Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM III

FARMASI FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN DENGAN DU NOUY TENSIOMETER

Nama : Wahyu Azizah


Nim : 2001086
Tanggal Praktikum : 03 mai 2021
Jam Praktikum : 14.00 – 17.00
Grup : Grup B2
Dosen : Dr. Gressy Novita, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2021
PERCOBAAN III
TEGANGAN PERMUKAAN DENGAN DU NOUY TENSIOMETER

A. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dharapkan mampu untuk :
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu
cairan
2. Menggunakan alat Du Nouy Tensiometer sebagai alat penentu tegangan
permukaan
3. Menentukan tegangan permukaan zat cair
4. Menentukan tegangan antar muka dua zat cair yang saling tidak bercampur
5. Menetukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode tegangan
permukaan
B. Tinjauan pustaka
Permukaan adalah bidang batas antara zat padat atau zat cair dengan
udara. Antar
permukaan (antar muka) adalah bidang batas antara zat cair dengan zat cair lain
yang saling tidak bercampur atau antara zat padat dengan zat cair.
Di dalam zat cair, satu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lain yang
sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekulnya (gaya
kohesi), sama besar. Pada permkaan zat cair terjadi gaya tarik menarik antara
molekl cairan dengan molekul udara (gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila
dibandingkan dengan gaya kohesi sehingga molekul dipermukaan zat cair
cenderung tertarik ke arah dalam. Namun hal ini tidak terjadi karena adanya gaya
yang bekerja sejajar dengan permukaan zat cair yang mengimbangi besarnya gaya
kohesi antar molekul di dalam zat cair terhadap molekul sejenisnya dipermukaan.
Akibatnya, molekul tersebut tetap berada di permukaan.
Gaya ini disebut tegangan permukaan, sedangkan tegangan antar
permukaan adalah tegangan pada antar permukaan dau cairan yang tidak
bercampur atau antara permukaan zat padat dengan cairan. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil daripada tegnagan permukaan karena gaya adhesi antara dua zat
cair yang tidak bercampur selalu lebih besar daripada gaya adhesi antara zat cair
dengan udara. Bila dua zat cair dapat bercampur dengan sempurna, maka
tegangan antar permukaan tidak ada.
Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya persatuan panjang yang
diperlukan untuk memperluas permukaan suatu zat. Simbol yang digunakan untuk
tegangan permukaan adalah γ dan satuannya adalah dyne.cm-1 .
Metode pengukuran tegangan permukaan antara lain :
1. Metode Cincin Du Nouy
2. Metode Kapiler

1. Metode Cincin Du Nuoy


Cara ini dilakukan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan
antarmuka zat cair. Prinsip kerjanya berdasarkan atas kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup ke dalam zat cair sebanding
dengan tegangan pemukaan atau antarmuka. Gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin dalam halini diberikan oleh kawat torsi dan dinyatakn dalam
dyne.
Tegangan permukaan (γ) :

skala yang terbaca dalam dyne


γ= xβ
2 x keliling cincin

β = faktor koreksi
Faktor koreksi diperlukan karena ada variable-variabel tertentu yang tidak
dapat diabaikan, yaitu:
 jari-jari cincin
 jari-jari kawat pembentuk cincin
 volume zat cair yang terangkat dari permukaan pada saat cincin ditarik ke atas

Kesalahan ±25-30% dapat terjadi jika faktor koreksi tidak diperhitungkan.


Untuk menghitung besarnya faktor koreksi dapat digunakan metode Harkins-
Jordan atau metode Zuiderma-Waters.
2. Metode kenaikan kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair
dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat
cair yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair,
maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas
diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.
 Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;

 Keliling penampang pipa = 2 pr

 Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke
atas total = 2 prg cos q.

Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan.


Karena setiap artikel zat, apabila itu akteri, sel, koloid, granul atau manusia,
mempunyai suatu antar muka pada batas sekelilingnya, maka pada topic ini
memang penting. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang
terdapat antar dua muka fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan
permukaan adalah gaya persatuan panjang bisa juga digambarkan dengan suatu
rangkat kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. ( Martin,
1990 : 430).
Manfaat fenomena antarmuka dalam farmasi (Giancoli, 2001)
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada
sediaan obat
2. Penetrasi molekul melalui membran biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam
media cair untuk membentuk sediaan suspensi.
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antara suhu dan zat terlarut titik di mana keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan
terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolekuler yang disebut dengan molekul surfaktan (Giancoli, 2001)

Beberapa faktor yang mempengaruhi tegangang permukaan zat cair :


1. Suhu
Tegangan permukaan zat cair menurun secara linier dengan meningginya
suhu, karena energi kinetik molekul meningkat. Pada suhu tertentu yang
merupakan titik kritik, tegangan permukaan cairan menjadi nol.
2. Zat terlarut
Tegangan permukaan zat cair dipengaruhi oleh zaat cair yang terlarut
didalamnya.Garam anorganik menaikkan tegangan permukaan. Hal ini terjadi
karena gaya tarik menarik antar molekul zat terlarut dengan pelarut lebih besar
daripada gaya tarik menarik antar sesama molekul pelarut sehingga konsentrasi
zat terlarut di permukaan lebih kecil daripada konsentrasi zat terlarut di
permukaan lebih kecil daripada konsentrasi di dalam larutan. Dengan demikian
tegangan permukaan akan lebih besar
Molekul-molekul surfaktan mempunyai gugus polar dan non polar. Jika
suau surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi rendah, maka molekul
surfaktan akan teradsorpsi pada permukaan cairan membentuk suatu lapisan
monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke ari sedangkan bagian non
polar akanmengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan
permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih besar, molekul surfaktan akan masuk
ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada
saat misel terbentuk disebut Konsentrasi Misel Kritik (KMK). Pada saat KMK
dicapai, tegangan permukaan zat cair tidak terpengarub lagi oleh penambahan
surfaktan selanjutnya. Oleh karena itu, KMK suatu surfaktan dapat ditentukan
melalui tegangan permukaan.
A. ALAT DAN BAHAN

ALAT   BAHAN

Tensiometer du nouy
Air
 Cincin platina  Minyak nabati
 Tween 80 konsentrasi 0 mg/ml
 Termometer 100°C
 Gelas kimia 50 ml
Tween 80 konsentrasi 0,2 mg/ml
 Gelasukur 50 ml
Tween 80 konsentrasi 0,4 mg/ml
Tween 80 konsentrasi 0,6 mg/ml
Cawan petri
  Tween 80 konsentrasi 0,8 mg/ml
   Tween 80 konsentrasi 1 mg/ml
   Tween 80 konsentrasi 2 mg/ml
   Tween 80 konsentrasi 4 mg/ml
   Tween 80 konsentrasi 6 mg/ml
 Tween 80 konsentrasi 8 mg/ml
 
   Tween 80 konsentrasi 10 mg/ml

B. CARA KERJA:
1. Sebelum melakukan percobaan, persiapkan terlebih dahulu :
a. pasang cincin pada kaitnya
b. posisikan jarum pada skala 0
c. Atur keseimbangan cincin dengan maju atau mundur posisi beban
penyeimbang
d. Atur posisi ketinggian alas cup, pada posisi dan ketinggian cukup
terhadap cincin, naik turunkan dengan memutar handle, setelah pas
kencangkan baut pengunci
2. Pengukuran tegangan permukaan
a. Meja sampel digerakkan ke bawah serendah mungkin dan cairan uji di
dalam cawan petri diletakkan di atas meja sampel
b. Meja sampel bersama cairan uji digerakkan ke atas perlahan-lajan
sampai cincin berada kira-kira 2-3 mm di bawah permukaan cairan
c. kemudian meja dengan cairan uji digerakkan kembali ke
bawahperlahan-lahan sampai cinicn menarik lamela ke luar permukaan
cairan. Pada saat ini nilai yang tertera pada layar akan naik. Nilai ini akan
mencapai maksimum sampai sesaat sebelum lamela pecah. Nilai
maksimum yang diperoleh merupakan besarnya tegangan permukaan
cairan yang belum dikoreksi.
3. Tentukan tegangan antar muka air dan minyak nabati
4. Tentukan konsentrasi misel kritik dari bermacam-macam surfaktan dengan

cara :
a. Buat larutan surfaktan (Tween 80) dengan konsentrasi 0; 0,2; 0,4; 0,6;0,8; 1; 2;
4; 6; 8; 10 mg/ml air
b. Tentukan tegangan permukaannya dengan cara seperti di atas
c. Buat kurva hubungan antara tegangan permukaan yang diperolehdengan
konsentrasi surfaktan
d. Apabila kurva yang diperoleh pada harga tegangan permukaan
untukkonsnentrasi 0,2 mg/100ml. Ukur lagi tegangan permukaan larutanyang
telah diencerkan tersebut.
e. Pengenceran dilakukan beberapa kali sampai diperoleh suatu kurva yang
menunjukkan harga KMK surfaktan yang diukur.

C. Hasil percobaa III

A. Hasil
Tentukan tegangan antar muka air dan minyak nabati
Diketahui:
γ air = 72,8 dyne/cm
F air = 2,1 dyne
F minyak nabati = 2,35 dyne
F air-minyak nabati = 1,5 dyne
Jari-jari cincin = 3 cm
Jawab :
1. Tegangan air
skala yang terbaca dalam dyne
γ= xβ
2 x keliling cincin
2,1 dyne
78 dyne/cm = x?
2 x 2 πr
2,1
78 dyne/cm = x?
2 x 18,857
2,1
78 dyne/cm = x?
37,714
78 dyne/cm = 0,05568 x ?
72 ,8
?= = 1.347,42
0,05568

2. Tegangan
skala yang terbaca dalam dyne
γ= x?
2 x ke liling cincin
2,35 dyne
γ= x 1.307,42
2 x πr
2,35 dyne
γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
7
2,35
γ= x 1.307,42
2 x 18,857
2,35
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,0623 x 1.307,42 = 81,45 dyne/cm

3. Tegangan antar muka air dan minyak nabati


skala yang terbaca dalam dyne
γ= x?
2 x keliling cincin
1,5 dyne
γ= x 1.307,42
2 x πr
1,5 dyne
γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
7
1,5
γ= x 1.307,42
2 x 18,857
1 ,5
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,0398 x 1.307,42 = 52,00 dyne/cm

1. Penentuan Faktor koreksi

Skala yang terbaca pada tensiometer du nouy sebanding dengan gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup dalam zat cari (F)

Penentuan faktor koreksi:

Jika diketahui tegangan permukaan air = 72.8 dyne/cm

F = 2.1 dyne

Jari2 cincin = 3 cm

22
Keliling lingkaran cincin = 2 x 2πr = 2 x 2 x ( ) x 3 = 37.714
7

Berapakah Faktor koreksi?

F
γ= πr x faktor koreksi
4

2.1
72.8 = ( ) x faktor koreksi
37.714

faktor koreksi = 1307.42

3. Penentuan tegangan antar muka minyak-air


Pada pengukuran diketahui F = 1.5 dyne

Htung tegangan permukaannya :

4. Table Konsentrasi Tween 80 dan Gaya (F)

Konsentras Gaya
i Tween 80
0 2.1
0.2 2
0.4 1.9
0.6 1.8
0.8 1.7
1 1.6
2 1.5
4 1.2
6 1
8 0.65
10 0.65

Tabel antara konsentrasi Tween dan tegangan permukaan (hitung)

Konsentras Tegangan
i Tween 80 permukaan
0 72,80
0.2 69,33
0.4 65,87
0.6 62,40
0.8 58,93
1.0 55,47
2.0 52,00
4.0 41,60
6.0 34,67
8.0 22,53
10.0 22,53

Perhitingan :

2. Tween 80, Konsentrasi 0,2 mg/ml air

Diketahui : F = 2 dyne
 1. Tween 80, Konsentrasi 0 mg/ml air γ =

Diketahui : F = 2,1 dyne skala yang terbaca dalam dyne


2 x keliling cincin
skala yang terbaca dalam dyne
γ= x?
2 x keliling cincin
x? 2 dyne
γ= x 1.307,42
2,1 dyne 2 x πr
γ= x 1.307,42
2 x πr
2 dyne
2,35 dyne γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
γ= 22 x 1.307,42 7
2x 2 3
7
2
γ= x 1.307,42
2,35 2 x 18,857
γ= x 1.307,42
2 x 18,857
2
γ= x 1.307,42
2,35 37,714
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,05303 x 1.307,42 = 69,33
γ = 0,05568 x 1.307,42 = 72,80
dyne/cm
dyne/cm

   

3. Tween 80, Konsentrasi 0,4 mg/ml air 4. Tween 80, Konsentrasi 0,6 mg/ml air

Diketahui : F = 1,9 dyne Diketahui : F = 1,8 dyne


skala yang terbaca dalam dyne γ =
γ=
2 x keliling cincin
skala yang terbaca dalam dyne
x?
2 x keliling cincin
x?
1,8 dyne
γ= x 1.307,42
1,9 dyne 2 x πr
γ= x 1.307,42
2 x πr
1,8 dyne
1,9 dyne γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
γ= 22 x 1.307,42 7
2x 2 3
7
1,8
γ= x 1.307,42
1,9 2 x 18,857
γ= x 1.307,42
2 x 18,857
1,8
γ= x 1.307,42
1,9 37,714
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,0477 x 1.307,42 = 62,40
γ = 0,05037 x 1.307,42 = 65,87
dyne/cm
dyne/cm

  6. Tween 80, Konsentrasi 1 mg/ml air

5. Tween 80, Konsentrasi 0,8 mg/ml air Diketahui : F = 1,6 dyne

Diketahui : F = 1,7 dyne γ=

skala yang terbaca dalam dyne skala yang terbaca dalam dyne
γ=
2 x keliling cincin 2 x keliling cincin
x? x?
1,7 dyne 1,6 dyne
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
2 x πr 2 x πr
1,7 dyne 1,6 dyne
γ= 22 x 1.307,42 γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3 2x 2 3
7 7
1,7 1,6
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
2 x 18,857 2 x 18,857
1,7 1,6
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
37,714 37,714
γ = 0,04507 x 1.307,42 = 58,93 γ = 0,04242 x 1.307,42 = 55,47
dyne/cm dyne/cm

   
8. Tween 80, Konsentrasi 4 mg/ml air

7. Tween 80, Konsentrasi 2 mg/ml air Diketahui : F = 1,2 dyne

Diketahui : F = 1,5 dyne γ=

skala yang terbaca dalam dyne skala yang terbaca dalam dyne
γ=
2 x keliling cincin 2 x keliling cincin
x? x?
1,5 dyne 1,2dyne
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
2 x πr 2 x πr
1,5 dyne 1,2 dyne
γ= 22 x 1.307,42 γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3 2x 2 3
7 7
1,5 1,2
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
2 x 18,857 2 x 18,857
1,5 1,2
γ= x 1.307,42 γ= x 1.307,42
37,714 37,714
γ = 0,03977 x 1.307,42 = 52,00 γ = 0,03181 x 1.307,42 = 41,60
dyne/cm dyne/cm

   

9. Tween 80, Konsentrasi 6 mg/ml air 10. Tween 80, Konsentrasi 8 mg/ml air

Diketahui : F = 1 dyne Diketahui : F = 0,65 dyne

skala yang terbaca dalam dyne γ=


γ=
2 x keliling cincin
skala yang terbaca dalam dyne
x?
2 x keliling cincin
1dyne
γ= x 1.307,42 x?
2 x πr
0,65 dyne
1 dyne γ= x 1.307,42
2 x πr
γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
7 0,65 dyne
γ= 22 x 1.307,42
1 2x 2 3
γ= x 1.307,42 7
2 x 18,857
0,65
1 γ= x 1.307,42
γ= x 1.307,42 2 x 18,857
37,714
0,65
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,02651 x 1.307,42 = 34,67 γ = 0,01723 x 1.307,42 = 22,53
dyne/cm dyne/cm

11. Tween 80, Konsentrasi 10 mg/ml air

Diketahui : F = 0,65 dyne

skala yang terbaca dalam dyne


γ=
2 x keliling cincin
x?
0,65 dyne
γ= x 1.307,42
2 x πr
0,65 dyne
γ= 22 x 1.307,42
2x 2 3
7
0,65
γ= x 1.307,42
2 x 18,857
0,65
γ= x 1.307,42
37,714
γ = 0,01725 x 1.307,42 = 22,53
dyne/cm

5. Buat kurva antara tegangan permukaan dan konsentrasi Tween 80.


Tentukan Konsentrasi misel kritisnya.
Kurva Hubungan antara Konsenrasi Surfaktan dan
Tegangan Permukaan
90

80

70
tegangan permukaan

60

50

40

30

20

10

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 2 4 6 8 10
konsentrasi surfaktan (mg/ml)

Konsentrasi Misel Kritis (KMK) = 8 mg/ml

D. Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang.
Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka
cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa
kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil cairan.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Tegangan permukaan
didefinisikan sebagai gaya (F) persatuan panjang (L) yang bekerja tegak lurus
pada setiap garis di permukaan fluida. Di dalam cairan, sebuah molekul
mengalami gaya tarik dari molekul tetangganya. Tetapi pada permukaannya,
sebuah molekul hanya dikelilingi sebagian saja dan akibatnya molekul pada
permukaan ini hanya mengalami gaya tarik ke arah badan cairannya (dapat
dikatakan seolah-olah bdab cairan dibungkus oleh suatu membrane/lapisan yang
tidak tampak). Perilaku cairan pada permukaan cairan ini yang disebut tegangan
permukaan, dan sifat ini pula yang menyebabkan cairan dapat jatuh membentuk
tetesan, dapat merambat pada pembuluh/pipa kapiler.
Pada percobaan pertama penentuan tegangan permukaan zat cair, zat cair
yang digunakan adalah: Air. Gaya antar molekul masing-masing larutan saling
mempengaruhi, sehingga larutan mengalami kenaikan tegangan yang berbanding
lurus dengan gaya antara molekulnya yang tinggi. Dari hasil percobaan diketahui
hasil Perhitungan tegangan permukaan yaitu Air 72,8 dyne/cm. dan diperoleh
faktor pengoreksi 1307,42. Pada percobaan kedua yaitu penentuan tegangan antar
muka dimana cairan yang digunakan yaitu Air dan minyak, didapatkan hasil
perhitungan tegangan permukaan yaitu 52,00 dyne/cm.
Pada percobaan ketiga yaitu Pengaruh surfaktan pada tegangan permukaan
dimana surfaktan yang digunakan yaitu larutan Tween 80 dengan beberapa
macam konsentrasi diantaranya 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1; 2; 4; 6; 8; 10 mg/ 100 ml.
Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa gaya mengalami penurunan
dengan kenaikan konsentrasi. Dari hasil percobaan

Konsentrasi Tween 80 Gaya Tegangan permukaan


0 2.1 72,80
0.2 2 69,33
0.4 1.9 65,87
0.6 1.8 62,40
0.8 1.7 58,93
1 1.6 55,47
2 1.5 52,00
4 1.2 41,60
6 1 34,67
8 0.65 22,53
10 0.65 22,53

Terjadi karena surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan


mematahkan ikatan hidrogen pada permukaan. Pengaruh Zat Terlarut terhadap
Tegangan Permukaan (γ).
Seiring dengan kenaikan zat terlarut, maka viskositasnya akan semakin
tinggi dan gaya yang diperlukan untuk mengimbangi gaya kohesi semakin tinggi
pula sehingga tegangan permukaan akan meningkat. Tetapi pada percobaan ini
digunakan surfaktan yaitu tween 80 sebagai zat terlarut Karena zat terlarut yang
digunakan adalah surfaktan yang amphifil maka gaya adhesi antara molekul air
dan udara semakin meningkat sehingga tegangan permukaan menurun.
Dilihat dari perbandingan konsentrasi dan tegangan permukaan
menunjukkan adanya hubungan berbanding terbalik anatara konsentrasi tween 80
dan tegangan permukaan.
Pada konsentrasi yang lebih tinggi molekul surfaktan masuk kedalam air
membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel
mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik "KMK”. Pada saat KMK tercapai
maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh
penambahan konsentrasi misel kritik.
Suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan permukaan, hal
itu terjadi karena surfaktan tidak lagi berada di permukaan, tetapi masuk kedalam
air membentuk suatu agregat.
Dilihat dari grafik yang yang didapat anatara konsentrasi surfaktan (x) dan
tegangan permukaan (γ) pada konsentrasi 8 g/100 ml dan 10 g/100 ml didapat
garis yang lurus yang menunjukkan pada konsentrasi itu tegangan permukaannya
sama. Hal tersebut menunjukkan pada konsentrasi 8 g/100 ml sudah terdapat
misel sehingga peningkatan konsentrasi surfakan tidak lagi mempengaruhi
penurunan tegangan permukaan.
Pada grafik pengaruh surfaktan tegangan permukaannya semakin kecil
apabila konsentrasi surfaktannya besar, dikarenakan keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut
akan meningkatkan viskositas, sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar. Tapi apabila zat yang ada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan zat tersebut yang
disebut dengan surfaktan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

 Tegangan dalam permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus


diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam

 Tegangan permukaan terjadi akibat permukaan zat cair cenderung untuk


menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis

 Tegangan antar muka selalu lebih kecil dibanding dengan tegangan


permukaan, karena gaya adhesi antara dua zat cair yang tidak bercampur
selalu lebih besar daripada gaya adhesi antara zat cair dengan udara.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu suhu, zat


terlarut, dan surfaktan

 Beberapa metode pengukuran tegangan permukaan yaitu, Metode Cincin


Du Nouy dan Metode Kapiler

 Pengukuran tegangan permukaan pada percobaan ini dilakukan dengan


Metode Cincin Du Nouy.

B. Saran
Ketika melakukan praktikum online seperti saat ini kami sebagai
mahasiswa lumayan kesulitan, karena kami tidak bisa secara langsung
mempraktikkan dan menganalisa bagaimana hasilnya. Akan tetapi disini kami
hanya membayangkan seolah olah percobaan sedang kami laksanakan. Hal ini
dapat kami pahami karena kondisi pandemi seperti saat sekarang ini, Ada baiknya
kami juga diberi beberapa video pembelajaran mengenai praktikum agar
pemahaman semakin mantap.
Daftar Pustaka
Dirjen POM,. 1979., “Farmakope Indonesia Edisi lll”,. Dapartemen Kesehatan RI., Jakarta
Anief, Moh., (1993), “Ilmu Meracik Obat”, UGM Press, Yogyakarta, 129,130.
Ansel, Howard C., (1985), “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta
Kosman, R. dkk. 2006. “Bahan Ajar Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
Martin Alfred dkk, 1993. ``Farmasi Fisika``, Edisi III, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Mawarda. 2009. Tegangan Permukaan dan Kapasitas. PT Gramedia Pustala Utama : Jakarta
Suminar. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, terjemahan dari “Principles of
Modern Chemistry” oleh David Oxtoby. Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai