Anda di halaman 1dari 20

Bioteknologi Konvensional

Ini merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dalam bidang pertanian, peternakan,
kesehatan, industri dan pertambangan. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Proses
yang digunakan untuk mengubah sesuatu dengan memberikan nilai tambahan untuk menghasilkan
kualitas yang unggul. Mungkin anda pernah melihat proses bioteknologi konvensional tersebut yang
dilakukan pada hewan taupun tumbuhan. Selain itu, ini juga dipelajari dalam biologi. Namun, tidak
banyak dari kita yang tau mengenai pembahasan ini. Untuk itu, jika ada diantara anda yang belum tau
atau yang tidak mengerti mengenai Bioteknologi Konvensional ini, gak usah khawatir saya akan bahas
dalam ulasan berikut. Tapi sebelumnya saya terlebih dahulu membahas penngertian Bioteknologi

Pengertian Bioteknologi
Metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru
sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Atau dapat dikatakan bioteknologi ini merupakan suatu
cabang ilmu yang mempelajari cara memanfaatkan organisme hidup dalam melakukan proses produksi
untuk menghasilkan barang maupun jasa yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi terdiri atas 2 kata
yaitu bio (yang berarti hidup) dan teknologi (yang berarti ilmu terapan). Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni
lainnya, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan
lain sebagainya.

Sebagian dari keberhasilan bioteknologi yang menarik perhatian masyarakat adalah rekayasa genetika.
Rekayasa genetika merupakan bagian dari bioteknologi modern yang ditemukan oleh watson dan crik
tahun 1953 dari model utas ganda DNA. Sebenarnya, bioteknologi sudah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu, buktinya saat itu, sudah banyak manusia yang menggunakan makhluk hidup untuk membantu
dalam pembuatan suatu barang tertentu. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik dan insulin walaupun masih dalam jumlah
yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.

Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Apa Itu Bioteknologi Konvensional


Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk
menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu
untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Bioteknologi konvensional
ini juga merupakan suatu penerapan bioteknologi yang telah digunakan sejak ilmu pengetahuan masih
belum berkembang pesat, penggunaannya terbatas pada peran organisme melalui teknik fermentasi
yang terjadi dalam skala kecil dan prosesnya masih sangat sederhana.

Awalnya bioteknologi hanya diterapkan pada bidang pertanian, namun seiring berjalannya waktu dan
ditemukannya berbagai macam teknologi baru, khususnya bioteknologi yang juga ikut berkembang ke
banyak bidang. Bioteknologi konvensional diterapkan guna menghasilkan sebuah produk yang
mengandalkan peran dari organisme sebagai pengubah bentuk ataupun kandungan gizi dengan cara
melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom dan kecap. Selain itu mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan.

Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape,
kecap dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Bahkan proses bioteknologi konvensional ini juga
dapat mengubah kandungan gizi pada makanan sehingga memberikan nilai tambah bagi makanan
tersebut. Salah satu contoh dari proses bioteknologi konvensional yaitu fermentasi. Fermentasi ialah
proses pemecahan glukosa yang ada pada bahan makanan oleh mikrobia.

Proses fermentasi tersebut dapat menghasilkan karbondioksida, etanol serta energi. Penerapan
bioteknologi pada masa itu ditujukan untuk menghasilkan produk melalui peran mikroorganisme secara
alami tanpa adanya rekayasa genetik. Hal tersebut tidaklah benar, ternyata Bioteknologi konvensional
tidak menggunakan teknik rekayasa genetika sama sekali. Contoh bioteknologi konvensional yang
dikembangkan oleh nenek moyang manusia pada zaman dahulu hingga kini masih diterapkan oleh
sebagian masyarakat kita. Contoh-contoh penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan dan bidang non-pangan.

Perkembangan bioteknologi konvensional tidak hanya terjadi pada teknologi pengolahan pangan,
seperti pembuatan minuman beralkohol (bir, anggur) dan makanan (roti, keju). Akan tetapi,
berkembang hingga pada aspek kesehatan, pemuliaan tanaman dan peternakan. Ketika berbicara
mengenai makanan, mikroorganisme telah digunakan dengan cara yang berbeda dan penelitian
mengenai mikroorganisme ini pastinya akan memakan waktu yang cukup lama bahkan seumur hidup.

Ekologi mikroba akan berubah secara drastis berdasarkan lokasinya sehingga fermentasi makanan
dibuat di satu tempat. Jika membuat makanan menggunakan mikroorganisme fermentasi yang sama
namun di lokasi berbeda maka rasanya akan berbeda juga, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh.
Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa karakteristik antara lain seperti berikut ini:

Dikenal sejak awal peradaban manusia.


Menggunakan secara langsung hasil yang diproduksi organisme atau mikroorganisme berupa senyawa
kimia atau bahan pangan tertentu yang memiliki manfaat bagi manusia.
Peralatan yang digunakan sederhana.
Pemanfaatan mikroorganisme terbatas.
Jumlah produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit
Teknologi yang digunakan masih sederhana
Prosesnya relative belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin
Manfaat Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini memiliki beberapa
manfaat, yaitu:

Meningkatkan kandungan gizi dari hasil produk bioteknologi berupa makanan dan minuman karena
telah terjadi perubahan kandungan zat dari bahan makanan tersebut.
Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan makanan baru yaitu Nata
de coco.
Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
Dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Masyarakat yang paham cara membuat nata de coco dapat
memasarkan produkny hasil olahan air kelapa tua ini menjadi uang yang lebih bernilai tinggi.
Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi sederhana tidak
banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk
keperluan hidup sehari-hari. Contohnya tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk
bioteknologi.
Bioteknologi Konvensional di Berbagai Bidang Kehidupan
Bioteknologi konvensional yang dilakukan manusia saat itu umumnya menggunakan proses sederhana
dan telah dilakukan secara turun temurun. Berikut adalah beberapa manfaat Bioteknologi dalam Bidang
kehidupan.

Pengolahan Bahan Pangan


Ini merupakan kelompok makhluk hidup mikroskopis yang dapat di jumpai hampir disemua tempat,
biasanya ini berasal dari kelompok bakteri ataupun jamur. Makhluk hidup ini memiliki daerah
penyebaran yang begitu luas. Salah satu kemampuan mikroorganisme tersebut dapat menghasilkan
enzim yang dikeluarkan dari tubuhnya. Enzim ini dapat berfungsi untuk menguraikan substrat atau
bahan makanan di sekelilingnya, inilah yang dinyatakan fermentasi.

Fermentasi ini memiliki banyak manfaat bagi manusia. Salah satunya yaitu, mengubah berbagai bahan
mentah menjadi bahan yang sangat berguna untuk manusia. Manusia sudah lama menggunakan ragi
dan khamir (Saccharomyces cereviceae) dalam pembuatan beralkohol sebagai pengembang roti. Pada
kondisi anaerob ragi memfermentasikan gula menjadi alkohol dan CO2. Selain ragi, banyak agen biologi
lain berperan dalam pengolahan bahan pangan.

Nata de coco juga termasuk contoh bioteknologi konvensional berupa camilan sehat dengan tekstur
kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yang ditambahi dengan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri
ini menrubah gula dalam air kelapa menjadi selulosa yang lebih kenyal dan padat. Selain dibuat dari air
kelapa, nata de coco juga dapat diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de
soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya.

Pertanian
Budidaya pertanian dan peternakan tidak lepas dari pengaruh bioteknologi konvensional. Sudah lama
manusia berupaya untuk mendapatkan berbagai tanaman bibit unggul dalam bidang pertanian. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasis panen tersebut, mereka harus mendapatkan bibit unggul dari
bidang pertanian yang hasil panennya bagus. Mulai dari situ, manusia melakukan berbagai penyilangan
varietas tanaman pertanian. Manusia melakukan berbagai cara, mulai dari penyilangan untuk
mendapatkan hasil varietas baru, perbanyakan vegetatif serta radiasi untuk mendapatkan sifat baru
untuk dikembangkan.

Jika dilakukan teknologi pemupukan, maka hal ini juga akan mengalami perubahan. Pemukan yang
dilakukan secara alami dan buatan yaitu dari bahan sintesis telah di kembangkan untuk meningkatkan
produk pertanian. Jika dilakukan perbanyakan vegetatif, maka ini harus di kembangkan untuk
meningkatkan produksi pertanian, antara lain setek, cangkok dan kultur jaringan. Setek dengan cangkok
dilakukan di lingkungan terbuka, sedangkan kultur jaringan dilakukan di laboratorium.

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi dan menumbuhkan
bagian tanaman atau jaringan tersebut dalam medium buatan secara aseptik. Selain menciptakan bibit
unggul, juga dapat diterapkan pada proses penanaman. Ada dua cara penanaman tumbuhan yang
merupakan hasil dari pengembangan bioteknologi, yaitu penanaman secara hidroponik dan aeroponik.
Kamu sering mendengar tentang tanaman hidroponik, apa yang kamu ketahui tentang tanaman
hidroponik? Tanaman hidroponik adalah tanaman yang ditanam dengan menggunakan media selain
tanah, misalnya pasir, arang sekam, batu apung, batu kali, dan air.

Peternakan
Penerapan bioteknologi konversional sangat penting dalam peningkatan produksi di bidang peternakan.
Untuk memperoleh bibit yang unggul, manusia harus melakukan proses pengawinan dengan hewan-
hewan ternak pilihan. Bagi para peternak, bibit unggul sangat penting untuk meningkatkan produksi
daging, telur dan susu yang berkualitas. Seperti:

Inseminasi Buatan
Ini merupakan teknik yang dikembangkan dengan inseminasi buatan. Insenminasi buatan merupakan
cara untuk memasukkan mani (sperma) dari ternak jantan ke alat kelamin ternak betina. Namun,
sebelum melakukannya, sperma yang di ambil dari ternak jantan terlebih dahulu di cairkan atau di
proses. Setelah itu, barulah mereka memasukkan sperma ke dalam alat kelamin ternak betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut dengan insemination gun.

Ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan angka kelahiran ternak pada musim kawin serta
mengatur jadwal kelahirannya. Dengan adanya inseminasi buatan akan memperbaiki kualitas ternak
untuk mengomtimalkan penggunaan bibit unggul dan mencegah penularan atau penyebaran penyakit
ternak.

Fertilisasi In vitro
Kebutuhan manusia akan produk ternak semakin meningkat. Contohnya, kebutuhan masyarakat
terhadap daging dan susu sapi. Hal tersebut ditandai oleh pemerintah yang masih mengimpor daging
dan susu sapi. Teknik perbanyakan ternak yang unggul mulai dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Selain dengan teknik inseminasi buatan, perbanyakan ternak unggul dapat
dilakukan dengan fertilisasi in vitro.

Lingkungan
Berbagai teknik pengolahan limbah telah dicoba dan dikembangkan. Teknik pengolahan limbah, dalam
hal ini limbah cair dibagi menjadi tiga metode pengolahan, yaitu:

Pengolahan secara fisika;


Pengolahan secara kimia;
Pengolahan secara biologi.
Pangolahan air limbah dengan metode biologi lebih efektif dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode biologi merupakan metode yang bermanfaat dalam sajad hidup. Ini berfungsi sebagai katalis
untuk menguraikan material yang terkandung dalam air limbah sebagai tempat berkembang biak. Salah
satu proses pengolahan air limbah yang menggunakan jasad hidup (mikroorganisme) adalah pengolahan
dengan cara lumpur aktif.

Keuntungan dan Kerugian Bioteknologi Konvensional


Bioteknologi Konvensional memang telah banyak membantu manusia dalam menyediakan kebutuhan
hidupnya. Namun bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Dibawah ini merupakan kelebihan dan
kekurangan dari Bioteknologi konvensional, yaitu sebagai berikut :

Kelebihan
Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman, seperti air susu menjadi yoghurt,
mentega, keju.

Teknologinya relatif sederhana,


Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat dibuat Nata de coco
Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi konvensional tidak
banyak membutuhkan biaya karena biaya yang digunakan relatif murah
Pengaruh jangka panjang umumnya sudah diketahui karena sistemnya sudah mapan
Kekurangan

Tidak dapat mengatasi masalah ketidaksesuaian (inkompatibilitas) genetic


Perbaikan sifat genetik tidak terarah
Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya
Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menghasilkan galur baru
Tidak dapat mengatasi kendala alam dalam sistem budidaya tanaman, misalnya hama
Contoh Bioteknologi Konvensional
Beriku ini adalah contoh Bioteknologi Konvensional.

Yoghurt
Yoghurt dikenal sebagai suatu minuman hasil dari proses fermentasi minuman susu dengan memakai
bakteri seperti Lactobacillus substilis dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini sangat bermanfaat
dalam proses mendegradasi protein yang terkandung dalam susu sehingga bisa menjadi asam laktat.
Proses tersebut biasanya disebut juga dengan proses fermentasi asam laktat dan dari proses tersebut
akan menghasilkan minuman yang dinamakan yoghurt. Yoghurt kini bisa dinikmati oleh berbagai
kalangan di masyarakat karena sudah beredar luas di toko-toko, minimarket dan tentunya juga
supermarket. Harganya pun tidak mahal dan cukup terjangkau untuk bisa menikmatinya bersama
keluarga di rumah.

Tempe dan Oncom


Selain harganya terjangkau juga kandungan gizi yang banyak terkandung dalam tempe. Tempe ini
terbuat dari bahan dasar kedelai dengan bantuan ragi tempe yang berupa jamur Rhizopus sp. Jamur
yang digunakan untuk membuat tempe atau jamur Rhizopus sp. berfungsi untuk mengubah protein
kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana (asam amino) yang mudah
dicerna oleh manusia. Adapun oncom ada dua jenis, yaitu oncom merah dan hitam. Oncom merah
terbuat dari bahan dasar ampas tahu yang ditambah dengan jamur Neurospora Crassa. Sementara itu,
oncom hitam terbuat dari bungkil kacang tanah yang menggunakan jamur Rhizopus Oligosporus.

Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri itu
berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali
dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, lalu didinginkan sampai 30oC.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri itu pH menurun dan susu
terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, lalu ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda
untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu
klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 42oC dan ditambah
garam, lalu ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.
Virgin Coconut Oil (VCO)
Apakah Anda pernah mendengar tentang VCO? Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni
terbuat dari kelapa (Cocos nucifera). Mengkonsumsi VCO diyakini dapat menyembuhkan penyakit,
karena VCO memiliki properti, seperti mampu menurunkan kadar gula darah, mengurangi risiko kanker,
memfasilitasi penyerapan mineral (Mg dan Ca), dan mampu membunuh virus . Namun, tidak diketahui
secara pasti, masih diperlukan untuk penelitian tentang manfaat kesehatan dari VCO.

Bagaimana cara membuat VCO? Bahan dasar VCO kelapa tua parut segar dan diperas menggunakan
mesin pemeras susu kelapa atau dengan tangan. Perasan santan dimasak dengan suhu di bawah 60 ° C
untuk membentuk lapisan endapan protein kelapa di bagian bawah, air, dan lapisan minyak murni
berwarna bening pada lapisan paling atas.

Minuman berakohol
Anggur, wine, rum, sake adalah beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yang menggunakan
lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari
ketan atau bahan berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa menggunakan bantuan jamur
Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan bantuan jamur
Saccharomyces.

Acar
Ini terbuat dari berbagai sayuran yang di fermentasikan. Cara mengubah sayuran menjadi acar ini dapat
digunakan berbagai jenis bakteri seperti Streptococcus sp, Lactobacillus sp, dan Pediococcus sp.
Mikrobia yang telah saya sebutkan diatas memiliki kegunaan untuk mengubah gula dalam sayuran
menjadi asam asetat. Asam asetat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikrobia laian dan
memberikan rasa yang khas pada sayuran fermentasi.
Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi
modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern
merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan
dasar mikrobiologi dan biokimia.Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan
manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan
(Anonymous, 2011).
Ciri-ciri penggunaan mikroorganisme, yaitu sebagai penggunaan mikrooranisme sebagai agen,
pemanfaatan rekayasa genetika, produksi hormon, enzin, antibiotik, gas metahana, MSG, dan lain-lain
serta didukung oleh bidang ilmu lain seperti biokimia, teknik kimia (Prowel, 2010).
Contoh penggunaan mikroorganisme dalam bioteknologi modern antara lain:
- Methanogenic, menghasilkam metana,
- Aspergilius niger, menghasilkan amilase dan lipase,
- Thiobasilus feroksidan, mengekstrak logam dari bijinya, dan
- Bachilus thuringensis, menghasilkan biosentisida
(Prowes, 2010).
Bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang,
seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan
adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi
makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.

D. Macam-macam bioteknologi modern


Berikut beberapa penerapan bioteknologi yang akan di bahas:
1). Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan mahluk hidup baru
dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat mahluk hidup. Hal itu karena DNA
dari setiap mahluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup secara turun temurun. Untuk mengubah
DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi
plasmid dan rekomendasi DNA. Berikut penjelasannya :
a. Transplantasi Inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru
dengan sifat yang sesuai dengan inti yang di terimanya. Sebagai contoh, tansplantasi inti pernah di
lakukan pada sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel usus katak yang bersifat diploid, inti
sel tersebut di masukan ke dalam ovum tanpa inti sehingga terbentuk terbentuk ovum dengan inti
diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali – kali sehingga terbentuklah
morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi
banyak sel dan d iambi intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukan ke dalam ovum tanpa inti. Pada
akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah yang banyak. Dan masing-masing ovum akan
berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
b. Fusi Sel
Fusi sel adalah peleburan 2 sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda agar terbentuk sel bastar
atau hibridoma. Fusi sel di awali oleh pelebaran membrane dua sel lalu diikuti oleh peleburan
sitoplasma (plasmogami) dan peleburn inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel antara lain untuk pemetaan
kromosom, lalu membuat antibody monoclonal dan membentuk spesies baru. Dan di dalam fusi sel
diperlukan adanya:
1. Sel sumber gen (sumber sifat ideal).
2. Sel wadah (sel yang mampu membelah cepat).
3. Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
c. Teknologi Plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid antara lain :
1. Merupakan molekul DNA yang mengandung DNA tertentu.
2. Dapat beraplikasi diri.
3. Dapat berpindah ke sel bakteri lain.
4. Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan pasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut plasmid digunakan sebagai vector atau pemindah gen ke
dalam sel target.
2. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA –DNA dari sumber yang berbeda. Tujuannya
adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut
juga rekombinasi gen.
Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena mempunyai alasan sebagai berikut:
1. Struktur DNA setiap mahluk hidup sama.
2. DNA dapat di sambungkan.B . Bioteknologi Bidang KedokteranBioteknologi mempunyai peranan
penting dalam bidang kedokteran, misalnya pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan
hormon. Dan berikut penjelasannya:1. Antibodi MonoklonalAntibodi monoklonal adalah antibodi yang
diperoleh dari suatu sumber tunggal.
Manfaat antibody monoclonal antara lain :
1. Untuk mendeteksi kandungan hormon kronik gonadotropin dalam urine wanita hamil.
2. Mengikat racun dan menonaktifkannya.
3. Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

E. REKAYASA GENETIKA
Sejarah rekayasa genetika dimulai sejak Mendel menemukan faktor yang diturunkan. Ketika
Oswald Avery (1944) menemukan fakta bahwa DNA membawa materi genetik, makin banyak penelitian
yang dilakukan terhadap DNA. Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai
ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan
untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang
mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen)
maka itulah awal mula ilmu ini.

