OLEH
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
D. Prosedur kerja
1. Pengukuran massa jenis
Gliserin 20 %
- Aquades : 0,1006
- Gliserol 20% : 0,101
- Gliserol 60% : 0,1087
- Gliserol 75% : 0,1122
2. Penentuan Viskositas
Gliserin 20 %
- Dipipet sebanyak 15 ml
- Dimasukkan dalam viskometer Ostwald
- Dihisap sampai garis m (batas atas)
- Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas bawah)
- Dicatat waktu akhirnya
- Dilakukan triplo
- Dihitung viskositasnya
- Diulangi dengan menggunakan larutan gliserin 60 % dan 75%
E. Hasil Pengamatan
a. Data hasil pengamatan
Konsentrasi Waktu Massa
Viskositas (N/m2s)
(%) t1 t2 t3 T (gr)
b. Perhitungan
Dik : Berat Piknometer + Gliserin (b)
Berat Sampel (b – a)
Volume piknometer = 10 mL
ɳo (26oC) = 0,8705 x 10-3N/m2s
Penyelesaian :
Untuk Gliserin 20 %
W Gliserin = 1,01 gr
⍴ Gliserin = = = 1,101 gr/mL
ɳ = ɳo
= 0,8705 x 10-3 x
= 0,8705 x 10-3 x 1,410828
= 1,2281x 10-3N/m2s
Untuk Gliserin 60 %
W Gliserin = 1,087 gr
⍴ Gliserin = = = 1,1087 gr/mL
ɳ = ɳo
= 0,8705 x 10-3 x
= 0,8705 x 10-3 x 3,49433
= 3,0418x 10-3N/m2s
Untuk Gliserin 75 %
W Gliserin = 1,122 gr
⍴ Gliserin = = = 0,1122 gr/mL
ɳ = ɳo
= 0,8705 x 10-3 x 7,04616
= 0,8705 x 10-3 x 6,6065
= 5,7509x 10-3N/m2s
Untuk Akuades
W Akuades = 1,006 gr
⍴ Akuades = = = 0,1006 gr/mL
ɳ = ɳo
= 0,8705 x 10-3 x
= 0,8705 x 10-3 x 1
= 0,8750x 10-3N/m2s
F. Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan
didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan
makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Oleh
karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat bergerak di dalam
zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa maka besarnya kecapatan
gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan
antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan
temperatur karena kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan
sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan
dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu
untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih
cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan
viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan
(gliserin) ke dalam alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan
dibawa ke B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi
tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat
yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut
kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini cairan yang akan ditentukan viskositasnya adalah gliserin dengan
konsentrasi yang bervarisi yaitu 20 %, 60 % dan 75 %. Variasi ini dimaksudkan agar kita
mengetahui bagaimana pengaruh kadar atau konsentrasi terhadap viskositas cairan tersebut.
Bahan lain yang digunakan untuk diukur viskositasnya adalah aquades yang berfungsi sebagai
pembanding saja.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini, pada konsentrasi 20 % waktu yang diperlukan
adalah 88,60, pada konsentrasi 60 % waktu yang diperlukan adalah 20,39, pada konsentrasi 75 %
waktu yang diperlukan adalah 41,49 %, sedangkan pada aquades 15 ml waktu yang diperlukan
adalah 6,28. Secara teori, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengalirnya suatu fluida
dari gaeris atas ke garis bawah, maka semakin besar pula nilai viskositas cairan. Hal ini sesuai
dengan hasil pengamatan yaitu gliserin dengan knsentrasi yang diperoleh. Gliserin yang
mempunyai konsentrasi besar memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk mengalir dalam
pipa viskometer dibandingkan dengan cairan gliserin yang mempunyai konsentrasi yang lebih
rendah, sehingga cairan yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi cenderung memiliki nilai
viskositas yang besar pula. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam pembuatan krim,
suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi
digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan farmasi sebagai penjamin kualitas yang sama
untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,
pengeluaran dari tube atau pelewatan jarum suntik.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dalam percobaan ini adalah :
1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan viskometer Ostwald yaitu
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk lewat antara dua tanda ketika ia
mengalir karena gravitasi, melalui suatu tabung kapiler vertical.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika larutan memiliki
konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi pula. Hal tersebut dikarenakan
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan Menggunakan Regresi
Linear Hukum Stokes. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta.
Martin, et al. 1963. Farmasi Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Muhajir, K. 2011. Pengaruh Viskositas Terhadap Aliran Fluida Gas-Cair Melalui Pipa Vertikal Dengan Perangkat
Lunak Ansys Fluent 13.0. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1.
Retno, D. dan Teddy H. 2012. Pengolahan Limbah Pabrik Sabun Dari Soap Gliserin Menjadi Triasetin. Jurnal
Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 2, No. 2.