Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR SEMI PADAT

“SIRUP PARACETAMOL”

Dosen Pengampu : apt. Dewi Ekowati, M.Sc.

Disusun Oleh :

Maharani Putri Wijayanti (24185381A)

Kelompok A

2021/2022

S1 FARMASI

UNIVERSITAS SETIABUDI

SURAKARTA
TUJUAN :

1. Menentukan angka kelarutan suatu bahan obat


2. Memahami prinsip dasar dan evaluasi pembuatan sediaan sirup dan elixir

Dasar Teori :

Sirup adalah sediaan cair ang berupa larutan mengandung sakrosa,


kecualidinatakan lain, kadar sakrosa, tidak kurang dari (64 % dan tidak lebih dari
66,0% (Farmakope indonesia III). Sirup merupakan sediaan cair ang ditandaidengan
rasa manis serta memiliki konsistensi kental. Memungkinan mengandung sukrosa
pada konsistensi minimal yaitu 45% m/m. Rasa yang manis juga diperoleh dari
penggunaan pemanis atau poliol. Sirup pada umumnya mengandung aromatic atau
perasa. Setiap dosis dari wadah multidose dielola dengan perangkat ang cocok gar
datamengukur volume yang telah ditentukan. Perangkat ini dapat nerupa sendok atau
cukup untuk volume 1 ml ataupun kelipatannya (British Pharmacopea, 2009).

Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara
tradisional mengandung zat penyedap, misalnya cherry, cokelat, jeruk, raspberry.
Sebuah sirup yang tidak diberi perasa terdiri dari larutan yang mengandung 85%
sukrosa. Agen terapetik mungkin baik jika langsung dimasukkan ke dalam sistem ini
atau dapat ditambahkan sebagai sirup yang sedang dipersiapkan. Komponen utama
dari sirup adalah air yang terpurifikasi, gula atau sukrosa pengganti gula *pemanis
buatan, bahan pengawet, perasa, pewarna (Jones, 2008).

Solvent merupakan komponen utama cair yang dimasukkan menjadi formulasi


untuk meningkatkan kelarutan yang buruk menjadi tingkat kelarutan yang dibutuhkan.
Dalam formulasi farmasi solusi untuk pembeian oral, larutan air lebih disukai karena
kurangnya toksisitas air sebagai pelarut. Kosolvent yang umum digunakan adalah
gliserol, peropilenglikol, etanol, polietilenglikol. Prediksi kelarutan agen terapetik
dalam suatu campuran sistem pelarut (pelarut, air, dan Kosolvent yang dipilih adalah
sulit karena dapat menimbulkan efek dari banyak variable kelarutan (Jones, 2008).

Paracetamol (Asetaminofen) merupakan obat analgetic non narkotik dengan


cara kerja menghambat sintesis prostahlandin terutama di system syaraf pusat (SSP).
Parasetamol digunakan secara luas di berbagail negara baik dalam bentuk sediaan
tunggal sebagai analgetic-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam
sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Lusiana Darsono,
2002).
Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan
telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen)
mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang
dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993). 

Alat dan Bahan :

Alat : Beker glas, batang pengaduk, gelas ukur, piknometer, pH meter, viskometer

Bahan : Formula
Cara Kerja :

Formula 1

Parasetamol di beri aquades 50 ml aduk ad homogen

Larutkan gula dengan air 50 ml aduk sampai larut tambahkan Na benzoat


aduk sampai larut.

Campur sediaan parasetamol dan larutan gula dan Na benzoat aduk ad


homogen dan tambahkan aquades ad 60 ml

Amati sediaan cair yg terjadi Larutan / suspensi


Formula 2

Parasetamol ditambah alkohol amati apa yg terjadi

Tambahkan Propilenglikol amati apa yang terjadi

Larutkan gula dengan air 50 ml aduk sampai larut tambahkan Na benzoat


aduk sampailarut

Campur sediaan parasetamol dan larutan gula dan Na benzoat aduk ad


homogen ditambah aquades ad 60 ml

Amati sediaan cair yg terjadi Larutan / suspensi

Formula 3

Parasetamol ditambah prolen glikol amati apa yg terjadi

larutkan gula dengan air 50 ml aduk sampai larut tambahkan Na benzoat


aduk sampailarut

Campur sediaan parasetamol dan larutan gula dan Na benzoat aduk ad


homogen ditambah aquades ad 60 ml
Amati sediaan cair yg terjadi Larutan / suspensi

Uji Organoleptis
Mengamati bau, warna, rasa, dan bentuk

Uji pH
1. Melakukan kalibrasi dengan standar pH 7, 9 dan 4
2. Setiap akan mengganti pH standar lain maka elektroda harus di bilas
dengan aquadest
3. Mengukur pH dari sediaan sirup F1, F2, dan F3

Uji Viskositas
1. Menyiapkan alat viskotester dan pilih 0,3 untuk sediaan yang encer
2. Memilih spinder yang sesuai sampai viskositas terbaca lalu pasang alat,
dan hidupkan
3. Membaca skala viskositas

