Anda di halaman 1dari 6

Hal 1

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

Percobaan 1

DERAJAT FLOKULASI

Nama : Luthfiah(1800023056)
Hamnah Al Atsariyah (1800023057)
Muhammad Febri Maulana (180023058)
Kel/Gol : 2/3
Hari/tgl praktikum : Sabtu,
Asisten Dosen : apt. Annas Binarjo S.F., M.Sc
Asisten Mahasiswa :

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
CATATAN ( PRAKTIKUM ) PENGOLAHAN BETS

Percobaan / Prosedur Pengolahan Bets No : Derajat Flokulasi

Di susun oleh Di setujui oleh

Luthfiah,Hamnah, & Febri Apt. Annas Binarjo S.F., M.Sc ...............................


Mahasiswa Asisten dosen Asisten mahasiswa
Tgl: Tgl: Tgl:
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk sediaan Tgl pengolahan
001 Suspensi 001001 5 botol Suspensi
Sulfadiazin ............................
(SUZIN
Suspensi)
I. KOMPOSISI II. SPESIFIKASI
A. Satuan dasar Sulfadiazin (FI V:1228)
-Pemerian: Serbuk, putih sampai agak
Formula A kuning; tidak berbau atau hampir tidak
berbau; stabil di udara tetapi pada
 Sulfadiazin (g) 2
pemaparan terhadap cahaya perlahan-
 DSS (mg) 20 lahan menjadi gelap.
 Aquades ad 20 -Kelarutan Praktis tidak larut dalam air;
mudah larut dalam asam mineral encer,
Formula B dalam larutan kalium hidroksida, dalam
 Sulfadiazin (g) 2 larutan natrium hidroksida dan dalam
 DSS (mg) 20 amonium hidroksida; agak sukar larut
dalam etanol; sukar larut dalam etanol
 AlCl3 (mg) 2
clan dalam aseton; sukar larut dalam
 Aquades ad 20 serum manusia pada suhu 37℃.
AlCl3 (POM)
Formula C -Pemerian: Padatan (kristal padat),
 Sulfadiazin (g) 2 berbentuk serbuk; berbau tajam dan
 DSS (mg) 20 mengiritasi; berwarna putih, kuning atau
abu-abu; berasa manis, asam. Dapat
 AlCl3 (mg) 4
mengalami perubahan dari bentuk serbuk
 Aquades ad 20 menjadi cair jika terpapar dan
mengabsorbsi kelembapan dari udara.
Formula D -Kelarutan: Larut dalam alkohol, karbon
 Sulfadiazin (g) 2 tetraklorida, benzofenon, nitrobenzen,
 DSS (mg) 20 eter, dan benzen. Sedikit larut dalam
 AlCl3 (mg) 6 kloroform.
 Aquades ad 20
Dioktil Natrium Sulfosukslnat (DSS)
(FI V:1704)
Formula E Pemerian: Serpihan seperti malam, putih
 Sulfadiazin (g) 2 Aquades (FI II: 96)
 DSS (mg) 20 -Pemerian: cairan tidak berwarna, tidak
 AlCl3 (mg) 10 berbau, tidak berasa.
 Aquades ad 20 -Kelarutan: Larut dengan semua jenis
larutan..
-Penyimpanan: dalam wadah tertutup
rapat.
B. JUMLAH BAHAN YANG DIPERLUKAN
III. PERALATAN
Formula A - Mortir
Sulfadiazin 2g x 3 = 6g - Tabung reaksi
DSS 20mg/10000mg x 100ml = 0,2ml x 3 = 0,6ml - Alat-alat volumetri

AlCl3
Formula B
1000mg/ 100ml x 2mg/ X = 0,2ml x 3 = 0,6ml

Formula C
1000mg/ 100ml x 4mg/ X = 0,4ml x 3 = 1,2ml

Formula D
1000mg/ 100ml x 6mg/ X = 0,6ml x 3 = 1,8ml
Formula E
1000mg/ 100ml x 10mg/ X = 1ml x 3 = 3ml

Hal 2

IV. PENIMBANGAN
Tgl:

Kode bahan Nama bahan Jumlah yg di Jumlah yg Di timbang Diperiksa


butuhkan di timbang oleh oleh
Formula A
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml

Formula B
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 0,6ml

Formula C
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 1,2ml

Formula D
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 1,8ml

Formula E
- Sulfadiazin 6g
- DSS 0,6ml
- AlCl3 3ml

V. PROSEDUR PENGOLAHAN

Hitung volume larutan DSS dan AlCl3 yang dibutuhkan Paraf


sesuai formula.
Mahasiswa Asisten

Siapkan larutan DSS sesuai formula.

Haluskan serbuk sulfadiazine menggunakan mortar.

Serbuk sulfadiazine didispersikan dalam larutan yang mengandung DSS, aduk sampai
semua serbuk terbasahi. Jika perlu tambahkan sedikit air suling (larutan I).

Tambahkan larutan AlCl3 pada larutan I secara seksama pada formula B,C,D dan E. Aduk
sampai homogen dan terbentuk disperse terflokulasi.

Dispersi kemudian dituang kedalam tabung reaksi berskala dan ditambah air suling ad
20ml, kemudian digojog homogen.

Tempatkan tabung dalam rak. Catat tinggi pengendapan pada waktu-waktu tertentu
0;5;10;15;20;25;30; 60 menit dan 3 hari.

Tentukan volume pengendapan yang dihasilkan, serta gambarkan gravik waktu vs harga F
untuk kelima formula tersebut.

Lakukan uji resdispersibilitas untuk masing-masing formula pada hari ke-3


Hitunglah derajat flokulasi suspensi dan tentukan system suspensinya (dari hasil
pengamatan hari ke-3)

Hal 4

VI. REKONSILIASI HASIL

Hasil nyata Hasil teoritis

ß = F /F~ = F flok /F deflok


Formula t0 t0.1 t0.25 t0.5 t1 t2 t24 t48 t72
ß>1
A 13.5 13.2 13 12.4 12 11.2 5.5 5.4 5.6 Jika hasilnya
B 13.4 13.1 12.5 10.2 9.4 7.5 6.5 6.6 6.7 > 1 adalah flokulasi
C 13.4 13 12.4 10.5 9.8 8.4 6.3 6.3 6.4 = 1 adalah tidak terjadi flokulasi
<1 adalah deflokulasi
D 13.6 13.2 12.6 11.2 10.5 9.8 6.3 6.2 6.3
E 13.5 13.2 12.8 12.1 11.8 11.3 5.6 5.6 5.7
Formula F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9
A 1 0.98 0.96 0.92 0.89 0.83 0.41 0.40 0.41
B 1 0.98 0.93 0.76 0.70 0.56 0.49 0.49 0.50
C 1 0.97 0.93 0.78 0.73 0.63 0.47 0.47 0.48
D 1 0.97 0.93 0.82 0.77 0.72 0.46 0.46 0.46
E 1 0.98 0.95 0.90 0.87 0.84 0.41 0.41 0.42
Rata2 1 0.97 0.94 0.84 0.79 0.71 0.45 0.45 0.46

Formula F Flok/F Deflok

A 1.00

B 1.21

C 1.15

D 1.12

E 1.02

Interpretasi hasil
 Formula A: tidak trjadi flokulasi (deflokulasi)
 Formula B: Flokulasi
 Formula C: Flokulasi
 Formula D: Flokulasi
 Formula E: Flokulasi
Diperiksa oleh Pengecekan kebersihan alat/
Asisten tempat
Laboran
( )
( )

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan ini didapatkan formula A tidak terjadi flokulasi (deflokulasi), sedangkan formula B-E merupakan
suspensi sistem flokulasi. Karena dalam formula B-E menggunakan floculating agent berupa AlCl3, sehingga
membuat partikel suspensi membentuk agregat terbuka/gabungan antar partikel-partikel yang berikatan lemah.
Semakin banyak gumpalan maka ukuran partikel akan membesar karena bergabungnya antar partikel satu sama lain
membuat suspensi cepat mengendap. Hal ini selaras dengan hukum stokes yaitu, jika ukuran partikel semakin besar
maka kecepatan sedimentasi akan semakin cepat.

v = d2 (ρ1 – ρ2 ) g / 18 η0

Ukuran partikel ↓  kecepatan pengendapan ↓ (Stoke’s law). Ukuran ↓↓  membentuk cake saat pengendapan. Jadi,
ukuran/diameter partikel (d) berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan (V)

Berbeda dengan formula A yang tidak menggunakan floculating agent maka tidak akan terbentuk sistem suspensi
terflokulasi sehingga partikel-partikelnya tidak membentuk agregat, akibat tidak terbentuk agregat antar partikel maka
suspensi dengan sistem deflokulasi ini akan sulit mengendap.

Mekanisme AlCl3 sebagai floculating agent yaitu mengurangi potensial zeta-


membentuk suatu jembatan yang menghubungkan partikel- partikel tersebut dimana valensi ion-ion mempunyai muat
an yang berlawanan- mengurangi gaya elektris tolak menolak dan memperkuat gaya tarik- menarik antar
partikel- membentuk agregat longgar yang disebut flok. Dengan terbentuknya endapan flok ini maka tidak akan
terjadi endapan cake, sehingga suspensi mudah didispersikan kembali.
Suspensi tipe flokulasi ini akan menghasilkan supernatan jernih diatas larutan suspensi yang mebuat visual suspensi
tidak bagus, sehingga untuk membuat suspensi tipe flokulasi ini agar tampak ideal dapat ditambahkan zat yang
dapat memberlambat sedimentasi dan menjaga homogenitas/stabilitas sistem suspensi. stabil secara fisis adalah
suspensi tidak mengalami penggumpalan partikel dan tetap terdistribusi secara merata dalam media pembawanya.

DISKUSI

Fungsi Masing-masing Bahan:


Bahan FungsI
Sulfadiazin Zat aktif
DSS Wetting agent
AlCl3 Flocullating agent
Aquadest Pelarut

Perhitungan Derajat Flokulasi


Β= F Flok/ F Deflok

Formula F Flok/F Deflok

A 1.00

B 1.21

C 1.15

D 1.12
E 1.02

Kurva F vs t

Proses terjadinya Flokulasi


Floculating agent yaitu mengurangi potensial zeta-membentuk suatu jembatan yang menghubungkan partikel-
partikel tersebut dimana valensi ion-ion mempunyai muatan yang berlawanan- mengurangi gaya elektris tolak
menolak dan memperkuat gaya tarik- menarik antar partikel- membentuk agregat longgar yang disebut flok.
Dengan terbentuknya endapan flok ini maka tidak akan terjadi endapan cake, sehingga suspensi mudah
didispersikan kembali.

Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa, suspensi formula A yang tidak menggunakan AlCl3 tidak terjadi flokulasi karena
tidak ada yang menjadi flocculating agent dalam formulanya. Lain halnya engan formula suspensi tipe B-E yang
menggunakan kadar AlCl3 yang berbeda-beda dari terendah hingga tertinggi. Jika dilihat dari grafik ini, maka flokulasi
tertinggi terdapat pada formula B yang menggunakan AlCl3 2 mg, sedangkan flokulasi terendah terlihat pada suspensi
formula E yang menggunakan kadar AlCl3 10 mg. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa, semakin tinggi kadar
AlCl3 bukan berarti akan semakin tinggi flokulasinya atau justru akan mebuat suspensi menjadi sistem deflokulasi.

Anda mungkin juga menyukai