LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT
Percobaan 1
DERAJAT FLOKULASI
Nama : Luthfiah(1800023056)
Hamnah Al Atsariyah (1800023057)
Muhammad Febri Maulana (180023058)
Kel/Gol : 2/3
Hari/tgl praktikum : Sabtu,
Asisten Dosen : apt. Annas Binarjo S.F., M.Sc
Asisten Mahasiswa :
AlCl3
Formula B
1000mg/ 100ml x 2mg/ X = 0,2ml x 3 = 0,6ml
Formula C
1000mg/ 100ml x 4mg/ X = 0,4ml x 3 = 1,2ml
Formula D
1000mg/ 100ml x 6mg/ X = 0,6ml x 3 = 1,8ml
Formula E
1000mg/ 100ml x 10mg/ X = 1ml x 3 = 3ml
Hal 2
IV. PENIMBANGAN
Tgl:
Formula B
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 0,6ml
Formula C
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 1,2ml
Formula D
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 1,8ml
Formula E
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 3ml
V. PROSEDUR PENGOLAHAN
Serbuk sulfadiazine didispersikan dalam larutan yang mengandung DSS, aduk sampai
semua serbuk terbasahi. Jika perlu tambahkan sedikit air suling (larutan I).
Tambahkan larutan AlCl3 pada larutan I secara seksama pada formula B,C,D dan E. Aduk
sampai homogen dan terbentuk disperse terflokulasi.
Dispersi kemudian dituang kedalam tabung reaksi berskala dan ditambah air suling ad
20ml, kemudian digojog homogen.
Tempatkan tabung dalam rak. Catat tinggi pengendapan pada waktu-waktu tertentu
0;5;10;15;20;25;30; 60 menit dan 3 hari.
Tentukan volume pengendapan yang dihasilkan, serta gambarkan gravik waktu vs harga F
untuk kelima formula tersebut.
Hal 4
A 1.00
B 1.21
C 1.15
D 1.12
E 1.02
Interpretasi hasil
Formula A: tidak trjadi flokulasi (deflokulasi)
Formula B: Flokulasi
Formula C: Flokulasi
Formula D: Flokulasi
Formula E: Flokulasi
Diperiksa oleh Pengecekan kebersihan alat/
Asisten tempat
Laboran
( )
( )
Dari hasil percobaan ini didapatkan formula A tidak terjadi flokulasi (deflokulasi), sedangkan formula B-E merupakan
suspensi sistem flokulasi. Karena dalam formula B-E menggunakan floculating agent berupa AlCl3, sehingga
membuat partikel suspensi membentuk agregat terbuka/gabungan antar partikel-partikel yang berikatan lemah.
Semakin banyak gumpalan maka ukuran partikel akan membesar karena bergabungnya antar partikel satu sama lain
membuat suspensi cepat mengendap. Hal ini selaras dengan hukum stokes yaitu, jika ukuran partikel semakin besar
maka kecepatan sedimentasi akan semakin cepat.
v = d2 (ρ1 – ρ2 ) g / 18 η0
Ukuran partikel ↓ kecepatan pengendapan ↓ (Stoke’s law). Ukuran ↓↓ membentuk cake saat pengendapan. Jadi,
ukuran/diameter partikel (d) berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan (V)
Berbeda dengan formula A yang tidak menggunakan floculating agent maka tidak akan terbentuk sistem suspensi
terflokulasi sehingga partikel-partikelnya tidak membentuk agregat, akibat tidak terbentuk agregat antar partikel maka
suspensi dengan sistem deflokulasi ini akan sulit mengendap.
DISKUSI
A 1.00
B 1.21
C 1.15
D 1.12
E 1.02
Kurva F vs t
Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa, suspensi formula A yang tidak menggunakan AlCl3 tidak terjadi flokulasi karena
tidak ada yang menjadi flocculating agent dalam formulanya. Lain halnya engan formula suspensi tipe B-E yang
menggunakan kadar AlCl3 yang berbeda-beda dari terendah hingga tertinggi. Jika dilihat dari grafik ini, maka flokulasi
tertinggi terdapat pada formula B yang menggunakan AlCl3 2 mg, sedangkan flokulasi terendah terlihat pada suspensi
formula E yang menggunakan kadar AlCl3 10 mg. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa, semakin tinggi kadar
AlCl3 bukan berarti akan semakin tinggi flokulasinya atau justru akan mebuat suspensi menjadi sistem deflokulasi.