Anda di halaman 1dari 5

4.

Penerapan dan Perhitungan dalam Titrasi Argentometri


Salah satu cara untuk menganalisis kangdungan NaCl dalam garam argentometri
juga dapat digunakan untuk menentukan beberapa anion yang lain.
Tabel 7.2 Penerapan dari Titrasi Argentometri

Analit Titran Metode


ASO43- AgNO3,KSCN Volhard
Br- AgNO3 Mohr atau Fajans
AgNO3,KSCN Volhard
Cl- AgNO3,KSCN Volhard
AgNO3 Mohr atau Fajans
CO32- AgNO3,KSCN Volhard
C2O42- AgNO3,KSCN Volhard
CrO42- AgNO3,KSCN Volhard
I- AgNO3,KSCN Volhard
AgNO3 Fajans
PO43- AgNO3,KSCN Volhard
S2- AgNO3,KSCN Volhard
SCN- AgNO3,KSCN Volhard
AgNO3,KSCN Volhard

Contoh :
1. Suatu campuran yang hanya mengandung KCl dan KBr dianalisis dengan metode
Mohr. Sebanyak 0,3172 g sampel dilarutkan dalam 50,00 mL air dan dititrasi
dengan larutan AgNO3. Titik akhir tercapai ketika terbentuk endapan Ag2CrO4
dengan memerlukan larutan AgNO3 0,1120 M sebanyak 36,85 Ml. Titrasi terhadap
blanko memerlukan 0,71 mL titran untuk mencapai titik akhir yang sama.
Berapakah persentase (%b/b) KCl dan NaBr dalam sampel?
(Diketahui Mr KCl = 74,551 g/mold an Mr KBr = 102,89 g/mol)
Penyelesaian.
a. Identifikasi masalah
Diketahui: massa sampel =0,3172 g
Volume larutan sampel 50,00 mL
Volume AgNO3 0,1120 M = 36,85 mL (untuk titrasi larutan sampel)
Volume AgNO3 0,1120 M = 0,71 Ml (untuk titrasi blanko)
Ditanya: %b/b KCl dan NaBr dalam sampel
b. Representasi masalah

c. Penulisan reaksi
KCl AgCl + KNO3
+ AgNO3
KBr AgBr + KNO3
AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) Ag2CrO4(s) + 2 KNO3(aq) (TE)

d. Perencanaan solusi
- Memisalkan massa KCl = x g dan KBr = (0,3172 – x) g
- Menghitung jumlah AgNO3 yang bereaksi dengan sampel = (V AgNO3 sampel -
V AgNO3 blanko ) x M AgNO3
- Menghitung jumlah KCl dan KBr = mmol AgNO3
- Menghitung % b/b KCl dan NaBr dalam sampel
e. Pelaksanaan solusi
- Jumlah AgNO3 yang bereaksi dengan sampel = (36,85-0,71) mL x - 0,1120
M = 4,0477 mmol
- Jumlah KCl dan KBr = 4,0477 mmol
x𝑔 (0,3172−x)𝑔
- Perhitungan massa KCl dan KBr = + = 4,048
74,551 𝑔/𝑚𝑜𝑙 102,89 𝑔/𝑚𝑜𝑙
x 10-3 mol
1,341 x 10-2x + 3,083 – 9,719 x 10-3x = 4,048 x 10-3
3,691 x 10-3 x = 9,650 x 10-4
x = 0,2614 (massa KCl)
massa KBr = 0,3172 g – 0,2614 g = 0,0558 g
0,2641 g
%b/b KCl = x 100% = 82,41 %
0,3172 g
0,0558 g
%b/b KBr = x 100% = 17,59 %
0,3172 g
f. Kesimpulan
Persentase KCl dan KBr dalam sampel masing-masing adalah 82,41 % dan
17,59%.
g. Pengecekan
- Persamaan reaksi sudah setara
- Rumus dan perhitungan sudah sesuai
A. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Pengendapan merupakan metode yang paling baik analisis gravimetri. Parameter-
parameter yang penting adalah temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks, dan lain sebagainya. Parameter tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a) Temperatur
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadang endapan yang baik
terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan
panas karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur.
b) Sifat pelarut
Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. Berkurangnya kelarutan didalam
pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat.
c) Efek ino sejenis
Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut mengandung satu dari
ion-ion penyusun endapan, pembatasan Ksp (konstanta hasil kali kelarutan). Baik
kation atau anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan
sehingga endapan garam bertambah. Contoh : endapan Fe(OH)3 dengan penambahan
NH4OH pada larutan FeCl3. Jika kita menambahkan NH4Cl, maka akan mendorong
kesetimbangan yang terjadi sehingga lebih banyak Fe yang mengendap dengan
NH4OH. Hal ini berfungsi untuk menyempurnakan pengendapan. Pada analisis
kuantitatif, ion sejenis ini digunakan untuk mencuci larutan selama penyaringan.
d) Efek ion-ion lain
Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-
garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau
efek aktivitas. Semakin kecil koefisien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar
hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang dihasilkan.
e). Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan, missal: oksalat; ion
H+ bergabung dengan ion C2O42- membentuk H2C204 sehingga menambah kelarutan
garamnya. Pemisahan logam sulfida didasarkan pada pengendalian pH, digunakan
pada analisis kualitatif, misalkan logam-logam sulfida yang kurang larut (Golongan
II) diendapkan dengan H2S pada 0,10 M HCl, sedangkan logam sulfida yang
kelarutannya lebih besar diendapkan berikutnya dengan menaikkan pH (untuk
golongan III).
f) Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan
(H+). Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah
kelarutannya.
g) Pengaruh kompleks
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang
membentuk kompleks dengan kation garam tersebut. Misalkan pengaruh NH3 pada
endapan AgCl. Beberapa endapan memebentuk kompleks yang larut dengan ion
pengendap itu sendiri. Mula-mula kelarutan berkurang (disebabkan ion sejenis)
sampai melalui minimum, kemudian bertambah akibat adanya reaksi kompleksasi.

Anda mungkin juga menyukai