Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PEMBUAT LAPORAN :

1. Fida Hidayatul Syabilla 03422119116


2. Intan Maulydia Sari 03422119149
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
CARA PEMBERIAN - EFEK DIURETIK OBAT HIDROKLORTHIAZIDA
ORAL DAN INTRAPERITONIAL

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Sujati Woro Indijah M.Si, Apt.

Yudha Sukowati S.Si, M.Farm, Apt.

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :

1. Dwiarti Ulfa Destiari 03422119093 dosis 100


2. Erwin Sitanggang 03422119100
3. Esti Nurhasanah 03422119101 analisa 45
4. Fida Hidayatul Syabilla 03422119116 laporan
5. Intan Maulydia Sari 03422119149 75
6. Khori Maolana 03422119156 sediaan 50

REGULER 2 – 19 C

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan
“LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI”
sebagai tugas dari mata kuliah Praktikum Farmakologi
yang di bimbing oleh Dra. Sujati Woro Indijah M.Si, Apt.
dan Yudha Sukowati, S.Si., M.Farm., Apt.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan


makalah ini selain sebagai tugas Praktikum Farmakologi ,
sehingga di harapkan dapat mudah di terima dan di
mengerti bagi pembaca Laporan ini.
Akhir kata dengan segala keterbatasannya,
penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini , oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca dan semua pihak.

Jakarta, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................1
1.4 Manfaat Praktikum................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................3

2.1 Pengertian...............................................................................................3
2.2 Tujuan Diuretik......................................................................................3
2.3 Penggolongan Diuretik..........................................................................3
2.4 Uraian Bahan..........................................................................................6

BAB III METODE PERCOBAAN..............................................................8

3.1 Prosedur...................................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................8
3.3 Definisi Operasional...............................................................................9
3.4 Cara Analisis....................................................... ...................................9
3.5 Perhitungan Dosis...................................................................................10
3.6 Pembuatan Sediaan................................................................................14
3.6.1 Perhitungan Dosis Mencit......................................................14
3.6.2 Perhitungan Sediaan Obat.....................................................14
3.6.3 Perhitungan Volume Sediaan................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................15

4.1 Tabel Percobaan...................................................................................15


4.2 Membahas Hasil dan Tujuan...............................................................16

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17

DARTAR PUSTAKA..............................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diuretika adalah obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan
meningkatnya aliran urin. Diuretika merupakan zat-zat yang dapat
memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan
jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretika adalah
untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan
cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Diuretik diklasifikasikan berdasarkan tempat kerjanya (diuretik loop),
khasiat (high-ceiling diuretic), struktur kimia (diuretik tiazid), kesamaan kerja
dengan diuretik lain (diuretik mirip tiazid), efek terhadap ekskresi kalium
(diuretik hemat kalium), dll. Dalam penggunaan klinisnya, obatobatan diuretik
diindikasi untuk hipertensi, gagal jantung, gagal ginjal, diabetes insipidus
nefrotik, hiperkalemia, glaukoma, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan
membuktikan bahwa Hidroklorthiazida mempunyai efek Diuretik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Diuretik ?
2. Tujuan Penggunaan Diuretik ?
3. Penggolongan Diuretik ?
4. Mengetahui % Efek Diuretik ?
5. Mengetahui Karakteristik Hewan Percobaan ?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Membuktikan bahwa HCT mempunyai efek diuretik.
2. Membandingkan onset diuretik setiap kelompok.

1
3. Membandingkan % efek diuretik setiap kelompok.
4. Menetapkan golongan diuretik kuat-sedang-lemah.
5. Membuktikan adanya hubungan cara pemberian dengan efek.

1.4 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa mampu memberikan diuretik dengan menggunakan obat
Hidroklorthiazida pada mencit percobaan.
2. Mahasiawa mampu mengamati onset diuretik dan % efek diuretik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diuretik

Diuretik berasal dari kata dioreikos yang berarti merangsang berkemih


atau merangsang pengeluaran urin. Dengan kata lain diuretik ialah obat
yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya penambahan volume
urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut
dan air.

Diuretik adalah suatu sediaan yang dapat meningkatkan laju urinasi


dan volume air seni. Penggunaan diuretik dalam pengobatan medis
dilakukan untuk menurunkan volume cairan ekstraseluler, khususnya pada
penyakit yang berhubungan dengan edema dan hipertensi. Diuretik juga
dilaporkan dapat dijadikan sebagai terapi sirosis hati, asites, sindrom
nefritis, dan toksemia gagal ginjal. Sediaan diuretik dapat berasal dari
senyawa kimia sintetik (buatan) dan alami (sumber hayati).

2.1.1 2.2 Tujuan Diuretik


diuretik
Tujuan penggunaan anestesi pada dasarnya adalah untuk melihat efek -5
obat Hidroklorthiazida terhadap jumlah urine (diuresis) melalui kerja
langsung pada ginjal dan mengetahui mekanisme terjadinya diuresis obat
Hidroklorthiazida terhadap hewan coba mencit.

2.1.22.3 Penggolongan Diuretik


1. Diuretika Kuat (Lengkungan)
Diuretik lengkungan ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden
pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport
elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat
kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunakan
pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru.
Memperlihatkan kurva dosis efek curam, artinya bila dosis

3
dinaikkan .Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat,
furosemid dan bumetamid.

2. Diuretika Thiazida
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan
cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah
dan lambat tetapi tertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama
digunakan dalam terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan
jantung (dekompensatio cardis). Obat-obat ini memiliki kurva
dosis efek datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi efeknya
(dieresis, penurunan tekanan darah) tidak bertambah.Obat-obat
diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,
hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid,
benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan
indapamid.

3. Diuretika Penghemat Kalium


Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan
duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme
kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan
amilorida).efek obat-obat ini hanya melemahkan dan khusus
digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat
ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na dan
ekskresi K. proses ini dihambat secara kompetitif (saingan) oleh
obat-obat ini. Amilorida dan triamteren dalam keadaan normal
hanyalah lemah efek ekskresinya mengenai Na dan K. tetapi pada
penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida terjadi ekskresi
kalium dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat
kalium ini menghambat ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin
juga ekskresi dari magnesium dihambat.

4
4. Diuretika Osmosis

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

a. Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara


menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya
osmotiknya.

b. Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara


menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena
hipertonisitas daerah medula menurun.

c. Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan


cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya
papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau
adanya faktor lain. Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai
untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi
oleh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin
dan isisorbid. ?

5. Diuretika Perintang – Karbonanhidrase


Diuretik ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal
sehingga di samping karbonat , juga Na dan K di ekskresikan lebih
banyak bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah,
setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan
secara selang seling (intermittens). Diuretic bekerja pada tubuli
Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid,
diklorofenamid dan meatzolamid.

5
2.2 2.4 Uraian Bahan

Hydrochlorothiazide (FI V hal 535)

 Tablet Hidroklorotiazida mengandung hidroklorotiazida,


C7H8ClN3O4S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket.

 Kelarutan : Mudah larut dalam natrium hidroksida, dalam n-butilamina


clan dalam dimetilformamida; agak sukar larut dalam metanol; sukar
larut dalam air; tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam
asam mineral encer

 Indikasi : digunakan sebagai obat anti hipertensi yang bekerja dengan


cara mengurangi kemampuan ginjal untuk menyerap terlalu banyak
natrium yang bisa menyebabkan retensi cairan.

 Dosis dan Aturan Pakai Hydrochlorothiazide : Dosis


hydrochlorothiazide bagi setiap pasien dapat berbeda. Berikut adalah
?
dosis indapamide berdasarkan kondisi yang ingin diatasi:

Kondisi: Edema
o Dewasa: 25–100 mg per hari dibagi dalam 2 jadwal konsumsi.
Dosis maksimal 200 mg per hari.
o Anak-anak: 1–2 mg/kgBB tiap hari sebagai dosis tunggal atau
dibagi dalam 2 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 100 mg per hari.
o Anak-anak usia <6 bulan: 3 mg/kgBB per hari dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis maksimal 37,5 mg per hari.
o Lansia: 12,5 mg per hari. Dosis dapat ditambahkan sebanyak 12,5
mg.

6
Kondisi: Hipertensi
o Dewasa: 12,5 mg per hari, sebagai obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 50 mg per hari sesuai kebutuhan pasien.
Dosis maksimal 100 mg per hari.
o Anak-anak: 1–2 mg/kgBB per hari sebagai dosis tunggal atau
dibagi dalam 2 jadwal konsumsi. Dosis maksimal 100 mg per hari.
o Anak-anak usia <6 bulan: 3 mg/kgBB per hari dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis maksimal 37,5 mg per hari.
o Lansia: 12,5 mg per hari. Dosis dapat ditambahkan sebanyak 12,5
mg.

2.3 Route cara pemberian obat -5

7
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Prosedur
1. Mencit dipuasakan 18 jam, Menggunakan kandang bulat ambil 6
mencit untuk tiap meja.
2. Beri nomor mencit (meja1 no 1-6: meja 2 no7-12 dst) , kemudian
timbanglah
3. Hitunglah dosis : NaCl 3,6%, F40, HCT50 & ml trag1/2% untuk -5
kontrol N
4. Isilah ke dua sonde baik induktor maupun perlakuan
5. Tiap mencit diberi per-oral NaCl 3.6% disusul dengan
6. Perlakuan oral/ip kontrol, HCT50
7. Tempatkan dalam kandang metabolisme individual diuretic
8. Catat VUT tiap jam & hitung VUT 3 jam.
9. Hitung Efek Diuretik tiap kelompok perlakuan dengan rumus
10. Tetapkan khasiat diuretik tiap kelompok perlakuan dengan kriteria
:
VUT/VCB x 100% = 40-80% diuretik lemah
= 81-100% diuretik sedang
= > 100% diuretik kuat

3.2 Alat dan Bahan


Alat
 Timbangan mencit
 Alat suntik 1 ml dan 2,5 ml
 Sonde oral mencit
 Kandang metabolisme individual diuretik
 Alat gelar sesuai kebutuhan

Bahan

 Larutan NaCl 3,6%

8
 HCT tablet 25 mg
 Tragakan 0,5%/ Gom 2%
 Mencit putih DDY, 20-25 g

3.3 Definisi Operasional


 Mencit : Mencit dipilih berdasarkan berat badannya dengan
kriteria antara 20g – 25g. Mencit yang akan digunakan telah
dipuasakan selama 18 jam
 Onset : Waktu jarum suntik dicabut sampai mulai tidur -5
dihitung dalam menit.
 VUT : Volume urin tertampung.
 VCB ; Volume cairan yang diberikan.
 mencit normal adalah ...
3.4 Cara Analisis
a. Onset
Waktu mulai tidur – waktu jarum suntik dicabut -5
b. Efek Diuretik
VUT
× 100%
VCB
Keterangan :
 40-80% diuretik lemah
 81-100% diuretik sedang
 > 100% diuretik kuat
c. Dosis dan Volume Obat
Dosis obat(mg)
× 12,3 ×Berat mencit(kg)=…mg
60 kg
Volume yang diambil =
Hasil tadi (mg)
×Sediaan yng tersedia(ml)=… ml
Sediaan yang tersedia(mg)

d. Sediaan Obat
Dosis obat(mg)
× 12,3 ×Berat mencit(kg)=…mg
60 kg
Sediaan obat = Jumlah mencit × Hasil tadi(mg)=....mg

-25
9
3.5 Perhitungan Dosis
Nama Mahasiswa :
1. Dwiarti Ulfa Destiari 03422119093
2. Erwin Sitanggang 03422119100

Tabel 3.1 Data Percobaan

No Perla Berat NaCl obat VCB Onset ml VUT jam ke- Rata2
%
cit kuan (g) A(ml) jam B(ml) (ml) jam menit 1 % 2 % efek
3 N-or 25 0,63 9.26 0,63 9.45 0.5 0
9 N-or 26 0,65 9.24 0,65 9.30 0.3 0.6
15 N-or 17 0,43 9.43 0,43 10.32 0.4 0.4
21 N-or 20 0,5 9.56 0,5 10.14 0.8 0
Rata-
rata
4 N-ip 26 0,65 9.35 0,65 9.49 0.1 0.7
10 N-ip 26 0,65 9.59 0,65 10.30 0.9 0.5
16 N-ip 22 0,55 9.23 0,55 10.45 0.5 0.4
22 N-ip 28 0,7 9.14 0,7 10.00 0.4 0.0
Rata-
rata
7 H-or 32 0,8 9.22 0,8 9.25 0.2 0.8
11 H-or 23 0,58 9.56 0,58 10.26 1.3 0.9
13 H-or 29 0,73 9.38 0,73 10.10 0.3 0.3
17 H-or 28 0,7 9.58 0,7 10.26 0.9 0.4
Rata-
rata
14 H-ip 23 0,58 9.51 0,58 10.20 0.3 0.5
8 H-ip 26 0,65 9.53 0,65 10.09 0.4 0.6
12 H-ip 28 0,7 9.44 0,7 10.26 0.6 1.1
18 H-ip 24 0,6 9.34 0,6 10.01 0.6 1.1
Rata-
rata

Perhitungan Dosis, Volume Nacl Dan Volume Obat

 Normal (oral)

a) Mencit no 3 berat 25gr

Sediaan nacl yang tersedia 3,6% 0,5𝑚𝑙⁄20𝑔𝑟

10
25𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,63𝑚𝑙

Sediaan Tragakan ½% 0,5𝑚𝑙⁄20𝑔𝑟 𝑏𝑏

25𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,63𝑚𝑙

b) Mencit no 9 berat 26gr


26𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙
26𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙

c) Mencit no 15 berat 17gr


17𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,43𝑚𝑙
17𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,43𝑚𝑙
20𝑔𝑟

d) Mencit no 21 berat 20gr


20𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,5𝑚𝑙
20𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,5𝑚𝑙

 Normal (ip)

a) Mencit no 4 berat 26gr


26𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙
26𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙

b) Mencit no 10 berat 26gr


26𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙
26𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙

11
c) Mencit no 16 berat 22gr
22𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,55𝑚𝑙
20𝑔𝑟
22𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,55𝑚𝑙

d) Mencit no 22 berat 28gr


28𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙
28𝑔𝑟
 Tragakan yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙

 Hct 50mg (oral)

a) Mencit no 7 dengan berat 32gr

Sediaan nacl yang tersedia 3,6% 0,5𝑚𝑙⁄20𝑔𝑟

32𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,8𝑚𝑙

5𝑚𝑔⁄
Sediaan hct yang tersedia = 12𝑚𝑙

50𝑚𝑔
 Hct untuk dosis mencit = 𝑥 12,3 𝑥 0,032 = 0,33𝑚𝑔
60𝑘𝑔
0,33𝑚𝑔
 Hct 50 yang diberikan pada mencit = 𝑥 12𝑚𝑙 = 0,8 𝑚𝑙
5𝑚𝑔

b) Mencit no 11 dengan berat 23gr


23𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,58𝑚𝑙
23𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 32𝑔𝑟 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,58𝑚𝑙

c) Mencit no 13 dengan berat 29gr


29𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,73𝑚𝑙
29𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,73𝑚𝑙
32𝑔𝑟

12
d) Mencit no 17 dengan berat 28gr
28𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙
20𝑔𝑟
28𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 32𝑔𝑟 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙

 Hct 50mg (ip)

a) Mencit no 14 dengan berat 23gr


23𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,58𝑚𝑙
23𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,58 𝑚𝑙
32𝑔𝑟

b) Mencit no 8 dengan berat 26gr


26𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙
26𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 32𝑔𝑟 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,65𝑚𝑙

c) Mencit no 12 dengan berat 28gr


28𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙
20𝑔𝑟
28𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 32𝑔𝑟 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,7𝑚𝑙

d) Mencit no 18 dengan berat 24gr


24𝑔𝑟
 Nacl yang diberikan = 20𝑔𝑟 𝑥 0,5𝑚𝑙 = 0,6𝑚𝑙
24𝑔𝑟
 Hct 50 yang diberikan = 32𝑔𝑟 𝑥 0,8𝑚𝑙 = 0,6𝑚𝑙

13
3.6 Pembuatan Sediaan untuk 35 ekor
Volume dirancang 0,5 ml/20g
Nama Mahasiswa :

1. Khori Maolana 03422119156

Perlakuan Dosis Sediaan Untuk Etiket


Man M’cit Vol (ml) Obat (mg) ad voln (ml) (ekor)
(mg/60kg) (mg/20gr)
Induktor 0,5 ml 900 mg 25 ml NaCl 3,6 %
Normal 0,5 ml 500 mg 100ml Trag 1/2%
Sediaan induk Fu 40 mg/tabl 40 mg 10 ml Fu 4 mg/ml
-10 Fu40 40 0.164 mg 0.49 ml 4 mg 12 ml 24.32 Fu 4 mg/12ml
Sediaan induk HCT 25 mg/tabl 25 mg 10 ml HCT 2.5 mg/ml
H50 50 0.206 mg 0.49 ml 5 mg 10 ml 24.32 HCT 5mg/12ml

3.6.1 Perhitungan Dosis Mencit


40mg
1. Furosemid 40 = 𝑥 12,3 𝑥 0,02 𝑘𝑔 = -10
60𝑘𝑔

0.164 𝑚𝑔
50mg
2. Hydrochlorothiazide 25 = 𝑥12,3 𝑥 0,02 𝑘𝑔 = 0.206 𝑚𝑔
60kg

3.6.2 Perhitungan Sediaan Obat


1. Furosemid 40 = 24.32 ekor x 0.164mg = 3.9 mg
2. Hydrochlorothiazide 25 = 24.32 ekor x 0.206mg = 5 mg 7,..mg
35 7,..mg/2,5mg x 1 ml = ...ml
diambil dari sediaan induk: -10

3.6.3 Perhitungan Volume Sediaan


4 𝑚𝑔
1. Furosemid 40 = 0.164 𝑚𝑔 𝑥 0.49 𝑚𝑙 = 11.9 𝑚𝑙
5 mg
2. Hydrochlorothiazide 25 = 0.206 mg 𝑥 0.49 𝑚𝑙 = 11,8 𝑚𝑙 -10
35x0,5 ml=17,5 ml

Pembuatan? -10

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Kelompok :
1. Esti Nurhasanah 03422119101

4.1 Tabel Percobaan

Tabel 4.1.1 Data percobaan


-5 -5 -5 -5 -5 -5
No Perla Berat NaCl obat VCB Onset ml VUT jam ke- Rata2
%
mencit kuan (g) A(ml) Jam B(ml) (ml) jam menit 1 % 2 % efek
3 N-or 25 9.26 1,26 9.45 19 0.5 0.5
9 N-or 26 9.24 1,30 9.30 6 0.3 0.6
15 N-or 17 9.43 0,86 10.32 49 0.4 0.4
21 N-or 20 9.56 1.00 10.14 18 0.8 0.8
Rata-
23 6.8 52
rata 1,10 0,5 45 0.5 0,6 0 23
4 N-ip 26 9.35 1,3 9.49 14 0.1 0.7
10 N-ip 26 9.59 1,3 10.30 31 0.9 1.4
16 N-ip 22 9.23 1,1 10.45 82 0.5 0.9
22 N-ip 28 9.14 1,4 10.00 46 0.4 0.4

0,9 829 67
Rata-
rata 1,27
43 0,7
37
55 0.8 32
7 H-or 32 9.22 0,16 9.25 3 0.2 0.8
11 H-or 23 9.56 1,16 10.26 63 30 1.3 2.2
13 H-or 29 9.38 1,46 10.10 32 0.3 0.3
17 H-or 28 9.58 0,14 10.26 28 0.9 1.3
Rata-
23 49 1,2 34 83
rata 0,73 0,6 82 1.1 68 75
14 H-ip 23 9.51 1,16 10.20 29 0.3 0.5
8 H-ip 26 9.53
1,29
0,7 10.09 16 0.4 0.6
12 H-ip 28 9.44 1,39
0,14 10.26 42 0.6 1.1
18 H-ip 24 9.34 1,19
0,12 10.01 27 0.6 1.1
Rata-
29 38 28 66
rata 0,53 0,4 75 0,8 75 75

Tabel 4.1.2 Rata-rata menit dan persen efek tiap perlakuan

Onset Efek
Perlakuan (') (%) kesimpulan

N-or 23 23 52 -5
N-ip 43 32 67
H-or 31 23 75 83 > N-oral --> berefek diuretik
H-ip 28 29 75 66 < N-ip --> tdk berefek diuretik

15
Grafik 4.1.3 Menggambar grafik

-5

Nama dan nomor gambar dibawah gambar -5


4.2 Membahas Hasil dan Tujuan
Berdasarkan data pada percobaan efek Diuretik, didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Keempat perlakuan berefek diuretik
2. Hct-ip mempunyai onset kerja cepat -5
3. Hct-oral dan Hct-ip mempunyai % efek yang sama, sedangkan
onset kerja lebih cepat Hct-ip yaitu ( 28' > 31')

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Onset kerja cepat yaitu Hct-ip dengan waktu 28 menit
-5
2. Hct-oral dan Hct-ip mempunyai % efek yang sama yaitu 75%

B. Saran
Sebaiknya pratikum farmakologi ini dilakukan secara offline

-55

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi


III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi


IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Ganiswara,G.S.,dkk.2007.Farmakologi & terapi, ed


V, Bagian Farmakologi Kedokteran UI, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai