DISUSUN OLEH
1. Kamilla Sekar Rosandy ( B1201008 )
2. Riana Sesilia ( B1201015 )
3. Syabiq Al-ansyahry ( B1201017)
4. Yolanda Rema Mahesa ( B1201018 )
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep tegangan permukaan.
2. Mahasiswa dapat mengukur tegangan permukaan (Air, paraffin, Na lauril sulfat 0,1%; 0,01% ;
0,05%) dengan metode kenaikan pipa kapiler.
B. DASAR TEORI
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan suatu cairan
yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, hal ini disebabkan oleh gaya – gaya tarik tidak
seimbang pada antar muka (interface) cairan. Antar muka yaitu jika ada dua fasa atau lebih berada
bersama – sama, maka batas antara fase – fase tersebut. Sifat – sifat molekul yang membentuk
antar muka tersebut berbeda dengan molekul – molekul yang berada di dalam tiap fase, molekul –
molekul itu membentuk fase antar muka. Gaya ini bisa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa
dalam kapiler dan membentuk spheris suatu tetesan kecil cairan (Moechtar, 1990).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan panjang yang terjadi pada
antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil
dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih besar
dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar muka (Moechtar, 1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka, antara lain ialah metode
kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat cair pada tegangan muka kebanyakan berkurang
hampir linier terhadap kenaikan temperatur atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul –
molekulnya.
Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai ketinggian tertentu bila
suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah beaker glass, hal ini disebabkan bilamana
kekuatan adhesi antara molekul –molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada kohesi
antara molekul – molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi
dalam pipa. Metode Cincin Du Nouy / Tensimeter Du Nouy, prinsip kerja dari alat tersebut
bergantung pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina – iridium yang
dicelupkan pada permukaaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan permukaan / tegangan
antar muka (Martin, 1993).
Tegangan muka = ½ r h d g
Keterangan :
r : jari – jari kapiler
h : tinggi kenaikan
d : kerapatan cairan
g : gaya gravitasi
Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu air dibiarkan
naik sampai mencapai suhu kamar, lalu pipa kepiler piknometer ditutup dengan
sedikit cera alba.
Air yang menempel diusap dengan tissue dan ditimbang dengan seksama.
Lihat dalam tabel, berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang digunakan
untuk menghitung volume air = volume piknometer.
Cara perhitungan :
(DATA 1)
Bobot piknometer + air = 57,72 gram
Bobot piknometer kosong = 33,33 gram –
Bobot air = 24,39 gram
Volume piknometer =
B. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat (Natrium Lauryl Sulfat 0,1%; 0,01%;
0,05%)
Timbang Natrium lauryl sulfat, encerkan dengan air
Timbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama
Isi piknometer dengan Natrium lauryl sulfat hingga penuh, lalu rendam dalam
air es hingga suhu 2C di bawah suhu percobaan.
Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu air dibiarkan
naik sampai mencapai suhu kamar, lalu tutup pipa kapiler piknometer
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar dan air yang
menempel diusap dengan tissue dan ditimbang dengan seksama.
Cara perhitungan :
(DATA 3) Natrium lauryl sulfat 0,1%
Bobot piknometer + Natrium lauryl sulfat 0,1% = 24,4 gram
Volume piknometer(air) = 24, 4874 ml
Volume piknometer = Bobot Natrium lauryl sulfat 0,1%
Vp
Volume piknometer = 24,4 gram
24, 4874 ml
= 0,9964 g/ml
(DATA 4) Natrium lauryl sulfat 0,01%
Bobot piknometer + Natrium lauryl sulfat 0,01% = 24,22 gram
Volume piknometer(air) = 24, 4874 ml
Volume piknometer = Bobot Natrium lauryl sulfat 0,01%
Vp
Isi piknometer dengan paraffin cair hingga penuh, lalu rendam dalam
air es hingga suhu 2C di bawah suhu percobaan.
Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu air dibiarkan
naik sampai mencapai suhu kamar, lalu tutup pipa kapiler piknometer
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar dan air yang
menempel diusap dengan tissue dan ditimbang dengan seksama.
Cara perhitungan :
(DATA 2) Paraffin cair
Bobot piknometer + Paraffin cair = 18,99 gram
Volume piknometer(air) = 24, 4874 ml
Masukkan pipa kapiler tegak lurus dalam beakerglass, biarkan cairan naik
sampai stabil
Tutup ujung pipa kapiler dengan jari dan ukur tinggi kenaikan cairan tersebut
(replikasi 3x)
E. HASIL PRAKTIKUM
DATA 1
No. Perlakuan Bobot (gram)
1. Piknometer + air 57,72 gram
2. Piknometer kosong 33,33 gram
3. Air 24,39 gram
Perhitungan : Air
Bobot piknometer + air = 57,72 gram
Bobot piknometer kosong = 33,33 gram –
Bobot air = 24,39 gram
Volume piknometer =
DATA 4
No. Perlakuan Bobot (gram)
1. Piknometer + Na.Lauril Sulfat 0,01% 57,35 gram
2. Piknometer kosong 33,33 gram
3. Na.Lauril Sulfat 0,1% 24,22 gram
DATA 6
No. Jenis Larutan Timnggi kenaikan pipa kapiler (cm) Rata-
R1 R2 R3 rata
1. Air 3,00 3,00 3,50 3,167
2. Paraffin cair 2,60 2,50 2,50 2,53
3. Natrium lauryl sulfat 0,1% 2,50 2,50 2,40 2,467
4. Natrium lauryl sulfat 0,01% 2,65 2,70 2,65 2,67
5. Natrium lauryl sulfat 0,05% 2,60 2,55 2,60 2,583
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan Permukaan = ½ . r . h . . g
Jari – jari pipa kapiler (r)= 1,15 mm
2
= 0,575 mm
= 0,0575 cm
• Tegangan Permukaan Air
=½r.h..g
= ½ . 0,0575 cm . 3,17 cm . 0,99602 g/𝑚l . 980,7 cm/ s2
= 89, 0228 dyn/cm
• Tegangan Permukaan Na laurit Sulfat 0,1%
=½r.h..g
= ½ . 0,0575cm . 2,47 cm . 0,9964 g/𝑚l . 908,7 cm/ s2
= 69, 3912 dyn/cm
• Tegangan Permukaan Na laurit Sulfat 0,01%
=½.r.h..g
= ½ . 0,0575 cm . 2,67 cm . 0,9890 g/𝑚l . 980,7 cm/ s2
= 74, 4528 dyn/cm
• Tegangan Permukaan Na laurit Sulfat 0,05 %
=½.r.h..g
= ½ . 0,0575cm . 2,583 cm . 1, 0299 g/𝑚l . 908,7 cm/ s2
= 75,0055 dyn/cm
• Tegangan Permukaan Paraffin Cair
=½.r.h..g
= ½ . 0,0575cm . 2,53 cm . 0, 775 g/𝑚l . 908,7 cm/ s2
= 55, 2835 dyn/cm
F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan permukaan pada suatu
zat cair. Zat cair yang digunakan sebagai sampel adalah air, paraffin cair, Na Lauryl Sulfat
0,1%;0,01%; 0,05%. Natrium lauryl sulfat berfungsi sebagai surfaktan, yang dapat menurunkan
tegangan permukaan antara 2 zat yang tidak dapat bercampur sehingga zat tersebut dapat bercampur,
sedangkan paraffin liquidum berfungsi sebagai laksativa. Metode yang digunakan untuk menentukan
tegangan permukaan pada praktikum adalah metode kenaikan pipa kapiler. Penentuan tegangan
permukaan dapat menggunakan metode selain kenaikan pipa kapiler yaitu metode cincin Du nouy,
namun karena belum mempunyai alat untuk menguji dengan metode ini, jadi dipilihlah metode
kenaikan kapiler yang lebih sederhana.
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan suatu
cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, sedangkan tegangan antar muka (interfacial)
adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat
tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2
fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang
membentuk antar muka.
Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian zat cair yang naik
melalui pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan ke dalam permukaan zat cair maka
zat cair tersebut akan naik sampai pada ketinggian tertentu. Prinsip kerja pipa kapiler ini adalah gaya
adhesif antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif antara
molekul –molekul zat cair, sehingga cairan dapat membasahi dinding kapiler, dan dapat mengalir
naik di dalam pipa kapiler. Zat cair dapat naik dalam pipa kapiler selain dipengaruhi oleh gaya
adhesi yang besar juga dipengaruhi oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif yang menyebabkan
suatu gaya untuk naik. Suatu saat kenaikan zat cair pada pipa kapiler dapat berhenti pada saat gaya
tekan ke atas sama dengan gaya gravitasi maka zat tersebut akan berhenti naik pada pipa kapiler.
Penggunaan metode kenaikan kapiler memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
Keuntungan metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif singkat serta cara kerjanya yang
praktis. Kerugiaannya adalah prosentase hasil pengukuran tinggi yang tidak valid karena pengaruh
tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam larutan. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan
untuk menentukan tegangan permukaan suatu zat dan tidak dapat digunakan untuk menentukan
tegangan antar muka dari suatu zat.
