Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Solubilisasi

Judul
Parasetamol Menggunakan Tween 80.
Penulis Yenni Sri Wahyuni, Auzal Halim, Salman.
Tahun 2016
Nama Jurnal SCIENTIA: Jurnal Farmasi dan Kesehatan
Volume dan Halaman Vol. 6 No. 2; Halaman 108-114.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh


besar ukuran partikel parasetamol setelah penggerusan
1 jam, 6 jam dan 12 jam terhadap solubilisasi
Tujuan Penelitian
parasetamol dalam tween 80. Jumlah parasetamol
terlarut ditentukan berdasarkan Spektrofotometri
Ultraviolet-Visibel.
Penentuan nilai Kritikal Misel Konsentrasi (KMK)
dilakukan dengan menggunakan metode tegangan
permukaan “Torsion Balance Type OS White. Inst. Co.
Ltd” dan metode indeks bias menggunakan
Metode Penelitian Refraktometer ABBE. Pengurangan ukuran partikel
parasetamol dilakukan dengan penggerusan dengan
variasi waktu 1 jam, 6 jam, 12 jam dan tanpa
penggerusan menggunakan Ball Mills ”The Pascal
Engineering”.
Langkah-langkah a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Penelitian Parasetamol ditimbang 10 mg dalam 100 ml air
suling didapatkan larutan induk 100 mcg/ml.
Larutan seri dibuat pada konsentrasi 4, 6, 8, 10,
12, dan 14 mcg/ml, lalu diukur serapan pada
panjang gelombang maksimum.
b. Penggerusan Parasetamol selama 1 jam, 6 jam,
dan 12 jam
Digunakan Ball Mills dengan tiga variasi bola
penggerus. Volume bola penggerus dibuat 30%
dari volume ruang penggerus. Lama
penggerusan masing-masing 1 jam, 6 jam dan 12
jam dengan berat parasetamol yang sama.
c. Penentuan distribusi ukuran partikel
Distribusi ukuran partikel ditentukan dengan
mikroskop yang dilengkapi dengan
okulomikrometer. Mikrometer sebelum digunakan
dikalibrasi terlebih dahulu. Sejumlah kecil
parasetamol disuspensikan dalam paraffin cair,
kemudian diteteskan pada objek glass, tutup
dengan cover glass dan diamati dibawah
mikroskop sebanyak seribu partikel. Partikel
dikelompokkan pada ukuran-ukuran tertentu,
kemudian masingmasing kelompok ditentukan
jumlahnya. Lakukan hal ini pada parasetamol
yang digerus 1 jam, 6 jam dan 12 jam dan tanpa
penggerusan.
d. Penentuan harga KMK larutan Tween 80 dengan
metode:
 Metode Indeks Bias
Larutan surfaktan dibuat dengan
konsentrasi 0,006 mg/ml; 0,007 mg/ml;
0,008 mg/ml; 0,009 mg/ml; 0,010 mg/ml;
0,02 mg/ml; 0,03 mg/ml; 0,04 mg/ml; 0,05
mg/ml; 0,06 mg/ml; 0,07 mg/ml; 0,08
mg/ml; 0,09 mg/ml; 0,10 mg/ml pada suhu
kamar. Larutan surfaktan yang akan
diperiksa ini diteteskan ke dalam lubang
tepi prisma alat refraktometer. Mikrometer
diputar perlahan-lahan sampai pada
medan penglihatan diteleskop batas
antara gelap terang berada pada titik
potong kedua garis halus yang
bersilangan. Skala yang tertera pada alat
kemudian dibaca.
 Metode Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan surfaktan
ditentukan dengan menggunakan alat
Torsion Balance tipe “OS” pada suhu
kamar. Dibuat larutan Tween 80 dengan
konsentrasi konsentrasi 0,006 mg/ml;
0,007 mg/ml; 0,008 mg/ml; 0,009 mg/ml;
0,010 mg/ml; 0,02 mg/ml; 0,03 mg/ml;
0,04 mg/ml; 0,05 mg/ml; 0,06 mg/ml; 0,07
mg/ml; 0,08 mg/ml; 0,09 mg/ml; 0,10
mg/ml. Lalu diukur tegangan permukaan
larutan.
e. Penentuan daya pensolubilisasi tween 80
terhadap solubilisasi parasetamol pada titik KMK,
di atas dan di bawah KMK
Dibuat larutan Tween 80 dengan konsentrasi
0,03 mg/ml; 0,04 mg/ml; 0,05 mg/ml; 0,06 mg/ml;
0,07 mg/ml. Dua gram parasetamol ditambahkan
kedalam 100 ml larutan surfaktan. Aduk dengan
magnetik stirer. Saring dengan kertas saring
Whatman No.42. Pipet larutan ini sebanyak 1 ml
dan diencerkan dalam labu ukur 100 ml. Larutan
ini dipipet lagi sebanyak 5 ml dan diencerkan
dalam labu ukur 100 ml. Ukur serapan larutan
pada panjang gelombang maksimal (243,5 nm).
Lakukan hal yang sama pada parasetamol yang
telah digerus selama 1 jam, 6 jam dan 12 jam.
Hasil  Parasetamol dilakukan penggerusan dengan
variasi waktu 1 jam, 6 jam dan 12 jam
menggunakan Ball Mill. Maka didapatkan ukuran
partikel yang lebih kecil. Hasilnya dapat diihat
pada tabel.
 Pada metoda tegangan permukaan digunakan
metoda cincin dengan menggunakan alat Torsion
Balance didapatkan nilai KMK pada konsentrasi
0,05 mg/mL. Dapat dilihat kurva mula-mula turun
secara cepat dan kemudian berjalan sejajar
dengan sumbu x, kemudian dibuat dua
persamaan garis lurus sehingga didapatkan nilai
KMK dari perpotongan kedua garis tersebut.
 Menurut metoda indeks bias ditentukan nilai KMK
menggunakan refraktometer ABBE yaitu 0,05
mg/mL. dapat dilihat kurva perubahan indeks
bias terhadap konsentrasi kemudian dibuat dua
persamaan garis lurus nilai KMK didapatkan dari
perpotongan dari kedua garis lurus. Dengan
menggunakan metoda ini didapatkan nilai KMK
yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan
metode tegangan permukaan yaitu 0,0557
mg/mL.
 Data uji solubilisasi parasetamol dengan
menggunakan tween 80 dibawah titik KMK, pada
titik KMK dan diatas titik KMK masing-masing 2
konsentrasi dengan perbedaan ukuran partikel
terjadi penurunan konsentrasi parasetamol yang
terlarut setelah penggerusan 1 jam, 6 jam dan 12
jam.
 Terlihat bahwa pada daerah KMK kadar
parasetamol tanpa penggerusan yang terlarut
terlihat meningkat dibandingkan di bawah daerah
KMK, dan setelah diatas daerah KMK cenderung
terlihat konstan. Hal lain berkaitan dengan
kelarutan parasetamol yang telah digerus dalam
waktu 1 jam, 6 jam dan 12 jam terlihat kadar
parasetamol yang terlarut lebih rendah
dibandingkan tanpa penggerusan. Hal ini
membuktikan bahwa makin lama proses
penggerusan partikel parasetamol makin halus
serbuk parasetamol yang didapatkan tetapi
bersamaan dengan itu terjadi proses agregasi
partikel
Kelebihan Penelitian
Kekurangan
Penelitian
Diameter rata-rata partikel parasetamol dengan variasi
waktu penggerusan 0 jam, 1 jam, 6 jam dan 12 jam
dengan menggunakan ball mill adalah berturut-turut
39,58 μm; 25,42 μm; 15,50 μm dan 6,33 μm.
Konsentrasi parasetamol tanpa penggerusan,
Kesimpulan
penggerusan 1 jam, 6 jam dan 12 jam yang
tersolubilisasi berturut-turut adalah 16,8184 mg/mL;
16,1276 mg/mL; 16,1036 mg/mL; 15,6382 mg/mL.
Parasetamol tanpa penggerusan lebih baik
solubilisasinya dibandingkan dengan penggerusan.

Anda mungkin juga menyukai