kelompok 2
Disusun Oleh :
Reguler 17 B
C. Perhitungan ........................................................................................................ 7
A. Hasil ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan bahwa HCT mempunyai efek diuretika
b. Membandingkan onset setiap kelompok
c. Membandingkan % efek diuretik dari data setiap kelompok
d. Menetapkan golongan diuretic kuat-sedang-lemah
e. Membuktikan adanya hubungan cara pemberian dengan efek
B. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mampu :
a. Terampil bekerja dengan hewan percobaan
b. Menghayati secara lebih baik berbagai prinsip farmakologi yang diperoleh
secara teori
c. Menghargai hewan-hewan percobaan karena peranannya dalam
mengungkap fenomena- fenomena kehidupan
d. Menyadari pengaruh faktor- faktor lingkungan terhadap hasil eksperimen
farmakologi dan menginsyafi sampai batas tertentu analoginya dengan
pengaruh faktor- faktor yang sama pada manusia
e. Mampu menerapkan, mengadaptasi dan memodifikasi metode- metode
farmakologi untuk penilaian efek obat
f. Dapat memberikan penilaian terhadap hasil eksperimen dan memberikan
tafsiran mengenai implikasi praktis dari hasil- hasil eksperimen
g. Menyadari kemungkinan yang terbuka bagi dirinya untuk mengembangkan
karir dalam bidang farmakologi dan farmasi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
2
3. Diuretik hemat kalium. Ini merupakan jenis diuretik yang mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan natrium dalam urine tanpa ikut membawa
kalium keluar dari tubuh. Diuretik hemat kaliumtepat digunakan untuk
mencegah hipokalemia. Contoh diuretik golongan ini antara lain adalah
amiloride, eplerenone, spironolactone, dan triamterene.
4. Penghambat karbonat anhidrase. Obat diuretik jenis ini bekerja dengan cara
meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air yang
dikeluarkan dari ginjal. Penghambat karbonat digunakan untuk menurunkan
jumlah cairan di dalam bola mata dan terkadang mengatasi penyakit akibat
ketinggian. Salah satu contoh obat ini adalah acetazolamide.
5. Diuretik osmotik. Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang
disaring keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan
kembali oleh ginjal. Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.
Peringatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan obat diuretik,
antara lain adalah :
1. Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami permasalahan buang air
kecil atau jika memiliki alergi terhadap obat diuretik.
2. Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi,
menderita penyakit liver, penyakit ginjal, atau gangguan irama jantung.
3. Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya menghindari
penggunaan obat diuretik.
4. Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
5. Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat
golongan sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
6. Penggunaan diuretik bersamaan dengan kemoterapi berbahan dasar
platinum, seperti cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta
antibiotik aminoglikosida dapat memperburuk efek samping gangguan
pendengaran.
Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat diuretik,
antara lain adalah :
1. Pusing atau sakit kepala.
3
2. Sering merasa haus.
3. Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.
4. Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.
5. Gatal-gatal dan ruam pada kulit.
6. Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik loop.
7. Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.
8. Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.
9. Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan spironolactone.
Rincian dosis obat diuretik jenis thiazide dapat dilihat pada tabel berikut ini:
4
e. Diuretika Osmosis Perintang-Karbonanhidrase.
Furosemida :
Hidroklorthiazida
5
Bab III
Metoda Percobaan
A. Prosedur Kerja :
(6-1)(r-1) ≥ 15 5r-5 ≥ 15 r = 4
B. Alat – Bahan
1. Bahan :
a) Larutan NaCl 3,6%
b) Furosemid tablet 40 mg
c) HCT tablet 25 mg
d) Tragakan 0,5%
e) Mencit putih DDY, 20-25 g
2. Alat :
a) Timbangan mencit
b) Alat suntik 1 mL & 2,5 mL
c) Sonde oral mencit
d) Kandang metabolisme individual.
6
e) Alat gelas sesuai kebutuhan
C. Perhitungan
Perla- dosis sediaan untuk
manu- ad
kuan sia m'cit vol obat vol (ekor) Etiket
(mg) (mg) (ml) (mg) (ml)
Induktor 0,5 900 25 NaCl 3,6%
Normal 0,5 500 100 Trag 1/2%
Sediaan induk Fu 40 mg/tabl 40 10 Fu 4 mg/ml
Fu40 40 0,164 0,5 4 12 24,3 Fu 4 mg/12ml
Sediaan induk HCT 25 mg/tabl 25 10 HCT 2.5 mg/ml
H50 50 0,206 0,5 5 12 24,3 HCT 5mg/12ml
Furosemid 40 mg manusia
Perhitungan Dosis
40
1. Fu Oral (20gr) : 60 x 12,3 x 0,020 = 0,164 mg
0,164 mg
2. Fu IP : x 12ml = 0,492 mg
4 mg
3. NaCl : 0,5 ml
50
4. Hct Oral (20gr) : 60 x 12,3 x 0,020 = 0,205 mg
0,205 mg
5. Hct IP : x 12ml = 0,492 mg
5 mg
6. NaCl : 0,5 ml
7. N. Oral(20gr) : 0,5 ml/20 gr NaCl : 0,5
8. T : 0,5
0,5 X 21
9. N. IP (19gr) : = 0,525 ml
20
7
0,5 x 19
= 0,47 ml
20
D. Pembuatan Sediaan
Pembuatan sediaan :
a. NaCl 900 mg dilarutkan dalam ades ad 25 ml etiket.
b. 1 tablet furosemid (40 mg) digerus dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml vial
etiket : Furosemid 4 mg/ml.
c. F40 dibuat dengan mengencerkan 1 ml (ad2) dg trag ½% ad 12 ml.
d. 1 tablet HCT 25 mg digerus dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml vial
etiket : HCT 2,5 mg/ml.
e. HCT 50 dibuat dengan mengencerkan 2 ml (ad 4) dg trag ½% ad 12 ml.
E. Definisi Operasional
1. Karakteristik Mencit
a) Mudah ditangani.
b) Bersifat penakut, fotofobic.
c) Cenderung berkumpul sesamanya.
d) Kecenderungan untuk bersembunyi.
e) Lebih aktif pada malam hari.
f) Kehadiran manusia akan menghambat mencit.
2. Pemberian oral :
a) Bentuk suspensi, larutan atau emulsi,
b) Dengan pertolongan jarum suntik yang ujungnya tumpul (bentuk
bola/kanulla) = sonde.
c) Sonde ini dimasukan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan
dimasukan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai esofagus.
8
b) Pada saat penyuntikan, posisi kepala mencit lebih rendah dari
abdomennya.
c) Jarum disuntikan dengan membentuk sudut 45o dengan abdomen. Agak
menepi dari garis tengah, untuk menghindari terkenanya kandung kencing.
Jangan pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati.
d) Cek sk : jarum di rongga perut diturunkan : kulit tidak ikut turun.
Pemberian obat dapat dimulai oral DESINFEKSI ALKOHOL 70% ip, sk,
im
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Lembar Isian KELOMPOK 1
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA
Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip
Perlakuan : Furosemid (Fu) 40mg, HCT 50mg & Normal
Ketua Kelompok/anggota : Ratu Budi Anjani Khana Nur Hana
Alfithan Nur Aini Rina Widya
Alviah Nur Aini Styani Deka
Annisa Maulidya Vini Ria Gita
Bangun Kartika
Tanggal Percobaan : 11-10-2018
10.12 11.42
-I N- ip 17 0,42 9.42 0,42 0,84 10.07 25
0,2 0,3
10
Lembar Isian KELOMPOK 2
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA
Charles Djumhani
11.04 12.04
-I N- ip 16 0,40 10.04 0,40 0,80 10.18 14
0,2 0,3
11
Lembar Isian KELOMPOK 3
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA
Gardena Widyatama
10.48 11.48
-I N- ip 17 0,42 9.48 0,42 0,84 - -
- -
12
Lembar Isian KELOMPOK 4
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA
Indah Setyawati
Ira Aulia
Lutfiana Rizki
10.54 11.54
-I N- ip 17 0,42 9.54 0,42 0,84 - -
- -
13
14
Perlakuan onset %
30
25
20
15 onset
%
10
0
HCT - oral HCT - ip
15
Chart Title
90%
80%
70%
60%
% JAM %JAM
Axis Title
Perlakuan 50%
1 2 40%
HCT- oral 84,3% 33,7% 30%
HCT - ip 32% 25,28% 20%
10%
0%
HCT - oral HCT - ip
% JAM 1 84% 32%
%JAM 2 34% 25%
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Ya, HCT terbukti mempunyai efek diuretik karena dari data hasil seluruh
kelompok HCT dapat meningkatkan sekresi urin pada hewan coba.
b. Onset : H50 oral > H50 ip
(21,75’) (28,25’)
%
Perlakuan onset
onset
1,05
HCT- oral
21,75 %
HCT – ip 28,25 0,5 %
c. Efek : H50 ip berefek lemah (50%) ; H50 oral berefek kuat (105%)
Diuretik lemah : H50 ip
Diuretik kuat : H50 oral
c. Terdapat hubungan antara cara pemberian dengan efek obat , karena
pemberian melalui oral lebih cepat memberi efek diuretik dibandingkan
dengan pemberian secara intraperitoneal.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebaiknya pada saat melakukan
praktikum, mencit yang digunakan harus dalam keadaan sehat dan dengan
berat badan sesuai dengan ketentuan agar data mencit yang di uji seragam.
17
Daftar Pustaka
3. Martindale ed 28,796-797
18