetik dapat
diperlihatkan pada hewan dan manusia. Perangsangan SSP oleh obat pada umumnya melalui
dua mekanisme yaitu mengadakan blockade sistem penghambatan dan meninggikan
perangsangan sinaps. (sunaryo 1995).

obat yang termasuk golongan obat stimulansia pada umumnya ada dua mekanisme
yaitu: memblokade sistem penghambatan dan meninggikan perangsangan synopsis. sensasi
yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih fokus. otak menjadi
lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan muncul kondisi arogan
yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan obat ini. Pupil akan berdilatasi (melebar).
nafsu makan akan sangat ditekan. hasrat ingin pipis juga akan ditekan. Tekanan darah
bertendensi untuk naik secara signifikan. secara mental pengguna akan mempunyai rasa
percaya diri yang berlebih dan merasa lebih senang.

obat stimulansia ini bekerja pada sistem saraf dengan meningkatkan transmisi yang
menuju atau meninggalkan otak. stimulan dapat meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh
dan tekanan darah. Pengaruh fisik lainnya adalah menurunkan nafu makan pupil dilatasi,
banyak bicara, agitasi dan gangguan tidur. bila pemberian stimulant berlebihan dapat
menyebabkan kegelisahan, panic, sakit kepala, kejang perut, agresif dan paranoid. Bila
pemberian berlanjut dan dalam waktu lama dapat terjadi gejala tersebut di atas dalam
waktu lama pula. hal tersebut dapat menghabat kerja obat depresan seperti alcohol,
sehingga sangat menyulitkan penggunaan obat tersebut. (sunardi, 2006).

banyak orang mengambil stimulan dengan sedikit efek samping. lain-lain mengalami
masalah ringan dan ada pula yang tidak dapat mentoleransi stimulan. Sering kali kita dapat
mengobati efek samping yang mengganggu sehingga individu dapat terus mengambil
stimulan.
 Sakit kepala: jika ini tidak membaik dengan waktu, kami dapat mengurangi dosis
atau beralih ke stimulan lain.
 Perasaan gelisah: menghilangkan kafein atau stimulan-jenis obat. sebuah dosis kecil-
beta blocker (sejenis obat tekanan darah) dapat memblokir tremor atau kegelisahan.
 Tidur kesulitan: ini lebih sering dengan stimulan-bertindak lagi seperti Dexedrine
spansules. Namun, masalah tidur kadang-kadang disebabkan oleh AD/HD bukan
obat.
 Lekas marah: Kadang-kadang lekas marah mungkin karena AD/HD atau gangguan
kejiwaan yang lain.
 Depresi: ini mungkin merupakan efek tertunda dari obat stimulan. ini mungkin lebih
umum dengan-akting stimulan panjang. skrining untuk riwayat depresi, dan
mengobati depresi yang sudah ada bersama dapat meminimalkan ini. jika depresi
yang benar-benar berhubungan dengan obat, seseorang mungkin beralih ke kelas
lain dari obat untuk mengobati AD/HD. Ini-line obat kedua akan meliputi
antidepresan trisiklik dan bupropion (Wellbutrin).
 Psikosis atau paranoia: Ini adalah efek samping yang jarang. Mereka mungkin terjadi
pada seorang individu yang sudah cenderung untuk reaksi psikotik. mereka juga
dapat terjadi ketika seseorang mengambil overdosis stimulan. Hal ini penting untuk
menyaring dan mengobati gangguan kejiwaan tertentu lainnya sebelum memulai
stimulan.
4. Alat dan Bahan

Alat Praktikum Bahan Praktikum


Timbangan Caffein
Stopwact Aquadest
Plat form Tikus Putih
Sonde
Tali & bejana plastik
Spuit 1cc
Sarung tangan
Masker
5. Cara Kerja
1. Tikus di bagi menjadi 3 kelompok :
- Kontrol positif
- Kontrol negatif
- Tanpa perlakuan
2. Menimbang tikus putih.
3. Menghitung dosisd engan tabel kontrol.
4. Melakukan pengenceran obat.
5. Tikus dengan kontrol positif di berikan caffein , tukus dengan kontrol negatif
diberikan aquadest, dan tikus tanpa perlakuan tidak di berikan larutan apapun.
6. Lalu lakukan uji caba force swim dan hitunglah berapa lama tikus bertahan untuk
berenang. Catat dan bandingkan hasilnya.
NO. HEWAN UJI PERLAKUAN WAKTU TENGGELAM
1. Tikus I Kafein 3 menit
2. Tikus II Aqudest 1 menit
3. Tikus III Normal 3 menit
6. Data Pengamatan
7. Pembahasan
Kafein adalah stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan
secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat
meningkatkan tingkat kewaspadaan sehingga rasa ngantuk dapat ditekan. Kafein juga
merangsang sistem saraf pusat dengan cara menaikkan tingkat kewaspadaan, sehingga
fikiran lebih jelas dan terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik.
Dalam percobaan praktikum kali ini dilakukan tiga percobaan dimana pada tikus
pertama di berikan larutan kuku bima sebagai kafein dan tikus kedua di berikan
larutan aquades dan tikus ketiga tidak di berikan apapun atau tanpa perlakuan, lalu di
lakukan pengujian dengan metode uji forced swim test pada masing masing tikus.
Dari percobaan yang di lakukan mendapatkan kan hasil bahwa tikus yang di berikan
larutan kuku bima lebih lama dalam bertahan berenang di bandingkan yang di berikan
larutan aquades, tetapi pada tikus normal menhasil waktu yang sama pada tikus yang
kontrol positif hal ini mungkin karena dari fisik tikus itu sendiri sehingga tikus
tersebut dapat berenang dengan waktu yang sama pada tikus kontrol positif.
8. Kesimpulan
 Obat stimulan mengurangi keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan
tingkat kewaspadaan sehingga rasa ngantuk dapat ditekan.
 Pada tikus yang di berikan kuku bima sebagai kafein waktu untuk
tenggelamnya lebih lama di bandingkan tikus yang di berikan.
 Kondisi kesehatan juga berpengaruh dalam praktikum ini dikarenakan tikus
yang tanpa perlakuan waktu lama berenangnya sama dengan tikus kontrol
positif.
Daftar pustaka
 Sunaryo., (1995). Perangsang Susunan Saraf Pusat, dalam Farmakologi Dan Terapi.
Editor Sulistia G. Ganiswara. Edisi Keempat. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 223-224
 Utama, Hendra., Vincent HS Gan., (1995). Antikonvulsan, dalam Farmakologi dan
Terapi Bab 12. Editor Sulistia G. Ganiswara. Edisi Keempat. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 163-165
 Anonim.2008.Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI: Jakarta.
 Sunardi. 2006. Obat-obatan yang Berkaitan dengan Stimulassi Sistem Syaraf Pusat.
Jakarta anoes z.n.2002.Arsprescribendi jilid 3. Airlangga University
Press: Surabaya.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai