Anda di halaman 1dari 18

Hibridisasi

Dalam kimia, teori hibridisasi menjadi salah satu teori dasar yang harus dikuasai. Hal itu karena teori
hibridisasi akan berguna dalam penentuan bentuk geometri suatu molekul dan juga penentuan jenis
ikatan dari suatu atom. Selain itu, hibridisasi juga berpengaruh dalam tingkat energi dari suatu senyawa
serta tingkat kestabilannya.

Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap tentang pengertian dan teori hibridisasi,
macam macam hibridisasi dalam atom karbon, proses terjadinya hibridisasi orbital dan juga contoh
senyawa yang dihasilkan dari hibridisasi.

Pengertian Hibridisasi
Hibridisasi adalah serangkaian proses penggabungan orbital dari suatu atom dengan atom lain ketika
terjadinya pemaknaan ikatan kimia sehingga mencapai energi yang lebih rendah atau kestabilan yang
tinggi.

Ketika dua atom akan berikatan secara kimia, maka dua atom ini membutuhkan sebuah orbital kosong
untuk ditempati elektron dari masing masing atom tersebut sehingga setelah berikatan maka kedua atom
akan menempati orbital yang sama pada elektron valensinya.

Oleh karena itu dalam proses hibridisasi ini melibatkan konfigurasi elektron terutama pada elektron
valensi yang digunakan untuk berikatan. Untuk mempelajari tentang elektron dan konfigurasi elektron
dapat anda baca lebih lengkap pada pengertian konfigurasi elektron.

Teori Hibridisasi
Ketika suatu molekul tidak mengalami hibridisasi orbital pada pembentukan ikatannya, maka yang teradi
yaitu panjang dan sudut ikatan yang terbentuk akan berbeda beda dan tingkat energinya pun berbeda.
Akibatnya akan menghasilkan bentuk yang tak beraturan, namun pada kenyataannya molekul kimia
memiliki panjang dan sudut ikatan yang seragam serta bentuk yang beraturan dan dapat ditentukan.

Sebagai contoh pada molekul metana (CH4) dimana atom karbon memiliki elektron valensi sebanyak 4
yang digunakan dapat untuk berikatan dengan atom lain dan terdapat pada orbital 2s dan 2p.

Ketika karbon membentuk ikatan misalnya dengan hidrogen, secara teoritis orbital 2s dan 2p yang
memiliki tingkat energi berbeda maka akan menghasilkan ikatan dengan panjang, sudut dan tingkat
energi yang berbeda pula karena jenis orbital yang berbeda.

Namun pada kenyataannya, senyawa CH4 memiliki panjang ikatan untuk setiap ikatan C-H yang sama,
selain itu sudut ikatan yang terbentuk dan energinya pun sama menghasilkan bentuk geometri
tetrahedral. Sehingga dipastikan bahwa terjadi sesuatu yang membuat orbital itu menghasilkan tingkat
energi yang setara, karena tidak mungkin karbon dan hidrogen berikatan dengan orbital 2s dan 2p yang
berbeda menghasilkan panjang, sudut, dan energi ikatan yang sama.

Peristiwa itu yang dinamakan hibridisasi orbital dimana orbital 2s bergabung dengan orbital 2p yang
terdiri dari 3 orbital p sehingga membentuk orbital sp3 yang mampu menghasilkan bentuk geometri
molekul CH4 sebagai tetrahedral.

Macam Hibridisasi
Pada atom karbon, dapat terjadi bebera jenis hibridisasi orbital yang menghasilkan panjang ikatan, sudut
ikatan, kekuatan ikatan serta energi ikatan yang berbeda untuk tiap hibridisasi. Materi tentang
hidrokarbon juga dapat anda pelajari secara lebih lengkap pada artikel pengertian hirdokarbon. Berikut ini
merupakan jenis jenis hibridisasi orbital pada atom karbon.

1. Hibridisasi sp3
Hibridisasi sp3 merupakan hibridisasi yang melibatkan penggabungan 1 orbital s dengan 3 orbital p yang
terdiri dari px, py, dan pz menghasilkan sp3 yang dapat digunakan untuk berikatan dengan 4 atom lain.

Hibridisasi sp3 memiliki jenis ikatan tunggal atau satu ikatan sigma dimana kekuatan ikatan pada
hibridisasi ini paling lemah diantara hibridisasi lainnya, sedangkan panjang ikatan pada hibridisasi ini
yang paling besar diantara lainnya. Molekul dengan hibridisasi sp3 akan menghasilkan bentuk geometri
tetrahedral. Contoh hibridisasi sp3 adalah pada molekul CH4.

2. Hibridisasi sp2
Pada hibridisasi sp2, sesuai namanya merupakan penggabungan 1 orbital s dengan 2 orbital p sehingga
terdapat 1 orbital p bebas yang tidak digunakan untuk hibridisasi. Hibridisasi sp 2 menghasilkan jenis
ikatan rangkap 2 sehingga kekutan ikatannya lebih tinggi daripada ikatan tunggal dan panjang ikatan
yang dihasilkan juga lebih pendek.
Dalam hibridisasi ini ikatan rangkap dapat terjadi karena adanya 1 orbital p bebas yang dapat
membentuk ikatan phi dengan orbital dari atom lain. Hibridisasi sp 2 akan menghasilkan bentuk geometri
planar dengan sudut ikatan 120. Contoh molekul yang memiliki hibridisasi sp 2 adalah C2H4.

3. Hibridisasi sp
Hibridisasi sp merupakan penggabungan antara 1 orbital s dengan 1 orbital p sehingga terdapat 2 orbital
p bebas yang tidak digunakan. Hibridisasi sp menghasilkan jenis ikatan rangkap 3 karena terdapat 2
orbital p bebas yang masing masing dapat menghasilkan ikatan phi dengan orbital atom lain sehingga
secara keseluruhan hibridisasi ini memiliki 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi.

Akibatnya, kekuatan ikatan menjadi kuat lebih kuat daripada dua hibridisasi lainnya dan jarak ikatan juga
paling pendek. Bentuk molekul yang dihasilkan hibridisasi sp adalah linear dengan sudut 180. Contoh
molekul dengan hibridisasi sp adalah C2H2.

Proses Terjadinya Hibridisasi


Dalam terjadinya hibridisasi melibatkan beberapa proses. Secara keseluruhan proses hibridisasi dapat
dilihat pada skema gambar berikut yang menampilkan proses atau tahapan hibridisasi yang disertai
dengan tingkat energi untuk setiap tahap dan setiap orbital.

1. Keadaan Dasar (Ground State)


Dalam keadaan dasar, semua atom memiliki konfigurasi elektron seperti pada umumnya. Pada kondisi
ini, tingkat energi dari masing masing orbital berbeda dan relatif lebih tinggi sehingga kurang stabil.

2. Eksitasi atau Promosi Elektron


Pada tahap eksitasi atau yang juga disebut dengan promosi, salah satu elektron dari orbital 2s akan
tereksitasi menuju ke orbital kosong pada 2p karena pada orbital 2p masih terdapat 1 orbital kosong.
Dengan hal tersebut, maka semua orbital yaitu 2s dan 2p terpenuhi oleh elektron dengan masing masing
terisi 1 elektron.

3. Hibridisasi
Tahap terakhir yaitu hibridisasi atau penggabungan antar orbital dimana pada sp 3 maka orbital 2s akan
bergabung dengan tiga orbital 2p membentuk sp3 dan seterusnya. Dengan adanya penggabungan
tersebut maka didapatkan level energi yang lebih rendah dan setara untuk keempat jenis orbital. Hal
itulah yang menyebabkan panjang ikatan, sudut ikatan, dan energi ikatannya sama.

Contoh Molekul dengan Hibridisasi Orbital


Adapun untuk memperjelaskanya berikut ini merupakan beragam contoh melekul dengan hibridisasi
orbital, antara lain adalah sebagai berikut;

1. Metana (CH4)
Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa pada senyawa metana memiliki hibridisasi sp 3 yang
menyebabkan tiap ikatan C-H memiliki panjang, sudut, dan energi ikatan yang setara. Molekul
CH4 umumnya memiliki sudut ikatan 109.5 dengan bentuk geometri tetrahedral. Hal itu merupakan hasil
dari hibridisasi orbital yang terjadi pada atom karbon tersebut.

2. Etilena (C2H4)
Etilena yang juga merupakan senyawa hidrokarbon memiliki hibridisasi orbital sp2 dimana antara atom C
pada senyawa tersebut dihubungkan melalui ikatan rangkap 2 yang terdiri dari satu ikatan sigma dan
satu ikatan phi.

Selain mengikat karbon yang lain, karbon pada senyawa etilena juga mengikat dua atom hidrogen
dengan sudut ikatan yang sama yaitu 120. Akibatnya didapatkan bentuk geometri berupa planar atau
datar pada senyawa etilena ini.

3. Asetilena (C2H2)
Berbeda dengan kedua senyawa di atas, asetilena merupakan senyawa hirdokarbon dengan ikatan
rangkap 3 yang terdiri dari 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi. Hal ini akibat dari hibridisasi orbital yang
merupakan hibridisasi sp sehingga menghasilkan 2 orbital p bebas.

Bentuk geometri dari senyawa ini adalah linear atau berupa garis lurus karena selain mengikat karbon
yang lain, karbon pada asetilena mengikat satu atom hidrogen lain.

Demikian artikel tentang pengertian dan teori hibridisasi, macam, proses terjadinya, dan contoh senyawa
yang melibatkan hibridisasi orbital. Teori dasar ini sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum belajar
tentang bentuk geometri dari suatu molekul. Hal itu karena dalam penentuan bentuk geometri suatu
molekul, maka kita harus dapat menentukan hibridisasi yang terjadi pada orbital atom yang berikatan
dalam molekul tersebut.
Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya!

Saat membeli mainan lego, apa yang akan Quipperian lakukan? Satu per satu lego akan disusun
sedemikian sehingga bentuknya menyerupai benda aslinya, misalnya gedung, mobil, atau rumah.
Prinsip lego itu ternyata juga dimiliki oleh partikel mikroskopis seperti atom, lho. Buktinya apa?

Buktinya, atom-atom bisa saling terikat menjadi molekul dengan bentuk yang bermacam-macam,
misalnya tetrahedral, linear, oktahedral, dan masih banyak lainnya. Penasaran? Baca terus artikel
ini karena Quipper Blog akan membahas tentang bentuk molekul dan hibridisasi.

Daftar Isi Sembunyikan


Bentuk Molekul
1. Bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron
2. Meramalkan bentuk molekul
a. Senyawa BeCl2
b. Senyawa BCl3
c. Senyawa CCl4
d. Senyawa NH3
e. Senyawa H2O
f. Senyawa PCl5
g. Senyawa SF6
h. Senyawa CO2
Tipe Molekul
a. BCl3
b. CH4
c. NH3
d. H2O
Hibridisasi
Cara Menentukan Hibridisasi
1. Menentukan hibridisasi dengan cara biasa (pada umumnya)
a. BeCl2
b. SF6
2. Menentukan hibridisasi dengan cara SUPER “Solusi Quipper”
a. BeCl2
b. SF6
Contoh soal 1
Contoh soal 2

Bentuk Molekul
Bentuk molekul adalah susunan atom-atom di dalam molekul dalam bentuk tiga dimensi. Siapa
sangka jika bentuk molekul inilah yang menyebabkan perbedaan sifat fisis dan kimia suatu
senyawa, misalnya titik leleh maupun titik didih air berbeda dengan metana, kerapatan amonia
berbeda dengan metana, dan sebagainya. Lalu, bagaimana bentuk molekul suatu senyawa?

1. Bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron


Pada molekul sederhana, jika atom pusatnya memuat dua sampai enam pasangan elektron, maka
bentuk molekulnya dapat diramalkan menggunakan teori VSEPR (Vallence Shell Electron Pair
Repulsion) atau dikenal dengan istilah tolakan pasangan elektron di kulit terluar (teori domain
elektron). Domain elektron adalah kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron di atom
pusat. Untuk menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron ini, Quipperian harus
mengetahui jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB). PEI adalah
pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan dengan atom lain, sedangkan PEB adalah
pasangan elektron yang tidak digunakan untuk berikatan. Lalu, apa sih prinsip dasar teori domain
elektron ini?
 PEI dan PEB menempati posisi di sekitar atom pusat dalam suatu molekul, sehingga terjadi
gaya tolak-menolak antara pasangan elektron tersebut. Gaya tolak-menolak yang dihasilkan
harus serendah mungkin. Artinya, pasangan elektron akan berada pada posisi terjauh.
 Posisi PEI berpengaruh pada arah ikatan kovalen dan bentuk molekulnya.
 PEB akan mengalami gaya tolakan yang lebih besar daripada PEI, sehingga PEB akan
mendorong PEI agar lebih berdekatan. Akibatnya, PEB bisa menempati ruang yang luas.
Sudut yang terbentuk antara PEB dan pasangan elektron lainnya minimal 90o.

Adapun urutan gaya tolak-menolak antarpasangan elektron adalah sebagai berikut.

PEB – PEB > PEB – PEI > PEI – PEI

Jika Quipperian penasaran bentuk molekul akibat adanya PEI dan PEB, simak tabel berikut.
2. Meramalkan bentuk molekul
Berdasarkan tabel di atas, Quipperian akan melihat adanya bentuk molekul tetrahedral, oktahedral,
segitiga planar, linear, dan seterusnya. Bagaimana sih cara menentukan bentuk molekul seperti
tabel tersebut? Jika melihat kembali teori domain elektron, bentuk molekul dapat diramalkan dengan
menghitung jumlah elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Adapun langkah-langkah
untuk meramalkan bentuk molekul adalah sebagai berikut.

 Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat.


 Menentukan jumlah elektron dari atom lain yang digunakan dalam ikatan.
 Menentukan jumlah PEI dan PEB.
 Menentukan bentuk molekul.

Untuk meningkatkan pemahaman Quipperian tentang bentuk molekul, simak contoh berikut.

a. Senyawa BeCl2
b. Senyawa BCl3

c. Senyawa CCl4

d. Senyawa NH3

e. Senyawa H2O
f. Senyawa PCl5

g. Senyawa SF6

h. Senyawa CO2

Tipe Molekul
Selain bentuk molekul, Quipperian juga harus paham tentang bagaimana cara menentukan tipe
molekul. Apa itu tipe molekul? Tipe molekul merupakan notasi untuk menyatakan banyaknya
pasangan elektron di sekitar atom pusat. Adapun rumus tipe molekul adalah sebagai berikut.

AXnEm

Keterangan:

A = atom pusat;

X = pasangan elektron ikatan (PEI);

n = jumlah PEI;

E = pasangan elektron bebas (PEB); dan

m = jumlah PEB.
Perhatikan contoh berikut.

a. BCl3
Jumlah PEI = 3

Jumlah PEB = 0

Tipe molekul = AX3

Sifat = nonpolar karena tidak memiliki PEB

b. CH4
Jumlah PEI = 4

Jumlah PEB = 0

Tipe molekul = AX4

Sifat = nonpolar karena tidak memiliki PEB

c. NH3
Jumlah PEI = 3

Jumlah PEB = 1

Tipe molekul = AX3E

Sifat = polar karena memiliki PEB

d. H2O
Jumlah PEI = 2

Jumlah PEB = 2

Tipe molekul = AX2E2

Sifat = polar karena memiliki PEB

Setelah Quipperian paham tentang bentuk molekul, kini saatnya beralih pada hibridisasi.

Hibridisasi
Hibridisasi merupakan proses bergabungnya orbital atom pusat dengan orbital atom lainnya
sehingga terbentuk orbital hibrida. Orbital hibrida yang terbentuk memiliki panjang ikatan, sudut, dan
tingkat energi yang berbeda dengan orbital pembentuknya. Keberadaan orbital hibrida ini mampu
menjelaskan bentuk molekul dan ikatan atom-atom di dalamnya. Orbital hibrida terdiri dari orbital
hibrida sp yang berbentuk linear, sp2 yang berbentuk segitiga datar, sp3 yang berbentuk tetrahedral,
sp3d yang berbentuk segitiga bipiramida, dan sp3d2 yang berbentuk oktahedral.

Cara Menentukan Hibridisasi


Bersama Quipper Video, Quipperian akan diajak untuk mempelajari sesuatu dengan cara asalnya
dan cara SUPER “Solusi Quipper”.

1. Menentukan hibridisasi dengan cara biasa (pada umumnya)


Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

 Menggambarkan diagram elektron valensi atom pusat pada keadaan dasar.


 Menggambarkan kembali diagram orbital namun dalam keadaan tereksitasi sehingga bisa
berpasangan dengan elektron dari atom lainnya.
 Menentukan orbital hibrida (orbital baru) dengan melihat orbital-orbital yang terlibat.

Penasaran bagaimana cara menentukannya? Perhatikan contoh berikut.

a. BeCl2
Gambar orbital di atas menunjukkan bahwa orbital yang terlibat adalah orbital s dan p, sehingga
jenis hibridisasinya adalah hibridisasi sp.

b. SF6

Gambar orbital di atas menunjukkan bahwa orbital yang terlibat adalah orbital s, tiga orbital p, dan
dua orbital d, sehingga jenis hibridisasinya adalah hibridisasi sp3d2.

2. Menentukan hibridisasi dengan cara SUPER “Solusi Quipper”

a. BeCl2

b. SF6
Agar Quipperian semakin paham dengan pembelajaran Quipper Blog kali ini, yuk simak contoh soal
berikut.

Contoh soal 1

Pembahasan:

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, Quipperian harus tahu dulu letak golongan Al (aluminium).

Aluminium terletak pada golongan IIIA, sehingga elektron valensinya ada 3. Sebagai atom pusat,
aluminium (Al) mengikat 3 atom Cl, sehingga memiliki 3 pasangan elektron ikatan (3 PEI).
Aluminium tidak memiliki PEB karena seluruh elektron valensinya digunakan untuk berikatan (PEB =
0). Jika suatu molekul memiliki PEI = 3 dan PEB = 0, bentuk molekulnya adalah trigonal planar.

Jadi, bentuk molekul senyawa AlCl3 adalah trigonal planar.

Contoh soal 2
Pembahasan:

Nomor atom B adalah 5 dan F adalah 9. Senyawa BF3, memiliki atom pusat di B, sehingga
diperoleh:

Oleh karena orbital yang terlibat adalah orbital s dan dua orbital p, maka jenis hibridisasinya sp2.

Jadi, hibridisasi dari BF3 adalah sp2.

Ternyata, belajar bentuk molekul dan hibridisasi itu mudah, Quipperian. Jika hanya dilihat dari
bentuknya, mungkin terlihat sulit. Setelah Quipperian tahu dasar-dasarnya, semua itu terasa mudah,
kan? Pada dasarnya. belajar Kimia membutuhkan ketekunan dan ketelitian. So, jangan menyerah
untuk terus belajar. Jika Quipperian ingin melihat latihan soal lainnya, silakan gabung
dengan Quipper Video. Bersama Quipper Video, belajar semakin menyenangkan. Salam Quipper!

Anda mungkin juga menyukai