Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN
SINTESIS ASPIRIN

OLEH :

NAMA : NURMALA SARI


STAMBUK : 15020200144
KELAS : C7
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RUSDIAWAN

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
SINTESIS ASPIRIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah sintesis memiliki arti yang luas dan dapat digunakan


pada bidang fisika, kimia, ideologi serta fenomenologi. Sintesis
juga dapat diartikan sebagai hasil akhir dari percobaan untuk
menggabungkan dua senyawa kimia atau lebih. Selain itu sintesis
dapat pula diartikan sebagai proses pembentukan sebuah molekul
tertentu dari prekursor kimia.

Aspirin merupakan nama lain dari asam asetil salisilat yang


memiliki peranan sangat besar dalan bidang farmasi yaitu sebagai
obat yang berkhasiat anti piretik dan analgesik. Aspirin adalah
suatu zat kimia yang tidak mengandung air karena mudah
terhidrolisis. Senyawa aspirin ini tidak terdapat dalam keadaan
bebas di alam, jadi untuk memperolehnya perlu sintesis.

Reaksi pembentukan senyawa asetil dari asam salisilat dan


asam asetat anhidrat dengan katalis asam disebut dengan reaksi
asetilasi. Dalam ilmu kimia dibidang farmasi reaksi asetilasi ini
cukup penting mengingat reaksi tersebut merupakan dasar sintesis
banyak senyawa kimia yang dapat berkhasiat sebagai obat. Salah
satu penggunaannya adalah sintesis aspirin dengan asam asetat
anhidrat.

Sintesis aspirin yang dilakukan untuk memperoleh aspirin


berdasarkan proses yang telah ditentukan, agar dapat diketahui
cara- cara sintesisnya dan dapat digunakan untuk kegiatan

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

kefarmasian lainnya. Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses


sintesis bahan- bahan obat adalah lebih praktis digunakan,

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

cepat dan mudah diperoleh jika dibandingkan dengan cara


mengisolasi langsung dari bahan alam seperti hewan dan
tumbuhan.

Melihat manfaat dari sintesis aspirin dengan reaksi asetilasi ini


terutama pengaplikasiannya dalam sintesis senyawa obat maka
reaksi ini penting sekali untuk dipelajari oleh seorang farmasis.
Senyawa aspirin dapat disintesis dari asam salisilat yang
direaksikan dengan asam asetat anhidrat dengan katalisator asam
kuat.

1.2 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu:

1. Mahasiswa mampu mensintesis asam salisilat dari


anhidridaasetat.
2. Mahasiswa mampu menghitung % rendamen dari hasil
sintesis.

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Dapat mensintesis asam salisilat dari anhidrida asetat.


2. Dapat menghitung % rendamen hasil sintesis.

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Asam asetil salisilat atau aspirin merupakan salah satu obat


analgetik tertua dan sepanjang masa paling sukses, yang sampai
kini terbanyak digunakan di seluruh dunia. Di tahun 2014 telah
diproduksi di seluruh dunia sekitar 35.000 ton aspirin dan lebih
dari 100 milyar tablet telah dikonsumsi. Obat ini telah
dikembangkan oleh ahli kimia dari Bayer di tahun 1899, yaitu
Felix Hoffmann, Arthur Eichengrun, dan ahli farmakologi Heinrich
Dreser.
(Tjay dan Kirana, 2015)
Aspirin merupakan obat analgesik, anti-inflamasi dan
antipiretik yang sangat luas penggunaannya. Dalam dosis
rendah, aspirin digunakan sebagai zat antitrombosis untuk
mencegah agregasi platelet melalui penghambatan enzim
siklooksigenase. Aspirin diabsorpsi secara cepat di saluran
pencernaan bagian atas, terutama di bagian pertama
duodenum. Setelah pemberian secara oral, aspirin terhidrolisis
secara cepat di dalam tubuh menghasilkan asam salisilat
sebagai metabolit utama. Bioavailabilitas aspirin rendah akibat
first pass effect
metabolism dan hidrolisis menjadi salisilat di dinding usus.
(Siswanto dkk., 2016)
Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sintesis Aspirin menurut Kolbe
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman


yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini,
sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada
tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk
menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang
dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat
anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga
dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
2. Sintesis Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh
Schmitt. Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam
revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum
dan panas (130°C). Sodium phenoxide berubah menjadi
serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan
CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100°C
sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium
salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan
warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian
ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam
salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux
bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene
selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan
dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat
mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan
dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan
kemudian dikeringkan.
(Fessenden & Fessenden,1986)
Pada pembuatan aspirin, asam salisilat berfungsi sebagai
NURMALA SARI RUSDIAWAN
15020200013
SINTESIS ASPIRIN

alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi.


Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penawar nyeri.
Selain itu, aspirin juga merupakan zat antiinflamasi untuk
mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka
yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipretik yang
berfungsi sebagai obat penurun demam. Biasanya aspirin dijual
dalam bentuk garam natriumnya,yaitu natrium asetilsalisilat.
(Baysinger,2004)
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya
dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann
dari perusahaan Bayer, Jerman. Pada pembuatan aspirin, reaksi yang
terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan turunan asam
karboksilat yang gugus – OH dari karboksilnya diganti dengan gugus –
OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari
anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam karboksilat ialah
suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan
asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut
reaksi esterifikasi.
(Fessenden & Fessenden, 1986)

Ester aromatik dibentuk oleh asam karboksilat aromatik dengan alkohol


alifatik atau alkohol aromatik. Seperti halnya ester alifatik, nama ester
aromatik juga terdiri dari dua kata. Kata pertama adalah gugus alkil atau
asil dan terikat pada oksigen ester. Kata kedua adalah nama asam
karboksilatnya, dengan membuang kata asam. Etilbenzoat, fenil salisilat,
dan asetil salisilat adala tiga contoh ester aromatik. Asam salisilat
mempunyai dua radikal fungsi dalam struktur kimianya, yaitu radikal
hidroksi fenolik dan radikal karboksil yang langsung terikat pada inti benzene.
NURMALA SARI RUSDIAWAN
15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Esterifikasi radikal hidroksi fenolik dengan fenol diperoleh ester fenil salisilat
yang dikenal dengan nama salol, sedangkan esterifikasi radikal
karboksilatnya dengan asetilklorida didapatkan ester asetilsalisilat yang
dikenal dengan aspirin. Salol dan aspirin banyak digunakan dalam bidang
kedokteran karena mempunyai sifat analgetikdan antipiretik.

(Sumardjo, 2009)

Dalam industri, reaksi asetilasi biasa digunakan pada pembuatan selulosa


asetat dan pembuatan aspirin (asam asetil salisilat). Agen asetilasi yang
umum digunakan untuk industri adalah anhidrida asetat karena lebih murah,
tidak mudah dihidrolisis, dan reaksinya tidak berbahaya. Reaksi berkatalis
asam dari suatu anhidrida dengan alkohol atau fenol akan menghasilkan
ester. Reaksi ini menggunakan anhidrida asetat yang tersedia secara
komersial. Asilasi aromatik secara umum berlangsung dengan bantuan
katalis asam Lewis. Dalam substitusi elektrofilik, substituen yang telah ada
dalam cincin mengarahkan elektrofilik yang akan masuk pada posisi-posisi
tertentu dan juga mempengaruhi laju reaksi substitusi. Ada dua jenis
substituen, yang pertama gugus aktivasi membentuk produk -orto dan -para.
Kedua merupakan gugus deaktivasi membentuk produk -meta. Orientasi
dan laju substitusi elektrofilik pada fenol dan anisol mengarahkan pada posisi
orto- dan para- atau merupakan gugus pengaktivasi cincin.

(Retroningrum dan Cahyono, 2014)

Kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu


larutan atau suatu lelehan. Disamping untuk pemisahan bahan padat dari
larutan, kristalisasi juga sering digunakan untuk memurnikan bahan padat
yang sudah berbentuk kristal.
Proses pemurnian ini disebut kristalisasi ulang atau rekristalisasi. Jika suatu
larutan senyawatersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan


mulaimengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor.
Kemurnian zat ini disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat terlarut,
sehingga zat-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya.
(Austin, 1984)
Proses kristalisasi dimulai dengan menambahkan senyawa yang akan
dimurnikan dengan pelarut panas sampai kelarutan senyawa tersebut
berada pada level super jenuh. Pada keadaan ini, bila larutan tersebut
didinginkan, maka molekul-molekul senyawa terlarut akan saling menempel,
tumbuh menjadi kristal-kristal yang akan mengendap di dasar wadah.
Sementara kotoran-kotoran yang terlarut tidak ikut mengendap.
(Austin, 1984)
Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
adalah nukleasi primer atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana kristal-
kristal mulai tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini membutuhkan
keadaan super jenuh dari zat terlarut. Saat larutan didinginkan, pelarut tidak
dapat menahan semua zat-zat terlarut, akibatnya molekul-molekul yang
lepas dari pelarut saling menempel dan mulai tumbuh menjadi inti kristal.
Semakin banyak inti-inti yang bergabung, maka akan semakin cepat pula
pertumbuhan kristaltersebut.Tahap kedua setelah nukleasi
Primer adalah nukleasi sekunder. Pada tahap ini petumbuhan
kristal semakin cepat, yang ditandai dengan saling menempelnya inti-inti
menjadi kristal-kristal padat.

(Austin,1984

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

2.2 Uraian Bahan


1. Asam salisilat (Ditjen POM, 2014: 163)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat
Rumus Molekul : C7H6O3
Rumus Struktur :

Bobot Molekul : 138,12 g/mol


Pemerian : Hablur, biasanya berbentuk jarum
halus atau serbuk halus; putih; rasa
agak manis, tajam dan stabil di
udara. Bentuk sintesis warna putih
tidak berbau. Jika dibuat dari metil
salisilat alami dapat berwarna
kekuningan atau merah muda dan
berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam
benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter; larut dalam air
mendidih; agak sukar larut dalam
kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa aspirin.
Bobot Molekul : 138,12 g/mol
2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 : 165)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
NURMALA SARI RUSDIAWAN
15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Nama Lain : Asam sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

Rumus Struktur :

Bobot molekul : 98,07 g/mol

Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak


berwarna; bau sangat tajam dan
korosif, bobot jenis lebih kurang
1,84.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan


dengan etanol, dengan
menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai katalisator

3. Air Suling (Ditjen POM, 1979 : 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Aquadest

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur :

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Bobot Molekul : 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidakberbau, tidak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Pembilas

4. Anhidrida Asetat (Ditjen POM, 1979 : 647)


Nama Resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRIDA

Nama lain : Asam asetat anhidrida

Rumus Molekul : (CH3CO)2O

Rumus Struktur :

Bobot Molekul : 180,16 g/mol

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berbau


tajam,mengandung tidak
kurang dari 95%.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai reaktan

5. Aspirin (Ditjen POM, 1979 : 43)


Nama Resmi : ACIDUM ACETYLOSALICYLICUM
NURMALA SARI RUSDIAWAN
15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Nama lain : Asetosal, asam asetil salisilat

Rumus Molekul : C8H9O4

Rumus Struktur :

Bobot Molekul : 180,16 g/mol

Pemerian : Hablur tidak berwarna, hablur


serbuk,tidak berbau, rasanya agak
pahit.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol


(95%) P,larut dalam iodoform P dan
dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Hasil akhir dari sintesis

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2021)


Asam Salisilat ±2 gram dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan 5 ml Asam Asetat anhidrat dan 3-5 tetes
Asam Sulfat pekat. Lalu, Erlenmeyer digoyang hingga campuran
tersebut tercampur. Selanjutnya, dipanaskan selama ±10 menit
dengan penangas air. Setelah itu, campuran tersebut (kuning
NURMALA SARI RUSDIAWAN
15020200013
SINTESIS ASPIRIN

pucat) ditambahkan 15 mL aquadest dan didinginkan ±10 menit


dalam wadah es batu.

Pemisahan dan Pemurnian


Campuran tersebut (endapan putih) disaring dengan kertas
saring dan corong buchner. kristal ditampung dalam beaker glass
100 mL dan ditambahkan 10 mL alkohol lalu di aduk hingga
melarut sempurna. Kemudian ditambahkan 60 mL air hangat
diaduk dan dinginkan ke wadah es batu. Timbang kertas saring
kosong, lalu pasang pada corong buchner dan saring campuran
yg sudah direndam es batu. Keringkan kristal putih aspirin diatas
gelas arlogi. Timbang kertas saring yg berisi aspirin. Hitung %
rendamennya.

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2021. Penuntun Praktikum Kimia Sintesis. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar
Austin, George T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries 5th
ed.
McGraw-Hill Book Co. : Singapura.
Baysinger, Grace. Et all. 2004. Handbook of Chemistry and Physics
. 85thed. CRC : NewYork
Ditjen POM 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen
KesehatanIndonesia.
Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan
RepublikIndonesia: Jakarta
Fessenden, J. R. Dan Fessenden, S. J., 1986. Kimia Organik Jilid 2
Edisi 3.
Erlangga: Jakarta
Retnoningrum, DA., E. Cahyono, E. Kusuma, 2014, Asetilasi Pada
Fenol dan Anisol Menggunakan Anhidrida Asam Asetat
Berkatalis Zr4+-Zeolit Beta, Jurnal MIPA Universitas Negeri
Jember, 37(2).
Siswanto, A., Achmad F., Akhmad K. N., Sudibyo M., 2016, Validasi
Metode HPLC untuk Penetapan Aspirin dan Asam Salisilat dalam
Plasma Kelinci (Lepus curpaeums) secara Simultan, Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 6(2).
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas
Bioeksakta, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2015, Obat-Obat Penting

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013
SINTESIS ASPIRIN

Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Ketujuh,


PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta

NURMALA SARI RUSDIAWAN


15020200013

Anda mungkin juga menyukai