Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Farmakologi

Uji Efek Diuretik dengan Pemberian HCT Oral


dan HCT I.p pada Hewan Percobaan

kelompok 2

Disusun Oleh :

Ketua Kelompok : Ananda Herfirian 3422117019

Anggota : Ariati Agustiana 3422117037

Aulia Novita Sari 3422117047

Charles Djumhani 3422117057

Rani Kusuma Astuti 3422117243

Rizka Amelia 3422117272

Siti Nur Halimah 3422117299

Yulia Sandra 3422117343

Reguler 17 B

Akademi Farmasi IKIFA


2018
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................ i

Daftar Isi ...........................................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................................... 1

A. Tujuan Praktikum ............................................................................................... 1

B. Manfaat Praktikum ............................................................................................. 1

BAB 2 Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………...2

A. Teori Dasar ........................................................................................................ 2

BAB 3 Metoda Pembahasan ......................................................................................... 6

A. Prosedur Kerja ................................................................................................... 6

B. Alat dan Bahan................................................................................................... 6

C. Perhitungan ........................................................................................................ 7

D. Pembuatan Sediaan ........................................................................................... 8

E. Definisi Operasional ........................................................................................... 8

BAB 4 Hasil dan Pembahasan .................................................................................... 10

A. Hasil ................................................................................................................. 10

BAB 5 Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 17

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................... 17

BAB 6 Daftar Pustaka ................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan bahwa HCT mempunyai efek diuretika
b. Membandingkan onset setiap kelompok
c. Membandingkan % efek diuretik dari data setiap kelompok
d. Menetapkan golongan diuretic kuat-sedang-lemah
e. Membuktikan adanya hubungan cara pemberian dengan efek

B. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mampu :
a. Terampil bekerja dengan hewan percobaan
b. Menghayati secara lebih baik berbagai prinsip farmakologi yang diperoleh
secara teori
c. Menghargai hewan-hewan percobaan karena peranannya dalam
mengungkap fenomena- fenomena kehidupan
d. Menyadari pengaruh faktor- faktor lingkungan terhadap hasil eksperimen
farmakologi dan menginsyafi sampai batas tertentu analoginya dengan
pengaruh faktor- faktor yang sama pada manusia
e. Mampu menerapkan, mengadaptasi dan memodifikasi metode- metode
farmakologi untuk penilaian efek obat
f. Dapat memberikan penilaian terhadap hasil eksperimen dan memberikan
tafsiran mengenai implikasi praktis dari hasil- hasil eksperimen
g. Menyadari kemungkinan yang terbuka bagi dirinya untuk mengembangkan
karir dalam bidang farmakologi dan farmasi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

Diuretik adalah obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam


dan air dari dalam tubuh melalui urine. Jumlah garam, terutama natrium, yang
diserap kembali oleh ginjal akan dikurangi. Natrium tersebut akan ikut membawa
cairan yang ada di dalam darah, sehingga produksi urine bertambah. Akibatnya,
cairan tubuh akan berkurang dan tekanan darah akan turun.
Diuretik umumnya digunakan untuk mengobati penyakit yang
menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh (edema). Selain itu,
diuretik juga efektif dalam mengobati darah tinggi atau hipertensi. Khusus
diuretik jenis karbonat anhidrase, dapat juga mengobati glaukoma dan terkadang
digunakan untuk mengobati penyakit akibat ketinggian (altitude sickness).
Kondisi lain yang juga membutuhkan diuretik adalah diabetes insipidus.

Diuretik terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Thiazide. Diuretik thiazide merupakan obat diuretik yang bekerja dengan


cara mengurangi penyerapan natrium dalam ginjal, sehingga meningkatkan
produksi urine. Selain itu, thiazide dapat melebarkan pembuluh darah
sehingga lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah. Diuretik jenis
thiazide ini merupakan obat yang dianjurkan sebagai lini pertama dalam
mengatasi hipertensi. Contoh obat jenis thiazide antara lain adalah
chlorthalidone, hydrochlorothiazide, dan indapamide.
2. Diuretik loop. Diuretik loop merupakan obat diuretik yang bekerja pada loop
(lengkung) Henle di dalam ginjal. Obat jenis ini bekerja dengan menurunkan
penyerapan kalium, klorida, dan natrium sehingga memaksa ginjal
meningkatkan jumlah urine. Dengan produksi urine yang meningkat,
tekanan darah akan turun serta kelebihan cairan yang menumpuk di dalam
tubuh dan paru-paru akan berkurang. Contoh obat jenis diuretik loop, antara
lain adalah bumetanide.

2
3. Diuretik hemat kalium. Ini merupakan jenis diuretik yang mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan natrium dalam urine tanpa ikut membawa
kalium keluar dari tubuh. Diuretik hemat kaliumtepat digunakan untuk
mencegah hipokalemia. Contoh diuretik golongan ini antara lain adalah
amiloride, eplerenone, spironolactone, dan triamterene.
4. Penghambat karbonat anhidrase. Obat diuretik jenis ini bekerja dengan cara
meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air yang
dikeluarkan dari ginjal. Penghambat karbonat digunakan untuk menurunkan
jumlah cairan di dalam bola mata dan terkadang mengatasi penyakit akibat
ketinggian. Salah satu contoh obat ini adalah acetazolamide.
5. Diuretik osmotik. Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang
disaring keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan
kembali oleh ginjal. Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.

Peringatan:

Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan obat diuretik,
antara lain adalah :
1. Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami permasalahan buang air
kecil atau jika memiliki alergi terhadap obat diuretik.
2. Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi,
menderita penyakit liver, penyakit ginjal, atau gangguan irama jantung.
3. Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya menghindari
penggunaan obat diuretik.
4. Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
5. Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat
golongan sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
6. Penggunaan diuretik bersamaan dengan kemoterapi berbahan dasar
platinum, seperti cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta
antibiotik aminoglikosida dapat memperburuk efek samping gangguan
pendengaran.

Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat diuretik,
antara lain adalah :
1. Pusing atau sakit kepala.

3
2. Sering merasa haus.
3. Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.
4. Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.
5. Gatal-gatal dan ruam pada kulit.
6. Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik loop.
7. Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.
8. Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.
9. Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan spironolactone.

Dosis Obat Diuretik

Rincian dosis obat diuretik jenis thiazide dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jenis Obat Merk Dagang Keperluan


Indapamide Natrilix SR, Aldapres, Pengobatan
Bioprexum plus edema2,5-5 mg satu
kali per
hari.Pengobatan
hipertensi1,25-2,5
mg sekali sehari.
Dapat
dikombinasikan
dengan obat anti
hipertensi lain.
Hydrochlorothiazide Hydrochlorothiazide, Co-
irvell, Blopress plus,
Olmetec plus, Lodoz, Irtan
plus, Coaprovel

Penggolongan Obat Diuretika :

a. Diuretika lengkungan (Furosemida).


b. Derivat thiazida (Hidroklorthiazida).
c. Diuretika.
d. Penghemat Kalium.

4
e. Diuretika Osmosis Perintang-Karbonanhidrase.

Furosemida :

a. Berdaya diuresis kuat.


b. Mula kerja cepat dan bertahan 4 – 6 jam.
c. Bekerja di lengkungan henle bagian menaik.
d. Dosis : 40 – 80 mg.
e. Terutama digunakan untuk mengatasi udema

Hidroklorthiazida

a. Efek diuresis lebih ringan.


b. Bertahan lebih lama 6 – 12 jam.
c. Bekerja di bagian depan tubuli distal.
d. Dosis : 25 mg – 100 mg.
e. Terutama digunakan untuk mengatasi hipertensi.

Nefron dan tempat kerja diuretic

5
Bab III
Metoda Percobaan

A. Prosedur Kerja :

1. Jam ke-0 mencit puasa.


2. Jam ke-18 tiap mencit diberi per-oral 1 ml/20 g NaCl 1,8% disusul dengan
perlakuan kontrol Normal, Furosemid dosis 40 dan HCT 50 mg oral dan ip.
3. Tempatkan dalam kandang metabolisme individual.
4. Perlakuan = 6
5. Kontrol Normal O & ip
a) F40 mg O & ip
b) HCT50 mg O & ip
6. Onset
7. % efek
8. Grafik

Jumlah hewan coba per perlakuan (r)

Rumus Federer : (p-1)(r-1) ≥15

(6-1)(r-1) ≥ 15  5r-5 ≥ 15  r = 4

satu curah percobaan = 4 ekor x 6 = 24 ekor

B. Alat – Bahan
1. Bahan :
a) Larutan NaCl 3,6%
b) Furosemid tablet 40 mg
c) HCT tablet 25 mg
d) Tragakan 0,5%
e) Mencit putih DDY, 20-25 g
2. Alat :
a) Timbangan mencit
b) Alat suntik 1 mL & 2,5 mL
c) Sonde oral mencit
d) Kandang metabolisme individual.

6
e) Alat gelas sesuai kebutuhan

C. Perhitungan
Perla- dosis sediaan untuk
manu- ad
kuan sia m'cit vol obat vol (ekor) Etiket
(mg) (mg) (ml) (mg) (ml)
Induktor 0,5 900 25 NaCl 3,6%
Normal 0,5 500 100 Trag 1/2%
Sediaan induk Fu 40 mg/tabl 40 10 Fu 4 mg/ml
Fu40 40 0,164 0,5 4 12 24,3 Fu 4 mg/12ml
Sediaan induk HCT 25 mg/tabl 25 10 HCT 2.5 mg/ml
H50 50 0,206 0,5 5 12 24,3 HCT 5mg/12ml

Pembebanan (merangsang diuresis): NaCl 1,8% 1ml/20g mencit

 dibuat NaCl 3,6% 0,5 ml/20g mencit

Kontrol : Suspensi tragakan 0,5 %


0,5 ml/20 g BB

Furosemid 40 mg manusia

= Dosis manusia/60kg x Faktor konversi x berat mencit (kg)


= 40 mg/60 kg x 37/3 x 0,020 kg = 0,104 mg

Perhitungan Dosis

40
1. Fu Oral (20gr) : 60 x 12,3 x 0,020 = 0,164 mg
0,164 mg
2. Fu IP : x 12ml = 0,492 mg
4 mg

3. NaCl : 0,5 ml
50
4. Hct Oral (20gr) : 60 x 12,3 x 0,020 = 0,205 mg
0,205 mg
5. Hct IP : x 12ml = 0,492 mg
5 mg

6. NaCl : 0,5 ml
7. N. Oral(20gr) : 0,5 ml/20 gr NaCl : 0,5
8. T : 0,5
0,5 X 21
9. N. IP (19gr) : = 0,525 ml
20

7
0,5 x 19
= 0,47 ml
20

10. NaCl : 0,47 ml


11. T : 0,47 ml

D. Pembuatan Sediaan

Pembuatan sediaan :
a. NaCl 900 mg dilarutkan dalam ades ad 25 ml  etiket.
b. 1 tablet furosemid (40 mg) digerus dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml  vial
 etiket : Furosemid 4 mg/ml.
c. F40 dibuat dengan mengencerkan 1 ml (ad2) dg trag ½% ad 12 ml.
d. 1 tablet HCT 25 mg digerus dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml  vial 
etiket : HCT 2,5 mg/ml.
e. HCT 50 dibuat dengan mengencerkan 2 ml (ad 4) dg trag ½% ad 12 ml.

E. Definisi Operasional

1. Karakteristik Mencit

a) Mudah ditangani.
b) Bersifat penakut, fotofobic.
c) Cenderung berkumpul sesamanya.
d) Kecenderungan untuk bersembunyi.
e) Lebih aktif pada malam hari.
f) Kehadiran manusia akan menghambat mencit.

2. Pemberian oral :
a) Bentuk suspensi, larutan atau emulsi,
b) Dengan pertolongan jarum suntik yang ujungnya tumpul (bentuk
bola/kanulla) = sonde.
c) Sonde ini dimasukan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan
dimasukan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai esofagus.

3. Pemberian secara intraperitoneal (ip)


a) Pindahkan ekor tikus/mencit dari tangan kanan ke jari kelingking tangan
kiri, tarik kulit abdomennya sehingga menjadi tegang.

8
b) Pada saat penyuntikan, posisi kepala mencit lebih rendah dari
abdomennya.
c) Jarum disuntikan dengan membentuk sudut 45o dengan abdomen. Agak
menepi dari garis tengah, untuk menghindari terkenanya kandung kencing.
Jangan pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati.
d) Cek sk : jarum di rongga perut diturunkan : kulit tidak ikut turun.

4. Cara memperlakukan mencit


a) Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan
tangan kanan
b) Biarkan menjangkau kawat kandang dengan kaki depannya
c) Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara telunjuk dan ibu jari.
d) Pindahkan ekornya dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari
kelingking tangan kiri, sehingga mencit cukup erat dipegang

Pemberian obat dapat dimulai  oral  DESINFEKSI ALKOHOL 70%  ip, sk,
im

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Lembar Isian KELOMPOK 1
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA
Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip
Perlakuan : Furosemid (Fu) 40mg, HCT 50mg & Normal
Ketua Kelompok/anggota : Ratu Budi Anjani Khana Nur Hana
Alfithan Nur Aini Rina Widya
Alviah Nur Aini Styani Deka
Annisa Maulidya Vini Ria Gita
Bangun Kartika
Tanggal Percobaan : 11-10-2018

Perla- Berat NaCl


No. mL VUT
A Obat Onset
Mencit kuan (g) jam ke- Rata-
(mL) VCB
Rata
B
Jam Jam (‘) 1 2
(mL)
10.36 11.36
HCT-
I 20 0,5 9.36 0,49 0,99 9.5 14
oral 0,5 1,1
10.4 11.4
HCT-
II 17 0,42 9.4 0,41 0,83 10.19 39
ip 0,3 0,5
10.38 11.38
Fu-
III 18 0,45 9.38 0,44 0,89 9.5 12
oral 0,4 0,9
10.41 11.41
I- Fu- ip 17 0,42 9.41 0,41 0,83 10.03 22
0,9 1,2
10.37 11.37
N-
- 17 0,42 9.37 0,42 0,84 10.03 29 0,15 0,4
oral

10.12 11.42
-I N- ip 17 0,42 9.42 0,42 0,84 10.07 25
0,2 0,3

10
Lembar Isian KELOMPOK 2
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA

Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip

Perlakuan : Furosemid (Fu) 40mg, HCT 50mg & Normal

Ketua Kelompok/anggota : Ananda Herfirian Rizka Amelia

Ariati Agustiana Siti Nur Halimah

Aulia Novita Sari Yulia Sandra

Charles Djumhani

Rani Kusuma Astuti

Tanggal Percobaan : 11-10-2018

No. Perla- Berat NaCl mL VUT Rata-


Obat Onset
mencit kuan (g) A ml jam ke- rata
VCB
B
Jam Jam (‘) 1 2
(mL)
11.16 12.16
HCT-
I 18 0,45 10.16 0,44 0,89 10.32 16
oral 1,5 1,8
11.02 12.02
HCT-
II 18 0,45 10.02 0,44 0,89 10.18 16
ip 0,3 0,3
10.59 11.59
Fu-
III 17 0,42 9.59 0,42 0,84 10.14 15
oral 1,3 1,3
11.03 12.03
I- Fu- ip 17 0,42 10.03 0,42 0,84 10.13 10
1,0 1,0
11.01 12.01
N-
- 17 0,42 10.01 0,42 0,84 10.36 35 0,4 0,9
oral

11.04 12.04
-I N- ip 16 0,40 10.04 0,40 0,80 10.18 14
0,2 0,3

11
Lembar Isian KELOMPOK 3
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA

Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip

Perlakuan : Furosemid (Fu) 40mg, HCT 50mg & Normal

Ketua Kelompok/anggota : Madha Surya Indriyani

Deasy Dwi Kaela Rosfina Tami

Devi Hartati Ramdan Candra

Fathlia Nanda Sari

Gardena Widyatama

Tanggal Percobaan : 11-10-2018

Perla- Berat NaCl Rata-


No. mL VUT
A Obat Onset
mencit kuan (g) jam ke- rata
(mL) VCB
B
Jam Jam (‘) 1 2
(mL)
10.45 11.45
HCT-
I 18 0,45 9.45 0,44 0,89 10.13 28
oral 0,3 0,6
10.49 11.49
HCT-
II 19 0,47 9.49 0,47 0,94 10.07 18
ip 0,4 0,7
10.46 11.46
Fu-
III 18 0,45 9.46 0,44 0,89 10.08 22
oral 0,7 1,2
10.5 11.5
I- Fu- ip 16 0,40 9.5 0,39 0,79 10.01 11
0,4 0,4
10.47 11.47
N-
- 16 0,40 9.47 0,40 0,80 10.34 47 0,2 0,6
oral

10.48 11.48
-I N- ip 17 0,42 9.48 0,42 0,84 - -
- -

12
Lembar Isian KELOMPOK 4
Laoratorium Farmakologi AKFAR IKIFA

Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip

Perlakuan : Furosemid (Fu) 40mg, HCT 50mg & Normal

Ketua Kelompok/anggota : Irna Marliyana Nikita Suci

Hairunnisa Natlia Putri Ainunnisya

Indah Setyawati

Ira Aulia

Lutfiana Rizki

Tanggal Percobaan : 11-10-2018

Perla- Berat NaCl Rata-


No. mL VUT
A Obat Onset
mencit kuan (g) jam ke- rata
(mL) VCB
B
Jam Jam (‘) 1 2
(mL)
10.52 11.52
HCT-
I 16 0,40 9.52 0,39 0,79 10.21 29
oral 0,7 0,7
10.55 11.55
HCT-
II 17 0,42 9.55 0,41 0,83 10.35 40
ip 0,1 0,4
10.51 11.51
Fu-
III 16 0,40 9.51 0,39 0,79 10.02 11
oral 0,8 1
10.55 11.55
I- Fu- ip 19 0,47 9.55 0,46 0,93 10.09 14
1 1,5
10.53 11.53
N-
- 17 0,42 9.53 0,42 0,84 10.34 41 0,4 0,5
oral

10.54 11.54
-I N- ip 17 0,42 9.54 0,42 0,84 - -
- -

13
14
Perlakuan onset %

HCT- oral 21,75 1,05%

HCT - ip 28,25 0,5%

30

25

20

15 onset
%
10

0
HCT - oral HCT - ip

15
Chart Title
90%
80%
70%
60%
% JAM %JAM

Axis Title
Perlakuan 50%
1 2 40%
HCT- oral 84,3% 33,7% 30%
HCT - ip 32% 25,28% 20%
10%
0%
HCT - oral HCT - ip
% JAM 1 84% 32%
%JAM 2 34% 25%

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
a. Ya, HCT terbukti mempunyai efek diuretik karena dari data hasil seluruh
kelompok HCT dapat meningkatkan sekresi urin pada hewan coba.
b. Onset : H50 oral > H50 ip
(21,75’) (28,25’)

%
Perlakuan onset
onset
1,05
HCT- oral
21,75 %
HCT – ip 28,25 0,5 %

c. Efek : H50 ip berefek lemah (50%) ; H50 oral berefek kuat (105%)
Diuretik lemah : H50 ip
Diuretik kuat : H50 oral
c. Terdapat hubungan antara cara pemberian dengan efek obat , karena
pemberian melalui oral lebih cepat memberi efek diuretik dibandingkan
dengan pemberian secara intraperitoneal.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebaiknya pada saat melakukan
praktikum, mencit yang digunakan harus dalam keadaan sehat dan dengan
berat badan sesuai dengan ketentuan agar data mencit yang di uji seragam.

17
Daftar Pustaka

1. Tjay, T.H., Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, ed 5, PT Elex Media


Komputindo, Jakarta. (OOP)

2. Ganiswara, G.S., dkk, 2007, Farmakologi & Terapi, ed 5, Bagian Farmakologi


Kedokteran UI, Jakarta. (FT)

3. Martindale ed 28,796-797

4. Hanafiah, Kemas Ali. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta. 2005.

5. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 1993,


Kelompok kerja ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medica. (PF)

18

Anda mungkin juga menyukai