Anda di halaman 1dari 12

BLOK FARMASETIKA I

PRAKTIKUM PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

Oleh:

Amila Dzaky Rahma 200703110114

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FEBRUARI 2021
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di sekitar kita terdapat banyak benda yang terbentuk dalam fasa padat, cair,
maupun dalam bentuk gas. Semua fasa benda tersebut pasti terletak berdampingan
yang menimbulkan tegangan antar permukaan yang disebabkan perbedaan fasa
benda. Berdasar hal tersebut, melalui praktikum tegangan permukaan ini akan
diukur dengan pipa kapiler serta dihitung tegangan permukaan dengan rumus
yang relevan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah hubungan densitas dengan tegangan permukaan?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mempelajari dan menentukan tegangan permukaan berbagai cairan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1.1. Dasar Teori
1.1.1. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan dapat diartikan sebagai kemampuan atau kencenderungan
fluida untuk selalu menuju tempat dan keadaan yang luas permukaannya lebih
sempit dengan kata lain sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan yang baru
(Yulianto et al., 2016). Atau dapat didefinisikan sebagai gaya per satuan Panjang
yang terjadi pada bagian antarmuka dua fasa cairan yang tidak dapat bercampur.
Memiliki satuan dyne/cm.

Secara matematis, besar tegangan permukaan yang memiliki satu permukaan


memiliki rumus:
𝐹
𝛾=
𝐿

Keterangan:
𝛾 = Tegangan permukaan (N/m)
𝐹 = Gaya permukaan (N)
𝐿 = Panjang permukaan benda (m)

Sedangkan lapisan yang memiliki dua permukaan dirumuskan sebagai:

𝐹
𝛾=
2𝑙

Keterangan:
𝛾 = Tegangan permukaan (N/m)
𝐹 = Gaya permukaan (N)
𝑙 = Panjang kawat (m)
Tegangan permukaan suatu fluida berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu pada
fluida semakin tinggi, maka tegangan permukaan semakin kecil. Besarnya tegangan
permukaan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida, suhu, tekanan,
densitas, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan (Juniarta et al., 2017).
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Alat
1. Bekker glass 100 mL
2. Pipa kapiler
3. Piknometer
4. Baskom
5. Kertas milimeter block

3.2 Bahan
1. Aquadest
2. Es
3. Paraffin liquidium
4. Larutan Tween 80 dengan konsentrasi 0.05% ; 0.10% ; 0.20% ; 0.30%

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Potong kertas milimeter block dan tempel pada gelas bekker
3. Tuang sampel sebanyak 25 mL pada gelas bekker
4. Masukkan kedalam gelas bekker
5. Masukkan pipa kapiler pada gelas berisi sampel
6. Amati tinggi kenaikan sampel pada pipa kapiler
7. Hitung kenaikan menggunakan kertas milimeter block, dihitung dari
permukaan sampai tinggi kenaikan
8. Lakukan prosedur kerja yang sama untuk semua sampel yang digunakan.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Data hasil Percobaan

No. Bahan Tinggi Jari2 Mp Vp M (pikno+sampel) Σ Mz


Rambat Pipa (g) (ml) M (g) (g)
M1 M2 M3
Kapiler Kapiler
(g) (g) (g)
(cm) (mm)

1 AQUADEST 1.5 0.5 11.890 10 21.936 21.934 21.935 65.805 10.045

2 TWEEN 80 1.5 0.5 11.890 10 22.416 22.417 22.102 66.935 10.422


0.05%

3 TWEEN 80 1.6 0.5 11.890 10 22.540 22.543 22.500 67.583 10.638


0.10%

4 TWEEN 80 1.7 0.5 11.890 10 23.198 23.215 23.760 70.173 11.501


0.20%

5 TWEEN 80 1.8 0.5 11.890 10 23.998 23.592 23.445 71.035 11.788


0.30%

6 PARAFIN 1.6 0.5 11.890 10 22.127 22.870 22.765 67.762 10.697


LIQUIDUM

Ket : Mp= Massa Piknometer; Vp= Volume Piknometer; Mz= Massa Zat

No. Bahan ρ (g/ml) Densitas (g/ml) γ (dyne/cm2)

1 AQUADEST 1.0045 0.995974 36.602

2 TWEEN 80 0.05% 1.042 1.033 37.963

3 TWEEN 80 0.10% 1.064 1.055 41.356

4 TWEEN 80 0.20% 1.150 1.140 47.481


5 TWEEN 80 0.30% 1.179 1.123 49.525

6 PARAFIN LIQUIDUM 1.0697 1.061 41.591

Diketahui = T Air: 29OC ; Densitas air= 0.995974 gr/ml; g= 980 cm/s2

4.2 Pengolahan Data


1. PERHITUNGAN MASSA JENIS, DENSITAS DAN TEGANGAN PERMUKAAN
a. Aquadest
𝑚 10.045 𝑔
ᵨ= = = 1.0045 ⁄𝑚𝑙
𝑣 10

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 10.045 𝑔
Densitas = 𝑚 𝑎𝑖𝑟
x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 0.995974 ⁄𝑚𝑙

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 0.995974 × 980 × 1.5 75.926 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 36.602 𝑐𝑚2
2 2 2

b. Tween 80 0.05%
𝑚 10.422 𝑔
ᵨ= = = 1.0422 ⁄𝑚𝑙
𝑣 10
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 10.422 𝑔
Densitas = x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 1.033 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 1.033 × 980 × 1.5 75.926 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 37.963 𝑐𝑚2
2 2 2

c. Tween 80 0.10%
𝑚 10.638 𝑔
ᵨ= = = 1.064 ⁄𝑚𝑙
𝑣 10
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 10.638 𝑔
Densitas = x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 1.055 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 1.055 × 980 × 1.6 87.712 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 41.356 𝑐𝑚2
2 2 2

d. Tween 80 0.20%
𝑚 11.501 𝑔
ᵨ= = = 1.150 ⁄𝑚𝑙
𝑣 10
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 11.501 𝑔
Densitas = x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 1.140 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 1.140 × 980 × 1.7 94.962 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 47.481 𝑐𝑚2
2 2 2

e. Tween 80 0.30%
𝑚 11.788 𝑔
ᵨ= = = 1.179 ⁄𝑚𝑙
𝑣 10
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 11.788 𝑔
Densitas = x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 1.123 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 1.123 × 980 × 1.8 99.049 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 49.525 𝑐𝑚2
2 2 2

f. Parafin Liquidum
𝑚 10.697 𝑔
ᵨ= 𝑣
= 10
= 1.0697 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 10.697 𝑔
Densitas = x densitas air = 10.045 x 0.995974 = 1.061 ⁄𝑚𝑙
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟×𝑑×𝑔×ℎ 0.05 × 1.061 × 980 × 1.6 83.182 𝑑𝑦𝑛𝑒⁄


ᵞ= = = = 41.591 𝑐𝑚2
2 2 2

2. TUGAS
a. Jelaskan macam macam meniscus dan beri contohnya!
Meniscus dibagi menjadi dua yaitu:
- Meniscus cembung
Adalah permukaan zat cair yang berbentuk cembung (melengkung ke atas atau
melengkung keluar pada suatu bejana) contoh: permukaan air raksa dalam tabung
reaksi
- Meniscus cekung
Adalah permukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkung kebawah atau
melengkung kedalam bejana) contoh: permukaan air murni dalam tabung reaksi
b. Jelaskan mengapa meniscus air raksa berupa meniscus cembung!
Alasan terjadinya peristiwa meniscus cembung pada permukaan air raksa disebabkan
oleh kohesi yang lebih besar dari adhesi, maka zat tersebut tidak membasahi dinding
wadahnya. Sehingga permukaannya menjadi bebentuk cembung dan tetesan air
membentuk bangun bola.

c. Jelaskan mengapa meniscus air berupa meniscus cekung!


Alasan terjadinya peristiwa meniscus cekung pada permukan air murni disebabkan
oleh kohesi yang lebih kecil daripada adhesi, sehingga air dapat membasahi dinding
wadahnya, permukaannya cekung serta tetesan airnya tidak membentuk bangun
seperti bola.

d. Jelaskan yang dimaksud tegangan air murni!


Tegangan air murni adalah kondisi dimana permukaan air bersinggungan dengan
udara. Fenomena tersebut terjadi pada permukaan cairan pada saat cairan
tersebutberada dalam kontak dengan medium gas. Molekul- molekul dalam cairan
(misal: air) digambarkan oleh gaya antarmolekul yang dikenal sebagai gaya Van der
Waals. Molekul di permukaan air tidak dikelilingi oleh molekul air di semua sisi.
Mereka akan menyatu lebih kuat dengan molekul air lainnya, karena bertentangan
dengan molekul udara. Hal tersebut menciptakan sebuah “lapisan tipis (selaput)” di
permukaan yang memerlukan sejumlah kekuatan untuk menembusnya.
4.3 Pembahasan

Tegangan permukaan adalah kemampuan atau kencenderungan fluida untuk selalu menuju
tempat dan keadaan yang luas permukaannya lebih sempit (Yulianto et al., 2016).
Pengukuran tegangan permukaan zat cair dilakukan menggunakan pipa kapiler yang
ditambahkan kertas milimeter block untuk menghitung kenaikan pada pipa kapiler.

Adapun rumus yang digunakan ialah:

𝑚
ρ= 𝑣

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
D sampel = x D (air)
𝑚 𝑎𝑖𝑟

𝑟𝑥𝑑𝑥𝑔𝑥ℎ
γ= 2

berdasarkan perhitungan diatas, densitas berbanding lurus dengan tegangan permukaan


karena semakin besar densitas atau massa jenis yang dimiliki oleh zat tersebut, tegangan
permukaannya juga semakin tinggi.

Berdasarkan literatur, salah satu faktor yang memengaruhi besarnya tegangan permukaan
adalah massa jenis atau densitas, semakin besar suatu densitas, semakin rapat muatan dan
partikel dari cairan tersebut. Sebaliknya, cairan yang memiliki densitas kecil juga memiliki
tegangan permukaan yang kecil (Juniarta et al., 2017).
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa densitas berbanding lurus dengan tegangan permukaan karena semakin besar
densitas atau massa jenis yang dimiliki oleh zat tersebut, tegangan permukaannya juga
semakin tinggi.

5.2. Saran
1. Untuk menghindari kontaminasi dari luar ruangan laboratorium, pakailah jas
laboratorium dan handscoon
2. Sebelum melakukan pengujian menggunakan berbagai bahan kimia, penting untuk
membaca Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) terlebih dahulu untuk
meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan prakikum dalam laboratorium.
3. Setelah kegiatan praktikum , peralatan dibersihkan dan dirapikan sesuai dengan
kondisi semula
4. Pastikan sampah dan limbah praktikum dibuang pada media yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Juniarta, I. K., Wirawan, I. K. G., & Ghurri, A. (2017). Studi Eksperimental Pengaruh Variasi
Tekanan Terhadap Sudut Semburan Minyak Jelantah. Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN
MEKANIKA, 6(2), 2–6.

Sinala, S. (2016). Farmasi fisik. Bahan Ajar Cetak Farmasi. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 45.

Yulianto, E., Rofingah, J., Finda, A., & Hakim, F. N. (2016). Menentukan Tegangan Permukaan
Zat Cair. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2), 176.
https://doi.org/10.32699/spektra.v2i2.18

Anda mungkin juga menyukai