FARMASI FISIKA
Disusun Oleh :
Kelompok 4
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan krhadirat Tuhan Yang Maha Esa, karenaatas berkat
dan rahmatNyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan lengkap praktikum
Farmasi Fisika sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tujuan dari penyusunan laporan
lengkap praktikum Farmasi Fisika ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
praktikum Farmasi Fisika.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan lengkap ini masih jauh dari sempurna.
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun laporan ini. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan laporan lengkap ini. Akan tetapi, penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penyusun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
I. Tujuan Percobaan 4
II. Prinsip Percobaan 4
III. Teori Dasar 4
IV. Alat dan Bahan 7
A. Alat 7
B. Bahan 7
V. Prosedur Kerja 7
A. Pembuatan Suspensi 6
B. Pengamatan Sidementasi 6
VI. HASIL PENGAMATAN 8
A. Sistem Dispersi 8
B. Viskosiitas10
VI. PEMBAHASAN 11
VIII. Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 14
3
I. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini :
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan suspensi dan emulsi baik dan dapat
menetapkan parameter evaluasi
2. Mahasiswa mampu mempelajari cara penentuan viskositas larutan newton
dengan viskositas eter ostwaid
3. Mahasiswa mampu mempelajari cara penentuan viskositas larutan non newton
dengan viskositas stromer
4. Mahasiswa mampu mempelajari pengaruh keadaan larutan terhadap viskositas
larutan
II. PRINSIP PERCOBAAN
Adapun prinsip dari percobaan ini :
1. Berdasarkan hukum stokes bahwa sedimentasi berkaitan dengan hukum
partikel dari zat terdispersi dan bergantung pada viskositas fase pendispersi
2. Berdasarkan prinsip sifat newton dan non newton.
III. TEORI DASAR
Sistem dispersi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang salah satu zatnya
( Fase terdispersi, fase dalam ) tersebar ( Terdispersi ) dalam zat ( Fase ) lainnya
( Medium dispersi, fase kontinu, fase luar ). Suspensi dan emulsi merupakan salah
satu contohnya sistem dispersi yang sering dibuat sebagai alternatif sediaan farmasi
yang banyak manfaatnya baik dari segi kestabilan fisik maupun dari segi
akseptabilitas pasien terhadap obat.
Salah satu faktor penting dalam mengendalikan produk suspensi adalah
ukuran partikel zat akfit. Berdasarkan perumusan hukum stokes, bahwa sedimentasi
yang terjadi berkaitan erat dengan ukuran partikel (diameter, d) dari zat yang
terdispersi dan tergantung pada viskositas medium. Oleh karena itu, faktor-faktor
tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh suspensi yang baik
setidaknya sediaan tersebut mudah mengalir dari kemasannya (botol) dan memiliki
ukuran partikel yang seragam. Jadi faktor yang cukup penting dalam membuat
sediaan suspensi yang baik adalah jenis dan jumlah zat pensuspensi (suspending
agent).
Persyaratan zat pensuspensi antara lain :
1. Pada konsentrasi yang digunakan tidak memberikan efek terapi
2. Secara kimia relatif inert pada jarak pH yang luas
4
3. Memberikan dispersi yang kental pada konsentrasi rendah
4. Viskositas tidak berubah selama waktu penyimpanan
5. Harus mempunyai afimitas terhadap medium dispersi.
Volume sedimentasi (F) adalah rasio volume akhir sedimen, VU, dengan
volume awal suspensi, VO, sebelum terjadi pengendapan.
F = Vu ⁄ Vo
Derajat flokulasi (β) adalah rasio volume akhir sediaan suspensi flokulasi
dengan volume akhir sediaan suspensi deflokulasi, dan dapat dirumuskan dengan
persamaan :
Dampak dari viskositas memiliki peran penting untuk perilaku fluida dalam
sebuah ruang. Dampak viskositas berpengaruh dalam aliran darah didalam tubuh,
pelumas dari bagian-bagian mesin, aliran fluida dalam pipa berongga dan lain-lain.
Minyak pelumas mesin harus mengalir secara merata dalam kondisi mesin yang
dingin maupun panas, karena itu pelumas dirancang memiliki variasi perubahan
temperatur sekecil mungkin terhadap perubahan viskositas. Viskositas darah didalam
tubuh akan mempengaruhi distribusi sari-sari makanan yang keseluruh tubuh (Young,
2002).
5
Beberapa metode dapat digunakan dalam penentuan viskositas sebuah cairan.
Metode yang paling umum digunakan dalam laboraturium adalah penentuan
viskositas dengan metode bola jatuh. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan
kedalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan dalam kolam renang yang airnya
cukup dalam, nampak pada awalnya kelereng bergerak dipercepat. Namun, setelah
beberapa saat setelah menempuh jarak tertentu kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Kedaan ini disebabkan karena adanya gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida (Anwar, 2008).
Untuk benda berbentuk bola jatuh didalam cairan yang memiliki jari-jari R,
bergerak dengan kecepatan konstan v relatif terhadap cairan dan 𝜂 menyatakan
koefisien kekentalan cairan maka gaya gesekan fluida Fs secara empiris dirumuskan
persamaan sebagai :
𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑅𝑣 …………(1)
dan persamaan (1) disebut sebagai Hukum Stokes. Dengan memilih sumbu
vertikal keatas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal berlaku :
∑ 𝐹𝑦 = 0 ……..(2)
Jumlah gaya yang meliputi sumbu vertikal keatas tersebut adalah gaya keatas
𝐹𝑎, gaya gesekan fluida 𝐹𝑠 dan gaya berat 𝑊, sehingga persamaan (2) menjadi :
𝐹𝑎 + 𝐹𝑠 = 𝑊
𝜌𝑓𝑉𝑔 + 6𝜋𝜂𝑅𝑣 = 𝑚𝑏𝑔
4 4
𝜌𝑓 ( 𝜋𝑅3) 𝑔 + 6𝜋𝜂𝑅𝑣 = 𝜌𝑏 ( 𝜋𝑅3) 𝑔
3 3
6𝜂𝑣 = 4 3 𝑅2𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
2 g R 2(ρb−ρb)
𝜂= ……(3)
9 v
dengan :
𝜂 = koefisien kekentalan fluida (Pa s)
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2 )
𝑅 = jari-jari bola (m) 𝜌𝑏 = massa jenis bola (kg/m3 )
𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/m3 )
𝑣 = kecepatan terminal (m/s)
6
Ada beberapa hal yang harus diperhitungkan pemakaian Hukum Stokes dalam
eksperimen, yaitu ruang tempat fluida harus jauh lebih luas daripada ukuran bola,
tidak terjadi aliran turbulen didalam cairan dan kecepatan v tidak terlalu besar
sehingga aliran fluida masih bersifat laminer.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Mortir dan stamfer
2. Batang pengaduk
3. Gelas ukur 100 ml
4. Magnetic stirer
5. Corong gelas
6. Pemanas
7. Sudip
Bahan :
1. CMC
2. PGA
3. TRAGAKAN
4. Paracetamol
5. Sirup simplex
6. Aquadest
V. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan suspensi
- Siapkan alat dan bahan
a. Timbang semua bahan sesuai perhitungan (paracetamol = 5 gram), (CMC,
TRAGAKAN, PGA =1 gram, 1,5 gram,2 gram) dan (sirup simlpex10
gram)
b. Lalu panaskan aquadest
c. Masukan 50 ml aquadest ke dalam mortar dan dimasukkan CMC,
TGA,dan PGA masing-masing sesuai konsentrasinya digerus hingga
homogen
d. Dimasukkan paracetamol ke dalam mortal sambil diaduk hingga homogen
e. Masukan sirup simplex ke dalam mortal
f. Setelah homogen dimasukan kedalam botol yang telah diberi tanda batas
dan dicukupkan volumenya menggunakan aquadest
g. Dilakukan sebanyak 10 kali (1 sediaan blanko, 3 sediaan CMC, 3 sediaan
PGA, dan 3 sediaan TGA)
2. Pengamatan sedimentasi.
a) Amati dan catat volume sedimentasi yang terjadi pada sediaan dengan
interval waktu 0 menit,15 menit, 30 menit, 60 menit dan 24 jam.
b) Prosedur pengukuran viskositas menggunakan viskometer broxfil
7
c) Dipasang spindel pada gantungan spindelDiturunkan spindel sedmikian
rupa sehingga batas tercelup kedalam cairan sample yang akan dilukur
viskositasnya
d) Dipasang stop kontak
e) Dinyalakan rotor sambil menekan tombol
f) Dibiarkan spindel berputar dan melihat jarum merah pada skala
g) Dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut untuk mengukur
viskositasnya.
25
b. CMC 1% = 100 = 0,25
7
c. PGA 1% = = 0,07
100
9
= = 0,0
100
8
= = 0,08
100
8
10
= = 0,1
100
8
d. PGA 1,5% = = 0,08
100
8
= = 0,08
100
8
= = 0,08
100
8
= = 0,08
100
10
e. e. PGA 2% = = 0,1
100
7
= = 0,07
100
8
= = 0,08
100
8
= = 0,08
100
0
f. f. TGA 1% = 100 = 0
6
g. g. Blanko = 100 = 0,06
7
= = 0,07
100
8
= = 0,08
100
9
= = 0,09
100
3. Viskositas
1. Tabel penentuan viskositas suspensi viskometer osward
9
No Nama Zat Waktu ( Detik ) Viskositas
1 Paracetamol CMC 1% 50,61 100
2 Paracetamol CMC 1,5% 59,03 1.220
3 Paracetamol CMC 2% 50,87 1.320
4 Paracetamol PGA 1% 51,39 20
5 Paracetamol PGA 1,5% 51,82 20
6 Paracetamol PGA 2% 51,50 20
7 Paracetamol TGA 1% 54,58 21
8 Paracetamol TGA 1,5% 51,98 58
9 Paracetamol TGA 2% 53,07 58
10 Blanko 58,24 2
1. Pct PGA 1% = 2 x 10 = 20
2. Pct PGA 1,5 % = 2 x 10 = 20
3. Pct PGA 2 % = 2 x 10 = 20
Blanko 0,2 x 10 = 2
VII. PEMBAHASAN
Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah salah suatu dispersi kasar
dimana partikel zat padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair.
Suspensi dalam bidang farmasi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok :
campuran yang diberikan per oral, cairan ( lation ) yang digunakan untuk obat luar,
dan sediaan yang dapat disuntikkan ( Martin, 2008 ).
10
Pada praktikum ini, sediaan suspensi dibuat dengan bahan aktif paracetamol.
Paracetamol adalah paraminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah
digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Pemerian paracetamol yaitu serbuk
hablur, putih, tidak berbau serta rasa sedikit pahit dan kelarutan paracetamol adalah
larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N serta mudah larut dalam etanol.
Dalam praktikum ini, kami menggunakan CMC, PGA, dan TGA dengan
berbagai konsentrasi yaitu 1%, 1,5%, 2%. Zat pensuspensi ini ditambahkan ke
medium dispersi untuk menghasilkan struktur yang membantu terdispersinya fase
dalam suspensi.
CMC digunakan untuk pemakaian oral dan topikal dalam formulasi farmasi,
terutama untuk meningkatkan sifat viskositas. Bahan yang digunakan seperti CMC,
PGA, TGA, dan sirup simplex masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
setelah itu timbang paracetamol 5 gram lalu panaskan aquadest secukupnya untuk
membuat suspensi, setelah itu masukan aquadest dan garam pensuspensi aduk ad
homogen, lalu masukan paracetamol 5 gram aduk kembali ad homogen dan
tambahkan sirup simplek lalu grus kembali ad homogen, lalu masukan sedian yang
telah dibuat ke dalam botol 100 ml yang sudah dikalibrasi lalu tambahkan aquadest
hingga batas yang telah ditetukan. Lakukan hal yang sama dengan 3 variasi
konsentrasi dan zat pensuspensi yang berbeda. Amati dan catat volume yang terjadi
dengan interval waktu 0 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit dan 24 jam. Lalu ukur
semua viskositas suspensi yang telah dibuat.
11
viskositasnya 21, konsentrasi 1,5% dengan waktu 51,98 detik viskositasnya 58,
konsentrasi 2% dengan waktu 53,07 detik viskositasnya 28.
VIII. KESIMPULAN
Formulasi sediaan suspensi paracetamol ditinjau dari sifat fiska untuk menunjang
stabilitas dari sediaan tersebut dengan bahan aktif paracetamol, pelarut yang digunakan
yaitu air, kestabilan sediaan digunakan beberapa bahan yaitu PGA,CMC, TGA dan sirup
simpek sebagai bahan pembawa yang memberikan rasa manis, evaluasi yang dilakukan
dalam suspensi paracetamol adalah mengukur viskositas dan sistem dispersi.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes. ISSN : 1978-0176 Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir-BATAN .
Young, hugh D. Dan Roger A. Freedman. 2002. FISIKA UVIVERSITAS . Ed. 10 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga. ISBN 979-688-472-0
12
LAMPIRAN
Lampiran 1
NIM : D1A200011
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran 2
NIM : D1A200015
21
22
23
24
25
26
27
Lampiran 3
NIM : D1A200033
28
29
30
31
32
33
34
35
Lampiran 4
NIM : D1A200009
36
37
38
39
40
Lampiran 5
NIM : D1A200187
41
42
43
Lampiran 6
NIM : D1A200149
44
45
46
47
48