Hasil yang diperoleh dari penentuan tegangan permukaan tidak dapat
dibandingkan dengan literatur, karena perbedaan volume zat yang dipakai dalam
pengujian belum tentu sama dengan yang ada pada literature, sehingga tidak dapat
dihitung penyimpangan kesalahan yang terjadi. Perbandingan antara literature dan
hasil percobaan hanya dapat dilakukan untuk kerapatan zat, karena kerapatan ini
berbanding lurus dengan tegangan permukaan. Semakin besar nilai kerapatan suatu
zat akan semakin besar tegangan permukaannya, hal ini sama dengan jari-jari pipa
kapiler, semakin besar jari-jari pipa kapiler, maka tegangan permukaannya juga
semakin besar. Hasil percobaan memperoleh nilai kerapatan masing-masing zat
sebesar:
Zat Kerapatan Kerapatan Literatur
Na Lauryl Sulfat 0,1% 0,9964 g/mL
Na Lauryl sulfat 0,01% 0,9890 g/mL 1,07 g/mL
Na Lauryl Sulfat 0,05% 1,0299 g/mL
Paraffin Cair 0,775 g/mL 0,87-0,89 g/mL
Hasil yang diperoleh terdapat adanya penyimpangan antara hasil percobaan bila
dibandingkan dengan literatur, hal ini dapat mempengaruhi hasil perhitungan tegangan permukaan.
Faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain:
1. Volume
Volume cairan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah 40 ml. Sebelum pipa kapiler
dimasukkan, ukur dahulu berapa tinggi mula-mula cairan dalam beaker glass. Setiap akan
dilakukan replikasi, pastikan volume cairan tetap 40 ml dan dengan tinggi yang sama, jika
tingginya berkurang dapat ditambahkan cairan lagi.
2. Diameter pipa kapiler
Diameter pipa kapiler berhubungan dengan kenaikan cairan. Pipa kapiler yang kecil
diameternya maka akan membuat kenaikannya lebih cepat,jelas dan tinggi.
3. Kadar
Kadar natrium lauryl sulfat yang berbeda - beda juga akan menghasilkan hasil kenaikan
cairan dalam pipa kapiler yang berbeda pula.
4. Kerapatan cairan
Semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar pula kerapatn suatu zat
5. Tinggi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler
Viskositas cairan juga mempengaruhi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler. Semakin tinggi
kekentalan suatu zat, maka dia akan lebih susah naik ke pipa kapiler. Paraffin cair akan lebih
susah naik ke pipa kapiler dibandingkan larutan Natrium lauryl sulfat dan air. Sehingga
kenaikannya pun akan lebih rendah.
Faktor eksternalnya meliputi:
1) Suhu
Suhu akan mempengaruhi perhitungan kerapatan suatu zat. Perhitungan kerapatan
menggunakan piknometer dilakukan dengan menaik turunkan suhu ± 2 0 C kemudian
didiamkan hingga suhu kembali pada suhu kamar. Adanya embun yang tertinggal saat
penurunan suhu akan mempengaruhi hasil perhitungan kerapatannya.
2) Kemurnian zat yang digunakan,
Kemurnian zat yang akan diuji akan berkurang jika ada bahan lain yang ikut masuk ke dalam
zat yang akan di uji. Proses membersihkan piknometer harus diperhatikan apakah sudah
benar-benar kering atau belum, jika masih terdapat air maka akan mempengaruhi
kemurniaan zat yang di uji, kemurnian zat akan berkurang dengan adanya campuran air,
semakin banyak air yang tertinggal pada piknometer maka akan banyak pula yang ikut
tercampur pada zat yang di uji dan kemurnian zat uji akan semakin berkurang.
Tegangan muka kebanyakan zat cair berkurang hampir sebanding dengan kenaikan
temperatur. Oleh karena itu perlu mengontrol temperatur dari sistem yang diteliti jika hendak
menentukan tegangan muka dan tegangan antar mukanya.
Manfaat tegangan permukaan di bidang farmasi salah satu contohnya yaitu terbentukya
emulsi. Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua fase yaitu fase air dan fase minyak
dimana harus dilakukan penggojokan untuk dapat mencampurkan keduanya. Tegangan antarmuka
pada emulsi terjadi antara minyak dengan air. Penetrasi molekul melalui membran biologi, dapat
mempengaruhi adsorbsi obat, stabilitas, dan dispersi partikel yang tidak larut dalam suspensi.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:
a) Penentuan tegangan permukaan dapat dilakukan dengan metode kenaikan kapiler dan metode
cincin Du Nouy.
b) Cara kerja metode kenaikan pipa kapiler yaitu siapkan larutan zat uji sebanyak 40 mL kemudian
dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya hingga larutan dapat naik dalam pipa kapiler. Hitung
kenaikan zat dalam pipa kapiler.
c) Prinsip kerja pipa kapiler adalah bilamana gaya adhesif antara molekul zat cair dan dinding
kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif antara molekul –molekul zat cair, maka zat cair
akan terus naik dalam pipa kapiler yang disebabkan karena adanya tegangan muka, sampai
gerakan ke atas tersebut tepat seimbang dengan gaya ke bawah gravitasi.
H. DAFTAR PUSTAKA
Dekpes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III Jilid 2,Indonesia University Press, Jakarta.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, GadjahMada University
Press, Jogjakarta.
Semarang, 1 Mei 2021
Praktikan,
Tanda tangan
(Riana Sesilia)