Anda di halaman 1dari 1

HIPOTESIS Rute pemberian obat mempengaruhi absorbsi obat.

Secara teoritis, onset yang paling cepat secara berurutan adalah i.p.>s.c.>p.o. Cara pemberian secara intraperitoneal (i.p.) merupakan rute pemberian yang menghasilkan onset paling cepat karena diberikan ke dalam rongga perut dan langsung menuju sistem sirkulasi darah. Sedangkan pada rute pemberian sub cutan (s.c.) adalah melalui lapisan kulit ke dalam jaringan longgar di bawahnya, dan terdapat jaringan lemak dapat menghambat obat untuk sampai ke pembuluh darah, terutama untuk obat yang bersifat lipofilik. Onset paling lambat adalah rute pemberian per oral (p.o.), karena pemberian melalui saluran pencernaan, maka obat harus diabsorbsi dulu oleh lambung dan usus halus, masuk ke sirkulasi sistemik, didistribusikan ke jaringan atau organ tempat obat bekerja barulah menimbulkan efek.

TUGAS Berdasarkan teori kecepatan absorbsi (ditinjau dari waktu onset), urutan onset obat dari yang paling cepat adalah i.p.>s.c.>p.o. Hal ini disebabkan karena pada rute pemberian intraperitoneal (i.p.) obat masuk melalui dinding peritoneum ke dalam cavum abdominalis yang terdapat banyak pembuluh darah dan luas permukaan untuk absorbsi lebih besar sehingga obat lebih cepat diabsorbsi ke dalam sistem sirkulasi, didistribusikan ke jaringan atau organ sasaran tempat obat bekerja, dan akhirnya menghasilkan efek. Sedangkan rute pemberian sub cutan (s.c.) lebih lambat dibanding i.p. karena di bawah jaringan kulit jumlah pembuluh darah tempat absorbsi obat lebih sedikit daripada jumlah pembuluh darah di peritoneum, juga di

Anda mungkin juga menyukai