Uji Berat Jenis


Menggunakan alat piknometer

Uji Volume Terpindahkan


Alat dan bahan : Sample, gelas ukur, penggaris, aquadest
Cara :
1. Memilih 30 dari sediaan yang akan kita uji, lalu ambil 10 sediaan terlebih
dahulu untuk diuji
2. Kocok sediaan satu persatu
3. Menyiapkan gelas ukus dengan kapasitasnya tidak lebih dari 2,5 kali
volume
sediaan
4. Mengkalibrasi gelas ukur dg air sesuai volume sediaan, tandai dengan
spidol
5. Air dikeluarkan, lalu uji volume terpindahkan sediaan dengan cara
Menuangkan sediaan dengan hati-hati didalam gelas ukur
6. Diamkan tidak lebih dari 30 menit
7. Ukur volume, lalu catat

Data dan Pengolahan Data

Data
Perhitungan BJ
c − a 44,705 −17,258 27,447
(F1) ρ= = = =1,141 g /ml
b − a 41,308 −17,258 24,05
c − a 46,811 −20,235 26,576
(F2) ρ= = = =1,088 g /ml
b − a 44,654 − 20,235 24,419
c − a 45,004 − 18,442 26,562
(F3) ρ= = = =1,062 g /ml
b − a 43,433 −18,442 24,991

Pembahasan

Praktikum formulasi dan teknologi sediaan cair semi padat kali ini
akan melakukan percobaa pembuatan sirup dengan membandingkan 3
formula, untuk zat aktif yang digunakan adalah paracetamol selain itu
digunakan juga bahan tambahan yakni sirupus simplex yang berfungsi sebagai
perasa dan essens anggur sebagai pewarna serta memperbaiki bau obat utama.
Pelarut yang digunakan adalah alkohol atau etanol 96%, propilenglikol dan
aquadest dan pengawet yang digunakan adalah Na benzoat.
Uji organoleptis pada ketiga formulasi mendapatkan hasil berwarna
ungu, berasa manis-pahit, dan berbau khas anggur, yang membedakan
ketiganya adalah pada bentuk, yaitu F1 berbentuk cairan dan endapan, F2
berbentuk cairan keruh, F3 berbentuk cairan jernih. Hal ini disebabkan karena
pada F1 tidak menggunakan pelarut alcohol dan propilenglikol, sedangkan F2
menggunakan alkohol dan propilenglikol tetapi volumenya lebih kecil
daripada F3.
Untuk uji viskositas, viskositas yang diinginkan adalah 1,42 detik,
dapat dibandingkan dengan viskositas air, pada uji viskositas diatas
menghasilkan didapatkan rata-rata replikasi 1,2 dan 3 pada F1 adalah 2,5; 3,0;
3,0. Pada F1 viskositas sirup lebih tinggi daripada air. F2 2,0; 2,0; 1,5; pada F2
replikasi 1 dan 2 menunjukkan viskositas lebih tinggi daripada air tetapi pada
replikasi 3 menunjukkan bahwa viskositas sirup mendekati viskositas air dan
F3 1,5; 2,0; 1,2 dapat dimyatakan bahwa viskositas sirup mendekati dengan
viskositas air.
Sirup parasetamol dapat dikatakan memiliki pH yang stabil, karena
pH parasetamol adalah 4-7. Bobot jenis sirup parasetamol F1 adalah 1,141
g/ml, F2 adalah 1,088 g/ml, F3 adalah 1,062 g/ml. Pada uji volume
terpindahkan jika rata-rata volume yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang
dari 100% dan tidak ada satupun volumenya yang kurang dari 95% dari
volume yang tertera dari etiket maka tidak perlu diuji ulang. Sedangkan dari
data uji volume terpindahkan rata-rata F1, F2 dan F3 secara berturut-turut
adalah 60; 60,1; 59,8. Dengan nilai berat jenis pada F1 sebesar 1,141 g/ml, dan
nilai berat jenis pada F2 sebesar 1,088 g/ml, serta nilai berat jenis pada F3
sebesar 1,062 g/ml.

Kesimpulan

1. BJ pada F1 adalah 1,141 g/ml, nilai BJ F2 adalah 1,088 g/ml, nilai BJ F3 adalah
1,062 g/ml.
2. Sirup Parasetamol memiliki pH yang stabil antara 4-7
3. Sirup Paracetamol yang paling stabil dan memenuhi persyaratan adalah sirup
Paracetamol formula 3
Daftar Pustaka

Farmakope Indonesia III. 1979

British Pharmacopea. 2009

Jones, david. 2008. Fast Track Pharmaceutics-Dossage Form and Design.


Pharmaceutical Press. London

Sartono., 1993. Pengaruh Pemberian Dosis Tunggal Parasetamol Terhadap Komposisi


Metabolit Parasetamol Dalam Urin Tikus Jantan Malnutrisi. Dalam: Darsono, I.,
2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamo

Anda mungkin juga menyukai