Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

“TEGANGAN PERMUKAAN”

KELOMPOK : 5

Nama : Dwita Rizqi Firamadhani

Nim : 1610211036

Shift / kelompok :2/5

Dosen pengampu : Ari Indriana Hapsari S.Si, M.Si.

PROGRAM STUGI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Menentukan tegangan permukaan air.

1.2 Dasar Teori

Tegangan Permukaan (Tegangan Antar Muka) adalah gaya persatuan panjang yang
harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan ke dalam pada
cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara)
lebih kecil dari pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan
terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan. Tegangan antar muka adalah gaya
persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur.
Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan
udara.

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada
permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dengan molekul
surfaktan.

Jika sebuah jarum diletakkan horisontal pada zat cair, (air) dengan pelan-pelan, maka
jarum tersebut tidak dapat tenggelam meskipun Berat Jenisnya lebih besar dari pada
Berat Jenis zat cair tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya tegangan permukaan zat
cair. Untuk menentukan tegangan permukaan ada dua metode yaitu metode pipa kapiler
dan metode tetes.

A. Metode pipa kapiler

Pipa kapiler dicelupkan ke dalam bejana berisi zat cair, maka akan terjadi selisih
tinggi permukaan zat cair setinggi h. Dalam kesetimbangan selisih gaya vertikal = 0
gaya ke atas/ ke bawah yang menyebabkan naik turunnya permukaan zat cair yaitu: K
= 2 𝜋 r S cos 𝛼

Perbedaan tinggi dalam pipa kapiler beratnya = m g = 𝜌 𝜋 r2 h g.

Syarat setimbang : 2 𝜋 r S cos 𝛼 = 𝜌 𝜋 r2 h g

𝜌𝜋2ℎ𝑔
Maka : S
2 cos 𝛼

S = tegangan permukaan ; dyne / cm

𝜌 = rapat masa zat cair ; gram / cm3

𝑟 = jari jari pipa kapiler ; cm

ℎ = selisih tinggi dalam permukaan zat cair ; cm

𝑎 = sudut kontak (H2O = 00 ; Hg = 1400)

B. Methode Tetes

Bila zat cair diteteskan dari tabung kapiler, maka bentuk tetesnya minimum berbentuk
bola dengan jari-jari mendekati jari-jari tabung dan beratnya sama dengan tegangan
permukaan yang bekerja pada sekeliling lingkaran tabung kapiler, maka:

G=2𝜋rS

Bila banyaknya tetesan n kali maka:

G=2𝜋rSn

Kemudian apabila dibandingkan tetesan dua zat cair yang dapat diperoleh persamaan:

gl.n2
S’1 = S2
g2.n1

S1 = Tegangan permukaan zat cair 1

S2 = Tegangan permukaan zat cair 2

N1 = Banyaknya tetesan zat cair 1

N2 = Banyaknya tetesan zat cair 2


G1 = Berat tetesan zat cair 1

G2 = Berat tetesan zat cair 2

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi
karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada
gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam
pada permukaan cairan (Giancoli,2001).

Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang tidak dimiliki
oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan. Salah satu sifat khusus ini adalah
tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati di atas permukaan air,
jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis jarum lebih besar daripada berat jenis
air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam. Terapungnya jarum disebabkan
permukaan air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang berhubungan dengan
tegangan permukaan yaitu terbentuknya miniskus apabila dimasukkan cairan ke
dalam tabung reaksi. Air yang membasahi dinding kapiler dan akan naik sehingga
lebih tinggi daripada permukaan air sekitarnya. Spons yang dapat menyerap air
ataupun air yang dapat meresap ke dalam tanah merupakan beberapa contoh yang
menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang ada (Bird,1993).

Pada permukaan temu antara cairan dangas, atau dua cairan yang tidak dapat
bercampur, seolah-olah terbentuk suatu selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya
disebabkan oleh tarikan molekul-molekul cairan di bawah permukaan tersebut adalah
suatu percobaan yang sederhana untuk meletakkan sebuah jarum kecil pada
permukaan air yang tenang dan mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh
selaput tersebut (Wyle, 1988).

Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya persatuan panjang yang diperlukan


untuk memperluas permukaan. Simbol yang digunakan untuk tegangan permukaan
adalah Y dan satuannya adalah dyne/cm (Sutrisno, 1992).

Tegangan permukaan atau tegangan antar muka adalah suatu gaya nyata yang efeknya
tampak pada tingkat makroskopik seperti halnya pada tingkat molekuler. Hal ini dapat
dilukiskan dengan meletakkan sebuah kerangka kawat dengan batang yang dapat
bergerak dalam larutan energi per satuan luas jika kerja yang diperlukan untuk
memindahkan batang yang bergerak dengan suatu jarak kecil. Kebanyakan antar yang
tercakup dalam sistem farmasetik berbentuk lengkung (Lachman, 1994).

Bila dua fase dicampurkan maka batas fase-fase tersebut dinamakan antar permukaan.
Batas antara zat cair atau zat padat dengan udara biasanya disebut permukaan saja.
Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair lainnya yang tidak bercampur atau
antara zat padat dengan zat cair disebut antar permukaan (Martin,2008).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

1. Modul Praktikum 8. Minyak kelapa 16. Gelas Arloji


2. Alat tulis 9. Pipa Kapiler
3. Alat dokumentasi 10. Neraca Analitik
4. Jangka Sorong 12. Air Raksa
5. Pipet 13. Botol Kecil
6. Aquades 14. Air Sabun
7. Beaker glass 15. Hand Counter
2.2 Cara Kerja

A. Metode pipa kapiler

1. Mencari jari-jari kapiler.

a. Memasukkan pipa kapiler ke dalam gelas ukur yang berisi air raksa hingga
terdapat air raksa yang masuk ke dalam pipa kapiler. Ujung pipa kapiler
diangkat dari gelas ukur dan diletakkan pada bidang datar.
b. Mengukur panjang air raksa dalam pipa kapiler dengan jangka sorong.
c. Air raksa di dalam pipa kapiler ditimbang dengan menggunakan gelas arloji
yang sudah diketahui beratnya.
2. Mencari selisih tinggi permukaan.
a. Memasukkan pipa kapiler ke dalam bejana berisi air (dengan ujung terbuka).
b. Mengukur selisih tinggi permukaan air di dalam bejana dan pipa kapiler dengan
jangka sorong.
c. Melakukan pekerjaan 2 a dan b untuk air raksa.
B. Metode tetes
1. Menimbang botol kecil dengan neraca analitik
2. Mengisi pipet dengan air
3. Meneteskan air ke dalam botol kecil dengan jumlah tetesan tertentu.
4. Menimbang botol kecil dengan berisi air tetesan.
5. Melakukan pekerjaan 1 – 4 dengan air raksa dan minyak kelapa
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan

A. Metode Pipa Kapiler

1.Mencari jari-jari pipa kapiler

UI Panjang air raksa Berat gelas Berat gelas Berat air Jari-jari
dalam pipa arloji + air raksa raksa kapiler (r)
kapiler (L)
1. 15 cm 24 g 43 g 19 g 0,6 cm
2. 14,5 cm 23 g 38 g 19 g 0,655 cm
2. Mencari tinggi zat cair (h)

Tinggi air (cm) Tinggi Hg (cm)


2,2 cm 1,5 cm
1,8 cm 3 cm
B. Metode Tetes

UI Macam zat Berat gelas Berat gelas + Berat zat Banyaknya


cair (gram) air (gram) cair (gram) tetesan (n)
1. Air 23 g 66 g 43 g 800 tetes
2. Minyak 28 g 67 g 39 g 800 tetes
Kelapa
3. Air Sabun 24,5 g 68,5 g 44 g 800 tetes
BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum yang kami lakukan kali ini bertujuan untuk menentukan tegangan permukaan
zat cair. Bahan yang akan ditentukan tegangan zatnya adalah minyak kelapa, aquades, dan air
sabun. Sedangkan alat digunakan pipet, jangka sorong, beaker glass, pipa kapiler, neraca
analitik, botol kecil, hand counter, dan gelas arloji.

Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda bekerja pada
permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Tegangan permukaan zat
cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Peristiwa kapilaritas adalah naik turunnya permukaan
zat cair melalui pipa kapiler. Kapilaritas terjadi karena gaya kohesi dari tegangan permukaan
dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung kaca. Kita dapat menyatakan efek permukaan dalam
fungsi Helmholtz dan Gibbs. Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang
terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih
besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.

Faktor-faktor yang menpengaruhi :

1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi
kinetik molekul.

2. Zat terlarut (solute)


Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk
lapisan monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan.

3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan
(Douglas.2001).

Penerapan ketegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari :


1. Tetes embun yang jatuh pada sarang laba-laba
2. Tetes air yang jatuh dari keran air
3. Serangga dapat hinggap di permukaan air
4. Tetes air yang jatuh dari rambut yang basah
5. Tetes air yang jatuh dipermukaan daun keladi
Cara kerja dari setiap metode yaitu:
1. Metode pipa kapiler
Langkah pertama yang kami lakukan adalah mencari jari-jari pipa kapiler yaitu kami
memasukkan pipa kapiler ke dalam gelas ukur yang berisi air raksa hingga ada air raksa
yang masuk ke dalam pipa kapiler, ujung pipa kapiler di angkat dari gelas ukur dan
meletakkan pada bidang datar. Kemudian kami mengukur panjang air raksa di dalam pipa
kapiler dengan jangka sorong. Setelah itu kami menimbng air raksa di dalam pipa kapiler
dengan menggunakan gelas arloji.
Langkah kedua yang kami lakukan adalah mencari selisih tinggi permukaan yaitu kami
memasukkan pipa kapiler ke dalam bejana berisi air (dengan ujung terbuka). Kemudian
kami mengukur selisih tinggi permukaan air di dalam bejana dan pipa kapiler dengan
jangka sorong
2. Metode tetes
Pertama kami menimbang picnometer dengan neraca analitik kemudian mengisi pipet
dengan air. Kedua kami meneteskan air ke dalam picnometer dengan jumlah tetesan
tertentu kemudian menimbang picnometer tersebut.

Perhitungan :
𝐺 19 𝐺 15
1. r = √𝜋.𝐿.𝑝.𝐻𝑔 = √3,14 .15 .0,8 .1,5 2. r = √𝜋.𝐿.𝑝.𝐻𝑔 = √3,14 .14,5 .0,8 .3

19 15
= √56,52 = √109,272

=√0,336 =0,578 =√0,137=0,37


1. Perhitungan Air 2. Perhitungan Minyak Kelapa

g1.n2 g1.n2
S1 =g2.n1 . S2 S1 =g2.n1 . S2

S1 1 S1 1
= 2 . p .g . h = 2 . p .g . h
y y

1 1
= 2 . 0,8 .19. 1,5 = 2 . 0,8 .19. 1,5

1 1
= 2 . 22,8 = 11,4 = 2 . 22,8 = 11,4

g1.n2 g1.n2
S1 = . S2 S1= . S2
g2.n1 g2.n1

19.1 15 .1
11,4 = 43 .800 11,4 = 39.800 . S2

19 15
= 34400 = 31200

11,4 = 5,52 . S2 11,4 = 4,80 . S2

11,4 11,4
S2 = 5,52 S2 = 4,80

= 2,06 = 2,375

3. Perhitungan Air Sabun

1
S1 = 2 p. g. h

1
= . 0,8.19.1,5
2

1
= 2 . 22,8 = 11,4

g1.n2
S1 = . S2
g2.n1

19.1
11,4 = 44 .900 S2

19
= . S2
39600

11,4 = 4,79. S2
11,4
S2 = 4,79

= 2,37

Tujuan dari percobaan kali ini adalah mempelajari dan menentukan tegangan permukaan
berbagai cairan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler.
Alat yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer. Piknometer
digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara piknometer yang bersih
dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan yang akan ditentukan kerapatannya
sampai penuh. Selanjutnya piknometer didinginkan didalam air es hingga suhunya mencapai
2˚ C dari suhu percobaan. Piknometer didinginkan dalam air es bertujuan untuk mendapatkan
volume piknometer yang sesengguhnya, karena waktu didinginkan air akan menyusut.
Piknometer yang tadi dinaikkan lagi suhunya agar mencapai suhu awal percobaan karena
ketika suhu naik volume air akan menyusut dan mengisi kembali celah-celah piknometer dan
benar-benar terisi penuh oleh cairan. Setelah itu piknometer ditimbang dalam keadaan kering
luarnya agar didapatkan hasil penimbangan yang akurat.

Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Zat yang akan diuji
dimasukkan dalam bekker glass dengan volume 25 mL. Selanjutnya pipa kapiler dimasukkan
dalam cairan tersebut dan ditunggu sampai cairan tidak naik lagi. Kemudian diukur kenaikan
kapiler suatu zat dengan mengamati pipa kapiler dan menghitung kenaikannya dengan melihat
kertas milimeter blok yang sebelumnya sudah ditempel pada dinding bekker glass yang
bertujuan untuk memperjelas selisih tinggi permukaan dan menghindari kesalahan dalam
perhitungan.

Dari hasil percobaan diperoleh hasil kerapatan air = 0,99623 g/mL, Tween 0,05% = 0,99623
g/mL, Tween 0,10% = 0,99436 g/mL, Tween 0,20% = 0,99623 g/mL, Tween 0,30% = 0,99623
g/mL, Paraffin cair = 0,835789 g/mL. Paraffin cair mempunyai berat terkecil karena berat jenis
paraffin cair lebih kecil dari air. Paraffin cair mempunyai ikatan antar molekul lemah sehingga
walaupun konsentrasi paraffin lebih kental akan tetapi kerapatannya paling kecil dan tegangan
muka paraffin juga yang paling kecil dibandingkan cairan yang lainnya yang digunakan dalam
percobaan. Hasilnya dapat diketahui bahwa semakin besar atau tinggi konsentrasi suatu zat
maka kerapatannya justru semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi suatu zat
sebanding dengan kerapatan dan berbanding terbalik dengan tegangan muka.
Digunakan larutan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kerapatan dan tegangan antar muka. Aquades
berfungsi sebagai pembanding sehingga kerapatan dan tegangan mukanya dapat dilihat
langsung dalam tabel dengan menggunakan perbandingan suhu pada 25˚ C dan 30˚ C,
kemudian dicari tegangan muka pada suhu percobaan (28˚ C). Perbedaan kenaikan volume zat
cair dalam pipa kapiler disebabkan oleh kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan,
sehingga cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan
mengukur kenaikan ini dalam pipa kapiler dapat menentukan tegangan permukaan cairan yang
dimaksud, tetapi tidak diketahui tegangan antar muka.

Berdasarkan tegangan muka larutan tween 80 0,05%; 0,10%; 0,20%; 0,30% dan paraffin cair
merupakan surfaktan karena tegangan permukaannya lebih kecil dari pada tegangan muka
aquades yaitu tween 0,05% tegangan mukanya 58,27 dyne/cm; tween 0,10% tegangan
mukanya 77,56 dyne/cm; tween 0,20% tegangan mukanya 84,02 dyne/cm; tween 0,30%
tegangan mukanya 64,75 dyne/cm; paraffin cair tegangan mukanya 27,16 dyne/cm yang mana
lebih kecil dari tegangan muka aquades sebesar 71,50 dyne/cm.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut
terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari
pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya
kedalam pada permukaan cairan. Faktor-faktor yang menpengaruhi yaitu suhu, zat
terlarut (solute), surfaktan, Semakin besar densitasnya, maka massa zat yang ada pada
volume tertentukan semakin besar dan interaksi antar partikelnya pun makin besar
sehingga tegangan permukaannya semakin besar. Semakin tinggi konsentrasi
larutannya, maka tegangan permukaan semakin besar. Metode yang digunakan dalam
percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler. Hasil yang didapat diketahui bahwa
semakin besar atau tinggi konsentrasi suatu zat maka kerapatannya justru semakin
kecil.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Tim Mata Kuliah Fisika Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas
Muhammadiyah Jember 2017
 Internet.Online:2017https://www.academia.edu/15750955/laporan_tegangan_permukaa
n (Diakses pada 27 Mei 2017, Jam 07:15)
 Internet.Online:2017https://www.scribd.com/doc/244020599/MAKALAH-
TEGANGAN-PERMUKAAN-pdf (Diakses pada 27 Mei 2017, Jam 08:42)
 Internet.Online:2017http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/1977
12082001122.MIMIN_IRYANTI/Mg5_Tegangan_Permukaan_Revisi_2010_%5BCo
mpatibility_Mode%5D.pdf (Diakses pada 28 Mei 2017, Jam 07:49)
 Internet.Online:2017https://www.scribd.com/doc/137840139/Laporan-Tegangan-
Permukaan-Zat-Cair (Diakses pada 28 Mei 2017, Jam 09:13)
 Internet.Online:2017https://www.slideshare.net/zhienduetchuimpret/jurnal-tegangan
(Diakses pada 28 Mei 2017, Jam 20.33)

Anda mungkin juga menyukai