Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KIMIA ANALISIS

ANALISA KUANTITATIF
ARGENTOMETRI

Dosen Pengampu : Dr, Drs. Supriyadi, M.Si.

Ratu Gede Puspa Darma Putra (A28226780)


Zulfia Widiastuti (A28226781)
Muhammad Dzaky Fauzan (A28226783)
Sesilia Nova (A28226784)

PROGRAM STUDI S1-FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2023
I. Judul
LAPORAN KIMIA ANALISIS ANALISA KUANTITATIF ARGENTOMETRI
II. Tujuan
1. Mempelajari cara menganalisis kuantitatif Argentometri
2. Menentukan kadar vitamin B1 dengan metode analisis kuantitatif
Argentometri
3. Mempelajari cara melakukan titrasi dan perhitungan dengan data yang didapat
III. Landasan Teori
Argentometri adalah analisis prosedur yang melibatkan pengukuran massa.
Pada reaksi argentometri terbentuk endapan AgCl (perak klorida). Endapan adalah
padatan yang tidak larut dan terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan biasanya
melibatkan komponen ionik. Salah satu tipe analisis gravimetrik adalah terlibatnya
pembentukan, pemisahan, dan penentuan massa dari endapan. Bahan yang tidak
diketahui komposisinya dilarutkan dalam air, kemudian berubah menjadi endapan
dengan direaksikan dengan bahan lain. Bentuk endapan biasanya dapat disaring,
dikeringkan, atau ditimbang (Raymond, 1991).
Argentometri adalah salah satu metode analisis kuantitatif untuk menentukan
kadar suatu zat dalam larutan yang didasarkan pada reaksi pengendapan dengan
larutan standar AgNO3. Metode-metode dalam argentometri antara lain adalah
metode mohr, metode volhard, metode liebig, dan metode fajans (Arsyad, 2004).
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai
titrat dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut (Susanti, 2003).
Argentometri merupakan metode umum yang digunakan untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa lain. Metode argentometri disebut juga pengendapan karena
memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan (Gandjar,
2007). Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapanyang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Adapun macam-macam cara pengendapan dalam
argentometri adalah cara Mohr, cara volhard dan cara vajans.Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang titrasi dengan cara pengendapan, makadilakukan percobaan
argentometri berikut ini
IV. Alat dan Bahan
Alat :
1. Erlemeyer
2. Gelas ukur
3. Corong
4. Labu ukur
5. Buret
6. Pipet
7. Pipet volume
8. Serbet
9. Beaker glass
10. Kertas perkamen
11. Timbangan analitik
Bahan :
1. Serbuk AgNO3
2. Kristal NaCl
3. Indikator K2CrO4 5%
4. Aqua dest
V. Cara Kerja
1. Kalibrasi buret titrasi serta alat-alat yang di perlukan.
2. Buat larutan standar SEKUNDER AgNO3 0,05 N sebanyak 1L dengan cara
mencampurkan 8,45 ml pekat HCL dengan 2L aquades.
3. Buat larutan standar PRIMER NaCl 0,05 N sebanyak 50 ml dengan cara
mencampurkan 0,1463 gram NaCl lalu di tambah aquades sebanyak 50 ml.
4. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar primer NaCl dengan cara
memipet 10,0 ml larutan NaCl dan di lakukan titrasi sebanyak 3 kali (dapat di
lihat pada hasil pengamatan).
5. Penetapkan kadar vitamin B1 dengan cara menimbang masing-masing 100 mg
vitamin B1 setelah itu di letakan ke dalam elemeyer lalu di tambahkan 10,0 ml
aquades dan di tambahkan 3 tetes indikator mr lalu ulangi titrasi sebanyak 2x
dengan masing masing sampel vitamin B1 yang di gunakan adalah 200 mg
dan 300 mg.
6. Selanjutnya di lakukan perhitungan berdasarkan data yang di dapat (dapat di
lihat pada lampiran).
VI. Data hasil Pengamatan
Tabel data hasil titrasi penetapan kadar vitamin B1 :
NO Titrasi Berat sampel Titrat yang di Kadar yang di
(Mg) perlukan (ml) peroleh setelah
perhitungan (Mg)
1 Pertama 122,3 8,5 96,3709
2 Kedua 221,9 9,1 56,8640
3 Ketiga 326,8 9,4 39,8840

Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCL, pada percobaan ini
memerlukan 9,1 ml titrat

Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCL, pada percobaan ini
memerlukan 9,1 ml titrat
Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCL, pada percobaan ini
memerlukan 9,0 ml titrat

Penentuan kadar vitamin B1 pada titrasi pertama dengan berat sampel 122,3 Mg dan
titrat yang di gunakan adalah 8,5 ml

Penentuan kadar vitamin B1 pada titrasi kedua dengan berat sampel 221,9 Mg dan
titrat yang di gunakan adalah 9,1 ml
Penentuan kadar vitamin B1 pada titrasi ketiga dengan berat sampel 326,8 Mg dan
titrat yang di gunakan adalah 9,4 ml
VII. Pembahasan
Analisis kuantitatif argentometri adalah mencari kadar suatu zat dengan titrasi
menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO3) yang telah belum diketahui
kadarnya. Salah satu metode analisis kuantitatif argentometri adalah metode Mohr.
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium
kromat (K2CrO4)sebagai indikator. Perak nitrat (AgNO3) yang merupakan larutan
standar sekunder, distandarisasi oleh larutan standar primer yaitu natrium klorida
(NaCl) bersifat netral.
Larutan standar sekunder menggunakan larutan AgNO3. Larutan ini dibuat
dengan menimbang zat secara tidak teliti dan dilarutkan dengan pengukur volume
yang tidak teliti pula. Alasan kenapa AgNO3 dibuat sebagai larutan standar sekunder
karena sifat fisinya tidak mungkin diperoleh dalam keadaan sangat murni. Untuk
dapat menitrasi zat lain, AgNO3 harus ditentukan dahulu kadarnya dengan suatu
garam netral yaitu natrium klorida (NaCl).
Larutan standar sekunder yaitu AgNO3 dibuat normalitasnya sebesar 0,05 N
sebanyak 1 L. Untuk menentukan seberapa banyak larutan AgNO3 yang digunakan,
menggunakan rumus hitungan normalitas.
Namun, pada proses ini larutan standar sekunder HCl sudah tersedia di laboratorium.
Pembuatan larutan standar primer NaCl ditujukan untuk menentukan
normalitas dari standar sekunder AgNO3. Larutan standard yang diperoleh dengan
jalan menimbang dengan teliti (neraca analitik/elektrik) sejumlah zat standard dan
melarutkannya sampai volume tertentu dengan tepat (labu takar), normalitasnya dapat
langsung dipakai (dengan perhitungan) tanpa dibakukan/distandarisasi terlebih
dahulu. Oleh karena itu, larutan standar primer berupa NaCl digunakan untuk
menentukan normalitas dari AgNO3 yang masih menjadi larutan standar sekunder.
Untuk menentukan seberapa banyak serbuk NaCl yang digunakan, menggunakan
rumus hitungan normalitas.

Didapatkan NaCl yang harus ditimbang adalah 0,1463 gram. Namun, pada
saat penimbangan terjadi selisih karena penyetaraan kertas timbang. Lalu ditentukan
kembali koreksi kadar normalitasnya untuk dapat menjadi standarisasi standar
sekunder.
Standarisasi larutan standar sekunder AgNO3 dilakukan tiga kali untuk
mengetahui selisih kadar secara pasti. Larutan HCl yang masih menjadi standar
sekunder untuk menentukan kadar normalitasnya dimasukkan ke buret. Larutan
standar primer NaCl ditambah indikator K2CrO4 5%. Perubahan reaksi yang
diharapkan yaitu terbentuk endapan cokelat merah. Setelah standarisasi dilakukan
triplo, didapatkan rata-rata volume AgNO3 yang dibutuhkan yaitu 9,0667. Normalitas
AgNO3 setelah perhitungan adalah 0,0461N

Penetapan kadar vitamin B1 pada percobaan pertama di gunakan sebanyak


122,3 mg dan menghabiskan 8,5 ml larutan standar AgNO3 yang telah dibakukan.
Setelah dilakukan perhitungan seperti pada gambar diatas Di dapati kadar vitamin B1
pada percobaan pertama adalah sebanyak 96,3709 mg/tablet

Penetapan kadar vitamin B1 pada percobaan kedua di gunakan sebanyak 221,9


mg dan menghabiskan 9,1 ml larutan standar AgNO3 yang telah dibakukan. Setelah
dilakukan perhitungan seperti pada gambar diatas Di dapati kadar vitamin B1 pada
percobaan pertama adalah sebanyak 56,8640 mg/tablet
Penetapan kadar vitamin B1 pada percobaan ketiga di gunakan sebanyak
326,8 mg dan menghabiskan 9,4 ml larutan standar AgNO3 yang telah dibakukan.
Setelah dilakukan perhitungan seperti pada gambar di atas Di dapati kadar vitamin B1
pada percobaan pertama adalah sebanyak 39,8840 mg/tablet

Pengulangan penentuan kadar secara triplo dapat ditentukan kadar vitamin B1


bermacam-macam. Pada penentuan kadar vitamin B1 pertama, didapatkan kadar
vitamin B1 96,3709 mg/tablet. Pada penentuan kadar vitamin B1 kedua, didapatkan
kadar vitamin B1 56,8640 mg/tablet Pada penentuan kadar vitamin B1 ketiga,
didapatkan kadar vitamin B1 39,8840 mg/tablet. Hasil akhir yang diambil untuk
penetapan kadar vitamin B1 dengan larutan standar AgNO3 yaitu pada percobaan
kedua dengan kadar 56,8640 mg/tablet
VIII. Kesimpulan
Analisis kuantitatif argentometri yang sebelumnya di lakukan bertujuan untuk
mengetahui kadar vitamin B1 dalam tablet Pada penentuan kadar vitamin B1 pertama,
didapatkan kadar vitamin B1 96,3709 mg/tablet. Pada penentuan kadar vitamin B1
kedua, didapatkan kadar vitamin B1 56,8640 mg/tablet Pada penentuan kadar vitamin
B1 ketiga, didapatkan kadar vitamin B1 39,8840 mg/tablet. Hasil akhir yang diambil
untuk penetapan kadar vitamin B1 dengan larutan standar AgNO3 yaitu pada
percobaan kedua dengan kadar 56,8640 mg/tablet. Hal tersebut di putuskan oleh
kelompok kami dengan mempertimbangkan nilai kadar yang umumnya terkandung
dalam tablet vitamin B1.
IX. Daftar Pustaka
Chang, R. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Day, R. dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. (1993). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Khopkhar. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik Edisi ke 4. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai