Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTUM FARMASI FISIKA II

MODUL 2 PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

DOSEN PENGAMPU : Kusdi Hartono, M.Kes

Di susun Oleh:
Deni Rosandi ( D1A200117 )
Putri Indah Lestari ( D1A200215 )
Rahma Meyastuti ( D1A200118 )
Rita (D1A200024)
Zulfa Nurani Alfiyyah (D1A210055)

FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2022
BAB 1
PENDHULUAN
1.1 PRINSIP
Stabilitas obat tergantung dari ukuran partikel. Metode paling
sederhana dalam menentukan ukuran partikel adalah menggunakan
pengayak standar. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang
tertentu.
1.2 TUJUAN
Mengukur partikel – partikel zat dengan metode mikroskopi dan
pengayakan (“sieving”), pengendapan dan pengukuran volume partikel.

1
BAB 2
DASAR TEORI

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting


dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologikfnya.
Pengetahuan dan pengontrolan ukuaran partikel dan jarak ukuran
partikel sangat penting untuk diketahui. Ukuran partikel, yang berarti juga
luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat
fisika, kimiawi, dan farrnakologi suatu obat. Dalam pembuatan tablet dan
kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk
mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk. Formulasi yang
berhasil dan suspensi, emulsi dan tablet, baik dipandang dan segi stabilitas
fisika maupun dari segi respons biologiknya juga tergantung dari ukuran
partikel bahan obatnya. Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi
pelepasan obat dan sediaannya yang diberikan baik secara oral, parenteral,
rektal dan tropikal.
Umumnya sediaan obat yang digunakan dalam farmasi
mengandung komponen bahan yang berupa partikel - partikel, baik
sendirian maupun terdispersi sebagai partikel - partikel halus dalam
medium yang lain.
Ukuran partikel dapat diperkecil baik dengan metode fisis maupun
metode kimiawi. Kominusi adalah suatu proses memperkecil ukuran
partikel dan sayuran, obat-obat dan bahan hewani atau obat-obat dari
bahan kimiawi yang dilakukan secara fisis. Prinsip metode kimiawi yang
digunakan adalah pengendapan dari suatu larutan dengan jalan
mereaksikan zat satu dengan zat lainnya untuk menghasilkan senyawa
kimia yang diinginkan dalam bentuk partikel - partikel halus.

2
Metode kominusi melirputi : pemotongan, pemarutan, pememaran,
penggerusan, pembuatan serbuk dengan cara levigasi. Umumnya proses-
proses ini dilakukan dengan menggunakan alat mekanis seperti
penggiling atau mortir dan stamper.
Pengukuran ukuran partikel biasanya cukup sukar kecuali jika
partikel tersebut mempunyai bentuk yang tetap / teratur dan hal ini jarang
terjadi. Pengetahuan statistik berguna sekali dalarn pengukuran partikel
karena alasan tersebut diatas.
Metode pengukuran ukuran partikel yang ada bermacam-macam
mulai dan yang sederhana sampai yang sangat komplek dan tergantung
ukuran partikel yang akan diselidiki. Beberapa metode untuk menentukan
ukuran partikel adalah mikroskopi, pengayakan, pengenapan, adsorpsi,
permeametri dan pancaran radiasi atau trarismisi. Metode yang sederhana
adalah mikroskopi, pengayakan dan pengeriapan (sedimentasi).

3
BAB 3
METODEOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
Timbangan elektronik Serbuk paracetamol
Ayakan obat
Penci pengumpul

3.2 PROSEDUR
Menentukan distribusi ukuran partikel yang berupa serbuk menggunakan
metode pengayakan.
1. Gunakan timbangan elektonik dengan pengukuran hingga 3 desimal; catat
berat dari masing – masing ayakan kosong dan panci pengumpul.catat juga
ukuran yakan.
2. Susunlah ayakan dalam suatu rangkaian tumpukan : dengan no mesh
terkecil ( lubang terbesar ) di bagian paling atas dan no mesh paling besar (
lubang terecil ) di bagian paling bawah. Tambahkan panci pengumpuldi
bagian paling bawah dari tumpukan ayakan.
3. Tambahkan kurang lebih 5g serbuk kasar yang telah di tmbang seksama
pada ayakan teratas kemudian tutup ayakan dengan penutup karet.
4. Pasangan tumpuan ke ‘sonic siftter’. Sample kan di goyangkan Selama 5
menit dengan ‘amplitude’ ayakan lebih dari 3.
5. Timbang kembali masing – masing ayakan dan panci pengumpul.htunglah
berat dari % serbuk pada tiap-tiap ayakan dan panci pengumpul.
Kemudian hitunglh % berat kumulatif dari serbuk yang lebih halus dari
lubang ayakan.
6. Hitunglah diameter rata-rata dan deviasi standar dari kasar dan halus.

4
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Hasil Pengamatn
No Ayakan Ukuran Lobang Berat Serbuk % Bobot
44 20 35 gram 35%
40 87 gram 87%
60 38 gram 38%

4.1.2 Perhitungan Persen pada Serbuk


a. Bobot pada saringan
1) Saringan atas = 203 gram
2) Saringan tengah = 241 gram
3) Saringan bawah = 215 gram
b. Bobot granule dan saringan
1) Saringan atas + granule = 238 gram
2) Saringan tengah + granule = 328 gram
3) Saringan Bawah + granule = 253 gram
c. Perhitungan bobot granule
1) Saringan atas + granule - Saringan atas
= 238 – 203 = 35 gram
2) Saringan tengah + granule - Saringan tengah
= 328 – 241 = 87 gram
3) Saringan Bawah + granule - Saringan bawah
= 253 – 215 = 38 gram
d. Perhitungan persen pada granule
1) Granule saringan atas x 100 =
100
= 35 x 100 = 35%
100

5
2) Granule saringan tengah x 100 =
100
= 87 x 100 = 87%

100
3) Granule saringan bawah x 100 =
100
= 38 x 100 = 38%
100

4.2 PEMBAHASAN
a. Pengayakan

Metode pangayakan adalah alat yang digunakan untuk mengukur

partikel secara kasar. Sehingga dalam percobaan ini digunakan bahan

yang partikelnya kasar dibandingkan dengan bahan yang lain. Pada

metode pengayakan ini, digunakan 6 nomor ayakan yang berbeda-beda.

Dimulai dari nomor ayakan yang rendah sampai yang tinggi. Diantaranya

nomor ayakan 8, 12, 20, 40, 60, dan 100.

Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor

mesh yang terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang

paling besar (yang paling bawah) hal ini ditujukan agar partikel-partikel

yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan.

Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran

partikel kecil.

Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin

penggerak), mesin ini digerakkan secara elektrik dan dapat diatur

kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini kecepatan mesin

6
penggerak diatur 500 rpm ditujukan untuk menghindari pemaksaan

partikel besar melewati ayakan akibat tingginya intensitas penggoyangan

atau tertahannya partikel kecil akibat lambatnya intensitas penggoyangan

sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari kecepatan

maksimum.

Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari

mesin penggerak bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang

mempengaruhi gerakan mesin, misalnya tekanan udara di atasnya atau

yang faktor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja

kecuali gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah.

Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat

sederhana karena cukup singkat. Namun alat atau metode ini tingkat

keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara

mikroskopik.

Dari data yang diperoleh umumnya diperoleh zat sisa yang

tertahan dengan semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang

tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap inci semakin kecil lubangnya.

Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan dari

suatu zat. Dengan melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam

ayakan maka semakin kasar zat tersebut.

7
BAB 5
KESIMPULAN

Pada percobaan kali ini digunakan metode pengayakan. Metode


pengayakan digunakan untuk partikel yang mempunyai partikel atau ukuran
serbuk lebih besar atau kasar. Dari hasil percobaan menggunakan metode
pengayakan ini menghasilkan bahwa ukuran granul paracetamol yang kasar
sebesar 35 gr atau 35%, semi halus 87 gr atau 87%, dan yang halus sebesar 38
gram atau 38%.
Hal ini dapat di ketahui di karenakan Semakin besar nomor ayakan,
semakin halus hasil yang di dapat, karena lubangnya semakin kecil.

8
9
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Farmasi-

Fisik-Komprehensif.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai