Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK I

PERCOBAAN 4

MIKROMERITIK

DISUSUN OLEH :

KELAS : S1 A1 2017

KELOMPOK : 4 (EMPAT)

Haura Wulan Nabilah / 1713015005

Dinar Cahya Arafanita / 1713015021

Riska Febriyanti / 1713015041

Deddy Rani Saputra / 1713015049

Nila Safira Sukmawati / 1713015057

LABORATORIUM FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI SARJANA (S1) FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 19 Oktober 2018

Mengetahui,

Dosen Pengampu Ketua Kelompok

Novita Eka Kartab Putri, M.Farm., Apt Deddy Rani Saputra


PERCOBAAN 1

MIKROMERITIK

A. Tujuan

1. Menentukan ukuran partikel menggunakan mikroskop optik

2. Menentukan distribusi ukuran partikel menggunakan metode ayakan

3. Menentukan bulk density dan tapped density

4. Menentukan sifat aliran serbuk

5. Menentukan porositas serta aplikasinya di bidang farmasi

B. Dasar Teori

Ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari


bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan
topikal. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Penurunan ukuran partikel
dapat meningkatkan laju absorpsi dan berpengaruh pada proses pelarutan.
Pengurangan ukuran partikel berperan tidak hanya pada laju penyerapan tetapi
juga pada kecilnya derajat kelarutan suatu senyawa (Octavia,2012)
Ukuran partikel padat suatu zat berpengaruh besar pada kinetika
pelarutan. Luas permukaan efektif suatu bahan obat dapat diperbesar dengan
memperkecil ukuran partikelnya. Karena pelarutan terjadi pada permukaan
solute, maka makin besar luas permukaan, makin cepat laju pelarutan.
Peningkatan luas permukaan juga mempengaruhi efisiensi terapi senyawa obat
yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (Moechtar, 1990)
 Bulk density
Volumenometer kosong ditimbang, tuangkan serbuk secara perlahan
kedalam gelas ukur volume 100 ml, berat serbuk ditimbang dan dihitung bulk
density nya.
Bulk Density = Berat serbuk / Bulk volume
 Tapped density
Pasangkan gelas ukur pada alat dan hidupkan alat. Dicatat perubahan
volume setiap pengetapan pada tap ke- 12, 24, 36, 48, 50, 62, dan 74.
Pengetapan diteruskan hingga serbuk tidak mengalami perubahan lagi (volume
konstan). Besarnya tapped density dapat diungkapkan dalam persamaan
berikut.
Tapped Density = Berat serbuk / Volume pengetapan
(Voigt, 1994)
 Distribusi ukuran partikel
Penentuan ukuran partikel dari masing-masing serbuk dilakukan
dengan metode ayakan sebagai berikut: Pengayak dicuci bersih dan dikeringkan
kemudian ditimbang. Pengayak diletakkan pada motor penggetar sesuai dengan
urutan dari nomor terbesar pada bagian paling bawah. Dimasukkan 100 g serbuk
pada ayakan teratas.
Penutup dikencangkan dan motor penggetar dihidupkan + 10 menit lalu
dimatikan. Ditimbang ayakan beserta serbuk yang tertinggal diatasnya,
selanjutnya dihitung selisih antara berat ayakan berisi serbuk dengan berat
ayakan kosong, sehingga dapat dihitung berat serbuk yang tertahan pada
masing-masing ayakan (Moechtar, 1990)
 Pengukuran kecepatan aliran serbuk
Percobaan dilakukan dengan menggunakan serbuk sebanyak 20 gram
yang dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya ditutup dengan jari,
buka tutup corong dan hidupkan stopwatch. Catat waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan serbuk melalui corong dengan bebas. Kecepatan aliran dihitung
dengan perbandingan berat serbuk per satuan waktu pengaliran (gram/detik)
dengan rumus:
Kecepatan Pengaliran = Berat serbuk (gram)/ Waktu (detik)
 Penentuan Sudut Longsor
Percobaan dilakukan dengan menggunakan corong dengan diameter
yang cukup besar diisi dengan bahan serbuk yang akan diukur (sebelumnya
corong ditutup dengan jari), kemudian jari dilepas dari mulut corong dan bahan
dibiarkan mengalir bebas. Maka akan terjadi tumpukan serbuk seperti kerucut
dimana dapat diukur tinggi tumpukan serbuk (h) dan diameter dasar dapat
diukur sehingga jari-jari dapat diukur (r) maka sudut tumpukan (f) adalah sudut
longsor yang dihitung. Sudut istirahat dihitung dengan persamaan :
Tan α = Tinggi puncak tumpukan / Jari−jari tumpukan
(Octavia,2012)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Alat Tap Density Tester
b. Batang Pengaduk
c. Corong Kaca
d. Cover Glass
e. Gelas Ukur 100 ml
f. Kaca Arloji
g. Mikroskop Optik
h. Object Glass
i. Seperangkat Alat Ayakan
j. Seperangkat Alat Powder Flow Tester
k. Stopwatch
l. Timbangan Analitik
2. Bahan
a. Granul
b. Zink Oksida

D. Prosedur Kerja
1. Penentuan Ukuran Partikel menggunakan Mikroskop
a. Disiapkan object glass dan penggaris mikroskop.
b. Diambil sedikit granul/serbuk ZnO dan letakkan diatas object glass.
c. Diratakan dengan spatel besi lalu tutup dengan penggaris mikroskop
d. Diamati dan diukur diameter partikel pada perbesaran x10 menggunakan
mikroskop.
e. Dilakukan replikasi 5 kali pada masing2 granul/serbuk ZnO.

2. Penentuam Distribusi Ukuran Partikel menggunakan Ayakan


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Disusun ayakan mesh 20,40,60,80, dan 100,mulai dari ukuran yang paling
besar (mesh20) sampai ukuran yang paling kecil(mesh100)
c. Ditimbang masing-masing 50gram serbuk ZnO dan Granul
d. Dimasukkan serbuk Zno kedalam ayakan,kemudian ditutup ayakan
e. Dipasang ayakan tersebut dengan mesin penggetar
f. Dinyalakan mesin penggetar dan ditunggu hingga 10 menit
g. Ditimbang masing-masing serbuk ZnO yang terdapat pada masing-masing
ayakan
h. Dilakukan hal yang sama untuk pengayakan granul

3. Penentuan Kompressibilitas Serbuk dan Granul


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang gelas ukur 100ml dan dicatat beratnya
c. Dimasukkan secara perlahan serbuk ZnO hingga batas 100 ml
d. Ditimbang kembali berat gelas ukur, kemudian tentukan bulk densitynya
e. Dipasang gelas ukur dengan alat tab bulk density tester
f. Dinyalakan alat dan dihitung hingga 100 kali hentakan
g. Dimatikan alat dan ditentukan tapped densitynya dengan melihat volume akhir
serbuk ZnO
h. Dihitung porositas serbuk dan lakukan hal yang sama dengan granul

4. Penentuan Laju Alir dan Sudut Istirahat


a. Timbang 10 gram granul
b. Dimasukkan kedalam corong pada alat powder flow tester dimana bagian
bawahnya masih tertutup
c. Dibuka tutup bagian bawah corong dan tentukan waktu alir menggunakan
stopwatch granul
d. Ditentukan waktu alir granul
e. Digaris bulatan gundukan granul dengan pulpen, ukur diameter dan tinggi
gundukan granul, dan tentukan sudut istirahatnya
f. Dilakukan hal yang sama pada serbu ZnO
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Penentuan Ukuran Partikel Menggunakan Mikroskop
1) Serbuk ZnO

Diameter
Partikel
Perbesaran x 10
1 0.3 µm
2 0.4 µm
3 0.4 µm
4 0.3 µm
5 0.3 µm

2) Granul

Diameter
Partikel
Perbesaran x 10
1 0.6 µm
2 0.6 µm
3 1 µm
4 0.6 µm
5 1.1 µm
b. Penentuan Distribusi Ukuran Partikel Menggunakan Ayakan
1) Serbuk ZnO

Rentang Ukuran Partikel


Mesh Ayakan Jumlah (gram)
(µm)
20 > 840 µm 0.115 gram
40 420 - 840 µm 15.32 gram
60 250 - 420 µm 26.22 gram
80 177 - 250 µm 5.6314 gram
100 149 - 177 µm 2.0428 gram

2) Granul

Rentang Ukuran Partikel


Mesh Ayakan Jumlah (gram)
(µm)
20 > 840 µm 0.0416 gram
40 420 - 840 µm 1.3889 gram
60 250 - 420 µm 13.2908 gram
80 177 - 250 µm 80.92 gram
100 149 - 177 µm 0.845 gram

c. Penentuan Kompressibilitas Serbuk dan Granul


Berat gelas Ukur : - Untuk Serbuk ZnO 112 gram
- Untuk Granul 121 gram
Parameter Serbuk Granul
Berat Gelas Ukur + Serbuk /
192 gram 167 gram
Granul
Berat Serbuk/ Granul 80 gram 46 gram
Bulk Density 0.8 g/ml 0.46 g/ml
Tapped Density 1.02 g/ml 0.50 g/ml
Kompressibilitas 21,56 % 8.0 %

d. Penentuan Laju Alir dan Sudut Istirahat

Parameter Serbuk Granul


Kecepatan aliran (s) 01.41 s 02.70 s
Diameter 5.7 cm 6.5 cm
6.2 cm 6.9 cm
6.3 cm 6.8 cm
Rata-rata 6.067 cm 6.733 cm
Tinggi Undukan 1.5 cm 1.1 cm
Tan ᶿ 0. 494 0.326

2. Perhitungan
a. Penentuan Kompressibilitas Serbuk dan Granul
1) Serbuk ZnO
a) Bulk density
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 80 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 0,8 g/mL
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 100 𝑚𝑙

b) Tapped Density
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 80 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 1,02 g/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 78 𝑚𝑙

c) Kompressibilitas
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 − 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
= x 100%
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
1,02𝑔/𝑚𝑙 − 0,8𝑔/𝑚𝑙
= 𝑥 100%
1,02 𝑔/𝑚𝑙
=21,56 %
2) Granul
a) Bulk density
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 46 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 0,46 %
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 100 𝑚𝑙

b) Tapped Density

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 46 𝑔𝑟𝑎𝑚


= = 0,50%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 91 𝑚𝑙

c) Kompressibilitas
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 − 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
x100
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

𝑔 𝑔
0,50 – 0,46
𝑚𝑙 𝑚𝑙
𝑔
0,50
𝑚𝑙

= 8,0%

b. Penentuan Laju alir Dan Sudut Istirahat


1) Serbuk
a) Sudut Istirahat
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 1,5𝑐𝑚
Tan𝜃 = 𝐽𝑎𝑟𝑖−𝐽𝑎𝑟𝑖 = 3,0835

= 0,494
2) Granul
a) Sudut Istirahat
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 1,1 𝑐𝑚
Tan𝜃 = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖 = 3,3665 𝑐𝑚

= 0,326
3. Grafik
a. Penentuan Distribusi Ukuran Partikel
1) Grafik Distribusi Ukuran Partikel
a) Serbuk ZnO
Keterangan :
1. >840 : 0,115 g
2. 420 – 840 : 15,32 g
3. 250-420 : 26,22 g
4. 177-250 : 5,63 g
5. 149-250 : 2,04 g