Struktur DNA
Para ahli berusaha melawan gen-gen perusak dalam inti sel dengan berbagai cara rekayasa
genetika. Upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan istilah terapi genetik. Terapi genetik adalah
perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki gen. Hal inilah yang melatar belakangi diciptakannya
rekayasa genetic dengan berbagai tujuan dengan melewati proses-proses tertentu.

APA ITU REKEYASA GENETIK?


Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru
dengan cara membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen. DNA rekombinan adalah DNA yang
urutannya telah direkombinasikan agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga
organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan
tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling
banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan,
kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Salah satu penelitian yang memberikan kontribusi terbesar bagi rekayasa genetika adalah
penelitian terhadap transfer (pemindahan) DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lain melalui lingkaran
DNA kecil yang disebut Plasmid. Plasmid adalah gen yang melingkar yang terdapat dalam sel bakteri, tak
terikat pada kromosom. Melalui teknik plasmid dalam rekayasa genetika tersebut, para ahli di bidang
bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit
Contoh teknik Plasmid
Penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat
menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu
polimer bervariasi. Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi
(pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada
prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi
RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu,
perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan
penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.
Dalam rekayasa genetika, ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Akan tetapi,
para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang sulitdisembuhkan
kecuali dengan terapi genetik. Maka muncul pendapat tentang perlu adanya dispensasi.
Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetika dari Nasional Institute of Health (NIH)
Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990.

TAHAP-TAHAP REKAYASA GENETIK


1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk

MANFAAT REKAYASA GENETIK


a. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai hormon manusia
seperti insulin dan hormon pertumbuhan.
b. Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
c. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.
d. Proses industri yang lebih murah.
e. Berkurangnyapolusi
f. Adanya pestisida alami hasil dari tanaman rekayasa genetik

Contoh Rekayasa Genetik


Sekitar 20 produk pertanian hasil modifikasi genetik telah beredar di pasaran Amerika, Kanada, bahkan
Asia Tenggara. Dalam enam tahun ke depan, berbagai perusahaan telah menyiapkan 26 produk lainnya,
mulai dari kedelai, jagung, kapas, padi hingga stroberi. Dari yang tahan hama, herbisida, jamur hingga
pematangan yang dapat ditunda.
Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern melalui penyinaran untuk menghasilkan
mutasi maupun pemuliaan tradisional sejak zaman Mendel, adalah sama, yakni pertukaran materi
genetik. Baik seleksi tanaman secara konvensional maupun rekayasa genetika, keduanya memanipulasi
struktur genetika tanaman untuk mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.
Tahun 1989 untuk pertama kalinya uji lapangan dilakukan pada kapas transgenik yang tahan terhadap
serangga (Bt cotton) dan pada tahun yang sama dimulai proses pemetaan gen pada tanaman (Plant
Genome Project). Pada tahun 1992 sebuah perusahaan penyedia benih memasukkan gen dari kacang
Brasil ke kacang kedelai dengan tujuan agar kacang kedelai tersebut lebih sehat dengan mengoreksi
defisiensi alami kacang kedelai untuk bahan kimia metionin.
Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh
tahun kemudian (1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun percobaanya
menghasilkan banyak katak yang abnormal. Pada tahun 1986, Steen Willadsen (inggris) menkloning sapi
dengan tujuan komersial dengan metode transfer inti. Tahun 1996, Ian Willmut mengkloning domba. Ia
menggunakan sel kelenjar susu domba finn dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface
sebagai resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar
dari sel menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finn dorsetg difusikan dengan sel
telur blackface yang tanpa nukleus. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung
percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan
lahir dengan ciri-ciri sama dengan domba finn dorset,
dan domba hasil kloning ini diberinama Dolly. Dari 227 percobaan yang dilakukan oleh Wilmut, hanya 29
yang berhasil menjadi embrio domba yang dapat ditransplantasikan ke rahim domba, dan hanya satu
yang berhasil dilahirkan menjadi domba normal.
Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia kedokteran. Alasan pertama
karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi
tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan
seekor tikus dari potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar
bagi varietas-varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis untuk masuk ke area
ini.
Domba Dolly dan Penciptanya
Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia kedokteran. Alasan pertama
karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi
tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan
seekor tikus dari potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar
bagi varietas-varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis untuk masuk ke area
ini.

Perkembangan
Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa
(keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap
material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa
kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula
ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang
kemudian dapat menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang
adalah suatu polimer bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA,
regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan
teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi
terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang
biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan
efisiensi kerja bidang ini.
Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon insulin yang penting
untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah dengan
mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi genetik berupa
DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada kromosom karena tidak berada di
dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu sebagaicalon
tempat gen baru nantinya yang dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang berasal dari sel
manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di plasmid tadi
tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat diproduksi
dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.

Begitulah contoh rekayasa genetika yang diterapkan di dalam industri farmasi. Rekayasa genetika
(genetic engineering) yang diperkirakan akan menjadi prima donna dari segala engineering melebihi
electronic engineering di abad ke-21 ini memang ditujukan bagi perbaikan kualitas hidup umat manusia
di bumi ini. Penerapannya sangat luas, mulai dari di bidang pertanian hingga di bidang kesehatan guna
memerangi penyakit2 berat yang selama ini sulit disembuhkan. Rekayasa genetika ini juga dapat
menolong untuk mereproduksi spesies2 yang hampir punah di muka bumi ini. Di masa mendatang,
mungkin gen-gen dari sejenis ubur2 yang bisa menyala yang hidup di dasar laut dapat dimasukkan ke
dalam manusia, hingga mungkin di masa depan manusia bisa menyala di malam hari, atau berpendar
dengan memasukkan gen kunang-kunang ke dalam manusia. Atau mungkin jikalau anda ingin tampan
seperti Antonio Banderas atau ingin cantik seperti Omas Uma Thurman, anda tidak perlu operasi plastik
lagi, anda cukup mengkopikan gen-gen mereka kepada kromosom anda dan hasilnya jauh lebih baik dari
operasi plastik, mungkin anda hanya perlu mempunyai lisensi atau membayar royalti kepada orang yang
gennya dikopikan kepada kromosom anda tersebut.
Namun untuk aplikasi ke sana tentu masih harus menempuh penelitian yang sangat panjang dan berliku.
Tidak tertutup kemungkinan sebuah gen mengatur lebih dari satu sifat. Mungkin perubahan sebuah gen
di satu sisi memungkinkan kita mendapatkan sifat yang kita inginkan namun juga secara tak sadar dan
tak diketahui kita juga mendapatkan sifat lain yang merugikan! Ya…. semua itu
membutuhkan penelitian yang panjang dan berliku…….
langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika genetika secara sederhan urutannya
sebagai berikut :
1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk.

Contoh Rekayasa Genetika


Buat teman-teman yang pengen mencari contoh-contoh rekayasa genetik terhadap bakteri, hewan
tingkat rendah dan contoh rekayasa genetika pada tumbuhan. Berikut ada contoh nya:
produksi hormon insulin
Metode produksi insulin dengan menggunakan plasmid bakteri
Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus. metodenya sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya bakteri Escherichia coli yang akan dipakai plasmidnya (bagian DNA yang mampu
memperbanyak diri)
2. Diperlukan adanya gen manusia penghasil insulin. Gen ini akan dipotong oleh enzim restriksi
(pemotong)
3. Potongan gen penghasil insulin akan disambungkan ke plasmid DNA Escherichia coli, dengan bantuan
enzim ligase (penyambung)
4. Hasil penyambungan ini akan ditanamkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli

Bakteri dibiakkan dalam medium khusus. Karena bakteri telah memiliki gen penghasil insulin,
maka akan meproduksiTumbuhan transgenik
Tumbuhan yang dalam selnya disisipkan gen yang membuat tumbuhan ini resisten terhadap
penyakit tertentu. Misalnya tembakau yang kebal terhadap penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus)
Terapi Gen
Gen dari tubuh yang sehat disisipkan ke dalam sel tubuh makhluk yang sakit. Misalnya pada
pengobatan enfisema.
Antibodi Monoklonal
Antibodi Monoklonal adalah antibodi sel gabungan yang diproduksi sel gabungan tipe tunggal yang
mampu melawan penyakit kanker. Pada teknologi antibodi monoklonal, sel tumor dapat digabungkan
dengan sel mamalia yang memproduksi antibodi. Hasil penggabungan sel ini adalah hibridoma, yang
akan terus memproduksi antibodi. Antibodi monoklonal menyerang sel tumor.
Bakteri yang menangani limbah
Contoh bakteri yang menangani limbah adalah:
1. Bakteri metanogen adalah bakteri yang mencerna senyawa organik limbah (mengandung
hidrokarbon), misalnya bakteri Pseudomonas untuk limbah minyak.
2. Bakteri kemolitotrof adalah bakteri yang mencerna senyawa logam berat.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, Bioteknologi adalah usaha terpadu dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti Mikrobiologi, Genetika, Biokimia, Sitologi, dan Biologi
Molekuler untuk mengolah bahan baku dengan bantuan mikroorganisme, sel, atau komponen
selulernya yang diproleh dari tumbuhan atau hewan sehingga menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi
modern. Peranan mikroorganisme dalam bioteknologi, yaitu dalam bidang pangan, dalam bidang
pertanian dan perkebunan, dalam bidang peternakan, dalam bidang kedokteran dan farmasi, dalam
bidang lingkungan (bioremediasi), dan dalam bidang pertambangan (biometalurgi). Bioteknologi bukan
hanya memiliki dampak positif saja, tetapi juga memiliki dampak negatif.

B. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai Bioteknologi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Cara Membuat Antibiotik

Antibiotik adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan, dan bahkan menghancurkan,
mikroorganisme berbahaya. Mereka berasal dari mikroorganisme khusus atau sistem hidup lainnya, dan
diproduksi pada skala industri menggunakan proses fermentasi. Meskipun prinsip-prinsip tindakan
antibiotik tidak ditemukan sampai abad kedua puluh, penggunaan antibiotik pertama yang diketahui
adalah oleh orang Cina lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Hari ini, lebih dari 10.000 zat antibiotik telah
dilaporkan. Saat ini, antibiotik merupakan industri bernilai miliaran dolar yang terus tumbuh setiap
tahun.
Latar belakang

Antibiotik digunakan dalam banyak bentuk-masing-masing yang memberlakukan persyaratan


manufaktur agak berbeda. Untuk infeksi bakteri di permukaan kulit, mata, atau telinga, antibiotik yang
dapat dipakai sebagai salep atau krim. Jika infeksi bersifat internal, antibiotik dapat ditelan atau
disuntikkan langsung ke dalam tubuh. Dalam kasus ini, antibiotik ini disampaikan ke seluruh tubuh
dengan penyerapan ke dalam aliran darah.

Antibiotik berbeda secara kimia sehingga kurang standable bahwa mereka juga berbeda dalam jenis
infeksi menyembuhkan mereka dan cara-cara di mana mereka menyembuhkan mereka. Antibiotik
tertentu menghancurkan bakteri dengan mempengaruhi struktur sel mereka. Hal ini dapat terjadi dalam
satu dari dua cara. Pertama, antibiotik dapat melemahkan dinding sel bakteri menular, yang
menyebabkan mereka meledak. Kedua, antibiotik dapat menyebabkan isi dari sel-sel bakteri bocor
keluar dengan merusak membran sel. Cara lain yang berfungsi antibiotik adalah dengan mengganggu
metabolisme bakteri. Beberapa antibiotik seperti tetrasiklin dan eritromisin mengganggu sintesis
protein. Antibiotik seperti rifampisin menghambat biosintesis asam nukleat. Masih antibiotik lainnya,
seperti sulfonamida atau trimetoprim memiliki efek memblokir umum pada metabolisme sel.

Pengembangan komersial antibiotik merupakan proposal panjang dan mahal. Ini dimulai dengan
penelitian dasar yang dirancang untuk mengidentifikasi organisme yang menghasilkan senyawa
antibiotik. Selama fase ini, ribuan spesies disaring untuk tanda aksi antibakteri. Ketika satu ditemukan,
spesies ini diuji terhadap berbagai bakteri menular dikenal. Jika hasilnya menjanjikan, organisme ini
ditumbuhkan dalam skala besar sehingga senyawa bertanggung jawab atas efek antibiotik dapat
diisolasi. Ini adalah prosedur kompleks karena ribuan bahan antibiotik telah ditemukan. Seringkali, para
ilmuwan menemukan bahwa antibiotik baru mereka tidak unik. Jika material melewati fase ini,
pengujian lebih lanjut bisa dilakukan. Ini biasanya melibatkan pengujian klinis untuk membuktikan
bahwa karya-karya antibiotik pada hewan dan manusia dan tidak berbahaya. Jika tes ini berlalu,
Administrasi Makanan dan Obat (FDA) maka harus menyetujui antibiotik sebagai obat baru. Keseluruhan
proses ini dapat mengambil bertahun-tahun.

Produksi skala besar antibiotik tergantung pada proses fermentasi. Selama fermentasi, sejumlah besar
organisme yang memproduksi antibiotik tumbuh. Selama fermentasi, organisme menghasilkan bahan
antibiotik, yang kemudian dapat diisolasi untuk digunakan sebagai obat. Untuk antibiotik baru secara
ekonomi layak, produsen harus bisa mendapatkan hasil yang tinggi dari obat dari proses fermentasi, dan
dapat dengan mudah mengisolasi. Penelitian yang luas biasanya diperlukan sebelum antibiotik komersial
baru dapat ditingkatkan.
Sejarah
Sementara pengetahuan ilmiah kita tentang antibiotik baru-baru ini telah dikembangkan, aplikasi praktis
dari antibiotik telah ada selama berabad-abad. Penggunaan pertama yang diketahui adalah oleh orang
Cina sekitar 2.500 tahun yang lalu. Selama ini, mereka menemukan bahwa menerapkan dadih berjamur
kedelai terhadap infeksi memiliki manfaat terapeutik tertentu. Itu sangat efektif sehingga menjadi
pengobatan standar. Bukti menunjukkan bahwa budaya lain digunakan antibiotik jenis zat sebagai agen
terapeutik. Peradaban Sudan-Nubia menggunakan jenis antibiotik tetrasiklin pada awal tahun 350 AD Di
Eropa pada Abad Pertengahan, ekstrak tumbuh-tumbuhan mentah dan dadih keju juga digunakan untuk
melawan infeksi. Meskipun budaya ini digunakan antibiotik, prinsip-prinsip umum tindakan antibiotik
tidak dipahami hingga abad kedua puluh.

Pengembangan antibiotik modern yang bergantung pada individu-individu kunci sedikit yang
menunjukkan kepada dunia bahwa bahan yang berasal dari mikroorganisme dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit menular. Salah satu pelopor pertama di bidang ini adalah Louis Pasteur. Pada
tahun 1877, ia dan asosiasi menemukan bahwa pertumbuhan bakteri penyebab penyakit anthrax dapat
dihambat oleh bakteri saprophytic. Mereka menunjukkan bahwa sejumlah besar basil anthrax dapat
diberikan kepada hewan tanpa merugikan mempengaruhi selama basil saprophytic juga diberikan.
Selama beberapa tahun berikutnya, pengamatan lain yang didukung fakta bahwa beberapa bahan yang
berasal bacterially bisa mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.

Pada tahun 1928, Alexander Fleming membuat salah satu kontribusi paling penting untuk bidang
antibiotik. Dalam sebuah eksperimen, ia menemukan bahwa strain jamur Penicillium hijau menghambat
pertumbuhan bakteri pada lempeng agar-agar. Hal ini menyebabkan pengembangan antibiotik era
modern pertama, penisilin. Beberapa tahun kemudian pada tahun 1932, sebuah makalah diterbitkan
yang menunjukkan sebuah metode untuk mengobati luka terinfeksi menggunakan persiapan penisilin.
Meskipun sampel awal penisilin yang fungsional, mereka tidak dapat diandalkan dan perbaikan lebih
lanjut yang diperlukan. Perbaikan ini datang pada awal 1940-an ketika Howard Florey dan rekan
menemukan strain baru Penicillium, yang menghasilkan hasil yang tinggi dari penisilin. Ini produksi skala
besar diperbolehkan penisilin, yang membantu meluncurkan industri antibiotik modern.

Setelah penemuan penisilin, antibiotik lain yang dicari. Pada tahun 1939, pekerjaan dimulai pada isolasi
produk antibiotik potensial dari streptomyces tanah bakteri. Saat itu sekitar waktu ini bahwa antibiotik
jangka diperkenalkan. Selman Waxman dan rekan menemukan streptomisin pada tahun 1944.
Penelitian selanjutnya menghasilkan penemuan dari sejumlah baru, antibiotik yang berbeda termasuk
aktinoterapi, streptothricin, dan neomisin semua yang dihasilkan oleh Streptomyces. Antibiotik lain yang
telah ditemukan sejak meliputi bacitracin, polimiksin, viomycin, kloramfenikol dan tetrasiklin. Sejak
1970-an, sebagian besar antibiotik baru telah modifikasi sintetis antibiotik alami.
Bahan Baku

Senyawa yang membuat kaldu fermentasi merupakan bahan baku utama yang diperlukan untuk
produksi antibiotik. Kaldu ini adalah larutan berair terdiri dari semua bahan yang diperlukan untuk
proliferasi mikroorganisme. Biasanya, berisi sumber karbon seperti molase, atau makanan kedelai, yang
keduanya terbuat dari gula laktosa dan glukosa. Bahan-bahan ini dibutuhkan sebagai sumber makanan
bagi organisme. Nitrogen adalah senyawa lain yang diperlukan dalam siklus metabolisme organisme.
Untuk alasan ini, garam amonia biasanya digunakan. Selain itu, jejak unsur yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang tepat dari antibiotik yang memproduksi organisme disertakan. Ini adalah komponen
seperti fosfor, belerang, magnesium, seng, besi, dan tembaga diperkenalkan melalui garam larut dalam
air. Untuk mencegah berbusa selama fermentasi, agen anti-busa seperti minyak lemak babi,
octadecanol, dan silikon digunakan.
Manufaktur
Proses

Meskipun antibiotik paling banyak terjadi pada alam, mereka biasanya tidak tersedia dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk produksi skala besar.

Antibiotic
Antibiotika
Untuk alasan ini, proses fermentasi dikembangkan. Ini melibatkan mengisolasi mikroorganisme yang
diinginkan, mendorong pertumbuhan budaya dan menyempurnakan dan mengisolasi produk antibiotik
akhir. Adalah penting bahwa kondisi steril dipertahankan selama proses manufaktur, karena
kontaminasi oleh mikroba asing akan merusak fermentasi.
Mulai budaya

* 1 Sebelum fermentasi dapat dimulai, organisme yang memproduksi antibiotik yang diinginkan harus
diisolasi dan jumlahnya harus meningkat berkali-kali. Untuk melakukan hal ini, budaya starter dari
sampel sebelumnya terisolasi, dingin disimpan organisme dibuat di laboratorium. Untuk menumbuhkan
budaya awal, sampel organisme tersebut dipindahkan ke medium agar yang mengandung. Budaya awal
kemudian dimasukkan ke dalam labu goyang bersama dengan makanan dan nutrisi lainnya yang
diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini menciptakan suspensi, yang dapat ditransfer ke tangki benih
untuk pertumbuhan lebih lanjut.
* 2 Tank-tank benih adalah baja tank yang dirancang untuk menyediakan lingkungan yang ideal bagi
mikroorganisme tumbuh. Mereka penuh dengan semua hal mikroorganisme tertentu akan perlu untuk
bertahan hidup dan berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti gula laktosa
atau glukosa. Selain itu, mereka mengandung sumber karbon lainnya yang diperlukan, seperti asam
asetat, alkohol, atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti garam amonia. Faktor pertumbuhan
seperti vitamin, asam amino, dan nutrisi minor melengkapi komposisi isi biji tangki. Tank-tank benih
dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan pompa untuk memberikan
disterilkan, udara disaring. Setelah sekitar jam 24-28, bahan dalam tangki benih dipindahkan ke tangki
fermentasi utama.

Fermentasi

* 3 Tangki fermentasi pada dasarnya adalah versi yang lebih besar tangki, baja benih, yang mampu
menampung sekitar 30.000 galon. Itu diisi dengan media pertumbuhan yang sama

Antibiotic
Antibiotika
ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan inducive untuk pertumbuhan. Berikut
mikroorganisme yang diizinkan untuk tumbuh dan berkembang biak. Selama proses ini, mereka
mengeluarkan jumlah besar antibiotik yang diinginkan. Tank-tank didinginkan untuk menjaga suhu
antara 73-81 ° F (23-27,2 ° C). Hal ini terus gelisah, dan aliran berkelanjutan dari udara disterilkan
dipompa ke dalamnya. Untuk alasan ini, anti-foaming agen akan ditambahkan secara berkala. Karena
kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, asam atau basa ditambahkan ke tangki
yang diperlukan.

Isolasi dan pemurnian


* 4 Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan telah diproduksi dan proses isolasi
dapat dimulai. Tergantung pada antibiotik tertentu diproduksi, kaldu fermentasi diproses oleh berbagai
metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa antibiotik yang larut dalam air, metode pertukaran ion
dapat digunakan untuk pemurnian. Dalam metode ini, senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari
bahan sampah organik dalam kaldu dan kemudian dikirim melalui peralatan, yang memisahkan senyawa
yang lain larut dalam air dari yang diinginkan. Untuk mengisolasi antibiotik minyak yang larut seperti
penisilin, metode ekstraksi pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu diperlakukan dengan
pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang secara khusus dapat melarutkan
antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian kembali dengan menggunakan berbagai cara kimia organik.
Pada akhir langkah ini, produsen biasanya dibiarkan dengan bentuk bubuk murni dari antibiotik, yang
dapat lebih disempurnakan ke dalam jenis produk yang berbeda.

Pengilangan

* 5 produk antibiotik dapat mengambil berbagai bentuk. Mereka bisa dijual dalam solusi untuk tas
intravena atau jarum suntik, dalam bentuk pil atau kapsul gel, atau mereka dapat dijual sebagai bubuk,
yang dimasukkan ke dalam salep topikal. Tergantung pada bentuk akhir, langkah-langkah pemurnian
berbagai antibiotik dapat diambil setelah isolasi awal. Untuk tas intravena, antibiotik kristal dapat
dilarutkan dalam larutan, dimasukkan ke dalam tas, yang kemudian tertutup rapat. Untuk kapsul gel,
antibiotik bubuk secara fisik diisi ke bagian bawah kapsul kemudian bagian atas secara mekanik
diberlakukan. Ketika digunakan dalam salep topikal, antibiotik tersebut dicampur ke dalam salep.
* 6 Dari titik ini, produk antibiotik diangkut ke stasiun kemasan akhir. Di sini, produk ditumpuk dan
dimasukkan ke dalam kotak. Mereka dimuat di truk dan diangkut ke berbagai distributor, rumah sakit,
dan apotek. Seluruh proses fermentasi, pemulihan pengolahan, dan bisa berlangsung dari lima sampai
delapan hari.

Quality Control

Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena melibatkan proses fermentasi,
langkah-langkah harus diambil untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada kontaminasi
diperkenalkan pada setiap saat selama produksi. Untuk tujuan ini, media dan semua peralatan
pengolahan yang menyeluruh uap disterilkan. Selama manufaktur, kualitas semua senyawa diperiksa
secara teratur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering kondisi budaya mikroorganisme selama
proses fermentasi. Ini dicapai dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi. Juga, sifat fisik dan
kimia berbagai produk jadi diperiksa seperti pH, titik leleh, dan kadar air.

Di Amerika Serikat, produksi antibiotik sangat diatur oleh Administrasi Makanan dan Obat (FDA).
Tergantung pada aplikasi dan jenis antibiotik, pengujian lebih atau kurang harus dilengkapi. Sebagai
contoh, FDA mengharuskan untuk antibiotik tertentu setiap batch harus diperiksa oleh mereka untuk
efektivitas dan kemurnian. Hanya setelah mereka telah disertifikasi batch itu dapat dijual untuk
konsumsi umum.
Masa Depan

Sejak pengembangan obat baru adalah proposisi mahal, perusahaan farmasi telah melakukan penelitian
sangat sedikit dalam satu dekade terakhir. Namun, suatu perkembangan yang mengkhawatirkan telah
mendorong kembali minat dalam pengembangan antibiotik baru. Ternyata bahwa beberapa bakteri
penyebab penyakit telah bermutasi dan mengembangkan perlawanan terhadap berbagai antibiotik
standar. Ini bisa memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia kecuali antibiotik
baru ditemukan atau perbaikan yang dibuat pada orang yang tersedia. Masalah menantang akan
menjadi fokus penelitian selama bertahun-tahun yang akan datang.

Pengertian Bioteknologi Modern


Bioteknologi modern adalah penerapan bioteknologi menggunakan alat dan cara kerja yang canggih
dalam menghasilkan suatu produk yang berasal dari rekayasa genetik, melalui teknik DNA rekombinan,
fusi protoplasma, atau kultur jaringan. Bioteknologi modern dilakukan dalam keadaan steril, sehingga
kualitas produk yang dihasilkan lebih optimal, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Advertisement

Contoh Bioteknologi Modern


Sebagian produk yang dihasilkan dari penerapan bioteknologi modern ternyata sudah akrab dalam
kehidupan kita. Beberapa contoh produk bioteknologi modern tersebut antara lain:

Bioteknologi Modern

1. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah contoh penerapan bioteknologi modern yang dilakukan untuk menghasilkan bibit
tanaman melalui isolasi jaringan tanaman tertentu dalam media in vitro. Kultur jaringan merupakan
solusi masalah perbanyakan tanaman dalam usaha budidaya pertanian.

Advertisement

Dengan kultur jaringan, kita bisa memperoleh bibit tanaman seragam dalam jumlah banyak tanpa
terbatas oleh kondisi iklim dan cuaca. Beberapa tanaman yang sering dibiakan menggunakan teknik
kultur jaringan misalnya pisang, tebu, anggrek, dan beberapa tanaman hias lainnya.

Bonus : Mengenal Teknik Kultur Jaringan

2. Bayi Tabung
Bayi tabung adalah penerapan bioteknologi modern yang membantu banyak pasangan suami istri
dengan masalah kesuburan. Pasangan yang tidak dapat memperoleh keturunan karena adanya faktor
pembatas fisik bisa menerapkan teknik ini sebagai solusi terbaik.

Teknik pembuahan yang dirintis oleh R.G Edwards dan P.C Steptoe pada tahun 1977 ini dilakukan
dengan pengendalian ovulasi wanita secara hormonal, pengambilan sel telur, dan pembuahan oleh
sperma dalam suatu media cair. Pembuahan yang terjadi dalam teknik bayi tabung dilakukan di luar
tubuh wanita.
Advertisement

3. Kloning
Kloning adalah teknik bioteknologi modern yang dilakukan untuk menghasilkan individu baru yang
identik secara genetik. Melalui kloning, kita dapat menghasilkan salinan berkas dari DNA, gen, sel,
jaringan, atau organisme tertentu. Contoh penerapan teknik ini misalnya dapat kita temukan pada
kloning domba dolly. Domba dolly dihasilkan dari transfer inti sel autosom (diploid) ke dalam ovum
(haploid) yang telah diambil inti telurnya.

4. Tanaman Unggul
Melalui bioteknologi modern, manusia juga telah berhasil memodifikasi sifat tanaman sehingga memiliki
ketahanan tertentu terhadap kondisi tertentu, seperti hama, penyakit, atau kekeringan. Teknik yang
dilakukan dalam menghasilkan tanaman bersifat unggul adalah dengan melakukan penyisipan gen-gen
tertentu secara transfer genetik.

Bonus : Bioteknologi Pertanian

5. Hewan Transgenik
Transfer genetik yang dilakukan untuk menghasilkan individu dengan sifat unggul juga dapat diterapkan
di bidang peternakan. Hewan-hewan transgenik yang diperoleh dari teknik ini memiliki kemampuan-
kemampuan yang lebih baik baik dalam ketahanannya terhadap hama penyakit, mampu menghasilkan
susu dan daging yang lebih banyak dan berkualitas, serta sifat-sifat unggul lainnya.

6. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau kawin suntik adalah teknik yang dilakukan untuk mempercepat proses
perkembangbiakan pada hewan-hewan tertentu. Teknik ini dilakukan dengan memasukan sperma dari
induk jantan ke dalam sel telur betina menggunakan insemination gun. Adapun hewan yang lazimnya
digunakan sebagai indukan adalah hewan memamah biak seperti kambing, sapi, kuda, dan lain
sebagainya.

Melalui teknik inseminasi buatan, kita dapat memperoleh banyak keuntungan seperti mutu genetik
ternak lebih baik, penggunaan bibit pejantan dapat oprimal, angka kelahiran ternak baru meningkat,
serta dapat mencegah penularan penyakit kelamin tertentu.

7. Hormon BST
Rekayasa genetik yang merupakan cabang bioteknologi telah mendorong para ilmuan untuk berhasil
menemukan hormon BST(Bovine Somatotrophin). Hormon ini adalah hormon yang mampu
mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas susu pada hewan mamalia. Melalui penggunaan
hormon ini, sapi dapat menghasilkan 20% susu lebih banyak dari keadaan normal.

Penggunaan hormon BST legal dan sudah disetujui di Amerika, akan tetapi di Eropa hal tersebut dilarang
karena dianggap dapat meningkatkan kemungkinan munculnya penyakit masitis hingga 70% pada
hewan yang disuntik hormon ini.

Bonus : Bioteknologi Pangan

8. Vaksin
Vaksin merupakan produk bioteknologi modern yang berupa bahan antigenik penangkal masuknya
suatu penyakit ke dalam tubuh kita. Pemberian vaksin membuat kekebalan aktif tubuh terhadap
serangan penyakit (terutama yang disebabkan virus dan bakteri) akan semakin meningkat. Beberapa
vaksin yang sudah akrab di tubuh kita misalnya vaksin folio, campak, hepatitis, dan vaksin malaria.
9. Antibiotik Jenis Baru
Bioteknologi modern juga berperan penting dalam dunia farmasi dan kesehatan. Melalui penerapannya,
para ilmuan dapat memproduksi antibiotik-antibiotik baru melalui rekayasa genetik galur
mikroorganisme. Antibiotik adalah obat yang kita gunakan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
tubuh yang diakibatkan inveksi bakteri, jamur, atau virus.

10. Hormon Insulin


Hormon insulin berperan penting dalam mengendalikan penyerapan karbohidrat atau glukosa di dalam
tubuh kita. Orang-orang yang terserang diabetes umumnya memiliki masalah produksi hormon insulin di
dalam tubuhnya. Tubuh mereka tidak mampu menghasilkan hormon insulin sendiri sehingga diperlukan
teknologi plasmid yang dapat mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pancreasnya.

Anda mungkin juga menyukai