Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI
(UKURAN PARTIKEL METODE MIKROSKOPI)

Kelompok II :
FRENSI KATNA ARIYANTI (32315422)
GENI TAHFIZUL BRILLIANSA (32315423)
IDA NURHAYATI (32315424)
LIA ANJAR WATI (32315426)
LILIS CHOIRIYAH (32315428)
LINDA YUANITA (32315429)
LINTANG DERYSTIAN C. B. (32315430)
LUKI ANDRIANI (32315431)
MAHINGGAR SYAPNA Y. (32315432)

UNIKA WIDYA MANDALA MADIUN


FAKULTAS MIPA - D3 FARMASI
2016
I. TUJUAN

Menentukan ukuran partikel zat padat dengan metode pengayakan

II. DASAR TEORI


Ukuran partikel adalah diameter rata-rata partikel dari suatu sampel
serbuk. Pengendalian partikel sangat penting dalam farmasi, karena
berhubungan earat dengan sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat.
Pada pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel secara
langsung mempengaruhi sifat aliran kohesivitas serbuk, yang akan
menentukan homogenitas pencampuran dan bobot tablet atau kapsul.
Demikian pula untuk formulasi sediaan suspensi atau emulsi, ukuran partikel
akan mempengaruhi stabilitas fisik dan respon farmakologi obat.

Sediaan obat umumnya mengandung multi partikel, baik sendirian atau


terdispersi sebagai partikel partikel halus. Oleh karena penentuan ukuran
partikel pada batas-batas tertentu sangat menentukan, sejak pembuatan
sediaaan sampai penggunaan obat mencapai efek terapi.

Untuk ukuran partikel dapat diperkecil dengan metode fisika-mekanik atau


kimia. Pengecilan paertikel atau kominusi (comminution) adalah satu proses
memperkecil ukuran partikel bahan padat yang dilakukan secara fisika-
mekanik. Metode kominusi meliputi : pemotongan, pemarutan, pememeran,
penggerusan, dan pembuatan serbuk secara levigasi. Umumnya proses-
proses ini dilakukan dengan menggunakan alat mekanik seperti penggilingan
atau penggerusan dalam mortar

Pengukuran partikel biasanya cukup sulit, kecuali jika partikel tersebut


mempunyai bentuk yang tetap atau teratur, hal ini jarang terjadi,
pengetahuan stastistikberguna sekali dalam evalusai ukuran partikel, karena
partikel sering di asumsi sebagai diameter bola ekivalen.

Metode pengukuran parrrtikel ada bermacam macam, mulai dari yang


sederhana sampai yang sangat kompleks, tergantung dari ukuran partikel
yang diteliti, beberpa metode yang sering digunankan adalah : mikroskopi,
pengayakan, sedimentasi, adsorbsi dan permeatri. Salah satu metode
sedrhana adalah mikroskopi.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT
1. 1 set ayakan
2. Timbangan
BAHAN
1. Granul berbagai ukuran

IV. PROSEDUR KERJA

1. Dibersihkan ayakan dengan menggunakan vaccum / alat pembersih


2. Ditimbang tiap-tiap ayakan kosong
3. Disusun beberpa ayakan dengan nomor berurutan, dengan makin besar nomor
ayakan dari atas kebawah
4. Dimasukkan granul ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang
ditimbang seksama (100 mg)
5. Diayak granul selama 5 menit pada 500 rpm
6. Dikeluarkan ayakan secara hati-hati tanpa kehilangan berat sampel
7. Ditimbang kembali tiap ayakan dan ditentukan bobot sampel pada tiap ayakan
8. Dibuat kurva distribusi pesen bobot di atas dan di bawah ukuran versus ukuran
partikel
9. Plot data pada kertas probabilitas lognormal, tentukan harga dg dan g

V. PENGOLAHAN DATA

VI. PEMBAHASAN
Percobaan dalam praktikum ini bertujuan untuk mengukur partikel
zat dengan metode pengayakan (shieving).
Metode pengayakan dilakukan untuk menghitung
persen (%) bobot diatas ayakan atau dibawah ayakan. Ayakan yang
digunakan adalah ayakan nomor 4,10,20,40,60,100,140,200 dan
disusun berdasarkan urutan nomornya, yaitu mulai dari nomor
paling kecil hingga paling besar dari atas kebawah. Arti dari no
ayakan tersebut adalah misal ayakan nomor 100, artinya setiap 1 inci
terdapat 100 lubang.
Pada perlakuan pertama yaitu dimulai dengan
membersihkan ayakan menggunakan vaccum cleaner, tujuannya
adalah agar tidak terdapat granul-granul yang menempel pada
ayakan sehingga terjadi kesalahan penimbangan akibat percobaan
sebelumnya. Kemudian masing-masing ayakan kosong ditimbang.
Setelah itu , ayakan disusun berdasarkan urutan diatas, dimasukkan
granul yang telah di timbang sebanyak 100 gram pada ayakan paling
atas. Diayak pada shaker selama 5 menit pada kecepatan 500 rpm,
sehingga granul dapat dipisahkan sesuai range ukurannya. Setalah
selesai pengayakan, ayakan yang berisi granul ditimbang dan di
catat selisih antara ayakan yang berisi granul dengan ayakan kosong
sehingga di peroleh bobot pada masing-masing ayakan. Kesalahan
pengayakan dapat terjadi pada waktu pengisian ayakan, lama
pengayakan, dan intensitas pengayakan Dari hasil pengayakan di
peroleh bobot granul 100 gr. Selanjutnya dicari % bobot diatas
ukuran dan % bobot dibwah ukuran.
Metode pengayakan dilakukan untuk partikel yang
besar seperti serbuk kasar, granul tablet dan granul garam,
sedangkan dispersi koloid untuk mikroskop biasa dan partikel emulsi,
suspensi, serta serbuk halus di tentukan dengan mikroskop optik.
Keuntungan metode pengayakan ini adalah waktu yang digunakan
untuk mengukur partikel relatif cepat dibanding dengan metode
mikroskopi, sedangkan kelamahannya yaitu tidak bisa digunakan
untuk mengukur partikel yang berukuran kecil.
Dari plot data pada kertas probabilitas lognormal
dengan memplotkan ukuran (m) pada sumbu x dan persen bobot
kumulatif diatas ukuran pada sumbu y di dapat nilai diameter
geometrik (dg) rata-rata sebesar 909.4 m, yang merupakan nilai 50
% ukuran partikel yang merupakan titik 50 % pada skala probabilitas
lognormal. Sedangkan standar deviasi (g) adalah

VII. KESIMPULAN
1. Penentuan ukuran partikel dilakukan dengan metode pengayakan
2. Jumlah total granul yang didapat dari hasil pengayakan yaitu
307,8 gram
3. Diameter geometrik (dg) rata-rata yang didapat adalah 909,40
m

Anda mungkin juga menyukai