Distribusi Ukuran Partikel Serbuk ZnO


30

25

20

15

10

0
>840 420-840 250-420 177- 240 149-250

b) Granul
Keterangan :
1. >840 : 0,0416 g
2. 4200-840 :1,38 g
3. 250-420 :13,29 g
4. 177-250 : 80,92 g
5. 149-177 : 0,845 g
Distribusi Ukuran Partikel Granul
80
70
60
50
40
30
20
10
0
>840 420-840 250-420 177- 240 149-250
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang sudah dilakukan dan hasil yang sudah diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa
1. Penentuan Ukuran Partikel Menggunakan Mikroskop, hasil pada pengukuran di
glass object dengan cover glass berskala, serbuk ZnO adalah paling besar 0.4
µm dan granul paling besar 1.1 µm. Hal ini dapat dikatakan bahwa granul
memiliki ukuran yang lebih besar dari serbuk ZnO.
2. Penentuan distribusi ukuran partikel pada serbuk ZnO yaitu paling banyak pada
mesh 60 yaitu 26.22 gram dan pada granul pada mesh 80 yaitu 80.92 gram. Hal
ini menunjukan bahwa granul mempunyai ukuran yang lebih besar dan terayak
dengan baik, sedangkan serbuk memiliki ukuran partikel yang kecil dan dapat
menyebabkan terjadinya penggumpalan dan menempel pada ayakan karena lua
permukaan serbuk yang besar,sehingga partikel yang jatuh tidak banyak.
3. Pada penetuan kompressibilitas serbuk dan granul, granul mempunyai
kompressibilitas sebesar 8,0 % dan serbuk ZnO sebesar 21,56%. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa granul mempunyai tingkat kekompakkan dan porositas
(kerapatan) pertikel yang baik daripada serbuk.
4. Penentuan laju alir pada serbuk yaitu 1.41 detik dan granul 2.70 detik. Hal ini
bisa terjadi sebab pada saat dimasukkan dalam corong serbuk akan
menggumpal dan bila jatuh akan serempak dan cepat, sedangkan pada granul
laju alir yang baik dan teratur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa granul adalah
partikel yang baik digunakan untuk sediaan tablet.
5. Mikromeritik adalah sebuah ilmu dan teknologi tentang partikel ukuran kecil.
Percobaan ini membandingkan serbuk dan granul dalam hal kerapatan,
kecepatan laju alir, pengukuran ukuran partikel dengan ayakan, semuanya
mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai
pengaruh besar dalam pembuatan sediaan obat dan efek farmakologisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press

Lucida, Henny., Amri Bakhtiar. Dan Wina Astari Putri. 2014. Formulasi

sediaan Antiseptik Molut Dari Katekin Gambir. Jurnal. Jurusan Farmasi

FMIPA Universitas Andalas Padang

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta: UGM Press

Nugroho, Aristo Fajar. 2008. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimum

sanctum L.) Secara Granulasi Basah Dengan Menggunakan Pulvis Gummi

Arabica (PGA) Sebagai Bahan Pengikat. Skripsi. Fakultas Farmasi

Unversitas Muhammadiyah Surakarta

Octavia, Maria Dona., dkk. 2012. Pengaruh Besar Ukuran Partikel Terhadap Sifat

– sifat Tablet Metronidazol. Jurnal Farmasi Higea Vol.4 No.2. Universitas

Andalas Padang

Sari, Padma Murti. 2009. Pengaruh Variasi Kadar Gelatin Sebagai Bahan

Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daun Sirih (Piper betle

L.). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sinala, Santi. 2016. Farmasi fisik. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

Sriasih, Ella. 2014. Pengaruh Variasi Pemanis Terhadap Formulasi Tablet Hisap

Dari Minyak Atsiri Kulit Buah jeruk Pontianak (Citrus nobilis lour. Var

microcarpa). Naskah Publikasi. Program studi Farmasi Fakultas Kedokteran


Universitas Tanjung Pura

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V Cetakan 1.

Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai