Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Mata Kuliah : PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

IDENTIFIKASI ANALISA KATION GOLONGAN II DAN III

OLEH:

NAMA : STEVEN F.HUTAPEA

NIM : 4192431013

JURUSAN : KIMIA

PROGRAM : S1 PENDIDIKAN KIMIA

TANGGAL PELAKSANAAN : 12 MARET 2021

LINK YOUTUBE : https://www.youtube.com/watch?v=c9qybgXfRyw


https://www.youtube.com/watch?v=q89UnKPYAG8

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
PERCOBAAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II DAN III

A. TujuanPercobaan :
Mengidentifikasigolongan II (Hg2+,Cu2+, Sn2+).danMengetahui pereaksi selektif yang
digunakan pada golongan III.
B. TinjauanTeoritis

Analisis kualitatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat


digunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis ini
berlaku untuk kation dan anion, analisis ini dinamakan analisis kualitatif karena hanya
menentukan jenis ion yang ada dalam campuran (Retno Rahayu.2012).

Dalam melakukan analisis kualitatif menggunakan seperangkat prosedur yang


dinamakan bagan analisis kualitatif. Pendekatan yang digunakan untuk memisahkan
kation ke dalam golongannya adalah melalui pengendapan. Hasil akhir dari suatu analisa
suatu sampel adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-masing ion dalam bagan
analisis kualitatif (BaharudinHamzah,2017).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Kation-kation
diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia (Ghaib Widodo,2011).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagnesia. Dengan
memakai apa yang disebut reagnesia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada
tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini
untuk pemeriksaan lebih lanjut (Nurhati).
Reagnesia golongan yang dapat dipakai untuk klasifikasi kation yang palin
umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagnesia-
reagnesia ini dnegan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaa kelarutan dari klorida,
sulfide, dan karbonat dari kation tersebut (Sitimarwati,2004).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut,
maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok
campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi
yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang
berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi.2017).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa


kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun
sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya (wiwikhartatik).

Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi


bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak
mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukan
dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer (Rekaoktaviani).

kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada


beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan
karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation(Novita sari.2015).

Pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan


ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan
memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga
endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak (Masterton,1991).

A. AlatdanBahan

Alat

Tabungreaksi,Pembakarspiritus,Penjepittabungreaksi,Pipetteteskorekapi.

Bahan

1. Larutan HCl 0,1M


2. Larutan AgNO3 0,1M
3. Larutan NH4OH 0,1M
4. Larutan Na 2S2O3 0,1M
5. Larutan Kalium Kromat 0,1 M
6. Larutan KI 0,1M
7. Larutan HgCl2 0,1M
8. Larutan NaOH 0,1M
9. Larutan SnCl2 0,1M
10. Larutan CuSO4 0,1M
11. Larutan Kalium Ferrosianida 0,1 M
12. Larutan KSCN 0,1M
13. Larutan SnCl2 0,1M
14. Larutan KOH 0,1M

B. LangkahKerja
Golongan II
Analisis ion Hg2+
a. Menuangkan 10 teteslarutanamoniakedalam 10 teteslarutan HgCl2.
b. Membagicampurantersebut (endapan) menjadiduabagian.
c. Menuangkan 10 teteslarutanasampadabagianpertamadan 10 teteslarutan
NH4Cl padabagiankedua.
d. Menuangkan 10 tetes Na2CO3 kedalam 10 teteslarutan HgCl2 danmengamati
perubahan yang terjadi.
e. Menuangkan 10 tetesNaOHkedalam 10 teteslarutan HgCl2 danmengamati
perubahan yang terjadi.
f. Menuangkan 10 teteskaliumkromatkedalam 10 teteslarutan HgCl2 dan
mengamatiperubahan yang terjadi.
g. Menuangkan 10 tetes KI kedalam 10 teteslarutan HgCl2 .Kemudian
menambahkanlarutan KI berlebihan.
h. Menuangkan 10 tetes SnCl2 kedalam 10 teteslarutan HgCl2 ,mula-mulasedikit
hinggaberlebih. Dan mengamatiperubahan yang terjadi.

Analisis ion Cu2+


a.Menuangkan 10 teteslarutanNaOHkedalam 10 teteslarutan CuSO4.
b. Memanaskanendapandenganmenggunakanpembakarspritus.
c. Menuangkan 10 teteslarutan Na2CO3 kedalam 10 teteslarutan CuSO4.
d. Membagicampurantersebut (endapan) menjadiduabagian.
e. Menuangkan 10 teteslarutanasam mineral (HCl) padabagianpertamadan 10
teteslarutanamoniapadabagiankedua.
f. Menambahkantetes demi teteslarutanamoniakedalam 10 teteslarutan CuSO4
sampaiberlebihanhinggaterjadiendapan yang permanen.
g. Menuangkan 10 tetes KSCN kedalam 10 teteslarutan CuSO4 danmengamati
perubahan yang terjadi.
Analisis ion Sn2+
a.Menuangkan 10 teteslarutan HgCl2 kedalam 10 teteslarutan SnCl2.
b. Menambahkan 10 teteslarutan SnCl2 ,kemudianmenyelidikiperubahan
yang terjadi.
c. Menuangkan 10 teteslarutan KOH kedalam 10 teteslarutan SnCl2.
d. Menambahkan 10 teteslarutan KOH berlebihan, kemudianmenyelidiki
perubahan yang terjadi.

Golongan III
Fe2+ (Ferro)
1. FeSO4 + NaOH + Na2S
a) Disiapkantabungreaksi
b) Dipipetlarutan FeSO4kedalam tabungreaksi
c) DitambahkankedalamnyalarutanNaOHdan Na2S
d) Diamatiperubahan yang terjadi
2. FeSO4 + K3Fe(CN)6
a) Disiapkantabungreaksi
b) Dipipetlarutan FeSO4 kedalamtabungreaksi
c) Ditambahkankedalamnyalarutan K3Fe (CN)6
d) Diamatiperubahan yang terjadi
3. FeSO4 + KCNS
Fe3+
1. FeCl3 +NaOH + Na2S
a) Disiapkantabungreaksi
b) Dipipetlarutan FeCl3 kedalamtabungreaksi
c) DitambahkankedalamnyalarutanNaOHdan Na2S
d) Diamatiperubahan yang terjadi
2. FeCl3 + K3Fe (CN)6
a) Disiapkantabungreaksi
b) Dipipetlarutan FeCl3 kedalamtabungreaksi
c) Ditambahkankedalamnyalarutan K3Fe (CN)6
d) Diamatiperubahan yang terjadi

3. FeCl3 + KCNS
a) Disiapkantabungreaksi
b) Dipipetlarutan FeCl3 kedalamtabungreaksi
c) Ditambahkankedalamnyalarutan KCNS
d) Diamatiperubahan yang terjadi

C. Hasil Dan Pembahasan


1. Data HasilPengamatan
(GOLONGAN II)

Analisis ion Hg 2+
No. Perlakuan Reaksi Yang Terjadi Hasil Pengamatan

a. HgCl2+ HgCl2 (aq)+ NH4OH (aq) Larutan bening, terdapat


->Hg(OH)2 endapan putih
NH4OH + NH4Cl

Hg(OH)2 Hg(OH)2 + HCl -> HgCl2 + Larutan putih keruh,


H20 terdapat endapan putih
+
HCl
Hg(OH)2 Hg(OH)2 +NH4Cl)- Larutan putih, terdapat
>HgCl2 + endapan putih susu
+NH4Cl NH4OH

b. HgCl2+ HgCl2+ Na2CO3->HgCO3 + Laritan


HCl merahkecoklatan,terdapat
Na2CO3 endapan merahbata

c. HgCl2+ NaOH HgCl2(aq)+2NaOH(aq)HgO(s) Larutan berwarnakuning


+2Na Cl(aq)+H2O(l) telur,terdapatendapan
warnakuningtelur

d. HgCl2+K2CrO HgCl2(aq)+K2CrO4(aq) Larutan berwarna


Hg2CrO4(s)+ 2KCl kuning, terdapat
endapanoranye
e. HgCl2+KI HgCl2(aq)+2KI(aq) HgI2 + Larutan berwarna
2KCl
oranye,terdapat endapan
Setelah penambahan KI
berlebih larutan menjadi
bening

f. HgCl2+SnCl2 HgCl2(aq)+ SnCl2(aq) Hg + Larutankeruh,tidak


SnCl4 terdapat
endapan.Setelah
penambahanSnCl2
berlebih larutan tetap
keruh dan tidak
terdapat endapan.

Analisis ion Cu 2+
No. Perlakuan Reaksi Yang Terjadi Hasil Pengamatan

a. CuSO4+ NaOH CuSO4(aq)+ 2NaOH (aq) Larutan berwrna biru,


Cu(OH)2 terdapat endapan warna
+ Na2SO4 biru
Setelah dipanaskan Larrutan bening,
terdapat endapan coklat
kehitaman
b. CuSO4+ CuSO4 + Na2CO3CuCO3 + Warna larutan biru,
Na2CO3 Na2SO4 terdapat endapan
CuCO3 + HCl CuCO3 + HCl CuCl2 + HCO3 Warna larutan keruh
putih kebiruan
CuCO3 + CuCO3 + NH4OH [CuNH3]+ + Larutan berwarna biru
NH4OH HCO3 + OH- tua
c. CuSO4+ CuSO4 + NH4OH Cu(OH)2 + Larutan berwarna
NH4OH NH3SO4 kebiruan, terdapat
endapanputih.
Setelah penambahan
ammonia berlebih
endapat larutmenjadi
biru bening.
d. CuSO4+KSCN CuSO4(aq)+KSCN(aq)Cu(SCN)2 + Larutan berwarna hijau
K2SO4 bening, tidak terdapat
endapan

Analisis ion Sn2+


No. Perlakuan Reaksi Yang Terjadi Hasil Pengamatan
1. SnCl2+ HgCl2 SnCl2(aq)+ HgCl2(aq)Hg(Cl2)2 + Sn2+ Larutan berwarna putih
keruh, tidak terdapat
endapan. Setelahditetesi
10 tetes larutan SnCl2
lagi larutan tetap tidak
terjadi perubahan
2. SnCl2+KOH SnCl2(aq)+2KOH(aq)Sn(OH)2(s) + Larutan berwarna putih
K2Cl2 keruh. Setelah
ditambahkan KOH
berlebih larutan menjadi
keruh ada endapan
namun lama kelamaan
larutan menjadi bening
kembali.

GOLONGAN III

Perlakuan Pengamatan
Golongan 3
a. Fe2+
   FeSO4 + NaOH + Na2S La Larutan berwarna hitam
   FeSO4 + K3Fe(CN)6      Larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan
biru tua
   FeSO4 + KCNS      Larutan berwarna merah terang
b. Fe3+
   FeCl3  +  NaOH  +  Na2S      Larutan berwarna hitam
   FeCl3  + K3Fe (CN)6      Larutan berwarna hijau tua
   FeCl3 + KCNS      Larutan berwarna merah gelap

2. Pembahasan
Golongan II
1. Analisis IonHg+
Berdasarkan hasil percobaan yang telah praktikan lakukan,praktikanmelakukan
5 kali percobaandan praktikan mendapatkan hasil bahwa reaksi antara larutan
HgCl2dengan larutan NH4OH menghasilkan larutan yang berwarna bening dan
terdapat endapan putih. Seperti reaksi berikut :HgCl2(aq)+ NH4OH (aq) Hg(OH)2 +
NH4Cl

Setelah mendapatkan endapan dari reaksi kedua larutan tersebut, praktikan


membagi dua endapan tersebut dan menamhakan dengan larutan yang berbeda. Pada
bagian pertama praktikan menambahkan dengan larutan HCl, dan mendapatkan hasil
bahwa larutan putih keruh, terdapat endapan putih, sedangkan pada bagian kedua
praktikan menambahkan dengan larutan NH4Cl, dan mendapatkan hasil larutan putih,
terdapat endapan putih susu. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Hg(OH)2 + HCl HgCl2 + H2O Hg(OH)2
+NH4Cl)HgCl2 + NH4OH

Berdasarkan literatur,larutan ammonia apabila direaksikan dengan ion


merkurium akan membentuk endapan putih. Sesuai dengan percobaan yang telah
praktikan lakukan yaitu menghasilkan endapan warna putih.
Percobaan yang kedua ialah dengan menuangkan 10 tetes Na2CO3 ke dalam 10
tetes larutan HgCl2. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan ketika

larutan Na2CO3 direaksikan dengan larutan HgCl2 mendapatkan hasil bahwa larutan
berwarna merah kecoklatan,dan terdapat endapan merah bata. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
HgCl2+ Na2CO3HgCO3 + HCl
Percobaan ketiga yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan 10 tetes
NaOH ke dalam 10 tetes larutan HgCl2. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan
lakukan ketika larutan NaOH direaksikan dengan larutan HgCl2 mendapatkan hasil
larutan berwarna kuning telur, terdapat endapan warna kuning telur. Reaksi sebagai
berikut :
HgCl2(aq)+2NaOH(aq)HgO(s)+2NaCl(aq)+H2O(l)

Berdasarkan literatur, natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah


sedikit akan membentuk endapan merah-kecoklatan dengan komposisi yang berbeda-
beda, jika ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris endapan akan berubah
menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida.
Percoban yang keempat adalah dengan menuangkan 10 tetes kalium kromat ke
dalam 10 tetes larutan HgCl2. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan
ketika kalium kromat direaksikan dengan larutan HgCl2 mendapatkan hasil larutan
berwarna kuning, terdapat endapan oranye. Reaksi sebagai berikut :

HgCl2(aq)+K2CrO4(aq)Hg2CrO4(s)+ 2KCl

Percobaan kelima yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan 10 tetes


KI ke dalam 10 tetes larutan HgCl2 . Kemudian menambahkan larutan KI berlebihan.
Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan ketika larutan KI direaksikan
dengan larutan HgCl2 akan menghasilkan larutan berwarna oranye, dan terdapat
endapan. Kemudian setelah itu praktikan menambahkan larutan KKI secara berlebihan
hingga larutan menjadi bening. Reaksi adalah sebagai berikut:
HgCl2(aq)+2KI(aq)HgI2 + 2KCl

Berdasarkan literatur, Kalium iodide bila ditambahkan perlahan-lahan kepada


larutan yang mengandung ion merkurium akan menghasilkan endapan merah
merkurium (II) iodide, sedangkan jika jika ditambahkan kalium iodide secara
berlebihan akan menghasilkan ion tetraiodomerkurat (II) .
Percobaan keenam yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan 10
tetes SnCl2 ke dalam 10 tetes larutan HgCl2, kemudian menambahkan larutan SnCl2
kedalam larutan secara berlebihan. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan
lakukan ketika larutan SnCl2 direaksikan dengan larutan HgCl2 mendapatkan hasil
bahwa larutan keruh, dan tidak terdapat endapan. Kemudian praktikan menambahkan
larutan SnCl2 secara berlebihan dan mndapatkan hasil bahwa larutan tetap keruh dan
tidak terdapat endapan. Reaksi adalah sebagai berikut:
HgCl2(aq)+ SnCl2(aq)Hg + SnCl4
2. Analisis ionCu2+
Analisis ion Cu2+ pada percobaan ini praktikan melakukan empat percobaan
yang berbeda. Percobaan pertama yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan
10 tetes larutan NaOH ke dalam 10 tetes larutan CuSO 4. Kemudian setelah
mendapatkan hasilnya, praktikan melakukan pemanasan pada endapan yang
dihasilkan. Berdasarkan hasil percobaan yang telah praktikan lakukan ketikan larutan
NaOH direaksikan dengan larutan CuSO4 mendapatkan hasil bahwa larutan berwarna
biru, dan terdapat endapan warna biru. Kemudian endapan warna biru tersebut
dipanaskan menggunakan pembakar spritus beberapa saat, dan endapan warna biru
berubah menjadi coklat kehitaman dan larutan berwarna bening. Reaksi yang terjadi
adalah sebagaiberikut:
CuSO4(aq)+ 2NaOH (aq)Cu(OH)2 + Na2SO4

Berdasarkan literatur, natrium hidroksida dalam larutan dingin akan


membentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida. Endapan tak larut dalam reagensia
berlebihan. Bila dipanaskan, endapan akan diubah menjadi tembaga (II) oksida hitam
oleh dehidratasi:
Cu(OH)2 → CuO+ H2O
(Svehla, 1990:231)
Percobaan kedua yang praktikan lakukan ialah dengan menuangkan 10 tetes
larutan Na2CO3 ke dalam 10 tetes larutan CuSO4. Kemudian membagi campuran
tersebut (endapan) menjadi dua bagian. Selanjutnya menuangkan 10 tetes larutan asam
mineral (HCl) pada bagian pertama dan 10 tetes larutan amonia pada bagian kedua.
Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan ketika larutan Na2CO3 direaksikn
dengan larutan CuSO4 mendapatkan hasil larutan berwarna biru dan terdapat endapan.
Reaksi sebagai berikut:
CuSO4 + Na2CO3CuCO3 + Na2SO4

Kemudian endapan berwarna biru tersebut dibagi dua dan direaksikan dengan
larutan yang berbeda. Pada bagian pertama endapan direaksikan dengan larutan asam
yaitu HCl dan mendapatkan hasil bahwa larutan berwarna keruh putih kebiruan,
sedangkan pada bagian kedua endapan direaaksikan dengan larutan NH4OH dan
mendapatkan hasil bahwa larutan berwarna biru tua. Reaksi sebagai berikut:
CuCO3 + HCl CuCl2 + HCO3

CuCO3 + NH4OH [CuNH3]+ + HCO3 + OH-

Percobaan ketiga yang praktikan lakukan adalah dengan menambahkan tetes


demi tetes larutan amonia ke dalam 10 tetes larutan CuSO 4 sampai berlebihan hingga
terjadi endapan yang permanen berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan
ketika larutan ammonia direaksikan dengan larutan CuSO4 mendapatkan hasil larutan
berwarna kebiruan, dan terdapat endapan putih. Kemudian praktikan menamhakan
larutan ammonia secara berlenihan dan mnedapatkan hasil bahwa endapan larut
menjadi biru bening. Reaksi adalah sebagai berikut:
CuSO4 + NH4OH Cu(OH)2 + NH3SO4

Berdasarkan literature, larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah


sedikit akan membentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfatbasa).
Percobaan keempat yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan 10
tetes KSCN ke dalam 10 tetes larutan CuSO 4. Berdasarkan percobaan yang telah
praktikan lakukan ketikan larutan KSCN direaksikan dengan larutan CuSO 4
mendapatkan hasil bahwa larutan berwarna hijau bening, dan tidak terdapat endapan.
Reaksi sebagai berikut:
CuSO4(aq)+KSCN(aq)Cu(SCN)2 + K2SO4

Berdasarkan literatur, kalium tiosianat dengan ion tembaga (II) akan


membentuk endapan hitam tembaga (II) tiosianat, Cu(SCN)2. Endapan terurai
perlahan-lahan, membentuk tembaga (I) tiosianat putih dan terbentuk tiosianogen yang
terurai cepat dalam larutan air.
3. Analisis ionSn2+
Analisis ion Sn2+ yang praktikan lakukan ialah dengan dua percobaan.
Percobaan pertama yang praktikan lakukan ialah dengan menuangkan 10 tetes larutan
HgCl2 ke dalam 10 tetes larutan SnCl2. Kemudian menambahkan kembali 10 tetes
larutan SnCl2. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan ketika larutan
HgCl2 direaksikan dengan larutan SnCl2 mendapatkan hasil larutan berwarna putih
keruh, dan tidak terdapat endapan. Setelah ditetesi 10 tetes larutan SnCl2lagi larutan
tetap tidak terjadi perubahan. Reaksi adalah sebagai berikut:
SnCl2(aq)+ HgCl2(aq)Hg(Cl2)2 + Sn2+

Berdasarkan literatur, larutan merkurium (II) klorida akan membentuk endapan


putih merkurium (I) klorida terbentuk jika sejumlah besar reagensia ditambahkan
degan cepat. Tetapi jika ion timah (II) terdapat berlebihan, endapan berubah menjadi
abu-abu, terutama dengan pemanasan, karena tereduksi lebih lanjut menjadi logam
merkurium. Namun, pada percobaan yang praktikan lakukan tidak muncul endapan
merkurium (I) walaupun ditambah larutan secara berlebihan tetap tidak timbul
endapan. Hal tersebut dapat dikarenakan larutan yang praktikan pakai sudah lama.
Percobaan kedua yang praktikan lakukan adalah dengan menuangkan 10 tetes
larutan KOH ke dalam 10 tetes larutan SnCl2. Kemudian menambahkan kembali 10
tetes larutan KOH berlebihan. Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan
ketika larutan KOH direaksikan dengan larutan SnCl2 mendapatkan hasil bahwa
larutan berwarna putih keruh. Kemudian setelah ditambahkan KOH berlebih larutan
menjadi keruh ada endapan namun lama kelamaan larutan menjadi bening kembali.
Reaksi sebagai berikut:
SnCl2(aq)+2KOH(aq)Sn(OH)2(s) + K2Cl2

Berdasarkan literatur, larutan natrium hidroksida akan dengan larutan tembaga


(II) sulfat akan membentuk endapan putih timah (II) hidroksida, yang larut dalam
alkali berlebihan. Dengan larutan ammonia, diendapkan timah (II) hidroksida putihm]
yang tak larut dalam ammoniaberlebihan.
Kation golongan II bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah
Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu
sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah
kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub
golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut
dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen
sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut
dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.

GolonganIII
Pada percobaan terakhir yaitu analis akualitatif untuk kation–kation golongan III,
percobaan ini menggunakan Fe2+ dan Fe3+.Untuk Fe2+ ketika ditambahkan NaOH dan Na2S
larutan menjadi berwarna hitam disini terjadi reaksi selektif.Fe2+ ditambahkan K3Fe(CN)6,
larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan biru tua, disini terjadi reaksi spesifik dan
ketika Fe2+ ditambahkan KCNS, larutan berwarna merah terang disini terjadi reaksi
sensitive dimana dengan penambahan sedikit KCNS saja sudah dapat terlihat dengan jelas
reaksi yang terjadi.Untuk Fe3+ ketika ditambahkan NaOH dan Na2S larutan menjadi
berwarna hitam, disini terjadi reaksi selektif.Fe3+ ditambahkan K3Fe(CN)6  larutan menjadi
berwarna hijau tua,disini terjadi reaksi spesifik.Dan Fe3+ ditambahkan KCNS larutan
menjadi berwarna merah gelap,disini terjadi reaksi sensitif.

         Pada kation golongan III,NaOH dan Na2S merupakan pereaksi selaktif, hal ini dapat
terlihat dari hasil reaksi antara NaOH dan Na2S dengan kation–kation golongan III akan
menghasilkan larutan berwarna hitam.K3Fe(CN)6 merupakan pereaksi spesifik untuk
Fe2+ dan Fe3+. Pada Fe2+ menghasilkan larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan
biru tua dan pada Fe3+ menghasilkan larutan berwarna hijau tua.KCNS merupakan pereaksi
sensitive dengan hasil reaksi larutan berwarna merah terang pada Fe2+ dan merah gelap
pada Fe3+

DaftarPustaka :
Rekaoktaviani.(2019).MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM TASIKMALAYA
DENGAN Fe2O3MODIFICATION AND CHARACTERIZATION OF TASIKMALAYA NATURAL
ZEOLITES WITH Fe2O3.jurnal Atomik.Vol 04 (1) hal 30-35

Novita,S.(2015).INTERFERENCE STUDY OF Mg(II) ON IRON(II) DETERMINATION WITH O-


PHENANTROLINE BY SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS METHOD.jurnalpendidikan. Vol.1(2):23-33

Wiwik,H.(2011).DISTRIBUSI BENTUK-BENTUK FE DAN KELARUTAN AMELIORAN TANAH


MINERAL DALAM GAMBUT.JunalIlmiah.Vol 4(3): 45-61
Baharudin,H.(2017).PENGARUH TEMBAGA(II) DAN KADMIUM(II) TERHADAP PERSEN EKSTRAKSI MERKURI(II)
MENGGUNAKAN EMULSI MEMBRAN CAIR TIPE W/O BERSURFAKTAN GANDA DENGAN BENZOIL ASETON
SEBAGAI PEMBAWA KATION.Jurnal Kimia Mulawarman .Vol 15(1):1-12

Ghaib.W(2019).Pengaruh penjeratan asam-asam terhadap penurunan kadar uranium dan impuritas dalam
efluen proses.Jurnal Teknologi Bahan Nuklir

KARAKTERISASI SIFAT FISIKA-KIMIA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELECTROPLATING.SITI MARWATI

STUDI PENGARUH ION Ca2+ dan Ba2+ PADA ANALISA BESI(III) DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN
PADA pH 3,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.NurhatiDewiKusuma

STUDI GANGGUAN Mg(II) DALAM ANALISA BESI(II) DENGAN PENGOMPLEKS O-FENANTROLIN


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS.Novita Sari

RetnoRahayu.Studi Gangguan Krom (III) pada Analisa Besi dengan Pengompleks 1,10-fenantrolin pada pH
4,5 secara Spektrofotometri UV-Tampak.JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520

PEMANFAATAN TANIN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI TERHADAP LAJU KOROSI BESI DALAM LARUTAN NaCl 3%
(w/v).Tian Wahyuni.KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai