I. JUDUL PERCOBAAN
Penetapan Kadar Antalgin Tablet Secara Iodimetri
II. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan titrasi iodimetri
struktur dari suatu senyawa obat khususnya dan bahan kimia pada
absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada dalam sampel.
(Ibnu, 2004)
Titrasi iodimetri adalah titrasi secara langsung terhadap zat-zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium, sehingga zat tersebut
(chandra, 2009)
Pada analisis titrimetri atau volumetri untuk mengetahui saat reaksi
1
tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan PH. Indikator
2
B. Bahan yang digunakan
1. Antalgin teblet 500 gram
2. Aquadest
3. HCl 4 N dan HCl 6 N
4. Indikator amylum 1%
5. Iodium 0,1 N
6. KI
7. K2Cr2O7 0,1 N
8. NaHCO3
9. Na2S2O3. 5 H2O 0,1 N
V. URAIAN BAHAN
1. Antalgin (FI Edisi III, Hal 369)
Nama Resmi : METHAMPYRONUM
Sininim : Antalgin
3
BM : 351,37
Rumus Molekul : C13H16N3NaO4. 5 H2O
Pemerian : Serbuk, hablur, putih atau putih kekunungan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Analgetikum dan anti piretikum.
2. Aquadest (FI Edisi III, Hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Sininim : Air suling
BM : 18,02
Rumus Molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Kalium iodida (FI Edisi III, Hal 330)
Nama Resmi : KALII IODIDUM
Sinonim : kalium iodida
BM : 166,00
Rumus Molekul : KI
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak berwarna,
higroskopik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
4
Pemerian : Hablur basah tidak berwarna atau serbuk hablur
g = 0,5 gram
2. K2Cr2O7 0,1 N, 50 mL
g 1000
N=
mr x v x n
g 1000
0,1=
294 x 50 x 6
0,1 x 294 x 50
g=
1000 x 6
g=0,245 gram
g 1000
0,1=
248 x 200 x 1
g = 4,80 gram
4. HCl 6 N, 20 mL
N1 . V1 = N2 . V2
12,06 . V1 = 6 . 20
6 .20
V 1=
12,06
V 1=9,95 mL
5. HCl 4 N, 50 mL
N1 . V1 = N2 . V2
12,06 . V1 = 4 . 50
5
4 .50
V 1=
12,06
V 1=16,58 mL
g 1000
0,1=
254 x 500 x 2
g = 6,35 gram
6
4. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas, kocok hingga homogen.
5. Diberi etiket
d. Pembuatan HCl 6 N, 20 mL
1. Dipipet 9,95 mL HCl pekat
2. Dimasukkan dalam labu ukur yang berisi 2/3 aquadest
3. Dicukupkan volumenya dengan aquadest
4. Dikocok sampai homogen
5. Diberi etiket
e. Pembuatan HCl 4 N, 50 mL
1. Dipipet 16,58 mL HCl pekat
2. Dimasukkan dalam labu ukur yang berisi 2/3 aquades
3. Dicukupkan volumenya dengan aquadest
4. Dikocok sampai homogen
5. Diberi etiket
f. Pembuatan iodium 0,1 N, 500 mL
1. Ditimbang iodium 6,35 gram dalam gelas kmia
2. Ditambahkan KI sebanyak 9 gram
3. Dimasukan dalam labu ukur 500 mL
4. Dilarutkan dengan aquadest sedikit demi sedikit, dikocok sampai
homogen
5. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas
6. Diberi etiket
hilang
8. Dilakukan berulang (triplo)
9. Dicatat volume Na2S2O3 . 5H2O
10. Dihitung normalitas Na2S2O3 . 5H2O
B. Pembakuaan iodium dengan Na2S2O3 . 5H2O
1. Dipipet 10 mL ioium 0,1 N
7
2. Dimasukkan dalam iodin flash
3. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 . 5H2O sampai warna kuning
muda
4. Ditambahkan amylum 1% , 2 mL
5. Dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 . 5H2O hingga warna
biru
6. Dilakukan replikasi 3 kali
7. Dihitung kadar antalgin dalam sampel
D. Penetapan kadar Antalgin serbuk
1. Ditimbang antalgin serbuk 250 mg
2. Dimasukkan dalam erlenmeyer
3. Ditambahkan 5 mL metanol pekat an 5 mL aquadest
4. Diaduk dengan magnetik stirer kurang lebih 5 menit
5. Ditambahkan 5 mL indikator kanji 1%
6. Dititrasi dengan iodium 0,1 N sampai warna biru mantap.
8
bobot ratarata
Serbuk yang ditimbang = etiket x 250 mg
0,5721
= 500 mg x 250 mg
= 0, 2860 gram
Normalitas K2Cr2O7
g 1000
N=
mr x v x n
0,2606 1000
294 x 50 x 6
ek
0,1063
L
hilang
I 10 11,53 Kuning muda biru
II 10 10,90
III 10 10,50 hilang
Kuning muda biru
hilang
Rata-rata 10,91
9
N. Na2S2O3 . 5H2O =
N . K 2Cr 2O 7 x V . K 2 Cr 2 O7
V . Na 2 S 2 O3 . 5 H 2 O
0,1063 ek / L x 10mL
= 10,91mL
= 0,0974 ek/L
Jingga kecoklatan
Jingga kecoklatan
Jingga kecoklatan
10
10 mL
C. Penatapan kadar antalgin tablet
13 , 0 162
= 14,300 x100% = 91,02 %
11
12,40 ml x 0,0918 x 302,8 mg x 17,57
= 285,8 mg x 500 x 0,1 x100 %
11,4421
= 14,290 x100 %
= 80,07 %
1+ 2+ 3
% kadar rata-rata = 3
91,02 +75,98 + 80,07
= 3
= 82,35%
21,7745
= 24,94 x100%
= 87,30 %
12
14,00 x 0,0918 x 17,57
x 100
= 248,4 mg x 0,1
22,5809
x 100
= 24,84
= 90,90%
V . iod ( ml ) x N . iod x W xBE antalgin
100
Erlenmeyer III= Berat sampel ( mg ) x 0,1
22, o 164
= 24,78 x100 %
=88,84 %
1 x 2x 3
% kadar rata-rata = 3
87,30 +90,90 +88,84
= 3
= 89,01%
13
XI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar antalgin secara
jumlah iodium yang bereaksi dengan sampelatau terbentuk dari hasil reaksi
yang kuat.
Indicator yang digunakan pada prosedur kerja adalah indicator kanji.
yang berwarna biru tua meskipun konsentrasi iodium sangat kecil dan
molekul iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amylum.
Pada penetapan kadar antalgindidapatkan larutan yang berwarna
biru mantap. Hal ini menandakan bahwa metampiron telah habis bereaksi
dan titik akhirtitrasi telah tercapai warna biru dalam larutan terdapat unit-
pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk
menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi
309,32%.
XII. KESIMPULAN
14
Dari hasil praktikumn dapat disimpulkan bahwa:
a. Kadar rata-rata antalgin tablet adalah 40,16%
b. Kadar rata-rata antalgin serbuk adalah 89,01%
15